Guru agama yang bijaksana dan mengerti perkembangan perasaan remaja yang tidak menentu dapat menggugah remaja kepada petunjuk agama tentang
pertumbuhan dan perkembangan remaja yang sedang memasuki masa baligh puber disertai oleh perasaan condong pada lawan jenis. Beberapa ketentuan misalnya
tentang batas-batas pergaulan antara wanita dan pria, masalah haidh dan mimpi, batas-batas aurat, akhlak terpuji dan pengendalian diri. Semua itu adalah untuk
kepentingan remaja agar selamat dalam melalui masa peralihan yang tidak ringan tersebut.
30
Demikianlah, bahwa berbagai perilaku keberagamaan pada anak didik tidak terlepas dari peran serta orang tua dalam keluarga dan guru di sekolah. karenanya
pribadi-priabdi dari mereka itulah yang menjadi dasar-dasar yang mampu mengembangkan diri serta memiliki keteraturan diri berdasar acuan nilai moral.
Nilai-nilai moral itu kemudian diinternalisasi oleh anak didik sebagai dasar-dasar untuk mengarahkan perilaku keberagamaan.
E. Hubungan Antara Prestasi Belajar Pada Bidang Studi Akidah Akhlak
Dengan Perilaku Keberagamaan Siswa
Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa prestasi adalah pencapaian terhadap suatu kegiatan yang sedang direncanakan sebelumnya sedangkan belajar
30
Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah,Jakarta: Ruhama, 1995 h 89
adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya.
31
Kita dapat mengetahui bahwa dalam kegiatan belajar terdapat suatu proses interaksi yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu yang baru dari
perubahan keseluruhan tentang tingkah laku sebagai hasil dari pengalamannya sendiri.perubahan itu akan tampak dalam penguasaan pola-pola baru terhadap
lingkungan berupa skill, kebiasaan, sosial maupun budi pekerti. Proses belajar akan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang yang dapat di observasi
maupun yang tidak, yang dapat dilakukan dengan membandingkan tingkah laku siswa sebelum dan sesudah mengalami proses belajar.
Setiap orang tua tentu memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang rajin beribadah, memiliki akhlak yang baik serta mampu mengaplikasikan
ajaran dan nilai agama daidalam kehidupan sehari-hari. Proses pendidikan formal disekolah merupakan cara yang dianggap tepat dan jitu untuk mempersiapkan serta
membentuk perilaku keberagamaan siswa. Dalam pendidikan tersebut siswa diajarkan tentang shalat, puasa, bersedekah, berakhlakul karimah, dan sebagainya. Semua itu
merupaka, cerminan dari perilaku yang terpuji. Mata pelajaran yang memfokuskan masalah tentang akhlak ialah pelajaran aqidah akhlak sebagai sub mata pelajaran pada
jenjang pendidikan dasar. Oleh karena itu seorang guru hendaknya memiliki metode serta pendekatan
dalam mengajarkan materi aqidah akhlak, misalnya dengan memberikan pengalaman
31
Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1992h 5
keberagamaan kepada siswa dalam upaya penanaman nilai-nilai akhlak. Dengan pendekatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh pengalamannya baik
secara kelompok maupun secara individu. Disamping itu guru juga senantiasa menggunakan pendekatan pembiasaan yakni menekankan agar para siswa menjadi
terbiasa sopan santun, menghargai orang lain, serta akhlakul karimah yang lainnya. Dengan demikian, mata pelajaran aqidah akhlak ini diharapkan bisa
memberikan bekal kepada siswa agar bisa membentuk pribadi yang baik serta memiliki keimanan yang kuat.
F. Kerangka Berfikir