dewasa sehingga mengalami goncangan dari jiwa sehingga secara tidak langsung mengganggu proses belajarnya, faktor orang tua dan lingkungan yang kurang
mendukung dan motivasi untuk belajar masih rendah walaupun realitanya bersifat kasuistik.
36
Untuk mengatasi kesulitan maka guru menulis ringkasan dipapan tulis, agar siswa dapat mempelajari kembali pelajaran di rumahnya masing, dan juga untuk
dijadikan pegangan apabila sewaktu-waktu lupa. Untuk memotivasi siswa, guru memberikan arahan bahwa belajar aqidah akhlak itu
penting. Karena dengan mempelajari aqidah akhlak kita dapat membedakan perbuatan yang baik maupun, dengan mencontoh kisah-kisah yang terdapat pada mata
pelajaran aqidah akhlak siswa diharapkan dapat mengambil hikmah dari kejadian yang dialami oleh nabi dan para sahabatnya.
C. Deskripsi Data
Deskripsi berasal dari bagasa inggris description dan bahasa latin description yang berarti menulis, menggores atau menggambar. Sedangkan secara istilah
deskripsi adalah suatu metode ilmuiyah yang dilakukan dengan merekam data daru suatu eksperimen atau observasi dengan bantuan system indeks tertentu.
37
Data yang terkait demgam variable bebas yatiu prestasi belajar aqidah akhlak X, sedangkan variable terikat adalah perilaku keberagamaan siswa Y.
36
Ibid.
37
Lorens Bagus, Kamus Filsafat Edisi 1, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama hal 158
Dari keseluruhan siswa-siswi kelas I dan II mulai dari kelas I A, kelas I B, kelas II A, dan kelas II B yang berjumlah 162 orang, diambil data sampel
penelitiannya dengan perhitungan prosentase 25 dari seluruh jumlah siswa-siswi kelas I dan kelas II, maka diperoleh hasil 40 orang yang menjadi sampel. Untuk lebih
jelasnya tentang jumlah siswa-siswi yang dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel VII Jumlah data populasi dan sampel penelitian
Kelas Jml. Siswa
Jml. Sampel
I A 44
10 I B
44 10
II A 38
10 II B
36 10
Jml 162 40
Selanjutnya, dari siswa-siswi yang dijadikan responden ini, diberikan sebuah angket penelitian yang di dalamnya terdiri dari 20 item pertanyaan yang diharapkan
nantinya dapat mengetahui perilaku keberagamaan siswa sehari-hari dan hubungannya dengan prestasi belajar meraka pada bidang studi Aqidah Akhlak.
Data yang akan dianalisa adalah skor-skor dari penyebaran angket siswa yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel-tabel
prosentase yang dapat dideskripsikan dan diuraikan sebagai berikut:
Tabel VIII Melaksanakan Shalat Lima Waktu Sehari
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 27 67,5
Sering 9
22,5 Kadang-Kadang
3 7,5
Tidak Pernah 1
2,5
Total
40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka melaksanakan shalat lima waktu relatif banyak, yaitu “67,5” menjawab “selalu”,
dan yang menjawab “sering” ada 22,5, sedangkan yang menjawab “kadang- kadang” 7,5 adapun sisanya yang berjumlah 2,5 memilih jawaban “tidak
pernah”. Ini berarti tingkat intensitas siswa MTs Sa’adatul Mahabbah dalam melaksanakan shalat wajib cukup tinggi. Namun, hasil ini tetap belum memuaskan
karena shalat wajib seharusnya dikerjakan tanpa ada alasan meninggalkannya terutama bagi orang Islam yang sudah baligh, kecuali alasan-alasan tertentu yang
dibolehkan agama Islam untuk meninggalkan shalat seperti haidh bagi perempuan. Dan, mayoritas siswa MTs kelas I dan II sudah mulai baligh. Jadi, walaupun
intensitas pelaksanaan shalat wajib oleh siswa sudah tergolong tinggi, namun harus ditingkatkan lagi.
Tabel IX Melaksanakan Shalat Berjama’ah Setelah Pulang Sekolah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 5 12,5
Sering 13
32,5 Kadang-Kadang 13 32,5
Tidak Pernah 9
22,5
Total
40 100
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang melaksanakan shalat berjama’ah setelah keluar dan sebelum pulang masih belum banyak, yaitu
12,5 menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 32,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 32,5 adapun sisanya yang berjumlah 22,5
memilih jawaban “tidak pernah.” Sehingga dari data itu terlihat masih banyak siswa yang belum memiliki kesadaran untuk melaksanakan shalat berjamaah saat pulang
sekolah.
