BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU di Medan dan kerjasama dengan Laboratorium Sandia
di Rumah Sakit Santosa Bandung.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai Januari 2006 hingga Oktober 2007 yang meliputi studi kepustakaan, pengumpulan data, pengumpulan sampel,
penelitian serta penulisan.
3.2. Metode Rancangan
Rancangan penelitian ini adalah rancangan observasional dengan pendekatan
cross sectional .
46
Dalam penelitian ini tidak memberikan perlakuan terhadap variabel, namun hanya melihat hasil pulasan
imunohistokimia COX-2. Pengukuran variabelnya dilakukan hanya satu kali dan pada satu saat.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
3.3. Kerangka Operasional
Rancangan penelitian yang digunakan dapat digambarkan seperti gambar berikut ini:
Blok parafin Lab.PA
FK-USU prak.swasta Kriteria inklusi
Lemah Sedang
Kuat
Karsinoma
Gastritis Lesi pre-kanker
Lemah Lemah
Sedang Sedang
Kuat
Imunohistokimia Cox-2
Gastritis G..atrofi
Metaplasia Intestinal Displasia
Karsinoma lambung
Kuat
Gambar 3.1. Kerangka Operacional
3.4. Populasi, Sampel Dan Besar Sampel Penelitian 3.4.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah sediaan blok parafin yang berasal dari biopsi lambung yang didiagnosa sebagai gastritis, gastritis atrofi,
metaplasia intestinal, displasia dan karsinoma lambung pada Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran USU di Medan.
3.4.2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sediaan blok parafin dari biopsi lambung yang sesuai dengan kriteria inklusi dan sesuai besar sampel
penelitian.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
3.4.3. Besar Sampel Penelitian
Perkiraan besarnya sampel penelitian berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus
47
:
n = Za
2
.p1-p d
2
Keterangan : • n = jumlah populasi
• Za = tingkat kepercayaan 95 å Z-score = 1,96 • p = proporsi seluruh lesi, bila tidak ada dianggap 50 atau 0,5
• d = ketepatan 1,5
Hasil perhitungan : n
= 1,96
2
x 0,5 x 0,5 1,5
2
= 42,6 Maka jumlah sampel ditetapkan sebesar 43 sediaan blok parafin.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
3.5. Kriteria Inklusi Dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria Inklusi
• Yang termasuk kriteria inklusi adalah semua sediaan blok parafin jaringan biopsi lambung dengan pulasan Hematoksilin-Eosin
didiagnosa sebagai gastritis, gastritis atrofi, metaplasia intestinal, displasia ringan dan berat serta karsinoma lambung.
3.5.2. Kriteria Eksklusi
Yang termasuk kriteria eksklusi adalah : • Sediaan blok parafin jaringan biopsi lambung yang bukan
didiagnosa sebagai gastritis, gastritis atrofi, metaplasia intestinal, displasia ringan dan berat serta karsinoma lambung dengan
pulasan Hematoksilin-Eosin. • Sediaan parafin blok yang rusak dan tidak dapat diproses lebih
lanjut dengan pulasan imunohistokimia COX
-2
3.6. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 3.6.1. Variabel Penelitian
Variabel yang menjadi perhatian di dalam penelitian ini yaitu : • Variabel bebas adalah
COX -2
• Variabel terikat adalah lesi pada lambung
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
3.6.2. Definisi Operasional Variabel
• COX
-2 adalah suatu enzim Cyclooxygenase
isoform yang diinduksi untuk mengubah asam arakidonat menjadi prostanoid. COX-2
berperanan mensintesa Prostaglandin E2 PgE2, merangsang Bcl
- 2 dan dapat menghambat apoptosis serta menyokong IL-6 dalam
mensintesa Haptoglobin. • Hasil pulasan imunohistokimia
COX-2 adalah tampilan pulasan
warna coklat pada sitoplasma sel epitel yang dinyatakan: • Negatif, bila tidak berhasil menampilkan warna coklat, dimana
pada saat proses yang sama kontrol + menampilkan warna coklat dengan pewarnaan kromogen
DAB .
• Positif, bila terlihat tampilan pulasan warna coklat pada sitoplasma sel dengan menggunakan mikroskop cahaya
pembesaran 400x pada 5 lokasi lapangan pandang dan pada saat yang sama kontrol + juga menampilkan warna yang sama.
