2.2.4. METODE PENGUKURAN VOLUME CAIRAN TUBUH
Metode pengukuran volme cairan tubuh dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Pengukuran secara langsung mempunyai
ketepatanakurasi 100 yang dilakukan pada postmortem. Metode pengukuran ini disebut sebagai Body dissection.
Pengukuran secara tidak langsung volume cairan tubuh terbatas hanya memperkirakan persentase dari volume cairan tubuh dan juga komponen-
komponen tubuh yang lain. Beberapa metode pengukuran yang ada antara lain adalah, Hydrostatic WeighingUnder Water Waighing, Dual-Energy X-Ray
Apbsorptiometry DEXA, Bod Pod Air Displacement, Near Infrared Interactance NIR, Magnetig Resonance Imaging MRI, Total Body Electrical Conductivity
TOBEC, Total Body Water TBW, Total Body Potasium TBK, dan Bioelectrical Impedance Analysis BIA.
Dari semua metode pengukuran tersebut diatas, BIA mempunyai kelebihan yaitu sederhana, dapat dilakukan
dengan cepat, biaya murah, dan akurasi mendekati nilai yang sebenarnya.
22,23
2.3. BIA PADA PASIEN HEMODIALISIS
Bio Impedance Analysis BIA adalah metode noninvasif dalam
mengevaluasi komposisi cairan tubuh, sederhana, aman, murah, mudah digunakan, hasil segera didapat, dapat dibawa kemana-mana, dan banyak
dipakai di unit hemodialisis. BIA
menganalisa komposisi cairan tubuh secara tidak langsung dengan mencatat perubahan
impedance arus listrik segmen
tubuh.
22
Wika Hanida Lubis : Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler, 2009
USU Repository © 2008
Prinsip BIA
adalah mengukur perubahan arus listrik jaringan tubuh yang didasarkan pada asumsi bahwa jaringan tubuh adalah merupakan konduktor
silinder ionik dimana lemak bebas ekstrasellular dan intraseluler berfungsi sebagai
resistor dan
kapasitor . Arus listrik dalam tubuh adalah jenis
ionic dan
berhubungan dengan jumlah ion bebas dari garam, basa dan asam, juga berhubungan dengan konsentrasi, mobilitas, dan temperatur medium. Jaringan
terdiri dari sebagian besar air dan elektrolit yang merupakan penghantar listrik yang baik, sementara lemak dan tulang merupakan penghantar listrik yang
buruk.
23,24
Ada beberapa istilah yang dipergunakan dalam BIA yaitu impedance,
resistance R dan
capasitance Xc. Impedance adalah perubahan frekuensi
arus listrik yang melewati jaringan tubuh dimana frekuensi arus listrik diperlambat atau dihambat.
Impedance merupakan kombinasi dari
resistance R dan
capasitance Xc
. Resistance merupakan tahanan frekuensi arus listrik yg
dihasilkan oleh cairan intra dan ekstrasel sedangkan c apasitance
merupakan tahanan frekuensi arus listrik yg dihasilkan oleh jaringan dan membran sel.
Resistance dan
capasitance berbanding lurus dengan panjang jaringan dan
berbanding terbalik dengan tebal jaringan tubuh. Gambar 1
Wika Hanida Lubis : Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler, 2009
USU Repository © 2008
Gambar 1. Arus listrik yang dipegaruhi panjang dan tebal jaringan.
Dikutif dari 16
Impedance total adalah kombinasi dari
resisten dan reaktan sepanjang jaringan.
Resisten dan
kapasitan dapat diukur dengan berbagai tingkat frekuensi.
Pada frekuensi nol gelombang tidak dapat menembus membran sel yang berfungsi sebagai insulator, dan karenanya gelombang hanya melewati cairan
ekstraseluler, sedangkan frekuensi tinggi gelombang dapat menembus membran sel yang menjadi kapasitor sempurna, dan karenanya gelombang melewati
cairan intraseluler dan ekstraseluler. Dengan frekuensi 50 kHz, gelombang melewati baik cairan intra dan ekstraseluler, meskipun proporsinya berbeda dari
jaringan ke jaringan lain. Hubungan antara
resistance dengan
capasitance merefleksikan
perbedaan elektrik dari jaringan yang dipengaruhi oleh berbagai penyakit, status nutrisi dan status volume cairan tubuh. Pengukuran dari hubungan ini
merefleksikan volume cairan tubuh {Total Body Water TBW, Extracelluler Water ECW dan Intracelluler Water ICW} dan status nutrisi tubuh {Body Cel Mass
BCM, Fat Free Mass FFM dan Fat MassFM}.
