Hubungan prestasi belajar aqidah akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa : studi kasus di mts saadatul mahabbah pondok cabe udik pamulang

(1)

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA

(Studi Kasus: Di MTs Sa,adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)

Disusun Oleh: Achmad Fauzi NIM: 102011023535

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1427 H / 2006 M


(2)

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA

(Studi Kasus: Di MTs Sa,Adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Oleh:

Achmad Fauzi NIM: 102011023535

Dibawah Bimbingan,

Dra. Hj. Nuraeni Ahmad, M. Hum

NIP.150 218 681

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA (Studi Kasus: Di MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang)” telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 15 November 2006. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 15 November 2006

SIDANG MUNAQASYAH

Dekan Pembantu Dekan I/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris merangkap Anggota

Prof. Dr. Rosyada, MA Prof. Dr. Aziz Fahrurrozi, MA

NIP. 150 231 356 NIP. 150 202 343

Penguji I Penguji II

Dra. Hj. Djunaidatul Munawarah, M.Ag Dra. Hj. Nuraini Ahmad, M.Hum


(4)

KATA PENGANTAR

ﺣﺮ ا

ﺣﺮ ا

ﷲا

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, tuhan semesta alam, tuhan yang maha pengasih yang tidak pilih kasih. Tuhan yang maha penyayang, sayangnya tidak terbilang. Dengan mengucap syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik, meskipun masih jauh dari kata sempurna.

Sholawat serta salam kita limpah kepada nabi besar Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah kezaman yang terang menderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.

Selama pembuatan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami penulis, namun berkat kesungguhan hati, kerja keras dan bantuan dari berbagai pihak, baik dorongan, bimbingan, sarana maupun bantuan lain yang turut mendukung terselesaikannya skripsi ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya penulis mengucap rasa syukur sebagai implementasi dari rasa terima kasih kepada:

Prof. Dr. Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta staf-stafnya, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat belajar dan menambah wawasan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.


(5)

Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam beserta stafnya, yang telah banyak membantu penulis saat menjalani kuliah dan ketika penyusunan skripsi ini.

Ibu Dra Nuraeni Ahmad M. Hum, selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah memberikan waktu untuk membimbing, mengarahkan dan menyumbangkan pemikirannya kepada penulis demi terselesaikannya penyusunan skripsi ini dengan baik.

Bapak Abdul Latief S. Ag, selaku kepala sekolah MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang beserta dewan guru dan staf-staf yang telah berkenan menerima dan membantu penulis untuk melakukan penelitian di MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang.

Pimpinan Perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan pimpinan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta staf-stafnya yang telah memberikan fasilitas untuk mencari atau mengadakan studi perpustakaan.

Segenap bapak/ibu dosen jurusan pendidikan agama islam yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi diri pribai penulis dan para mahasiswa pada umumnya.

Kedua orang tua (Bapak & Mamah) Juju Supardi dan Asmi, terima kasih atas kasih sayangnya yang tercurah semenjak penulis kecil sampai sekarang dan bantuannya baik materil maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(6)

Kepada kakek H. Dudung yang senantiasa mendo’akan penulis ketika menuntut ilmu sejak kecil hingga serkarang.

Kakakku M. Fauzi dan adik-adik tercinta Ningsih, Mul dan Fajar yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis untuk terus menuntut ilmu.

Kawan-kawan Syukri, Yordan, Adult, Nainunis, Ari, Meeng, Habib, Bulux’s, Teguh, Neneng, juga kepada teman-teman di kosan yang telah menerima penulis untuk menginap serta seluruh kawan-kawan PAI Kelas C Angkatan 2002 yang sudah menerima penulis sebagai teman belajar di kampus. Dan lain-lain yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya serta panjatkan doa semoga amal kebajikan mereka diterima disisi-Nya, serta diberikan pahala yang berlipat ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi para pembaca pada umumnya, terutama bagi para pendidik (guru) saat ini dan di masa yang akan datang.

Jakarta, 7 November 2006


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Metodologi Penelitian ...6

E. Sistematika Penulisan ...18

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...20

A...Pe ngertian Aqidah Akhlak ...20

B...Pre stasi Belajar ...22

C...Fa ktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...25

D...Be berapa Perilaku Keberagamaan Siswa ...32


(8)

E...Hu bungan antara prestasi belajar akidah akhlak dengan perilaku keberagamaan

siswa...34

F...Ke rangka berfikir...36

G...Hi potesis...37

BAB III HASIL PENELITIAN ...38

A. Gambaran Umum MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik ...38

B. Aplikasi pengajaran bidang studi Aqidah Akhlak di Mts Sa’adatul Mahabbah ...42

C. Deskripsi Data... 44

D. Analisis dan Interpretasi Data... 59

BAB IV PENUTUP ... ...66

A. Kesimpulan ... ...66

B. Saran...66

DAFTAR PUSTAKA ...68 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Kisi-kisi alat pengumpul data perilaku keberagamaan siswa ...10

Bobot Skor ...13

Interpretasi analisa data berdasarkankorelasi Product Moment (rxy) ...16

Data siswa MTs Sa’adatul Mahabbah tahun pelajaran 2005/2006 ...40

Data guru dan staff MTs Sa’adatul Mahabbah ...40

Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Sa’adatul Mahabbah ...41

Jumlah data populasi dan sampel penelitian ...45

Melaksanakan shalat lima waktu sehari...45

Melaksanakan shalat berjama’ah setelah pulang sekolah ...46

Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu ...47

Melaksanakan shalat sunnah ...48

Melaksanakan puasa Ramadhan ...48

Melaksanakan puasa sunnah ...49

Membaca al-qur’an setiap hari...50

Mengikuti pengajian di Masjid/Mushalah ...51

Berzikir bersama setelah shalat...51

Memberikan infak dan sedekah ...52

Mengikuti peringatan hari besar islam di sekolah...52


(10)

Membantu teman yang terkena musibah...54

Memberi pinjaman uang kepada teman yang membutuhkan...54

Berpamitan kepada orang tua ketika berangkat ke Sekolah...55

Mengucapkan salam ketika berjumpa dengan teman...56

Mengucapkan salam dan bersalaman ketika berjumpa dengan guru ...56

Berpakaian sopan ketika di sekolah ...57

Mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian ...58

Mengerjakan tugas (PR) yang diberikan guru ...58

Datavariabel Y (prestasi belajar aqidah akhlak) ...59


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kemampuan dan motivasi manusia sehingga dapat hidup layak, baik sebagai hidup pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan juga bertujuan untuk mendewasakan anak, kedewasaan tersebut mancakup pendewasaan intelektual, sosial dan moral, tidak semata-mata kedewasaan dalam arti fisik.1

Melalui pendidikan, seseorang mendapatkan informasi dan pengetahuan. Semakin tinggi ilmu pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diperolehnya.

Bidang studi Aqidah Akhlak sebagai bagian dari pendidikan agama Islam merupakan sub sistem dari kurikulum pendidikan nasional, yang bertujuan untuk menanamkan aqidah dan akhlak siswa guna mengangkat derajat kemanusiaannya dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Pendidikan agama, khususnya bidang studi Aqidah Akhlak memiliki peranan penting dalam mengawal kehidupan manusia, terutama kaum remaja. Bahkan di akhir-akhir ini, bila kita lihat fenomena yang terjadi baik melalui media cetak maupun

1

Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah (Bandung: Sinar Baru Al Gasindo, 1995), h. 3


(12)

media elektronik, tidak sedikit para remaja yang terlibat kasus narkoba dan tindakan kriminalitas yang dapat meresahkan orang tua dan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah karena lemahnya pendidikan agama mereka.

Apabila keadaan ini terus berlangsung, maka dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya sehingga memungkinkan sikap dan cara berfikirnya lepas dari norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku, meremehkan ajaran agama, dan pudarnya rasa kesadaran berbangsa dan berkepribadian nasional.

Untuk mengatasi hal tersebut, maka dituntut adanya perhatian dan tanggung jawab baik dari orang tua, guru, dan masyarakat. Untuk itu maka belajar mengajar yang dilakukan guru pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah sebaiknya tidak hanya menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi dapat membawa siswa kepada perubahan sikap dan prilaku yang mencerminkan norma-norma ajaran Islam.

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks. Menurut Slamet Imam Santoso, tujuan setiap pendidikan yang murni adalah menyusun pribadi yang kuat dalam jiwa belajar supaya kelak dapat bertahan dalam masyarakat.2 Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang membahas tentang ajaran agama Islam dalam segi

2

Slamet Imam Santoso, Pembinaan Watak Tujuan Utama Pendidikan (Jakarta, UI Press, 1980), h. 33


(13)

aqidah akhlak. Bidang studi Aqidah Akhlak juga merupakan bimbingan kepada para siswa agar memahami, menghayati, meyakini kebenaran ajaran Islam serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupannya sehari-hari.