Tabel X Melaksanakan Ibadah Shalat Tepat Waktu
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 6 15
Sering 10
25 Kadang-Kadang 23 57,5
Tidak Pernah 1
2,5
Total 40 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang suka melaksanakan ibadah shalat tepat pada waktunya memiliki tingkat kewajaran yang tidak terlalu menonjol,
artinya mayoritas responden tidak intens dalam melaksanakan shalat tepat waktunya, hanya sedikit saja yang melakukannya. Namun, bukan berarti mereka
meninggalkannya sama sekali. Separuh lebih responden melakukannya terkadang saja, walaupun ada juga yang ternyata tidak pernah shalat tepat waktu. Hal ini
dibuktikan dengan prosentase jawaban yang diberikan oleh para responden. Yaitu 15,5 menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 25, sedangkan yang
memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” 57,5 yang berarti melebihi setengah jumlah responden, adapun sisanya yang berjumlah 2,5 memilih jawaban “tidak
pernah”.
Tabel XI Melaksanakan Shalat Sunnah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 7 17,5
Sering 12
30 Kadang-Kadang 13 32,5
Tidak Pernah 8
20
Total
40 100
Siswa yang suka melaksanakan shalat sunnah hampir merata dengan siswa yang tak pernah melaksanakannya sama sekali, yaitu 17,5 menjawab “selalu”, dan
yang menjawab “sering” ada 30, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 32,5 adapun sisanya yang berjumlah 20 memilih jawaban “tidak pernah”.
Dengan demikian sikap keberagamaan responden masih belum tinggi, tapi cukup.
Tabel XII Melaksanakan Puasa Ramadhan
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 40 100
Sering Kadang-Kadang 0 0
Tidak Pernah
Total 40 100
Pada tabel di atas diketahui bahwa seluruh siswa selalu melaksanakan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan terbukti seluruhnya 100 menjawab “selalu” dan
tidak ada seorangpun yang menjawab sering, kadang-kadang maupun tidak pernah. Tentu saja hasil ini sangat menggembirakan, karena menunjukkan bahwa tingkat
perilaku keberagamaan siswa khususnya dalam berpuasa di bulan Ramadhan sangat tinggi. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi kualitas berpuasanya.
Tabel XIII Melaksanakan Puasa Sunnah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 6 15
Sering 8
20 Kadang-Kadang 18 45
Tidak Pernah 8
20
Total
40 100
Hasil dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka melaksanakan ibadah puasa sunnah relatif bagus, yaitu 15 menjawab “selalu”, dan yang
menjawab “sering” ada 20, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 45 adapun sisanya yang berjumlah 20 memilih jawaban “tidak pernah”.
Tentunya tingkat keberagamaan siswa mengenai berpuasa sunnah ini cukup merata, dan ini relevan dengan pertanyaan sebelumnya yang mengatakan bahwa
seluruh responden melaksanakan puasa wajib, sehingga ada beberapa responden juga yang intens mengerjakan puasa sunnah, walaupun sebagian lainnya mengaku belum
pernah berpuasa sunnah dan adapula yang hanya terkadang saja berpuasa sunnah.
Tabel XIV Membaca al-Qur’an Setiap Hari
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 2 5
Sering 19
47,5 Kadang-Kadang 19 47,5
Tidak Pernah
Total
40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka membaca al Qur’an setiap hari waktu relatif sedikit, yaitu 5 menjawab “selalu”, dan yang
menjawab “sering” ada 47,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 47,5 dan tidak seorangpun yang memilih jawaban “tidak pernah”. Dengan
demikian, pihak sekolah terutama guru bidang studi Aqidah Akhlak harus memotivasi lagi para siswanya untuk tadarrus al-Qur’an.