Perhitungan luas hasil pulasan imunohistokimia COX-2 adalah sebagai berikut :
• Skor 0 : negatif • Skor 1 tampilan lemah : 10 sel yang terpulas fokal
• Skor 2 tampilan sedang : 10-49 sel epitel yang terpulas fokal
• Skor 3 tampilan kuat : ≥50 sel epitel yang terpulas difus.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
• Sel epitel yang dinilai terbagi atas 2 jenis yaitu sel epitel foveolar permukaan dan sel epitel kelenjar.
• Sel epitel foveolar permukaan adalah sel epitel mukus yang melapisi permukaan dan foveolar lambung, sedangkan sel epitel
kelenjar adalah sel yang melapisi kelenjar yang terletak di bawah dari yang kami sebutkan di atas.
• Yang dimaksud dengan variabel lesi jinak lambung yaitu gastritis kronik. Gastritis kronik adalah peradangan kronik pada lapisan
mukosa lambung yang ditandai dengan adanya sebukan sel radang pada lapisan mukosa lambung, kadang dapat dijumpai kelompokan
kecil limfoid di dekat muskularis mukosa, namun pada lamina propria tidak ditemukan.
1,23,31
• Yang dimaksud dengan variabel lesi pre-kanker lambung adalah gastritis atrofi, metaplasia intestinal dan displasia.
• Gastritis atrofi
adalah penipisan mukosa lambung disertai hilangnya kelenjar karena jejas mukosa yang berulang dan kronis.
• Metaplasia intestinal
adalah perubahan morfologi maupun histokimia sel kolumner penghasil mukus pada lambung menjadi
sel goblet dan sel absorpsi seperti yang dijumpai pada usus.
1,23
• Displasia
adalah perubahan neoplastik pada sel epitel lambung, berupa peningkatan proliferasi, ukuran, konfigurasi serta orientasi
sel yang masih terbatas pada epitel. Dalam penelitian ini, displasia
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
dikelompokan dengan menggunakan sistem 2 tingkatan yaitu displasia ringan
low grade
dan displasia berat high grade
. •
Displasia ringan adalah perubahan sel yang hanya terjadi pada
superfisial, lumen kelenjar bentuk tubulus sederhana tanpa percabangan kompleks. Letak inti terbatas pada ½ basal sel
aktifitas mitosis hanya sedikit.
• Displasia berat
adalah perubahan bentuk kelenjar dengan lumen bentuk tubuler yang ireguler, kadang berbetuk
cribriform maupun bercabang. Inti ½ basal sel, aktifitas mitosis banyak
dijumpai. Displasia berat ini beresiko menjadi karsinoma lambung tipe intestinal.
Lesi-lesi pre-kanker ini sering dijumpai secara bersamaan. Bila ditemukan beberapa lesi pre-kanker secara bersamaan, maka
diagnosa dikelompokkan ke dalam variabel yang merupakan tingkatan lesi yang lebih berat. Pada penelitian ini bila dijumpai gastritis atrofi
bersamaan dengan metaplasia, maka kami kelompokan ke dalam variabel metaplasia inteatinal. Demikian juga displasia yang
ditemukan pada sel epitel kelenjar yang mengalami atrofi serta pada metaplasia intestinal, maka lesi tersebut dikelompokan ke dalam
variabel displasia. Dan pada penelitian ini, untuk variabel lesi pre- kanker akan lebih difokuskan pada lesi displasia lambung.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
• Variabel lesi kanker lambung yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup kelainan keganasan lambung berupa karsinoma lambung
tipe intestinal, karsinoma in-situ serta karsinoma dini lambung KDL. • Karsinoma lambung tipe intestinal adalah tumor ganas epitel
mukosa lambung dengan diferensiasi kelenjar.
4
• Karsinoma dini lambung early gastric cancer
adalah tumor ganas epitel yang masih terbatas pada mukosa dan sub-mukosa lambung,
tidak menginvasif dinding otot, tanpa memperhatikan ada atau tidaknya metastase pada kelenjar getah bening di sekitar lambung.
• Karsinoma in-situ adalah sel-sel tumor ganas masih terbatas pada epitel, belum menginvasif melewati lapisan basal membran dan
belum mengadakan metastasis
2,4,5,15
3.7. Prosedur Penelitian 3.7.1. Pembuatan Sediaan Mikroskopis
Sediaan mikroskopis dibuat dengan cara sebagai berikut : 1. Blok paraffin yang telah dikumpulkan, disimpan dalam
freezer sampai
cukup dingin, selanjutnya dipotong tipis dengan menggunakan mikrotom dengan tebal 4 m. Setiap blok parafin, dipotong ulang 1
kali untuk pulasan imunohistokimia COX-2.