Hal ini mengandung bahwa pelaksanaan mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah dalam kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan benar serta bersedia untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam itu dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan tujuan dari mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada siswa tentang hal hal yang harus diimani (diyakini) menurut ajaran Islam, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.

b. Mata pelajaran Aqidah Akhlak dapat memberikan pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya sendiri.

c. Mata pelajaran Aqidah Akhlak diharapkan dapat memberikan bekal kepada siswa tentang aqidah akhlak untuk melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah.


(14)

Berdasarkan tujuan di atas, maka posisi bidang studi Aqidah Akhlak sangatlah penting dalam usaha untuk membimbing serta mengarahkan sikap dan perilaku keberagamaan siswa yang benar dan terarah dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi para siswa yang berada di jenjang pendidikan madrasah tsanawiyah (MTs) atau setingkat SLTP sedang mengalami proses pertumbuhan dan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa (masa pubertas). Di usia pubertas ini mereka mulai belajar menghadapi tantangan dan pilihan hidup serta berinteraksi dengan masyarakat.

Idealnya, siswa yang telah menguasai tentang teori dan pelajaran Aqidah Akhlak yang telah diajarkan di kelas dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena, materi pelajaran dalam bidang studi Aqidah Akhlak tidak hanya menekankan ranah kognitif saja, tetapi juga psikomotorik dan terlebih ranah afektif. Dengan demikian, ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan bidang studi Aqidah Akhlak bukan hanya dari penguasaan materi pelajaran (teori) belaka, tetapi juga dari perilaku keberagamaan siswa tersebut sebagaimana yang telah ia pelajari.

Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN PERILAKU KEBERAGAMAAN SISWA (Studi Kasus:Di MTs Sa'adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang).


(15)

1. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada perilaku keberagamaan yang mencakup pelaksanaan ibadah shalat fardhu dan sunnah, pelaksanaan ibadah puasa wajib dan sunnah, pelaksanaan qira’atul qur’an, pelaksanaan zikir bersama setelah shalat berjama’ah, pelaksanaan infak dan shadaqah, dan kegiatan peringatan hari besar Islam). Adapun untuk mengetahui prestasi siswa dalam bidang studi, peneliti mengambil nilai raport siswa kelas I & II MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang th pelajaran 2005/2006.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang diteliti adalah “apakah ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar pada bidang studi aqidah akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang.”

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan penelitian

1. Memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlak siswa di MTs Sa’adatul Mahabbah.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang perilaku keberagamaan siswa sehari-hari.


(16)

3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan perilaku keberagamaan siswa sehari-hari.

b. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. dapat menjadi bahan masukan utuk memberikan dan pengambilan kebijakan yang diperlukan.

2. sebagai sumbangan pemikiran bagi khazanah ilmu pengetahuan.

D. Metodologi penelitian

1. Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut science research method. Metodologi berasal dari kata methodology, artinya ilmu yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris ”research” yang terdiri dari kata re (mengulang) dan search (pencarian, pengejaran, penelusuran, penyelidikan, dan penelitian), maka research berarti berulang melakukan pencarian. Metodologi penelitian berarti seperangkat ilmu pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya.3

2. Variabel Penelitian

Kata “variabel” berasal dari bahasa Inggris “variable” dengan arti “ubahan”, “faktor tidak tetap”, atau “gejala yang dapat diubah-ubah.”4

3

Dr. Wardi Bakhtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Logos Wacana Ilmu, Ciputat), cet 1 hal 1

4

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : RajaGrafindoPersada, 1977), Cet. VIII, h. 33


(17)

Variabel dapat didefinisikan sebagai objek penelitian yang mempunyai variasi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu:

a. Variabel motivasi belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlaq. Variabel ini sebagai variabel independent (bebas), yakni variabel yang memberi pengaruh terhadap variabel terikat (variabel dependent) yang diberi simbol dengan huruf X. Variabel ini didapat dengan menyebarkan angket.

b. Variabel prestasi belajar bidang studi Aqidah Akhlaq. Variabel ini sebagai variabel dependent (terikat), yakni variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (variabel independent) yang diberi simbol dengan huruf Y. Adapun variabel ini didapat dari guru bidang studi yang telah memberikan nilai.

2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang. Waktu penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu mulai bulan Agustus 2006 sampai bulan Oktober 2006.

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan

sebelum dan sesudahnya.

4. Populasi dan Sampel


(18)

Yang dimaksud populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang menilai karakteristik tertentu dalam sebuah penelitian5.

Dalam penelitian ini target populasinya adalah seluruh siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik siswa kelas I A, I B, II A dan kelas II B

yang berjumlah 162 siswayang diambil secara acak (random) sehingga memperoleh kesempatan yang sama, kemudian dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

Populasi penelitian ini adalah siswaMTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik kelas I dan II yang keseluruhannya berjumlah 162 siswa, dan dari 162 siswa tersebut kemudian penulis mengambil sampel sebanyak 25%, dengan

perhitungan 25% x 162 = 40,5 kemudian digenapkan menjadi 40 siswa (10 orang siswa kelas 1 A, 10 orang siswa kelas 1 B, dan 10 orang siswa kelas II A,

dan 10 orang lainnya dari kelas II B). Sedangkan teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu metode

pengambilan sampel secara acak. Adapun pengambilan secara acak ini dimaksudkan agar setiap kelas dapat mewakili responden dalam siswa MTs

Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang. b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi.6 Dalam penelitian ini sampel yang dijadikan objek penelitian ditentukan sebanyak 40

siswa yang diambil secara acak dan proporsional pada populasi tersebut. 3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan Penelitian lapangan, dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data yang ada di lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya.

Untuk memperoleh data dari lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Sering kali orang mengartikan observasi sebagai kegiatan yang sempit, yakni mengamati sesuatu dengan menggunakan mata, padahal observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh indera.

5

Hermawan Rasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 49

6


(19)

Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan dengan seksama terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lokasi penelitian juga mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti, fasilitas, keadaan guru

dan siswa, sarana dan prasarana dan lain-lain. 2. Angket

Untuk memperoleh sejumlah data tertulis dalam waktu yang relatif singkat. Maka disebarkan angket kepada siswa/siswi MTs Sa’adatul Mahabbah

Pondok Cabe Udik yang menjadi objek penelitian. Angket yang disebarkan kepada responden terdiri dari 20 item pertanyaan yang berfungsi untuk mengukur seberapa besar motivasi siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik dalam belajar bidang studi Aqidah Akhlak. Untuk kisi-kisi angket

tersebut, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel I

Kisi-kisi Alat Pengumpul Data Prilaku Keberagamaan Siswa

ASPEK INDIKATOR NO.

ITEM

1. Pelaksanaan ibadah shalat fardhu & sunnah

¾ Melaksanakan ibadah shalat Fardhu dan sunnah dalam kehidupan sehari-hari

¾ Melaksanakan ibadah Shalat berjamaah

¾ Melaksanakan ibadah Shalat tepat pada waktu

(1, 4)

(2)

(3)

2. Pelaksanaan Ibadah Puasa Wajib dan Sunnah

¾ Melaksanakan ibadah puasa wajib

¾ Melaksanakan ibadah puasa sunnah

(5) (6)

3. Pelaksanaan Qira’atul Qur’an

¾ Membaca al-Qur’an setiap hari

¾ Mengikuti pengajian yang diadakan di masjid dan mushalla

(7) (8)

4. Pelaksanaan Dzikir bersama

¾ Membaca dzikir bersama para jamaah masjid


(20)

5. Pelaksanaan Infak dan Shadaqah

¾ Memberikan infak dan shadaqah (10)

6. Kegiatan perayaan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

¾ Menghadiri perayaan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) di sekolah

¾ Menghadiri perayaan Peringatan Hari Besar Islam di masjid/mushalla

(11)

(12)

7. Aplikasi Akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari

¾ Memberikan pertolongan kepada teman yang terkena musibah

¾ Memberi pinjaman kepada teman yang membutuhkan.

¾ Memberi salam ketika bersua dengan teman dan guru

¾ Berpamitan kepada orang tua ketika berangkat sekolah

(13) (14) (16, 17) (15) 8. Melaksanakan kewajiban sebagai pelajar.

¾ Berpakaian sopan dan rapih ketika di sekolah

¾ Mengikuti pelajaran dengan seksama

¾ Mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) yang diberikan guru di sekolah

(18)

(19) (20)

3. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.7 Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang dianggap perlu,

sehingga lebih meyakinkan data yang diperoleh dari sumber-sumber lainnya.

7

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1998), Cet. II, h. 57


(21)

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami oleh peneliti dan juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian kuantitatif.

Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis menggunakan langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Editing

Yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan angket/kuesioner yang telah dikumpulkan.

2. Scoring

Tahap selanjutnya setelah melakukan pengecekan terhadap angket tersebut adalah pemberian skor pada setiap butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Pemberian skor ini dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang ada.