Tabel XV Mengikuti Pengajian di MasjidMushalah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 8 20
Sering 11
27,5 Kadang-Kadang 15 37,5
Tidak Pernah 6
15
Total
40 100
Siswa yang suka pengajian di masjid atau di musholla terlihat dari tabel di atas, yaitu 20 responden menjawab “selalu”, dan responden yang menjawab
“sering” ada 27,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” ada 37,5, adapun sisanya yang berjumlah 15 memilih jawaban “tidak pernah”. Dari hasil ini dapat
dideskripsikan bahwa siswa MTs Sa’adatul Mahabbah dalam mengikuti pengajian memiliki intensitas sedang atau hampir merata antara yang selalu ikut maupun yang
tidak pernah, walaupun secara hitungan matematis masih lebih banyak responden yang ikut pengajian.
Tabel XVI Berzikir Bersama Setelah Shalat
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 8 20
Sering 12
30 Kadang-Kadang 13 32,5
Tidak Pernah 7
17,5
Total
40 100
Salah satu ukuran ibadah yang menjadi ciri perilaku keberagamaan siswa adalah berzikir bersama ketika selesai melaksanakan shalat berjamaah. Dari tabel di
atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka mengikuti zikir setelah melaksanakan shalat berjama’ah, yaitu 20 menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada
30, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 32,5 adapun sisanya yang berjumlah 17,5 memilih jawaban “tidak pernah”. Hasil ini relatif hampir sama
dengan hasil dari jawaban atas pertanyaan mengikuti pengajian di masjidmusholla pada tabel sebelumnya.
Tabel XVII Memberikan Infak atau Sedekah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 8 20
Sering 13
32,5 Kadang-Kadang 17 42,5
Tidak Pernah 2
5
Total
40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang suka memberikan infak atau sedekah relatif cukup, yaitu ada 20 siswa yang menjawab
“selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 32,5 siswa, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” berjumlah 42,5. Adapun sisanya 5 memilih jawaban “tidak
pernah”. Dari hasil ini terlihat bahwa perilaku keberagamaan siswa dari sisi kebaikan sosial masih perlu ditingkatkan lagi. Bagi guru Aqidah Akhlak perlu memupuk
kembali jiwa-jiwa sosial muridnya dalam bentuk berinfak dan sedekah.
Tabel XVIII Mengikuti Peringatan Hari Besar Islam di Sekolah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 16 40
Sering 14
35 Kadang-Kadang 8 20
Tidak Pernah 2
5
Total 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka mengikuti kegiatan peringatan hari besar Islam di sekolah relatif banyak, yaitu 40 menjawab
“selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 35, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 20 adapun sisanya yang berjumlah 5 memilih jawaban
“tidak pernah”. Hasil ini mendeskripsikan bahwa perilaku keberagamaan siswa dalam bentuk peringatan hari besar Islam PHBI yang diadakan di sekolah cukup antusias.
Namun, masih kurang maksimal dikarenakan masih ada responden yang menjawab tidak pernah mengikutinya.
Pihak sekolah terutama melalui guru Aqidah Akhlak seharusnya bisa mengantisipasi hal ini dengan cara mewajibkan seluruh siswa untuk mengikuti PHBI
dan diberikan sanksi bagi mereka yang tidak mengikutinya. Hal ini untuk mendisiplinkan para siswa dan menumbuhkan perilaku keberagamaan yang baik bagi
mereka.
Tabel XIX Menghadiri Peringatan Hari Besar Islam di MasjidMushalah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 21 52,5
Sering 9
22,5 Kadang-Kadang 6 15
Tidak Pernah 4
10
Total 40 100
Siswa yang suka menghadiri kegiatan peringatan hari besar islam di masjid atau mushalah justru lebih banyak dibandingkan dengan intensitas mereka mengikuti
PHBI di sekolah, yaitu 52,5 menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 22,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 15 adapun sisanya yang
berjumlah 10 memilih jawaban “tidak pernah”.
Tabel XX Membantu Teman yang Terkena Musibah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 17 42,5
Sering 12
30 Kadang-Kadang 11 27,5
Tidak Pernah
Total
40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka membantu teman yang terkena musibah relatif banyak, yaitu 42,5 menjawab “selalu”, dan
yang menjawab “sering” ada 30, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 27,5 adapun sisanya yang berjumlah 0 memilih jawaban “tidak pernah”. Hal
ini menunjukkan bahwa sikap kesetiakawanan responden cukup tinggi.
