1.2. Identifikasi Masalah
Deteksi dini lesi displasia pra-kanker sangat penting dalam usaha pencegahan terhadap karsinoma lambung. Namun tindakan ini sulit,
karena umumnya gejala klinis yang ditimbulkan tidak spesifik, kadang- kadang samar-samar sehingga sering terabaikan oleh klinisi. Pasien sering
datang berobat dalam keadaan sudah stadium lanjut. Cara untuk menemukannya adalah dengan pemeriksaan endoskopi serta melakukan
biopsi jaringan terhadap lesi yang dicurigai dan dilanjutkan dengan pengevaluasian histopatologi terhadap jaringan biopsi tersebut.
COX -2
yang merupakan salah satu enzim yang terlibat dalam proses awal karsinogenesis tidak kalah penting untuk dievaluasi tampilannya pada
histopatologi jaringan biopsi lambung. Selain untuk menegakkan diagnosa, tindakan ini juga dapat memberikan informasi mengenai prognosa serta
untuk mem follow-up
hasil pengobatan.
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui peranan tampilan imunohistokimia COX
-2 pada gastritis atrofi, metaplasia intestinal, displasia dan karsinoma lambung.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mengetahui tampilan imunohistokimia COX
-2 pada displasia ringan- berat dan karsinoma lambung.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
1.4. Hipotesa
Hipotesa penelitian adalah : 1. Ada perbedaan luas tampilan hasil pulasan imunohistokimia
COX -2
pada sel epitel foveolar permukaan dengan meningkatnya derajat progresif lesi pada lambung.
2. Ada perbedaan luas tampilan hasil pulasan imunohistokimia COX
-2 pada sel epitel kelenjar lambung dengan meningkatnya derajat
progresif lesi pada lambung.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Pemeriksaan imunohistokimia COX
-2 dapat digunakan sebagai acuan pola penanganan displasia untuk mencegah terjadinya karsinoma.
2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lambung Normal 2.1.1. Anatomi Dan Histologi Lambung
Anatomi, lambung terbagi atas daerah kardia, fundus, korpus,
antrum-pilorik dan pilorus. Bagian proksimal lambung yang berbatasan dengan esofagus disebut kardia, dan bagian distal yang beruhungan
dengan duodenum disebut pilorik. Bagian antrum-pilorik merupakan daerah rawan terhadap infeksi
H.pylori , gastritis atrofi, tukak peptik dan karsinoma.
Lengkungan kecil pada lambung dikenal sebagai kurvatura minor, daerah ini sering dilalui oleh makanan dan minuman, adalah daerah yang rawan
untuk terjadinya ulkus. Sedangkan lengkungan besar kurvatura mayor, tempat melekatnya omentum. Pada daerah kurvatura minor maupun mayor
banyak dijumpai kelenjar getah bening, ini penting terutama dalam penanganan keganasan pada lambung dalam menentukan stadium tumor.
Dinding lambung terdiri dari lapisan mukosa, sub-mukosa, muskularis propia, lapisan sub-serosa dan serosa. Identifikasi lapisan-lapisan ini pada
sediaan reseksi lambung penting dalam menentukan kelainan patologik pada lambung, seperti dalam menentukan dalamnya tukak lambung
maupun invasif sel-sel ganas pada keganasan lambung.
1-3,6,9,22,27,28
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.