(22)

Tabel II Bobot Skor

Skor Alternatif Jawaban

Positif Negatif

Selalu 4 1

Sering 3 2

Jarang 2 3

Tidak pernah 1 4

a. Skor maksimum untuk perilaku keberagamaan siswa 4 x N item

4 x 20 = 80

b. Skor minimum untuk perilaku keberagamaan siswa 1 x N item

1 x 20 = 20

3. Tabulating

Langkah selanjutnya adalah penghitungan terhadap data yang sudah

di-scoring dengan menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:

P = F x 100 % N


(23)

Keterangan :

P : Angka Persen (Prosentase) F : Frekuensi Jawaban

N : Banyaknya Responden

Kemudian untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Motivasi Belajar bidang studi Aqidah Akhlak) dengan variabel Y (Prestasi Belajar bidang studi Aqidah Akhlak). Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan

teknik analisa data berdasarkan korelasi product moment pearson Adapun rumus dari Korelasi Product Moment tersebut.8 Yaitu:

N ∑ xy – (∑X) (∑Y) √[N∑X2 – (∑X)2 ] [ N∑Y2 – (∑Y)2]

Keterangan:

r xy : Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Number of cases

X : Means (nilai rata-rata) dari variabel X Y : Means (nilai rata-rata) dari variabel Y

∑xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

∑X : Jumlah seluruh skor X

∑Y : Jumlah seluruh skor Y

Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan interpretasi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi

product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap

r

xy atau

rh

o, serta

8

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. XIII, h. 193


(24)

menarik kesimpulan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut :

Tabel III

Interpretasi Analisa Data Berdasarkan Korelasi Product Moment (

r

xy) Besarnya “ r ” Product

Moment

( r x y )

Interpretasi

0,00 – 0,20

0,20 – 0,40

0,40 – 0,70

0,70 – 0,90

0,90 – 1,00

Antara Variabel X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi


(25)

Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment. Dengan langkah terlebih dahulu merumuskan Hipotesis Kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (df atau db) dengan rumusan:9

df = N – nr

Keterangan : df = degrees of freedom N = Number of Causes

nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan.

Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel x terhadap variabel y dipergunakan rumus sebagai berikut:10

KD = r2 x 100% Keterangan:

KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y) r = Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y)

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif analisis dan dilengkapi oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan

9

Ibid., h. 189

10


(26)

(field research). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat yang dijadikan obyek penelitian yakni MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik.

Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah buku

Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis, Disertasi yang Disusun oleh Tim Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.

E. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun skripsi ini peneliti membagi dalam lima bab, adapun sistematikanya sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, Mencakup: Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian yang meliputi: Pengertian Metodologi Penelitian, Variabel Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data. dan Sistematika Penulisan.

Bab II adalah Tinjauan Teoritis membahas tentang Prestasi Belajar Bidang Studi Aqidah Akhlak. Bab ini memiliki sub bab, yaitu Pengertian Aqidah Akhlak yang terdiri dari pengertian Aqidah dan pengertian Akhlak. Sub bab selanjutnya adalah Prestasi Belajar ysng meliputi; pengertian prestasi belajar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar (faktor internal dan faktor eksternal), Beberapa Perilaku Keberagamaan Siswa, dan Hubungan Antara Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Aqidah Akhlak Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa, Kerangka Berfikir dan Hipotesis.


(27)

Bab III Hasil penelitian yang terdiri dari: Gambaran Umum Madrasah

Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah meliputi: Sejarah Berdiri dan Berkembangnya MTs Sa’adatul Mahabbah, Visi dan Misi MTs Sa’adatul Mahabbah, Letak Geografis MTs Sa’adatul Mahabbah, sub bab selanjutnya adalah Keadaan Guru dan Siswa di MTs Sa’adatul Mahabbah, Sarana dan Prasarana, Aplikasi pengajaran aqidah akhlak di MTs Sa’adatul Mahabbah, Deskripsi Data, Analisis dan Interpretasi Data.


(28)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Aqidah Akhlak

1. Pengertian Aqidah Akhlak

Menurut bahasa aqidah berarti ‘ikatan’. Aqidah merupakan kata kalimat dalam bahasa arab yang berasal dari kata ‘aqoda’ yang secara bahasa mempunyai arti ikatan dua utas tali dalam satu bukhul, sehingga menjadi tersambung dalam surat al falaq ; 4 disebutkan.

و تﺎﺛﺎ ا

ﺪﻘ ا ) ﻖ ا : 4 (

Artinya: “…dan dari kejahatan wanita-wanita dan kejahatan tukang sihir yang menghembus pada bukhul-bukhul” (QS: Al Falaq 4).

Ayat tersebut dapat juga berarti janji karena janji pada hakikatnya merupakan ikatan kesepakatan antara dua orang yang mengadakan perjanjian. Maksud dari ayat diatas seperti diterangkan dalam tafsir al qur’an terjemahan departemen agama adalah bahwa manusia harus memegang janji yang telah diikatkan dalam hati.

Adapun aqidah menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus di benarkan oleh hal dan di terima dengan hati serta terhunjam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat di goncangkan oleh badan subhat-subhat (keraguan).


(29)

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok keparcayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegang oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Beraqidah akhlak tidak boleh setengah-setengah, harus mantap dan sepenuh hati. Karena tidak sesuai dengan kehendak nafsunya. Tetapi hendaknya dalam beraqidah secara komprehensif. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah

ﺬ ﺎﻬ ا اﻮ ﺧداﻮ ﺎى

ﺴ ﺎ ﺔ ﺎآ ﻻو اﻮ اﻮﻄﺧ ت نﺎﻄ ا ﻪ إ وﺪ ( ةﺮﻘ ا ) 208 (

Artinya: “hai orang-orang yang beriman masuklah kedalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan sesungguhnya setan-setan itu musuh-musuh kamu yang nyata. (QS Al Baqoroh 208).11

2. Pengertian Akhlak

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari khulk (ﻖﻠﺧ ). Khulk di dalam kamus Al Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.12

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu apa adanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik disebut akhlak mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.13

B. Prestasi Belajar

11

Ibid, Jilid 1, hal 366

12

Kamus Al Munjid, (Beirut: Dar El-Mashreq, 1975), cet XXVI, hal 193-194

13


(30)

Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Prestasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia “hasil belajar yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan”. Sedangkan dalam sumber lain diterjemahkan sebagai berikut “ hasil tertinggi yang telah dicapai”.

Pengertian prestasi dalam Kamus Bahasa Indonesia Popular, yaitu hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)14 dapat dikatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh perbuatan yang telah dilakukan.

Dari dua definisi di atas dapat diambil suatu pengertian tentang kata prestasi yaitu hasil dari suatu usaha. Dalam dunia pendidikan hasil tersebut biasanya dinyatakan dalam simbol-simbol baik angka maupun huruf untuk mengetahui tinggi atau rendahnya kualitas belajar siswa.

Untuk mendapatkan pengertian belajar perlu beberapa definisi. Menurut Slameto, “belajar adalah usaha yang dilakukan individu utnuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, dengan hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.15

Nana Sujana mengemukakan pendapatnya tentang belajar, menurutnya belajar adalah proses yang ditandai dengan adanya perubahan dimana perubahan tersebut diajukan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap

14

Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Modern, (Jakarta: Pustaka Insan), h. 323

15

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar, (Jakarta: Bina Kasa, 1988), Cet. IV, h. 28


(31)

dan tingkah laku, kecakapan dan kemampuan daya kreasi, daya penerimaan dan lain-lain yang ada pada individu.16

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat dikatakan adanya beberapa elemen penting yang mendirikan pengertian tentang belajar, yaitu;

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana tingkah laku itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperi perubahan-perubahan yang terjadi pada diri bayi.

c. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.

d. Belajar itu dalam prakteknya dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan perilaku yang baik atau positif, sedangkan belajar di luar sekolah yang dilakukan sendiri oleh individu dapat menghasilkan perubahan-perubahan perilaku yang positif atau negatif.17

16

Nana Sujana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar (Bandung; Sinar Baru Aglesindo, 1988), Cet. IV, h. 28

17

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV. Rajawali, 1990), Cet VI. h. 83


(32)

Banyak sekali bentuk-bentuk perubahan yang terdapat dalam diri manusia yang bergantung pada belajar, sehingga kualitas peradaban manusia juga terpulang pada apa dan bagaimana ia belajar. E.L. Thorndike meramalkan, “jika kemampuan belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang tidak akan berguna bagi generasi mendatang, bahkan mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap ditelan zaman”.18

Menurut Purwadarminta, “prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengarui baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).19

Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar dapat memberikan kekuasaan kepada orang yang bersangkutan, khususnya orang yang sedang menuntut ilmu di sekolah.

Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiwaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan.

Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara berikut: a. Penilaian Formatif

18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. VII, h. 95

19

A. Tabrono Rusyan, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), h. 81


(33)

Penilaian formatif adalah penilaian tentang prestasi siswa yang dilakukan guru berdasarkan rencana pelajaran yang telah dianjurkan dan yang telah dikerjakan siswa yang bersangkutan.

b. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang digunakan guru secara berkala untuk mengetahui tingkat prestasi siswa.20

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Kegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui belajar mereka memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Dengan demikian belajar berhubungan dengan perubahan dalam diri individu sebagai hasil pengalamannya di lingkungannya.

Prestasi belajar sebagai salah satu dari data atau informasi kegiatan evaluasi pengajaran dipengaruhi dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi tercapainya prestasi belajar. Oleh karena itu, guru kelas dituntut untuk berlaku dialogis dalam menghadapi siswanya.

Nana sudjana mengatakan bahwa hasil yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) dan faktor yang datang dari luar diri siswa (eksternal).21

a. Faktor Internal

20

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989), h. 141

21


(34)

Adapun yang tergolong faktor internal yaitu faktor-faktor yang terjadi dari diri sendiri antara lain:

1. Aspek jasmani

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondosi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak terbekas.

2. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

i. Intelegensi Siswa

Intelegensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peranan otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan "menara pengontrolan" hampir seluruh aktivitas manusia.

Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) siswa tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih


(35)

sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.

ii. Sikap Siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.22

Sikap merupakan faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam hal ini sikap akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif (menerima) terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari; terhadap guru yang mengajar dan terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti kondisi kelas, teman-temannya, sarana pengajaran dan sebagainya.23

iii. Bakat Siswa

Secara umum bakat (attitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi secara global bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2002), Cet. VII, h.133-135

23


(36)

seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat.

Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat elektro, ia akan jauh lebih mudah menyerap informasi pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang kemudian disebut bakat khusus yang konon tak dapat dipelajari karena merupakan karunia in born (bawaan sejak lahir).

iv. Minat Siswa

Secara sederhana minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu minat dapat memperngaruhi kualitas belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.24

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang terdiri dari faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; faktor lingkungan alam (non sosial) dan faktor lingkungan sosial.

Adapun yang termasuk faktor eksternal yaitu: 1) Faktor Lingkungan Non Sosial

24


(37)

Yang termasuk faktor non sosial atau alam ini adalah seperti keadaan, suhu, kelembaban udara, gedung sekolah dan sebagainya.25 Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa.26

2) Faktor Lingkungan Sosial

Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan reputasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.27

Yang termasuk lingkungan sosial adalah: masyarakat, tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.28

Yang termasuk lingkungan sosial adalah sebagai berikut:

a) Faktor keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang amat menentukan terhadap pembentukan pribadi anak, karena dalam keluarga inilah anak menerima pendidikan dan bimbingan pertama kali dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah seorang anak yang masih dalam usia muda diberikan dasar-dasar kepribadian, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh yang datang dari luar dirinya. Rumah yang diatur dan ditata rapi akan

25

M. Alisuf Sabri, Op.Cit, h. 59

26

Muhibbin Syah, Op.Cit, h. 138

27

M. Alisuf Sabri, Op.Cit, h. 59

28


(38)

menimbulkan suasana segar dan nyaman begitu juga keharmonisan hubungan diantara semua anggota keluarga. Keluarga yang selalu dihiasi pertengkaran dan cekcok di antara anggota keluarga akan membawa suasana yang sama sekali tidak menyenangkan, apalagi untuk aktifitas belajar yang sesungguhnya memerlukan suasana yang tentram.

Faktor ekonomi keluarga pun sangat menentukan. Belajar di sekolah baik di desa apalagi di kota tak luput dari unsur biaya. Keluarga yang memiliki perekonomian yang memadai akan turut menjamin keberhasilan anak dalam kegiatan belajarnya. b) Faktor Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang amat penting bagi kelangsungan pendidikan anak. Sebab tidak semahal yang dapat diajarkan di lingkungan keluarga terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua. Sekolah bertugas sebagai pembantu dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa-apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam keluarga.

Lingkungan sekolah juga terkadang menjadi penghambat bagi anak. Beberapa hal yang dapat menghambat belajar anak itu adalah di antaranya:

1. Cara penyajian pelajaran yang kurang baik

2. Hubungan antara guru dan murid yang kurang baik

3. Hubungan anatara seeorang anak atau siswa dengan siswa lainnya yang kurang menyenangkan


(39)

4. Alat-alat sekolah yang kurang memadai

5. Bahan pelajaran yang kurang sesuai dengan kemampuan anak, dan lain-lain.

c) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan sekolah yang turut memberikan pengaruhnya terhadap kegiatan belajar anak. Pendidikan anak di lingkungan masyarrakat ini telah dimulai sejak anak lepas dari lingkungan belajarnya di sekolah. Apapun yang ada di lingkungan masyarakat secara langsung maupun tidak, akan membawa pengaruh terhadap perkembangan anak. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar anak yang berasal dari lingkungan masyarakat adalah seperti:

1) Teman bergaul yang memberikan pengaruh yang kurang baik

2) Kegiatan-kegiatan di lingkungan masyarakat, seperti organisasi kemasyarakatan, sanggar seni dan lain-lain.

D. Beberapa Perilaku Keberagamaan Siswa

Tujuan eksternal pendidikan adalah mengupayakan subyek didik menjadi pribadi yang utuh dan terintegrasi. Untuk mencapai tujuan ini, tugas dan tanggung jawab keluarga (orang tua) adalah menciptakan situasi dan kondisi yang memuat iklim yang dapat dihayati anak-anak untuk memperdalam dan memperluas makna-makna esensial. Pribadi yang memiliki dasar-dasar serta mampu mengembangkan disiplin diri, berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral.

Ada beberapa prinsip yang sebaiknya diperhatikan oleh orang tua dalam penanaman iman di hati anak-anaknya. Yang pertama, membina hubungan yang


(40)

harmonis dan akrab antara suami dan istri. Kedua membina hubungan yang harmonis dan akrab antara orang tua dengan anak. Ketiga mendidik (seperti membiasakan memberi contoh dan lain-lain) sesuai tuntunan islam.

Pada awal pertumbuhan, anak lebih senang menirukan orang tuanya, kedua orang tua itu menjadi obyek yang diperhatikan oleh anaknya, obyek yang menjadi kebanggaan, menjadi figur yang ideal. Jika orang tuanya terlihat rukun, damai, harmonis maka keadaan itu akan menyenangkan anaknya serta membawa rasa tenang dalam jiwanya. Ketenangan tersebut akan memberikan pengaruh terhadap tingkah lakunya, baik di rumah maupun di luar rumah. Dalam membina hubungan akrab antara orang tua dan anak dibutuhkan adanya rasa kasih sayang, rasa aman, rasa dihargai, bebas dan pengawasan dari orang tua dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.29

Konsep di atas akan lebih sempurna hasilnya bila disertai dengan penerapan ajaran Islam dalam mendewasakan anak, seperti membiasakan shalat berjama’ah, membangunkan anak dari tidurnya dengan kasih sayang, makan secara islami, berdiskusi tentang hal-hal yang terjadi dalam rumah tangga, berdoa setelah shalat, dan zikir bersama. Semua perbuatan di atas merupakan sebagian cara dalam menanamkan iman di dalam berumah tangga.

Kemampuan anak dalam berperilaku dan mengembangkan nilai-nilai agama ini memerlukan perhatian dan bantuan dari berbagai pihak, baik dari pihak orang tua, guru, maupun dari orang dewasa lainnya.

29

Dr. Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997) h. 125


(41)

Guru agama yang bijaksana dan mengerti perkembangan perasaan remaja yang tidak menentu dapat menggugah remaja kepada petunjuk agama tentang pertumbuhan dan perkembangan remaja yang sedang memasuki masa baligh (puber) disertai oleh perasaan condong pada lawan jenis. Beberapa ketentuan misalnya tentang batas-batas pergaulan antara wanita dan pria, masalah haidh dan mimpi, batas-batas aurat, akhlak terpuji dan pengendalian diri. Semua itu adalah untuk kepentingan remaja agar selamat dalam melalui masa peralihan yang tidak ringan tersebut.30

Demikianlah, bahwa berbagai perilaku keberagamaan pada anak didik tidak terlepas dari peran serta orang tua dalam keluarga dan guru di sekolah. karenanya pribadi-priabdi dari mereka itulah yang menjadi dasar-dasar yang mampu mengembangkan diri serta memiliki keteraturan diri berdasar acuan nilai moral. Nilai-nilai moral itu kemudian diinternalisasi oleh anak didik sebagai dasar-dasar untuk mengarahkan perilaku keberagamaan.