2. Sampel blok parafin yang sudah dipotong tipis 4 m, selanjutnya ditempelkan pada objek gelas.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
Pada pulasan imunohistokimia COX-2
digunakan kaca objek yang telah di- coating
agar jaringan dapat menempel pada kaca objek selama proses pulasan imunohistokimia.
Proses pembuatan coating
kaca objek gelas adalah sebagai berikut: 1. Kaca objek direndam seluruhnya dalam Aseton selama 10 menit
2. Masukkan dalam larutan APES
3- aminopropyltriethoxysilene, cat
no.A 3548 sigma
5 mL + aseton 195 mL selama 10 menit 3. Kaca objek selanjutnya dicuci dengan akuades
4. Keringkan dalam inkubator bersuhu 37 C selama semalam
5. Kaca objek siap digunakan
Cara menempelkan potongan tipis pada kaca objek adalah menggunakan ujung pisau atau pinset yang runcing, potongan-potongan tipis dipisahkan
dan diratakan dengan memasukkan potongan tersebut dalam air hangat, setelah mengembang pindahkan ke objek gelas. Selanjutnya, kaca objek
yang mengandung potongan jaringan diletakkan di atas alat pemanas hot
plate atau dimasukkan dalam air panas
floating bath dengan temperatur
50-60 C. Setelah parafin melunak karena panas, potongan jaringan
diletakkan dalam kaca objek kembali dan dikeringkan dengan cara menyandarkan pada alat pemanas. Setelah kering, potongan jaringan siap
untuk dipulas.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
3.7.2. Prosedur Pulasan Imunohistokimia COX-2
1. Siapkan preparat berupa potongan tipis jaringan 4µm yang sudah ditempelkan pada objek gelas yang telah di
coating 2. Preparat yang siap dipulas dimasukkan dalam inkubator 1 malam, suhu
38 C
3. Deparafinisasi dengan mencelupkan preparat kedalam cairan xylol
sebanyak 3 kali, masing-masing selama 5 menit 4. Rehidrasi dengan cara mencelupkan secara berurutan dalam Etanol
98 sebanyak 3 kali, masing-masing selama 5 menit, Alkohol 90, 80 dan 70, masing-masing selama 5 menit.
5. Bilas dengan air mengalir selama 5 menit 6. Masukkan kedalam H
2
O
2
0,3 dalam Metanol dingin selama 15 menit 7. Bilas dengan akuades selama 5 menit
8. Masukkan kedalam larutan Bufer Sitrat yang telah dipanaskan sebelumnya dalam
microwave selama 5’ - 2 x 5’
9. Dinginkan selama 20 menit dalam suhu ruangan
10. Bilas dengan akuades selama 5 menit dan keringkan air di sekitar potongan jaringan
11. Tandai disekeliling potongan jaringan yang ingin dipulas dengan Pap
pen 12. Bilas dalam larutan
PBS selama 5 menit
13. Bersihkan dari sisa cairan pencuci 14. Teteskan
blocking serum pada sediaan yang telah ditandai dengan
Pap pen selama 5 menit
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
15. Bilas dalam larutan PBS
selama 5 menit 16. Bersihkan dari sisa cairan pencuci
17. Teteskan antibodi primer anti COX-2
dengan pengenceran 1:50, inkubasi dalam tempat tertutup dengan suhu ruangan selama 60
menit 18. Bilas
dalam larutan
PBS sebanyak dua kali, masing-masing selama 5
menit 19. Bersihkan dari sisa cairan pencuci
20. Teteskan dengan antibodi sekunder, Biotinylated Universal
, inkubasi dalam tempat tertutup dengan suhu ruangan selama 10 menit
21. Bilas dalam
larutan PBS
sebanyak dua kali, masing-masing selama 5 menit
22. Bersihkan dari sisa cairan pencuci 23. Teteskan dengan
steptavidin-peroxidase conjugate , inkubasi dalam
tempat tertutup pada suhu ruangan selama 10 menit 24. Bilas
dalam larutan
PBS sebanyak dua kali, masing-masing selama 5
menit 25. Bersihkan dari sisa cairan pencuci
26. Teteskan larutan kromogen DAB
selama 5-10 menit 27. Bilas dengan air mengalir selama 5 menit
28. Counterstain
dengan hematoksilin Mayer selama 2 menit 29. Bilas dengan air mengalir
30. Dehidrasi dengan cara : celupkan secara berurutan pada cairan alkohol 70, 80, 90 dan etanol 98 masing-masing 20 celup
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
31. Masukkan dalam cairan xylol
selama 3 menit 32. Teteskan entelan dan tutup dengan kaca penutup
3.8. Alat Dan Bahan Penelitian 3.8.1
. Alat-alat Penelitian
Alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini adalah: mikrotom, waterbath
, hot plate
, freezer,
inkubator, staining jar
, rak objek glass, rak imkubasi, pensil
Diamond , pipet mikro, timbangan bahan kimia, kertas
saring, pengukur waktu, gelas Erlenmenyer
, gelas beker, tabung sentrifuge 15 ml,
microwave ,
Spin master ,
thermolyte stirrer ,
gelas objek, kaca penutup
, Entelan dan mikroskop cahaya.
