Dermatitis Kontak Akibat Pekerjaan

4. Photosensitizer-antrasen, pitch, derivate asam benzoate, hidrokarbon aromatk, pewarna akridin dan lain-lain.

2.3. Dermatitis Kontak Akibat Pekerjaan

Dermatitis kontak akibat pekerjaan occupational contact dermatitis secara medis dapat diartikan sebagai dermatitis kontak dimana pekerjaan merupakan penyebab utama atau salah satu diantara factor-faktor yang menyebabkan dermatitis kontak tersebut. Beberapa keadaan yang harus mendapatkan perhatian dalam suatu penelitian akan kecurigaan akibat pekerjaan adalah Fregert S, 1986: 1. Adanya kontak dengan bahan-bahan yang diketahui menimbulkan dermatitis. Baik produk yang sudah ada selama bertahun-tahun maupun produk yang baru saja diperkenalkan dapat menjadi penyebabnya. 2. Adanya dermatitis dengan tipe serupa pada orang – orang lain yang bekerja pada pekerjaan yang sama. Jikalau banyak orang yang terkena pada suatu tempat kerja dalam saat yang bersamaan, maka keadaan tersebut lebih mungkin merupakan reaksi iritan dari pada reaksi alergi. 3. Adanya waktu antara kontak dan timbulnya kelainan. Ada kalanya dermatitis alergika timbul tidak lebih cepat dari pada 4-5 hari setelah kontak. 4. Gambaran dan lokalisasinya mempunyai persamaan dengan kasus-kasus yang sudah pasti lainnya. Namun demikian, apabila ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi terjadinya kelainan tersebut, maka gambarannya Suryani M Florence Situmeang : Analisis Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pencuci Botol Di PT X Medan..., 2008 USU e-Repository © 2008 bisa berubah. Lokalisasi biasanya pada kedua belah tangan tanpa gambaran yang spesifik. 5. Serangan terjadi ketika melakukan pekerjaan tertentu, sementara kesembuhan dapat dilihat ketika melakukan pekerjaan lainnya atau ketika cuti sakit, liburan ataupun setelah berakhir pekan. 6. Kalau ada hubungan antara riwayat penyakit dan reaksi test yang positip, maka hal ini merupakan bukti yang kuat. 7. Adakalanya 10-20 dari karyawan sendiri mengeluhkan penyakit kulit akibat pekerjaan. Dalam hal ini sebaiknya dilakukan kunjungan ketempat kerja dan menyelidiki semua hal yang dikeluhkan. Hasilnya sering menunjukkan bahwa satu atau dua orang karyawan menderita penyakit kulit akibat kerja sedangkan yang lainnya penyakit kulit biasa. Dasar keluhan tersebut kerapkali berupa “pengaruh psikologis” pada tempat kerja tersebut. 8. Kita mungkin beranggapan bahwa proses otomatisasi dalam industri berarti adanya pengamanan terhadap kemungkinan kontak antara zat-zat kimia dan kulit, tetapi sebetulnya masih banyak kontak dengan yang lain, misalnya dalam pengangkutan bahan mentah, penyimpanan dalam karung atau drum yang sudah terkontaminasi, penimbangan bahan kimia, pengisian baha-bahan pewarna, pengawet dan lan-lain, pengambilan sampel bahan yang sedang kontrol, pemeriksaan laboratorium, kebocoran Suryani M Florence Situmeang : Analisis Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pencuci Botol Di PT X Medan..., 2008 USU e-Repository © 2008 pada lantai, bejana, kran dan lain-lain, pembersihan bejana, perbaikan, pembetulan hasil akhir, pembuangan bahan sampah.

2.4. Iritan Primer