E. Hubungan Antara Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Akidah Akhlak Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa prestasi adalah pencapaian terhadap suatu kegiatan yang sedang direncanakan sebelumnya sedangkan belajar

30

Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah,(Jakarta: Ruhama, 1995) h 89


(42)

adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.31

Kita dapat mengetahui bahwa dalam kegiatan belajar terdapat suatu proses interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dari perubahan keseluruhan tentang tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya sendiri.perubahan itu akan tampak dalam penguasaan pola-pola baru terhadap lingkungan berupa skill, kebiasaan, sosial maupun budi pekerti. Proses belajar akan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang yang dapat di observasi maupun yang tidak, yang dapat dilakukan dengan membandingkan tingkah laku siswa sebelum dan sesudah mengalami proses belajar.

Setiap orang tua tentu memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang rajin beribadah, memiliki akhlak yang baik serta mampu mengaplikasikan ajaran dan nilai agama daidalam kehidupan sehari-hari. Proses pendidikan formal disekolah merupakan cara yang dianggap tepat dan jitu untuk mempersiapkan serta membentuk perilaku keberagamaan siswa. Dalam pendidikan tersebut siswa diajarkan tentang shalat, puasa, bersedekah, berakhlakul karimah, dan sebagainya. Semua itu merupaka, cerminan dari perilaku yang terpuji. Mata pelajaran yang memfokuskan masalah tentang akhlak ialah pelajaran aqidah akhlak sebagai sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar.

Oleh karena itu seorang guru hendaknya memiliki metode serta pendekatan dalam mengajarkan materi aqidah akhlak, misalnya dengan memberikan pengalaman

31

Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992)h 5


(43)

keberagamaan kepada siswa dalam upaya penanaman nilai-nilai akhlak. Dengan pendekatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh pengalamannya baik secara kelompok maupun secara individu. Disamping itu guru juga senantiasa menggunakan pendekatan pembiasaan yakni menekankan agar para siswa menjadi terbiasa sopan santun, menghargai orang lain, serta akhlakul karimah yang lainnya.

Dengan demikian, mata pelajaran aqidah akhlak ini diharapkan bisa memberikan bekal kepada siswa agar bisa membentuk pribadi yang baik serta memiliki keimanan yang kuat.

F. Kerangka Berfikir

Berdasarkan konsep yang telah diuraikan, maka perlu dirumuskan anggapan dasar yang akan penulis pakai dalam penelitian ini. Hal ini dimaksudkan agar apa yang di tuangkan dalam skripsi ini sesuai dengan kaidah yang memenuhi syarat sebagai sebuah karya ilmiah.

Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan deduktif yaitu kebenaran yang bersifat umum (asumsi) menuju kepada kesimpulan yang lebih spesifik yang merupakan aplikasi atau implikasi logis dari kebenaran umum tadi. Dari kebenaran umum ke kesimpulan spesifik tadi, hubungan logisnya dijembatani oleh premis minor. Yaitu apabila prestasi belajar aqidah akhlaknya baik (premis mayor) maka akan baik pula perilaku keberagamaannya (premis minor). Maka kesimpulannya apabila prestasi belajar aqidah akhlaknya baik (tinggi), maka akan baik pula perilaku keberagamaannya.


(44)

Dalam penyusunan skripsi, penulis akan meneliti tentang studi kasus di MTs Sa’adatul Mahbbah. Penulis memilih jenjang madrasah tsanawiyah (MTs) karena pada tingkatan ini siswa-siswi sedang mengalami proses pertumbuhan dan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa atau dalam istilah psikologi dikenal sebagai masa pubertas. Biasanya di usia pubertas mereka mulai belajar menghadapi tantangan dan pilihan hidup. Faktor lingkungan dan pendidikan akan mempengaruhi kepribadian dan sikap dirinya sendiri dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian pada anggapan dasar ini peneliti menegaskan secara teoritis bahwa prestasi belajar aqidah akhlak mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku keberagamaan siswa. Sehingga ada korelasi positif antara prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa dengan perilaku keberagamaannya. Maka berdasarkan kesimpulan logis inilah penelitian ini dilakukan.

G.Hipotesis

Hipotesis adalah pendapat sementara dari peneliti yang akan diuji kebenarannya dengan hasil penelitian. Berdasarkan anggapan dasar di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlak dengan perilaku keberagamaannya.

2. Hipotesis Nihil (Ho)

Tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar siswa pada bidang studi Aqidah Akhlak dengan perilaku keberagamaannya.


(45)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Sa’adatul Mahabbah 1. Sejarah berdirinya MTs Sa’adatul Mahabbah

Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah pada awalnya berdiri Madrasah Ibtidiyah pada tahun 1972 di atas sebidang tanah wakaf Bpk. H. Muhasanah yang ditujukan untuk digunakan sebagai sarana pendidikan yang sesuai di dalamnya dengan tuntutan masyarakat sekitar. Setelah berjalan hampir 22 tahun dan adanya desakan untuk memenuhi kebutuhan akan lembaga pendidikan formal, maka berdirilah MTs Sa’adatul Mahabbah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang berdiri pada tahun ajaran 1994-1995 tepatnya tanggal 18 Juli 1994.32

Atas dasar kebutuhan dan kepentingan di bidang sarana pendidikan untuk tingkat pertama maka didirikan di atas sebidang tanah sebuah gedung yang bernama Sa’adatul Mahabbah.

2. Visi dan Misi MTs Sa’adatul Mahabbah

Visi dari MTs Sa’adatul Mahabbah adalah madrasah yang unggul untuk terwujudnya siswa yang cerdas dan berakhlak mulia.

Sedangkan misi MTs Sa’adatul Mahabbah diantaranya sebagai berikut:

32

M. Abdul Latief, S.Ag, Kepala Sekolah MTs Sa’adatul Mahabbah, Wawancara Pribadi,


(46)

a) Mempersiapkan generasi yang cerdas, terampil dan berakhlak mulia. b) Mengembangkan kreativitas dan bakat siswa

c) Mempersiapkan siswa yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan yang berlandaskan iman dan taqwa.33

3. Letak Geografis

Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah terletak di Jl. Kemiri Raya No. 24 Kel. Pondok Cabe Udik Kecamatan Pamulang Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Madrasah ini terletak di tengah pemukiman penduduk dan berada pada lokasi yang strategis dan dapat ditempuh dengan kendaraan umum yang tidak jauh dari lokasi madrasah.

Batas daerah madrasah adalah sebelah barat dan timur berbatasan dengan pemukiman penduduk dan lapangan bulu tangkis, sebelah utara berbatasan dengan sarana olah raga RW 04 dan pemukiman penduduk.

4. Keadaan Siswa dan Guru MTs Sa’datul Mahabbah

Siswa-siswi MTs Sa’adatul Mahabbah Pondok Cabe Udik Pamulang pada tahun pelajaran 2005/2006 berjumlah 224 orang, terdiri dari 95 orang laki-laki dan 129 orang perempuan. Mereka terbagi menjadi enam kelas; dua kelas untuk siswa kelas I, dua kelas untuk siswa kelas II, dan dua kelas untuk siswa kelas III. Mengenai jumlah siswa/siswi untuk masing-masing kelas secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

33


(47)

Tabel IV

Data Siswa MTs Sa’adatul Mahabbah Tahun Pelajaran 2005/2006 Jumlah siswa

No Kelas

L P Jumlah

1 I A 19 25 44 2 I B 17 26 43 3 II A 18 20 38 4 II B 13 23 36 5 III A 15 18 33 6 III B 13 17 30 Jumlah 6 Kelas 95 129 224

Madrasah Tsanawiyah Sa’adatul Mahabbah saat ini dikepalai oleh M. Abdul Latief, S.Ag. Selanjutnya, untuk mengetahui keadaan guru MTs Sa’adatul Mahabbah Pamulang pada tahun pelajaran 2005/2006 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V

Data guru dan staff MTs Sa’adatul Mahabbah

No Nama L/P Pendidikan Keterangan

1 M. Abdul Latief S.Ag L STAIAH 99 Kepala sekolah 2 Trisna Maulana S.Ag L IAIN 98 Bid. Kurikulum


(48)

3 Nani Kartini S.Pd P UMP 98 Bid. Humas/guru 4 Abdul Rozak, SH L UMJ 00 Guru

5 Edy Amar L D2 UMJ Guru 6 Burhanudin S.Ag L IAIN 95 TU/guru

7 Ahmad Jawahir S.Pd L IKIP 98 Wak. Kepala/ guru 8 Mukhlis SA,g L UIKA Guru/pemb. Pramuka 9 Rohidi Nusad L STAISA Guru/pemb. Pramuka 10 Suryani BA P UJG 91 Guru

11 Hidayanti, SEI P IAIN 00 Guru 12 Lilik Wasliyah, SAg P IAIN 01 Guru 13 Muqrodi S.Sos.I L IAIN 02 Guru 14 Anita Handayani, S.Hum P UIN 02 Guru 15 Naimansyah L SPG 87 Guru

16 Handayani P MAN 02 Pemb. Pramuka 17 M. Nur L UIN Guru

18 Asda Gunawan L UIN Guru 19 Mulyati SP.g P STAIF 05 Guru

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Untuk sarana dan prasarana penunjang belajar, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel VI

Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Sa’adatul Mahabbah

No Fasilitas Jumlah Keterangan

1 Ruang belajar 8 Ruangan Permanen 2 Ruang kantor kepala sekolah 1 Ruang Permanen 3 Ruang guru 1 Ruang Permanen


(49)

4 Ruang perpustakaan 1 Ruang Permanen 5 Laboratorium komputer 1 Ruang Permanen 6 Mushalah 1 Ruang Permanen 7 WC guru 1 Ruang Permanen 8 WC siswa 1 Ruang Permanen 9 Ruang BK 1 Ruang Permanen 10 Ruang OSIS 1 Ruang Permanen 11 Lapangan olah raga 3 Permanen 12 Lapangan upacara 1 Permanen

B. Aplikasi Pengajaran Bidang Studi Aqidah Akhlak di MTs Sa’adatul Mahabbah

Bidang studi Aqidah Akhlak merupakan salah satu dari mata pelajaran yang ada di Madrasah Tsanawiyah, yang bertujuan agar dapat memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada siswa tentang hal hal yang harus diimani (diyakini) menurut ajaran Islam, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. Mata pelajaran Aqidah Akhlak juga diharapkan dapat memberikan bekal kepada siswa agar memiliki moral yang baik dan memiliki iman dan taqwa.34

Berdasarkan tujuan di atas, maka posisi bidang studi Aqidah Akhlak sangatlah penting dalam usaha untuk membimbing serta mengarahkan sikap dan perilaku keberagamaan siswa yang benar dan terarah dalam kehidupan sehari-hari.

Idealnya, siswa yang telah menguasai tentang teori dan pelajaran Aqidah Akhlak yang telah diajarkan di kelas dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena, materi pelajaran dalam bidang studi Aqidah Akhlak tidak hanya

34

Hidayanti, S.E.I, Guru Bidang Studi Aqidah Akhlak, Wawancara Pribadi, Pamulang, 14 Oktober 2006


(50)

menekankan ranah kognitif saja, tetapi juga psikomotorik dan terlebih ranah afektif. Dengan demikian, ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan bidang studi Aqidah Akhlak bukan hanya dari penguasaan materi pelajaran (teori) belaka, tetapi juga dari perilaku keberagamaan siswa tersebut sebagaimana yang telah ia pelajari.

Dalam pelaksanaan pengajaran bidang studi aqidah akhlak di MTs Sa’adatul Mahabbah melibatkan seluruh aktifitas seluruh siswa, dan guru mempergunakan metode yang beragam, misalnya; ceramah, tanya jawab, resitasi (tulis maupun hafalan), dan pembagian tugas baik secara individu maupun kelompok

Alokasi yang disediakan untuk pengajaran bidang studi aqidah akhlak kurang lebih 2 x 60 menit setiap kali pertemuan pada setiap minggunya dalam satu minggu, pengajaran aqidah akhlak dua kali atau 2 jam pelajaran (1 jam =

60 menit); 2 jam = 120 menit untuk kelas IA pada hari selasa (07.00-08.00) untuk kelas IB (08.00-09.00). untuk pertemuan kedua kelas IA pada hari jum’at

(07.00-08.00) untuk kelas IB (08.00-09.00). Untuk kelas II A (10.00-11.00) II B (11.00-12.00) pada hari selasa. Sedangkan untuk pertemuan yang kedua pada

hari sabtu kelas II A (08.00-09.00) dan kelas II B (10.00-11.00).35

Kesulitan yang dihadapi dihadapi siswa berbeda-beda, sesuai dengan kondisi belajar dan tingkat kecerdasan (intelegensi) masing-masing. Ada yang memang memahami pelajaran yang diterangkan dan ada pula yang agak lama dalam memahami penjelasan guru.

Kesulitan yang ditemui dalam kelas, pertama karena skill dan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang berbeda-beda dan alokasi waktu yang terbatas sehingga guru merasa target pengajaran yang dibebankan kurang terpenuhi. Kedua

karena jumlah siswa yang banyak sedang kemampuan siswa yang berbeda-beda sehingga guru tidak bisa mengamati satu-persatu. Ketiga, dari faktor siswa diantaranya dikarenakan pada masa ini siswa sedang mengalami proses menuju

35


(51)

dewasa sehingga mengalami goncangan dari jiwa sehingga secara tidak langsung mengganggu proses belajarnya, faktor orang tua dan lingkungan yang kurang mendukung dan motivasi untuk belajar masih rendah walaupun realitanya bersifat kasuistik.36

Untuk mengatasi kesulitan maka guru menulis ringkasan dipapan tulis, agar siswa dapat mempelajari kembali pelajaran di rumahnya masing, dan juga untuk dijadikan pegangan apabila sewaktu-waktu lupa.

Untuk memotivasi siswa, guru memberikan arahan bahwa belajar aqidah akhlak itu penting. Karena dengan mempelajari aqidah akhlak kita dapat membedakan perbuatan yang baik maupun, dengan mencontoh kisah-kisah yang terdapat pada mata pelajaran aqidah akhlak siswa diharapkan dapat mengambil hikmah dari kejadian yang dialami oleh nabi dan para sahabatnya.

C. Deskripsi Data

Deskripsi berasal dari bagasa inggris description dan bahasa latin description yang berarti menulis, menggores atau menggambar. Sedangkan secara istilah deskripsi adalah suatu metode ilmuiyah yang dilakukan dengan merekam data daru suatu eksperimen atau observasi dengan bantuan system indeks tertentu.37

Data yang terkait demgam variable bebas yatiu prestasi belajar aqidah akhlak (X), sedangkan variable terikat adalah perilaku keberagamaan siswa (Y).

36

Ibid.

37


(52)

Dari keseluruhan siswa-siswi kelas I dan II (mulai dari kelas I A, kelas I B, kelas II A, dan kelas II B) yang berjumlah 162 orang, diambil data sampel penelitiannya dengan perhitungan prosentase 25 % dari seluruh jumlah siswa-siswi kelas I dan kelas II, maka diperoleh hasil 40 orang yang menjadi sampel. Untuk lebih jelasnya tentang jumlah siswa-siswi yang dijadikan sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel VII

Jumlah data populasi dan sampel penelitian Kelas Jml. Siswa Jml. Sampel

I A 44 10 I B 44 10 II A 38 10 II B 36 10

Jml 162 40

Selanjutnya, dari siswa-siswi yang dijadikan responden ini, diberikan sebuah angket penelitian yang di dalamnya terdiri dari 20 item pertanyaan yang diharapkan nantinya dapat mengetahui perilaku keberagamaan siswa sehari-hari dan hubungannya dengan prestasi belajar meraka pada bidang studi Aqidah Akhlak.

Data yang akan dianalisa adalah skor-skor dari penyebaran angket siswa yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel-tabel prosentase yang dapat dideskripsikan dan diuraikan sebagai berikut:


(53)

Tabel VIII

Melaksanakan Shalat Lima Waktu Sehari Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 27 67,5 % Sering 9 22,5 %

Kadang-Kadang 3 7,5 % Tidak Pernah 1 2,5 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka melaksanakan shalat lima waktu relatif banyak, yaitu “67,5%” menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (22,5%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (7,5%) adapun sisanya yang berjumlah (2,5%) memilih jawaban “tidak pernah”. Ini berarti tingkat intensitas siswa MTs Sa’adatul Mahabbah dalam melaksanakan shalat wajib cukup tinggi. Namun, hasil ini tetap belum memuaskan karena shalat wajib seharusnya dikerjakan tanpa ada alasan meninggalkannya terutama bagi orang Islam yang sudah baligh, kecuali alasan-alasan tertentu yang dibolehkan agama Islam untuk meninggalkan shalat seperti haidh bagi perempuan. Dan, mayoritas siswa MTs kelas I dan II sudah mulai baligh. Jadi, walaupun intensitas pelaksanaan shalat wajib oleh siswa sudah tergolong tinggi, namun harus ditingkatkan lagi.


(54)

Tabel IX

Melaksanakan Shalat Berjama’ah Setelah Pulang Sekolah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 5 12,5 %

Sering 13 32,5 %

Kadang-Kadang 13 32,5 % Tidak Pernah 9 22,5 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa siswa yang melaksanakan shalat berjama’ah setelah keluar dan sebelum pulang masih belum banyak, yaitu (12,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (32,5%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (32,5%) adapun sisanya yang berjumlah (22,5%) memilih jawaban “tidak pernah.” Sehingga dari data itu terlihat masih banyak siswa yang belum memiliki kesadaran untuk melaksanakan shalat berjamaah saat pulang sekolah.

