Hubungan prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa di MTs, Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok

(1)

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK

TERHADAP AKHLAK SISWA DI MTs. AL-IKHLAS

LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

NAMA : NURLAELA NIM : 102011023513

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2010


(2)

LEUWINANGGUNG CIMANGGGIS DEPOK

SKRIPSI

Diajukan kepada Faklutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: Nurlaela 102011023513

Dibawah Bimbingan

Dr. KHalimi M.A NIP. 19650515 199403 1 006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H / 2010 M


(3)

LEMBAR PENGAMATAN

Tanggal Pengamatan : ………...

Waktu/ Jam Ke : ………...

Nama Guru : ………...

Kelas Mengajar : ………...

Jumlah Siswa : ………...

Petunjuk: Isilah lembar pengamatan ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan cara melingkari jawaban yang tepat, dengan mengisi titik-titik atau dengan memberi tanda cekcklist (V)

01. Pada awal pelajaran, apa yang dilakukan guru? (beri tanda checklist pada kolom

yang sesuai dengan keadaan)

No Deskriptor Ya Tidak

01. 02. 03. 04. 05. 06. 07.

Mengucapkan salam Mengabsen siswa Memotivasi siswa

Mereview pelajaran yang lalu (appersepsi) Mengemukakan tema/topik yang akan di bahas Langsung menyampaikan materi baru

Kegiatan lain ………...…… ……….. ……….. ……….. ………..

……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

……… ……… ……… ……… ……… ……… ………

02. Proses belajar mengajar berlangsung, kegiatan apa sajakah yang dilakukan oleh


(4)

01.

02.

03.

03.

Penyajian Materi Pelajaran

- Memberitahukan Tujuan/TPK yang ingin dicapai

- Penyajian materi mendukung TPK

- Materi disajikan secara sistematis

- Materi disajikan secara tuntas

Strategi Pembelajaran

- Kegiatan belajar mengajar mendukung TPK

- Metode dan teknik yang digunakan bervariasi

- Berpusat pada siswa (Mengaktifkan siswa)

- Terintegrasikannya keempat keterampilan berbahasa

Penggunaan Alat (Media) Pembelajaran

- Sesuai dengan TPK

- Sesuai dengan materi pembelajaran

- Sesuai dengan metode pembelajaran

- Sesuai dengan kebutuhan belajar siswa

- Dapat memotivasi siswa

Penutupan Pelajaran

- Menyimpulkan materi pelajaran

- Memberitahukan materi pelajaran untuk pertemuan

berikutnya

……… ……… ……… ………

……… ……… ……… ………

……… ……… ……… ……… ………

……… ………

……… ……… ……… ………

……… ……… ……… ………

……… ……… ……… ……… ………

……… ………

03. Kegiatan penilaian apa sajakah yang dilakukan oleh guru pada akhir pelajaran?

Sebutkan jenis dan pelaksanaannya?

……… ……… ……… ………


(5)

ABSTRAK

Nama : Nurlaela

NIM : 102011023513

Judul : HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK DENGAN

AKHLAK SISWA DI MTs AL-IKHLAS LEUWINANGGUNG KEC. CIMANGGIS DEPOK

Pendidikan dan Akhlak dalam agama Islam merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, keduanya saling mendukung. Terbentuknya Akhlak mulia merupakan tujuan utama dari proses pendidikan dalam Islam, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh al-Abrasyi yang dikutip Nur Uhbiyati dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, bahwa mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya. Demikian pula sebaliknya tujuan membentuk akhlak mulia pada diri seseorang tidak mungkin tercapai tanpa adanya proses pendidikan dan penanaman nilai-nilai akhlak mulia. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam.

Dari uraian diatas, tidak heran jika kemudian timbul asumsi dalam benak orang banyak bahwa idealnya seseorang (siswa) yang telah mempelajari mata pelajaran akhlak seharusnya mempunyai akhlak yang mulia dengan alasan bahwa orang (siswa) tersebut telah mengetahui apa yang baik dan bagaimana cara mengerjakannya serta apa yang buruk berikut cara menghindarinya. Asumsi sebenarnya cukup tepat, namun pada tataran praksisnya bisa saja terjadi yang sebaliknya, sehingga siswa dengan prestasi belajar akhlak yang baik bisa saja mempunyai akhlak yang buruk dalam kehidupan sehari-harinya.

Berdasarkan hal tersebut, skripsi ini membahas hubungan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis mulai dari kelas tujuh hingga kelas sembilan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya, yaitu prestasi belajar dengan akhlak siswa sehari-hari.