23-26
Wika Hanida Lubis : Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler, 2009
USU Repository © 2008
Elektroda BIA
umumnya ditempelkan pada permukaan tangan dan kaki, pengukuran dilakukan pada temperatur ruangan normal dimana pasien tidak
merasa kedinginan atau kepanasan. Pengukuran tidak boleh dilakukan segera setelah makan, minum dan olah raga. Pengukuran biasanya dilakukan 10 menit
sebelum HD atau 10 menit setelah HD.
25,26
Gambar 2.
Gambar 2. Tehnik pengukuran komposisi tubuh dengan BIA
dikutif dari 25
Dalam penatalaksanaan pasien-pasien hemodialisis reguler, aplikasi klinis pemakaian
BIA mencakup.
1. Menentukan status volume cairan tubuh. Salah satu tujuan terapi hemodialisis adalah mencapai dan mempertahankan
keadaan euvolemik yang disebut sebagai berat badan kering. Pengeluaran cairan yang inadekuat dapat menyebabkan hipertensi, sesak nafas, edema, dan
edema pulmonum, pengeluaran cairan berlebihan akan menyebabkan hipotensi, kram otot dan muntah-muntah. Pengukuran langsung
TBW dan
Wika Hanida Lubis : Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler, 2009
USU Repository © 2008
kompartemennya dapat membantu secara kwantitatif dalam menentukan status volume cairan tubuh.
2. Memahami mekanisme perubahan fisiologik dan hemodinamik selama sesi hemodialisis.
Dengan adanya perbedaan volume cairan antar kompartemen, BIA
dapat digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi perpindahan cairan antar
kompartemen, mempelajari perubahan fisiologik cairan selama hemodialisis dan menentukan strategi untuk mendapatkan hemodialisis yang efektif dan
ditoleransi. 3. Monitoring adekuasi hemodialisis.
Tujuan hemodialisis adalah untuk mencapai bersihan adekuat dari molekul- molekul kecil seperti urea.
Urea kinetic modelling adalah yang umum digunakan
untuk memperkirakan bersihan urea plasma selama hemodialisis dan penentuan lama hemodialisis. Pengguanaan u
rea kinetic modelling menunjukkan
keakuratan pengukuran TBW
oleh karena berhubungan dengan KtV,
dimana K
adalah bersihan urea dari dialiser mlmnt, t
adalah waktu mnt dan V adalah volume distribusi urea L. Karena urea diasumsikan terdistribusi dalam cairan
tubuh, V=TBW. BIA
digunakan sebagai alat yang sederhana dalam mengukur TBW oleh karena itu dapat memonitoring terapi hemodialisis.
4. Penentuan status nutrisional. Malnutrisi dan penurunan massa lemak tubuh
FFM adalah faktor risiko
signifikan dalam kenaikan angka mortalitas pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian belakangan ini menunjukkan konsentarsi serum albumin 40 gL pada
Wika Hanida Lubis : Hubungan Antara Parameter Cairan Tubuh Yang Diukur Dengan Bio Impedance Analysis Dengan Derajat Hipertensi Pada Pasien Hemodialisis Reguler, 2009
USU Repository © 2008
pasien hemodialisis berhubungan dengan peningkatan risiko kematian. Faktor- faktor yang menyebabkan malnutrisi adalah asupan yang kurang oleh karena
anoreksia atau muntah, peningkatan katabolisme protein oleh karena hemodialisis inadekuat, asidosis metabolik dan kehilangan asam amino bebas
selama hemodialisis. Pengukuran FFM
dan Fat Mass
oleh BIA dapat membantu mendeteksi kondisi malnutrisi pasien.
1,26
2.4. Parameter volume cairan tubuh yang diukur dengan BIA