Helicobacter pylori Dan Gastritis Kronik

I nfection Childhood Colonization Acute gastritis Chronic Active Gastritis Multifocal Atrophic Gastritis Antral Predominant Gastritis Duodenal Metaplasia Duodenal Ulcer Duodenitis Acid MALT Gastric ulcer Gastric cancer H.Pylori infection Gambar 2.5. Natural course of Helicobacter pylori Infection. 21 Gastritis merupakan peradangan kronik mukosa lambung yang menyebabkan mukosa menjadi atrofi dan metaplasia epitel. Pada belahan dunia yang berbeda, penyebabnya juga berbeda dengan gambaran beragam kelainan histologi yang ditimbulkan. Di negara Barat, prevalensi histologi berupa gastritis kronik sebagian besar 50 dijumpai pada umur yang lebih lanjut. Sampai saat ini, etiologi utama pada infeksi kronis adalah disebabkan oleh Helicobacter pylori . 2

2.4.1. Helicobacter pylori Dan Gastritis Kronik

Insiden dan riwayat alami gastritis kronik telah jelas diuraikan secara sistemik sejak penggunaan endoskopik biopsi lambung. Gastritis yang dihubungkan dengan H.pylori pertama kali dikemukakan oleh Barry Marshall. Gastritis ini dikenal sebagai gastritis antral difus, gastritis Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008. superfisial dan gastritis tipe B sedangkan tipe A adalah gastritis autoimun. Insiden gastritis yang dihubungkan dengan H.pylori pada anak sekitar 47, 80 pada usia remaja dan 95 dijumpai pada orang dewasa. 24 Pada keadaan normal, lambung yang tidak terinfeksi hanya mengandung sangat sedikit sel-sel imun maupun radang. Kolonisasi H.pylori akan menimbulkan respons peradangan gastritis akut, ditandai sebukan sel-sel radang limfosit polimorfonukleus PMN. Infeksi Helicobacter pylori menyebabkan gejala khas sindroma gastritis akut hipoklorhidria yang bersifat sementara, pasien akan sembuh setelah beberapa minggu. Bila respons awal ini gagal menghilangkan infeksi, maka akan terjadi penimbunan sel- sel radang neutrofil, sel T, sel B dan makrofag pada mukosa lambung. Jika radang hanya terbatas pada foveola dan tidak menimbulkan atrofi, ini disebut gastritis superfisial kronik. Beberapa minggu kemudian, sebukan sel radang dan imun sampai ke stroma, bila semakin hebat dapat menimbulkan gastritis kronik aktif. 1,8,21,22 Perubahan Degenerasi Sel Epitel Permukaan Pada degenerasi sel epitel permukaan dijumpai penipisan lapisan musin dan sel-sel terlepas eksfoliate, yang merupakan gambaran khas gastritis kronik yang dihubungkan dengan Helicobacter pylori aktif. Terdapat hubungan perbandingan H.pylori yang melekat erat terhadap plasma membran. Ini mendukung efek langsung dari bahan toksik yang dihasilkan bakteri pada sel epitel. Strain tertentu dari Helicobacter pylori Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008. menghasilkan vakuola sitotoksin secara in vitro . Amonia yang dihasilkan melalui aktifitas urease enzim yang dihasilkan bakteri juga merupakan bahan toksik terhadap sel. Mono-N-chloramine yang terbentuk karena interaksi amonia dengan hypochlorous acid dihasilkan oleh neutrofil yang teraktifasi. Phospholipases yang dihasilkan oleh H.pylori dapat merusak epitel permukaan. Phospholipases A 2 dan C mengganggu phospholipid bilayer normal membran sel epitel dan mempengaruhi integritas seluler. Di samping itu, H.pylori juga membebaskan arachidonic acid , yang selanjutnya diubah menjadi leucotrienes dan eicosanoids , yang akan meningkatkan permeabilitas membran dengan melepaskan mukus dan menimbulkan efek peradangan; serta mengurangi lapisan mukus. Mukus yang terinfeksi H.pylori kurang hidrofobik dibandingkan mukus normal, kemungkinan sebagian diperantarai oleh phospholipases . H.pylori mensintesa faktor aktifasi platelet secara langsung atau menyebabkan pelepasan sel mast untuk mengaktifkan platelet dan thrombosis, oklusi mikrosirkulasi dan hilangnya intergritas epitel karena iskemik. Endotoksin yang dihasilkan H.pylori menyebabkan kerusakan endotel kapiler. 