Berdasarkan penelitian penulis di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis, terdapat hubungan yang cukup signifikan antara prestasi belajar aqidah akhlak dengan akhlak siswa. Hasil penelitian ini memang cukup menggembirakan, tetapi penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama namun dengan objek penelitian yang lebih besar perlu dilakukan, hal ini diperluka untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan akhlak terhadap akhlak siswa, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kebijakan khusus mengenai mata pelajaran aqidah akhlak pada jenjang Madrasah Tsanawiyah.


(6)

memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua, khususnya kepada penulis, sehingga tugas skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Begitu pula selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah berhasil dalam membangun masyarakat adil, makmur, egaliter, dan demokratis.

Meskipun banyak halangan dan rintangan yang datang silih berganti dalam proses menyelesaikan skripsi ini, akibat perjuangan yang tak kenal lelah, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan

dilalui, akhirnya menghasilkan juga. Alhamdulillah penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Semua itu berkat bantuan dan jasa baik dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahri Salim, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Halimi, MA., selaku pembimbing skripsi, yang telah memberikan spirit

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik, membimbing, dan mengarahkan

tanpa kenal lelah sehingga putrinya dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Suamiku tercinta Muzoffar Mukhtar dan anak-anakku tersayang Zain

Mukhtar, Zakia Mukhtar dan Tazkia Mukhtar, yang telah memotivasi dan memberikan inspirasi tanpa kenal lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak pimpinan dan karyawan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

baik perpustakaan utama maupun perpustakaan fakultas, yang telah memberikan pelayanan informasi secara baik selama penulisan skripsi ini.


(7)

iii

7. Seluruh staf pengajar Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah mewariskan tradisi keilmuan secara baik dan berkelanjutan.

8. Sahabat-sahabat penulis di Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah melalui masa pendidikan bersama-sama.

9. Seluruh pihak (baik perorangan maupun instansi) yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini, baik yang disebut maupun yang tak disebut.

Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka dengan limpahan pahala. Dan semoga pula skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, amin.

Jakarta, 31 M a r e t 2010 M

Penulis


(8)

ABSTRAK ……….

KATA PENGANTAR ………

DAFTAR ISI ………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………..…..…

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ………...

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….

D. Sistematika Penulisan ………...

BAB II DESKRIPSI TEORIT, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori ………..

1. Akhlak Siswa ……...………….. 2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak ...

B. Kerangka Berpikir ……….

C. Pengajuan Hipotesis ……….

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ……….

B. Tempat dan Waktu Penelitian ………...

C. Metode Pengolahan Data ………...…………...

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas ………….………...

B. Deskripsi dan Analisa Data ……….

C. Pengujian Hipotesis Penelitian………...

i ii v

1 6 8 9

10 10 20 23 24

25 26 26

31 35 57


(9)

v

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………...

B. Implikasi ………

C. Saran ………..

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN

59 59 60


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat fundamental dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat. Karena bagaimanapun pandainya seorang anak didik dan tingginya tingkat intelegensi anak didik tanpa dilandasi dengan akhlak yang baik, atau akhlak yang luhur maka kelak tidak akan mencerminkan kepribadian yang baik.

Masalah akhlak adalah masalah yang penting bagi agama dan bagi kehidupan dalam masyarakat. Akhlak adalah nilai pribadi dan harga diri seseorang, maka orang yang tidak berakhlak akan hilang harga dirinya di hadapan Maha Pencipta dan masyarakat. Seorang warga yang baik wajib memperbaiki dirinya sebelum bertindak, ia harus beradab, berakhlak terhadap dirinya sendiri karena ia dibebankan tanggung jawab terhadap keselamatan dan kemaslahatan dirinya dan lingkungan masyarakat.