Tabel X

Melaksanakan Ibadah Shalat Tepat Waktu Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 6 15 %

Sering 10 25 %

Kadang-Kadang 23 57,5 % Tidak Pernah 1 2,5 %


(55)

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang suka melaksanakan ibadah shalat tepat pada waktunya memiliki tingkat kewajaran yang tidak terlalu menonjol, artinya mayoritas responden tidak intens dalam melaksanakan shalat tepat waktunya, hanya sedikit saja yang melakukannya. Namun, bukan berarti mereka meninggalkannya sama sekali. Separuh lebih responden melakukannya terkadang saja, walaupun ada juga yang ternyata tidak pernah shalat tepat waktu. Hal ini dibuktikan dengan prosentase jawaban yang diberikan oleh para responden. Yaitu 15,5% menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 25%, sedangkan yang memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” 57,5% yang berarti melebihi setengah jumlah responden, adapun sisanya yang berjumlah 2,5% memilih jawaban “tidak pernah”.

Tabel XI

Melaksanakan Shalat Sunnah

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 7 17,5 %

Sering 12 30 %

Kadang-Kadang 13 32,5 % Tidak Pernah 8 20 %


(56)

Siswa yang suka melaksanakan shalat sunnah hampir merata dengan siswa yang tak pernah melaksanakannya sama sekali, yaitu (17,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (30%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (32,5%) adapun sisanya yang berjumlah (20%) memilih jawaban “tidak pernah”. Dengan demikian sikap keberagamaan responden masih belum tinggi, tapi cukup.

Tabel XII

Melaksanakan Puasa Ramadhan

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 40 100 %

Sering 0 0 %

Kadang-Kadang 0 0 % Tidak Pernah 0 0 %

Total 40 100 %

Pada tabel di atas diketahui bahwa seluruh siswa selalu melaksanakan ibadah puasa pada bulan suci Ramadhan terbukti seluruhnya (100%) menjawab “selalu” dan tidak ada seorangpun yang menjawab sering, kadang-kadang maupun tidak pernah. Tentu saja hasil ini sangat menggembirakan, karena menunjukkan bahwa tingkat perilaku keberagamaan siswa khususnya dalam berpuasa di bulan Ramadhan sangat tinggi. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan lagi kualitas berpuasanya.


(57)

Tabel XIII

Melaksanakan Puasa Sunnah

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 6 15 %

Sering 8 20 %

Kadang-Kadang 18 45 % Tidak Pernah 8 20 %

Total 40 100 %

Hasil dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka melaksanakan ibadah puasa sunnah relatif bagus, yaitu (15%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (20%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (45%) adapun sisanya yang berjumlah (20%) memilih jawaban “tidak pernah”.

Tentunya tingkat keberagamaan siswa mengenai berpuasa sunnah ini cukup merata, dan ini relevan dengan pertanyaan sebelumnya yang mengatakan bahwa seluruh responden melaksanakan puasa wajib, sehingga ada beberapa responden juga yang intens mengerjakan puasa sunnah, walaupun sebagian lainnya mengaku belum pernah berpuasa sunnah dan adapula yang hanya terkadang saja berpuasa sunnah.

Tabel XIV

Membaca al-Qur’an Setiap Hari

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 2 5 %

Sering 19 47,5 %

Kadang-Kadang 19 47,5 % Tidak Pernah 0 0 %


(58)

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka membaca al Qur’an setiap hari waktu relatif sedikit, yaitu (5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (47,5%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (47,5%) dan tidak seorangpun yang memilih jawaban “tidak pernah”. Dengan demikian, pihak sekolah terutama guru bidang studi Aqidah Akhlak harus memotivasi lagi para siswanya untuk tadarrus al-Qur’an.

Tabel XV

Mengikuti Pengajian di Masjid/Mushalah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 8 20 %

Sering 11 27,5 %

Kadang-Kadang 15 37,5 % Tidak Pernah 6 15 %

Total 40 100 %

Siswa yang suka pengajian di masjid atau di musholla terlihat dari tabel di atas, yaitu 20% responden menjawab “selalu”, dan responden yang menjawab “sering” ada 27,5%, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” ada 37,5%, adapun sisanya yang berjumlah 15% memilih jawaban “tidak pernah”. Dari hasil ini dapat dideskripsikan bahwa siswa MTs Sa’adatul Mahabbah dalam mengikuti pengajian memiliki intensitas sedang atau hampir merata antara yang selalu ikut maupun yang


(59)

tidak pernah, walaupun secara hitungan matematis masih lebih banyak responden yang ikut pengajian.

Tabel XVI

Berzikir Bersama Setelah Shalat

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 8 20 %

Sering 12 30 %

Kadang-Kadang 13 32,5 % Tidak Pernah 7 17,5 %

Total 40 100 %

Salah satu ukuran ibadah yang menjadi ciri perilaku keberagamaan siswa adalah berzikir bersama ketika selesai melaksanakan shalat berjamaah. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka mengikuti zikir setelah melaksanakan shalat berjama’ah, yaitu (20%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (30%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (32,5%) adapun sisanya yang berjumlah (17,5%) memilih jawaban “tidak pernah”. Hasil ini relatif hampir sama dengan hasil dari jawaban atas pertanyaan mengikuti pengajian di masjid/musholla pada tabel sebelumnya.


(60)

Tabel XVII

Memberikan Infak atau Sedekah

Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 8 20 %

Sering 13 32,5 %

Kadang-Kadang 17 42,5 % Tidak Pernah 2 5 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang suka memberikan infak atau sedekah relatif cukup, yaitu ada 20% siswa yang menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada 32,5% siswa, sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” berjumlah 42,5%. Adapun sisanya (5%) memilih jawaban “tidak pernah”. Dari hasil ini terlihat bahwa perilaku keberagamaan siswa dari sisi kebaikan sosial masih perlu ditingkatkan lagi. Bagi guru Aqidah Akhlak perlu memupuk kembali jiwa-jiwa sosial muridnya dalam bentuk berinfak dan sedekah.

Tabel XVIII

Mengikuti Peringatan Hari Besar Islam di Sekolah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 16 40 %

Sering 14 35 %

Kadang-Kadang 8 20 % Tidak Pernah 2 5 %


(61)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka mengikuti kegiatan peringatan hari besar Islam di sekolah relatif banyak, yaitu (40%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (35%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (20%) adapun sisanya yang berjumlah (5%) memilih jawaban “tidak pernah”. Hasil ini mendeskripsikan bahwa perilaku keberagamaan siswa dalam bentuk peringatan hari besar Islam (PHBI) yang diadakan di sekolah cukup antusias. Namun, masih kurang maksimal dikarenakan masih ada responden yang menjawab tidak pernah mengikutinya.

Pihak sekolah terutama melalui guru Aqidah Akhlak seharusnya bisa mengantisipasi hal ini dengan cara mewajibkan seluruh siswa untuk mengikuti PHBI dan diberikan sanksi bagi mereka yang tidak mengikutinya. Hal ini untuk mendisiplinkan para siswa dan menumbuhkan perilaku keberagamaan yang baik bagi mereka.

Tabel XIX

Menghadiri Peringatan Hari Besar Islam di Masjid/Mushalah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 21 52,5 % Sering 9 22,5 %

Kadang-Kadang 6 15 % Tidak Pernah 4 10 %


(62)

Siswa yang suka menghadiri kegiatan peringatan hari besar islam di masjid atau mushalah justru lebih banyak dibandingkan dengan intensitas mereka mengikuti PHBI di sekolah, yaitu (52,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (22,5%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (15%) adapun sisanya yang berjumlah (10%) memilih jawaban “tidak pernah”.

Tabel XX

Membantu Teman yang Terkena Musibah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 17 42,5 % Sering 12 30 %

Kadang-Kadang 11 27,5 % Tidak Pernah 0 0 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka membantu teman yang terkena musibah relatif banyak, yaitu (42,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (30%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (27,5%) adapun sisanya yang berjumlah (0%) memilih jawaban “tidak pernah”. Hal ini menunjukkan bahwa sikap kesetiakawanan responden cukup tinggi.

Tabel XXI

Memberi Pinjaman Uang kepada Teman yang Membutuhkan Alternatif Jawaban F Prosentase %


(63)

Sering 13 32,5 %

Kadang-Kadang 7 17,5 % Tidak Pernah 2 5 %

Total 40 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memberi pinjaman uang kepada teman yang membutuhkan relatif banyak, yaitu (45%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (32,5%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (17%) adapun sisanya yang berjumlah (5%) memilih jawaban “tidak pernah”. Jawaban ini relevan dengan hasil tabel sebelumnya tentang membantu yang terkena musibah.

Tabel XXII

Berpamitan Kepada Orang Tua Ketika Berangkat ke Sekolah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 33 82,5 % Sering 2 5 %

Kadang-Kadang 3 7,5 % Tidak Pernah 2 5 %

Total 40 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang suka berpamitan kepada orang tua ketika hendak berangkat ke sekolah memiliki prosentase mayoritas, yaitu (82,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (5%), sedangkan yang


(64)

menjawab “kadang-kadang” (7,5%) adapun sisanya yang berjumlah (5%) memilih jawaban “tidak pernah”. Ini berarti etika responden pada orang tua cukup baik.

