Ruang Rawat Infeksi Motivasi 1. Pengertian Motivasi

31 31

2.2.7. Ruang Rawat

2.2.7.1. Definisi Sentral kegiatan pokok dalam proses penyembuhan pasien, dan secara manajerial kepala ruang rawat bangsal sangat menentukan keberhasilan dalam memberikan pelayanan keperawatan bagi pasien Arwani, 2006. Ruang perawatan merupakan fasilitas integral dalam gedung di suatu rumah sakit tempat dilaksanakannya kegiatan, termasuk perawatan Arwani, 2006. 2.2.7.2. Tujuan pasien ditempatkan di ruang rawat Tujuan pasien diletakkan dalam ruang rawat adalah sebagai berikut : Arwani, 2006. 1. Memberikan perawatan pada pasien secara menyeluruh dengan cinta kasih dan penuh pengabdian. 2. Mendampingi pasien serta keluarganya dan bantuan rohani sesuai kebutuhan. 3. Menumbuhkan dan memupuk rasa percaya dan aman kepada pasien serta keluarganya dalam menghayati pengalaman sakit. 4. Memberikan pelayanan pada penderita dengan memperhatikan prinsip perawatan. 5. Membantu pasienkeluarga mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian. 6. Tersedianya sarana latihan untuk pengembangan para tenaga kesehatan.

2.2.8. Infeksi

2.2.8.1. Definisi infeksi Infeksi adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman bakteri ke dalam tubuh Tietjen, 2004. Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 32 32 2.2.8.2. Tujuan pengendalian infeksi Suatu keharusan untuk melindungi pasien dari kejangkitan infeksi dalam bentuk upaya pencegahan, survelens dan pengobatan Depkes RI, 1999. 2.2.8.3. Mencegah infeksi Cara paling mudah untuk mencegah penyebaran infeksi adalah membunuh mikroorganisme ketika mereka ada di tangan, alat dan perabot, seperti, tempat tidur pasien. Cara efektif untuk membunuh mikroorganisme meliputi : 1. Antisepsis, membunuh atau menghentikan pertumbuhan mikroorganisme. 2. Dekontaminasi, membuat objek lebih aman untuk dipegang sebelum pembersihan. 3. Pembersihan, menghilangkan kotoran dan mikroorganisme dari kulit dan objek, dengan menggunakan sabun dan air. 4. Desinfeksi kadar tinggi, membunuh kebanyakan mikroorganisme kuman pada objek. 5. Sterilisasi, membunuh semua mikroorganisme pada objek, misalnya peralatan bedah. Metode tambahan untuk mencegah infeksi meliputi pakaian pelindung, dan pembuatan yang aman limbah tubuh dan benda-benda terinfeksi misalnya balutan. Untuk mencegah penyebaran infeksi di rumah sakit, perawat dan pemberi perawatan kesehatan yang lain mengikuti praktik medis dan asepsis bedah. Teknik bersih asepsis medis mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada dan mencegahnya masuk ke tubuh pasien. Teknik pembedahan asepsis bedah mencakup mempertahankan objek dan area yang bebas mikroorganisme untuk meyakinkan bahwa prosedur pembedahan steril. Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 33 33 2.2.8.4. Pencegahan penyebaran infeksi Pencegahan penyebaran infeksi memerlukan penghilangan satu atau lebih keadaan yang memungkinkan penyebaran infeksi dari pejamu atau waduk ke pejamu rentan berikutnya dengan cara : 1. Menghambat atau membunuh agen umpamanya memakai bahan antiseptik pada kulit sebelum pembedahan. 2. Menghambat berbagai cara agen untuk pindah dari orang yang terinfeksi kepada orang yang rentan umpamanya cuci tangan atau menggunakan antiseptik gosok tangan mengandung alkohol untuk melenyapkan bakteria atau virus yang diperoleh sewaktu menyentuh pasien yang terinfeksi atau permukaan yang kotor. 3. Memastikan bahwa orang-orang, khususnya petugas pelayanan kesehatan, kebal dan telah divaksinasi. 4. Menyediakan alat pencegah yang tepat untuk mencegah kontak dengan agen infeksius umpamanya sarung tangan yang kuat untuk staf rumah tangga dan buang sampah bagi petugas kesehatan Tietjen, 2004. 2.2.8.5. Kegiatan pencegahan infeksi Prinsip utama pencegahan infeksi pada pelayanan kesehatan adalah menjaga higiene individu, higiene ruangan dan sterilisasi instrumen. Kegiatan pencegahan infeksi yang dilakukan pada pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 34 34

1. Mencuci Tangan

Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau pelindung lain untuk menghilangkan mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan dengan air yang mengalir dan sabun atau deterjen. Cuci tangan tidak dapat digantikan dengan memakai sarung tangan. Tiga cara cuci tangan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yaitu : 1. Cuci tangan hygienic atau rutin, mengurangi kotoran dan flora yang ada di tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen. 2. Cuci tangan aseptik, sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik. 3. Cuci tangan bedah surgical hand scrub, sebelum melakukan tindakan bedah cara aseptik dengan antiseptik dan sikat steril. Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang diperkirakan mungkin akan terjadi perpindahan kuman melalui tangan, yaitu sebelum melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan secara bersih dan setelah melakukan tindakan yang memungkinkan terjadi pencemaran, seperti : 1. Sebelum melakukan tindakan, misalnya memulai pekerjaan, saat akan memeriksa kontak langsung dengan pasien, saat akan memakai sarung tangan steril atau sarung tangan yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi DTT untuk melakukan Decy Erni Nasution : Pengaruh Motivasi Perawat Terhadap Tindakan Perawatan Pada Pasien Pasca Bedah Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Kota Medan Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008