(11)

2

Dengan kata lain, apabila akhlaknya baik maka akan baik pula sikap dan Akhlaknya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula sikap dan Akhlaknya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam dan agama lainnya yang utama karena misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia berakhlak mulia, untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk. Hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah SAW di mana beliau diutus menjadi rasul adalah untuk menyempurnakan dan memperbaiki akhlak manusia :

لﺎﻗ

ﺳو

ﷲا

ﻰ ﺻ

ا

نا

ﷲا

ﺿر

ةﺮ ﺮه

ﻰ ا

:

ﺎ ﱠإ

قﻼْ ﻷْا

مرﺎﻜ

ﱢ ﻷ

)

ىرﺎ ا

اور

(

1

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak”. (H.R. Bukhari)

Hadits Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman, cendikiawan muslim Pakistan, mengatakan, bahwa: “Islam pada dasarnya adalah agama akhlak (akhlak) sebelum kemudian menjadi agama fiqih (hukum) dan agama lainnya”.2

Senada dengan penekanan terhadap pentingnya akhlak, juga menekankan pentingnya pendidikan. Dalam sumber hukum Islam – Al-Qur’an dan hadits – banyak disebutkan tentang urgensi dan signifikasi pendidikan, seperti firman Allah swt:

تﺎﺟرد

ْ ْا

اْﻮ ْوأ

ْﺬ او

ْ ﻜْ

اْﻮ ﺁ

ْﺬ ا

ﷲا

ﻓْﺮ

Artinya: “….Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”.3 (Al Mujadalah : 58)

Demikian pentingnya kedua bidang tersebut –akhlak dan pendidikan dalam agama Islam, sehingga bisa dikatakan bahwa pendidikan akhlak

1

Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar Asuyuthi Al-Jami As-Shogir (Beirut:Daarul Fikr,t.th), zuz 1,h.103.

2

Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis Islam, (Jakarta: Serambi, 2001), h. 30.

3

Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 1984/1985), h. 911.


(12)

merupakan inti dari pendidikan dalam pandangan Islam. Hal ini bisa diketahui dari pendapat Al-Abrasy pakar pendidikan Islam tentang tujuan umum pendidikan Islam. Yang menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan Islam diantaranya : Menempatkan pembentukan akhlak yang mulia terdapat pada urutan pertama dari tujuan tersebut pandangan serupa dikemukakan oleh Nur Uhbiyati bahwa pendidikan Akhlak adalah inti pendidikan Islam, dan mencapai akhlak yang sempurna adalah tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya.4

Dalam perspektif pendidikan ke-Indonesiaan, di mana institusi pendidikan dibawahi oleh dua Departemen yang masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Departemen Agama dengan penekanan pada pendidikan agama dan Departemen Pendidikan Nasional dengan penekanan pada pengetahuan umum.

Meskipun kedua institusi ini mempunyai penekanan yang berbeda tetapi pada hakikatnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang telah disahkan dan diundangkan pada tanggal 27 Maret 1989. Tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia lewat proses dan Sistem Pendidikan Nasional adalah:

“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”5

Dari tujuan Pendidikan Nasional tersebut diketahui bahwa meskipun terdapat perbedaan penekanan antara Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional, tetapi kedua departemen tersebut mengacu pada tujuan yang sama yaitu tujuan nasional seperti dijelaskan di atas.

4

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung: CV. Pustaka Setia, Tahun 1999), Cet. 2, h. 50.

5

Undang-undang RI Sistem Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 pada Bab II Pasal 4 h. 6

(PT. Kloang Klede Putra Timur Bekerja Sama Dengan Koprasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri)


(13)

4

Khususnya untuk institusi pendidikan yang berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional, pendidikan akhlak biasanya disampaikan dalam bentuk mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Aqidah akhlak. Pelajaran Aqidah akhlak disampaikan dari mulai pendidikan dasar (Sekolah Dasar) hingga pendidikan menengah atas (Sekolah Menengah Atas).

Aqidah akhlak sebagai suatu bidang studi, merupakan pelajaran yang membahas tentang akhlak atau prilaku sehari-hari. Pelajaran Aqidah akhlak juga merupakan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, meyakini manfaat akhlak serta bersedia mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya, mata pelajaran ini harus diajarkan dan dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan, pelajaran dan latihan agar peserta didik mampu meyakini, memahami dan mengamalkan mata pelajaran Aqidah akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari bidang studi Aqidah akhlak pada Madrasah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:

1. Siswa dapat mengetahui pengertian akhlak, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami jenis-jenis akhlak yang baik dan buruk menurut pandangan agama, mengetahui dan mengamalkan perbuatan yang baik, mengetahui dan menjauhi perbuatan yang tercela, memahami dan ajaran agama dan hukum syariat Islam, serta menyadari pentingnya ilmu pengetahuan di masyarakat.

2. Siswa dapat mengetahui perjalanan Rosulullah sampai dengan masa sekarang

3. Siswa mengetahui, meyakini proses pembentukan kepribadian manusia. 4. Kemampuan memahami peraturan perundang-undangan, hak azasi

manusia, kemerdekaan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam era ekonomi, dan memahami bentuk-bentuk hubungan antar kelompok sosial.

5. Siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan para ulama, pahlawan-pahlawan yang telah berkorban demi nusa dan bangsa, Wali Songo, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia,


(14)

meyakini dan mengimani ajaran agama, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisah-kisah orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.6

Berdasarkan tujuan di atas, terlihat betapa pentingnya posisi pelajaran Aqidah akhlak dalam usaha untuk membimbing dan mengarahkan sikap serta Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah dalam kehidupan sehari-hari ke arah yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.

Berlandaskan pada permasalahan di atas, seharusnya prestasi belajar siswa tercermin dalam akhlak siswa sehari-hari, dalam pengertian, siswa yang berprestasi belajarnya baik dalam pelajaran Aqidah akhlak seharusnya juga mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, bisa pula terjadi sebaliknya, artinya prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak mencerminkan Akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga prestasi belajar siswa dalam pelajaran Aqidah akhlak tidak bisa dijadikan acuan dalam menilai akhlak siswa sehari-hari. Karenanya penulis bermaksud meneliti permasalahan dengan judul "Hubungan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Dengan Akhlak Siswa Di MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok" dalam bentuk sebuah skripsi.

Adapun alasan untuk memilih judul di atas adalah sebagai berikut: 1. Betapa pentingnya Aqidah akhlak yang harus diajarkan karena Aqidah

akhlak merupakan modal dasar untuk membimbing siswa menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah

2. Siswa belum bisa membedakan perbuatan yang baik dan buruk serta tidak merealisasikan akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan yang mereka dapat di sekolah atau teori di kelas.

3. Guru pelajaran Aqidah akhlak sangat berperan penting dalam membina siswa menjadi anak yang berakhlakul karimah.

6

Musyawarah Kelompok Kerja Sekolah menengah Pertama (MK2MTS) Tingkat Propinsi Jawa Barat, Garis-garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pelajaran PKns, h. 1-9.


(15)

6

4. Dipilihnya MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok, karena sekolah tersebut memungkinkan untuk diteliti tentang hubungan prestasi belajar Aqidah akhlak dengan Akhlak siswa.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

a. Apakah terdapat hubungan antara latar belakang pendidikan siswa sebelumnya terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak?

b. Apakah dewan guru memberikan contoh yang baik dalam pembentukan akhlak siswa?

c. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam bidang studi Aqidah Akhlak?

d. Apakah Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak siswa?

e. Apakah terdapat hubungan antara prestasi belajar Aqidah Akhlak dengan akhlak siswa?

2. Pembatasan Masalah.

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini, sehingga penelitian dapat sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi penelitian ini pada: hubungan prestasi belajar siswa tentang Aqidah akhlak dengan Akhlaknyanya sehari-hari.

Adapun yang dimaksud dengan siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas delapan dan sembilan Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok. Sedangkan prestasi belajar siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam bentuk tertulis yang berupa buku laporan evaluasi belajar siswa atau buku raport.


(16)

3. Perumusan Masalah.

Posisi akhlak sangat penting sekali dalam dunia pendidikan terlebih tujuan pendidikan nasional Indonesia sebagaimana dituangkan dalam Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional Indonesia tidak hanya untuk menciptakan manusia Indonesia yang memiliki pengetahuan dan pandangan luas tetapi lebih dari itu pendidikan nasional Indonesia juga bertujuan melahirkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak luhur. Karenanya berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk sampai kepada tujuan tersebut, salah satunya adalah memberikan mata pelajaran khusus tentang akhlak yaitu Aqidah akhlak.

Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana prestasi belajar pelajaran Aqidah akhlak di Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok?

b. Bagaimana Akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok?

c. Bagaimana hubungan prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang prestasi belajar Aqidah akhlak siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok.

b. Untuk memperoleh gambaran tentang Akhlak siswa.

c. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara prestasi belajar Aqidah akhlak dengan Akhlak siswa.


(17)

8

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara prestasi belajar Aqidah akhlak terhadap Akhlak siswa di MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok. Sedangkan manfaatnya bagi instansi sekolah, tulisan ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah satu referensi dalam memperbaiki mutu, metode dan tekhnis pembelajaran Aqidah akhlak sehingga kualitas siswa lulusan MTs Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok diharapkan bisa cerdas dari sisi intelektual, emosional dan spiritual.