1,2,23,31 Aktifitas Neutrofil Sebukan neutrofil polimorfik merupakan gambaran khas gastritis kronik yang dihubungkan dengan H.pylori dan jika terdapat gastritis ini menandakan suatu keadaan yang aktif. Sel radang PMN bisa dijumpai pada lamina propria, epitel foveola maupun permukaan mukosa. Sebukan Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008. terdapat di sekitar isthmus pit, pada kasus berat sebukan sel radang di dalam lumen akan membentuk “ abses pit ”. Keadaan ini tidak dijumpai pada metaplasia intestinal maupun gastritis atrofi, karena H.pylori akan tereliminasi dengan sendirinya. Sel radang PMN akan menghilang setelah diobati. Sebukan sel neutrofil PMN pada mukosa merupakan respons imun mukosa terhadap antigen H.pylori , karena perlekatan molekul pada endotel pembuluh darah. Kemotaksis PMN ditimbulkan oleh aktifasi komplemen sebagai hasil antibodi spesifik, Leukotrin dan Interleukin IL-8. Sebukan sel radang PMN pada fase infeksi akut merupakan mekanisme non-imun yang penting contoh: aktifasi komplemen melalui jalur alternatif dan pelepasan kemotaksis bakteri secara langsung. 1,23,31 Peradangan kronik Dalam keadaan normal, daerah antral mukosa lambung tidak terdapat sel radang kronik. Pada mukosa antrum, kadang bisa terdapat kelompokan kecil limfoid di dekat muskularis mukosa, namun tidak pada lamina propia superfisial. Sebukan sel-sel radang kronik limfosit, sel plasma dan sedikit sel eosinofil merupakan gambaran khas pada gastritis kronik kecuali gastritis stadium akhir yang disertai atrofi kelenjar dan metaplasia intestinal dimana sebukan sel radang minimal sebagai respons imun mukosa terhadap infeksi H.pylori. 1,23,31 Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008. Densitas sebukan sel radang kronik ini berhubungan dengan luas dan tingkat kolonisasi H.pylori yang paling banyak di antrum. Adanya folikel limfoid pada mukosa sangat erat hubungannya dengan gastritis H.pylori . Folikel limfoid lebih menonjol pada anak-anak. H.pylori menghasilkan antigen penting yaitu enzim urease, endotoksin LPS, heat-shock protein 62K, protein sitotoksin 87K dan 128K. Pada awalnya, antigen ini diterima oleh monosit di lamina propria, sehingga dihasilkan TNF , IL-1 dan 6. TNF menimbulkan perlekatan leukosit dengan sel endotel dan menarik leukosit ke daerah infeksi. Setelah diproses, reaksi langsung dari antigen, IL-1 dan 6 akan merangsang sel T-helper CD4 + sehingga dihasilkan beberapa sitokin, seperti IL-4,5,6,8 serta IFN Interferon . IL-8 berperan penting untuk kemotaksis PMN dihasilkan oleh limfosit yang disuplai oleh epitel sebagai respons terhadap infeksi H.pylori , IL-8 ini dapat ditingkatkan oleh sitokin lainnya. 1,23,31 IL-6 merangsang diferensiasi sel B menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi spesifik. IL juga merangsang tampilan HLA-DR kelas II pada sel epitel lambung yang kemudian menjadi APC. Kecendrungan sel radang PMN berkumpul mengelilingi bagian proliferatif isthmus pit menimbulkan kerusakan yang letal terhadap stem sel sehingga menimbulkan atrofi. 23,31 Betty : Tampilan Imunohistokimia COX-2 pada Lesi Gastritis, Pre-Kanker dan Kanker Lambung. USU e-Repository © 2008.

2.4.2. Gastritis Atrofi