Tabel XXI Memberi Pinjaman Uang kepada Teman yang Membutuhkan
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 18 45
Sering 13
32,5 Kadang-Kadang 7 17,5
Tidak Pernah 2
5
Total 40 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memberi pinjaman uang kepada teman yang membutuhkan relatif banyak, yaitu 45 menjawab “selalu”,
dan yang menjawab “sering” ada 32,5, sedangkan yang menjawab “kadang- kadang” 17 adapun sisanya yang berjumlah 5 memilih jawaban “tidak
pernah”. Jawaban ini relevan dengan hasil tabel sebelumnya tentang membantu yang terkena musibah.
Tabel XXII Berpamitan Kepada Orang Tua Ketika Berangkat ke Sekolah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 33 82,5
Sering 2
5 Kadang-Kadang 3 7,5
Tidak Pernah 2
5
Total 40 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang suka berpamitan kepada orang tua ketika hendak berangkat ke sekolah memiliki prosentase mayoritas, yaitu
82,5 menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 5, sedangkan yang
menjawab “kadang-kadang” 7,5 adapun sisanya yang berjumlah 5 memilih jawaban “tidak pernah”. Ini berarti etika responden pada orang tua cukup baik.
Tabel XXIII Mengucapkan Salam ketika Berjumpa dengan Teman
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 5 12,5
Sering 12
30 Kadang-Kadang 22 55
Tidak Pernah 1
2,5
Total 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mengucapkan salam ketika berjumpa dengan teman relatif rendah, yaitu 12,5 menjawab
“selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 30, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 55 adapun sisanya yang berjumlah 2,5 memilih jawaban
“tidak pernah”. Dengan demikian perilaku siswa kepada temannya masih belum memiliki tingkat kesopanan yang baik. Walaupun hal ini masih dianggap wajar,
karena usia para responden sebaya.
Tabel XXIV Mengucapkan Salam dan Bersalaman ketika Berjumpa dengan Guru
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 17 42,5
Sering 13
32,5 Kadang-Kadang 8 20
Tidak Pernah 2
5
Total
40 100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka mengucapkan salam dan bersalaman ketika berjumpa dengan guru relatif banyak, yaitu 42,5 menjawab
“selalu”, dan yang menjawab alternatif “sering” ada 32,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 20 adapun 5 sisanya memilih jawaban “tidak
pernah”. Artinya, perilaku siswa atau akhlak siswa kepada guru cukup baik.
Tabel XXV Berpakaian Sopan ketika di Sekolah
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 31 77,5
Sering 5
12,5 Kadang-Kadang 3 7,5
Tidak Pernah 1
2,5
Total 40 100
Siswa yang berpakaian sopan ketika mengikuti pelajaran di sekolah cukup tinggi yaitu 77,5 atau separuh lebih dari responden menjawab “selalu”, dan yang
menjawab “sering” ada 12,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 7,5 adapun sisanya yang berjumlah 2,5 memilih jawaban “tidak pernah”. Dengan
demikian, akhlak berpakaian siswa MTs Sa,Adatul Mahabbah cukup baik, dan etika ini perlu di tingkatkan lagi agar bagi mereka yang belum berpakaian sopan dapat
mengikuti mayoritas siswa yang selalu berpakai sopan dan rapi ketika di sekolah.
Tabel XXVI Mengikuti Pelajaran dengan Penuh Perhatian
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 25 62,5
Sering 11
27,5 Kadang-Kadang 3 7,5
Tidak Pernah 1
2,5
Total
40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mengikuti pelajaran di sekolah dengan penuh perhaian relatif banyak, yaitu 62,5 menjawab
“selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 27,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 7,5 adapun sisanya yang berjumlah 2,5 memilih jawaban
“tidak pernah”. Ini menunjukkan tingkat perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran cukup tinggi.
Tabel XXVII Mengerjakan Tugas PR yang Diberikan Guru
Alternatif Jawaban F
Prosentase
Selalu 11 27,5
Sering 23
57,5 Kadang-Kadang 4 10
Tidak Pernah 2
5
Total
40 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang segera mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru relatif cukup banyak, yaitu 27,5
menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 57,5, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” 10 adapun sisanya yang berjumlah 5 memilih
jawaban “tidak pernah”. Hal ini perlu diperhatikan oleh guru bidang studi aqidah akhlak agar tingkat kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas dapat lebih meningkat.
E. Analisa dan interpretasi data Analisa data