BAB III PENELITIAN SENDIRI
3.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Ginjal memiliki peranan penting dalam mempertahankan keseimbangan volume cairan tubuh intra dan ekstraseluler tetap konstan agar sel berfungsi
adekuat. Keseimbangan ini dipertahankan dengan mengatur ekskresi urin dan elektrolit sesuai dengan jumlah masukan dan produksi endogen tubuh serta
ekskresi dari produk katabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat.
3
Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan dan ireversibel hingga akhirnya terjadi gagal ginjal yang memerlukan terapi
pengganti seperti hemodialisis, peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal. Di Amerika Serikat dijumpai lebih dari 300.000 penderita gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis, dengan perkiraan terdapat 70.000 pasien baru yang menjalani hemodialisis per tahun.
3,27
Penderita penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis akan mengalami keadaan fluktuasi status hidrasi dan konsentrasi elektrolit plasma,
yang dapat berakibat edema, kongesti kardiopulmonal ataupun dehidrasi dan hipotensi. Selama proses hemodialisis penarikan cairan dapat dilakukan
sehingga terjadi pertukaran cepat diantara cairan ektraseluler dan intraseluler.
5
Bio Impedance Analysis BIA adalah metode yang obyektif, non invasif dalam
mengevaluasi komposisi tubuh. BIA
merupakan alat yang dapat mendeteksi perubahan dini status volume cairan tubuh.
Parameter BIA yang digunakan
Wika Hanida Lubis : Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler, 2009
USU Repository © 2008
untuk menilai status volume cairan tubuh adalah antara lain Total Body Water
TBW, Extracellular Water ECW, Intracellular Water ICW, TBW , ECWTBW , ICWTBW , ECWICW , Dry Wight kg.
4,6,8,10,26
Beberapa penelitian telah dilakukan yang menghubungkan antara volume cairan tubuh dengan hipertensi dan LVH pada pasien hemodialisis reguler antara
lain adalah; Fagugli RM dkk 2003, menemukan hubungan yang kuat antara kelebihan cairan dan hipertensi, serta ECW dan
Left Venticular Mass Index . Hal
ini menyokong hipotesis bahwa hipertensi berhubungan kuat dengan peningkatan ECW pada pasien HD.
4
Özkahya dkk 1999, menemukan kontrol ketat antara asupan natrium dan ultrafiltrasi saat hemodialisis menyebabkan
penurunan berat badan kering, tekanan darah, dan kebutuhan obat antihipertensi.
28
Chen dkk 2002, mengamati pasien hipertensi memiliki kadar ECW lebih tinggi dibanding nonhipertensi, dan penurunan ECW pada kelompok
yang direstriksi cairan, ternyata disertai penurunan tekanan darah.
29
Bellizzi dkk 2005;
BIA merupakan instrumen klinik yang sangat berguna untuk mendeteksi
perubahan dini volume cairan tubuh pada pasien-pasien penyakit ginjal kronik dan juga mendapatkan pasien-pasien hemodialisis reguler cenderung memiliki
TBW lebih tinggi dibanding populasi normal
.
20
Dumler dkk 2003; dengan BIA
mendapatkan pasien-pasien hemodialisis reguler memiliki massa otot lebih sedikit dan sering terjadi kelebihan cairan tubuh dibandingkan dengan populasi
normal
.
30
Masih sedikitnya penelitian-penelitian yang menghubungkan antara volume cairan tubuh yang diukur dengan
BIA dengan tekanan darah pasien-
Wika Hanida Lubis : Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler, 2009
USU Repository © 2008
pasien hemodialisis reguler, maka peneliti berminat mencari hubungan antara volume cairan tubuh dengan hipertensi pada pasien-pasien HD reguler.
3.2. PERUMUSAN MASALAH