Tabel XXIII

Mengucapkan Salam ketika Berjumpa dengan Teman Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 5 12,5 %

Sering 12 30 %

Kadang-Kadang 22 55 % Tidak Pernah 1 2,5 %

Total 40 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang mengucapkan salam ketika berjumpa dengan teman relatif rendah, yaitu (12,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab “sering” ada (30%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (55%) adapun sisanya yang berjumlah (2,5%) memilih jawaban “tidak pernah”. Dengan demikian perilaku siswa kepada temannya masih belum memiliki tingkat kesopanan yang baik. Walaupun hal ini masih dianggap wajar, karena usia para responden sebaya.


(65)

Tabel XXIV

Mengucapkan Salam dan Bersalaman ketika Berjumpa dengan Guru Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 17 42,5 % Sering 13 32,5 %

Kadang-Kadang 8 20 % Tidak Pernah 2 5 %

Total 40 100 %

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang suka mengucapkan salam dan bersalaman ketika berjumpa dengan guru relatif banyak, yaitu (42,5%) menjawab “selalu”, dan yang menjawab alternatif “sering” ada (32,5%), sedangkan yang menjawab “kadang-kadang” (20%) adapun (5%) sisanya memilih jawaban “tidak pernah”. Artinya, perilaku siswa atau akhlak siswa kepada guru cukup baik.

Tabel XXV

Berpakaian Sopan ketika di Sekolah Alternatif Jawaban F Prosentase %

Selalu 31 77,5 % Sering 5 12,5 %

Kadang-Kadang 3 7,5 % Tidak Pernah 1 2,5 %


(1)

i

x

f

x2

f.x

f.x2

85-87

86

1

7396

86

7396

82-84

83

5

6889

415

34445

79-81

80

13

6400

1040

83200

76-78

77

9

5929

693

53361

73-75

74

5

5476

370

27380

70-72

71

2

5041

142

10082

67-69

68

2

4624

136

9248

539

37

41755

2882

225112

SD

=

√∑

fx

2

– (

fx)

2

N N

=

225112 – 2882

2

37 37

=

6084,11 – 77,89

2

=

6084,11 – 6066, 85

=

17,26


(2)

STRUKTUR ORGANISASI MTs.SA’ADATUL

MAHABBAH

TAHUN PELAJARAN 2005 / 2006

Catatan :

1. Jabatan Struktural berakhir s/d Tahun 2005/2006

2. Jabatan Fungsional, Wali Kelas selama 2 tahun ( 2004 –2006 )

KEPALA MADRASAH

M. ABD.LATIEF,S.Ag

M

K

WAKIL KEPALA

AHMAD JAWAHIR,S.Pd

T

BURH

MULY

WAKABID KURIKULUM

TRISNA MAULANA,S.Ag

WAKABID PEMB.SISWA

ROHIDI NUSAD

WAKABID KERJASMASY

ABDUL ROZAQ, SH

WALI KELAS I.A

ROHIDI NUSAD

WALI KELAS I.B

ANITA.H.S.Hum

WALI KELASII.A

NANI. K.S.Pd

WALI KELAS II.B

SURYANI, BA

WAL

HIDA

KETUA OSIS

DEWAN GURU


(3)

Nomor Item Resp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jm

Tsy 4 4 4 3 4 3 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 66

Sg 3 4 1 4 4 3 2 3 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 65

Bd 3 3 2 1 4 1 3 3 2 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 54

Dw 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 4 2 3 4 4 3 4 3 4 3 61

Sfd 4 2 4 3 4 4 2 4 2 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 66

Rzk 4 4 4 2 4 3 2 4 1 4 2 4 3 4 4 3 3 4 4 4 67

Amr 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 3 4 2 4 1 2 4 2 3 2 48

Ev 4 3 4 3 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 3 4 3 4 60

Dn 4 4 2 3 4 3 2 3 4 2 4 4 2 3 4 2 4 4 2 3 63

Hrd 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 4 4 4 4 4 4 61

Sms 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 70

Kkm 4 3 3 2 4 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 59

Asp 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 69

Kk 4 3 2 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 70

Mhd 4 3 2 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 66

Ysn 4 2 3 2 4 2 3 1 1 3 3 2 3 4 4 2 2 4 3 4 56

Trd 2 2 2 1 4 2 2 4 1 2 4 4 2 1 4 4 4 3 4 3 55

Ndr 4 2 2 2 4 1 3 2 3 2 1 2 4 4 2 2 2 4 3 2 51

Msr 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 64

Llp 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 56

Hry 4 2 2 3 4 1 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 4 4 3 4 56

Nvt 2 1 2 2 4 2 3 1 4 2 3 4 3 2 4 2 3 4 4 3 55

Elh 3 1 2 1 4 3 2 4 1 4 3 4 2 4 4 2 3 4 4 4 59

Nrl 3 1 4 2 4 2 2 3 4 2 3 2 4 4 4 2 3 4 4 3 60

Umf 4 1 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2 3 3 4 2 3 4 3 4 63

Nrh 4 3 2 1 4 2 2 1 1 3 1 4 3 3 4 2 4 4 3 3 54

Stm 4 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 66

Str 2 1 2 1 4 4 3 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3 58

Mln 4 1 2 3 4 1 3 2 3 3 2 4 4 4 4 2 2 4 4 3 59

Shn 4 1 2 4 4 1 3 2 3 1 2 1 4 4 4 2 2 4 4 3 55

Trw 3 1 2 2 4 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 58

Spt 4 1 2 4 4 1 3 2 3 1 2 1 4 4 4 2 2 4 4 3 55

Nrk 4 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 66

Ims 4 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 66

Luv 4 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 66

Sfr 1 2 2 1 4 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 32

Syf 3 2 2 2 4 2 3 2 2 4 4 3 2 1 2 2 2 1 2 1 46

Prw 3 2 2 2 4 2 2 1 3 2 4 4 2 3 4 2 1 4 4 4 55

Ptr 3 2 2 1 4 1 2 2 1 3 4 3 2 2 4 2 4 4 4 3 53

Btg 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 70


(4)

Data Variabel Y (Prestasi Belajar Aqidah Akhlak)

No Nama Nilai No Nama Nilai

1

Tsy

70 21

Hry

79

2

Sg

60 22

Nvt

80

3

Bd

62 23

Elh

73

4

Dw

69 24

Nrl

76

5

Sfd

54 25

Umf

75

6

Rzk

72 26

Nrh

89

7

Amr

61 27

Stm

81

8

Ev

70 28

Str

54

9

Dn

70 29

Mln

79

10

Hrd

58 30

Shn

59

11

Sms

66 31

Trw

80

12

Kkm

75 32

Spt

46

13

Asp

60 33

Nrk

60

14

Kk

64 34

Ims

74

15

Mhd

84 35

Luv

68

16

Ysn

50 36

Sfr

36

17

Trd

67 37

Syf

75

18

Ndr

66 38

Prw

67

19

Msr

69 39

Ptr

75


(5)

Indeks Korelasi Antara Variabel X dan Variabrl Y

No

Subyek X Y XY X2 Y2

1

Tsy 66

70

4620 4356 4900

2

Sg 65

60

3900 4225 3600

3

Bd 54

62

3348 2916 3844

4

Dw 61

69

4209 3721 4761

5

Sfd 66

54

3564 4356 2916

6

Rzk 67

72

4824 4489 5184

7

Amr 48

61

2928 2304 3721

8

Ev 60

70

4200 3600 4900

9

Dn 63

70

4410 3969 4900

10

Hrd 61

58

3538 3721 3364

11

Sms 70

66

4620 4900 4356

12

Kkm 59

75

4425 3481 5625

13

Asp 69

60

4140 4761 3600

14

Kk 70

64

4480 4900 4096

15

Mhd 66

84

5544 4356 7056

16

Ysn 56

50

2800 3136 2500

17

Trd 55

67

3685 3025 4489

18

Ndr 51

66

3366 2601 4356

19

Msr 64

69

4416 4096 4761

20

Llp 56

72

4032 3136 5184

21

Hry 56

79

4424 3136 6241

22

Nvt 55

80

4400 3025 6400

23

Elh 59

73

4248 3481 5329

24

Nrl 60

76

4307 3600 5776

25

Umf 63

75

4725 3969 5625

26

Nrh 64

89

5696 4096 7921

27

Stm 66

81

5346 4356 6561

28

Str 58

54

3132 3364 2916

29

Mln 59

79

4661 3481 6241

30

Shn 55

59

3245 3025 3481

31

Trw 58

80

4640 3364 6400

32

Spt 55

46

2530 3025 2116


(6)

34

Ims 66

74

4884 4356 5476

35

Luv 66

68

4488 4356 4624

36

Sfr 32

36

1152 1024 1296

37

Syf 46

75

3450 2116 5625

38

Prw 55

67

3685 3025 4489

39

Ptr 53

75

3975 2809 5625

40

Btg 70

76

5320 4900 5776