3.8.2. Bahan Penelitian
• Blok parafin yang telah didiagnosa dengan pulasan Hematoksilin Eosin sebagai gastritis kronik, gastritis atrofi, metaplasma intestinal, displasia
serta karsinoma lambung. • Pulasan imunohistokimia menggunakan metode
Labelled Streptavidin Biotin
Immunoperoxidase Complex ,
menggunakan Novostain Universal Detection Kit NCL-RTU-D
Novocastra , Inggris. Antibodi primer yang
digunakan adalah Lyophilisised monoclonal antibody
NCL-COX2, clone 4H12
Novocastra, Inggris ,
dengan pengenceran 1: 50.
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
Novostain Universal Detection Kit NCL-RTU-D
terdiri dari: 1. 1 botol
blocking serum
2. 1 botol Biotinylated universal secondary antibody
3. 1 botol Streptavidin-peroxidase conjugate
Larutan kromogen DAB
yang digunakan adalah Liquid DAB substrate kit
NCL-L-DAB Novocastra, Inggris: 3, 3’-
diaminobenzidine. Larutan
PBS phosphate buffered saline
pH 7,2 ; terdiri dari : • Na
2
HPO
4
1, 92 g • Na2H
2
PO4h
2
O 1, 92 g
• NaCl 5,
90 g
• Dalam akuades 1,0 L
Larutan Bufer Sitrat sodium citrate buffer
pH 6,0 terdiri dari : • 1,92 g
Citric acid dalam akuades 1 L
• 0,5 mL Tween
20 •
Counterstain dengan menggunakan Hematoksilin Mayer.
3.9. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah hasil pulasan imunohistokimia
COX-2 terhadap sampel sediaan jaringan biopsi lambung.
Untuk penilaian terhadap pulasan imunohistokimia COX-2
adalah sebagai berikut :
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
• Kontrol positif : karsinoma payudara yang telah diketahui positif terhadap COX-2
. • Kontrol negatif : karsinoma lambung dengan
antibody primer yang
digantikan dengan serum normal. • Positif : warna coklat yang tertampil pada sitoplasma sel
Menurut Saukkonen dkk. perhitungan luas hasil pulasan imunohistokimia COX-2
adalah sebagai berikut
43
: • Skor O : negatif
• Skor 1 : 10 sel yang terpulas fokal • Skor 2: 10-49 sel yang terpulas fokal
• Skor 3: ≥50 sel yang terpulas difus Sel-sel tumor dengan skor 0 dinilai sebagai tampilan negatif, skor 1 dinilai
sebagai tampilan lemah, skor 2 dinilai sebagai tampilan sedang dan skor 3 dinilai sebagai tampilan kuat.
Tabel 3.1. Luas tampilan imunohistokimia COX-2 pada lesi gastritis, pre-kanker dan kanker pada lambung
Lesi Pre-kanker
Jinak
Displasia
Skor
Gastritis GA MI
Ringan Berat Karsi-
noma Jumlah
1+ 2+
Imunohi stokimia
COX-2 3+
Jumlah
Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.
Keterangan : Tampilan
COX -2
• 0 = Negatif • 1 = Lemah 10 sel yang positif
• 2 = Sedang 10-49 sel yang positif • 3 = Kuat ≥50 sel yang positif
3.10. Teknik Analisis Data