Sedangkan bagi guru, skripsi diusahakan agar bisa menjadi gambaran dan motivator dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, sehingga dapat terus berupaya untuk membimbing anak didiknya agar senantiasa mampu menjadi warga yang baik dan berakhlakul karimah. Bagi penulis sendiri, penelitian ini diharapkan bisa menjadi konsentrasi penelitian lebih lanjut.

D. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan serta memahami isi skripsi ini, penulis membagi atas lima bab dengan sistematika penyusunan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dikemukakan tentang latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan sistematika penulisan.

Bab II Deskripsi Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesa. Dalam bab ini dikemukakan tentang Deskripsi teori antara lain: pengertian akhlaq, pendidikan akhlaq bagi siswa Madrasah Tsanawiyah, akhlaq dalam dunia penididikan, pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Bab III Metodologi Penelitian. Dalam bab ini dikemukakan tentang waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(18)

Bab IV Hasil Penelitian. Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian yang terdiri dari: gambaran umum MTs Al-Ikhlas, deskripsi data, analisa data dan interpretasi data penelitian.


(19)

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Deskripsi Teori 1. Akhlak Siswa a. Pengertian Akhlak

Kata akhlak merupakan kata yang sering kali terdengar dalam kehidupan sehari-hari. Begitu kita mendengar kata ini sehingga seolah-olah kita tahu pengertian kata ini dengan jelas, padahal jika ditanyakan apa itu akhlak, kita biasanya terdiam memikirkan jawabannya. Karenanya sebelum masuk lebih jauh kedalam pembahasan skripsi ini, penulis terlebih dahulu ingin mengeksplorasi pengertian kata akhlak.

Pengertian akhlak dapat ditinjau dari dua pengertian etimologis (lughowy) dan pengertian terminologis (istilahy). Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-akhlaq, kata ini merupakan bentuk jamak dari al-khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak.1

1

M. Nipan Abdul Halim, Menghias Diri Dengan Akhlak Terpuji, (Yogyakarta: 2000), h. 23


(20)

Menurut Jamil Shaliba dalam bukunya Al-Mu’jam Al-Falsafi Juz I,halaman 539. Pengertian akhlaq dari segi bahasa berasal dari bahasa arab,yang berarti perangai, tabiat, watak dasar kebiasaan, sopan dan santun agama.

Secara linguistik (kebahasan) kata akhlaq merupakan isim jamid atau isim ghoir mustaq,yaitu isim yang tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut memang begitu adanya.Kata akhlaq adalah jamak dari kata khulqun/khuluq yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana telah disebutkan diatas.Baik kata akhlaq atau khuluq bahwa kedua-duanya dijumpai pemakaianya didalam Al-Qur’an maupun hadis sebagai terlihat berikut ini:2

ﻚﱠإو

ْﻈ

.

Artinya: ”Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.(Q.S.Al-Qalam,66:4)

ﱠﻻإ

اﺬه

ْنإ

ْ ﱠوﻷْا

.

Artinya: ”(Agama kami)ini tidak lain hanyalah kebiasaan yang dahulu”.(Q.S.Al-Syu’ara,26:137).

ْ ﻬ ْ أﺎ ﺎ ْإ

ْ ْﺆ ْا

ْآأ

).

ىﺬ ﺮ ا

اور

(

Artinya: ”Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah orang yang sempurna budi pekertinya”.(H.R.Turmuzi)

Berdasarkan pengertian ini, kata akhlak sering dianggap sinonim dengan kata etika, moral, kesusilaan, tatakrama dan lain-lain.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa kata akhlak merupakan kata yang digunakan untuk merujuk kepada perbuatan manusia yang kemudian dinilai dengan standar baik dan buruk. Dalam Islam, standar penilaian yang digunakan untuk menilai baik dan buruknya suatu perbuatan adalah Al-Qur’an dan hadits.

2

Prof. Dr. H. Moh.Ardani, AkhlakTasawuf; Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan Tasawuf, (Jakarta: Karya Mulia), h. 25


(21)

12

Pengertian tentang akhlak secara terminologis telah banyak dikemukakan oleh para ahli, salah satunya adalah pengertian akhlak sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Al-akhlak, menurutnya “akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, dalam pengertian jika kehendak itu membiasakan sesuatu maka kebiasaan itu dinamakan akhlak”.3

Dari pendapat Prof. Dr. Ahmad Amin tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah kehendak yang dibiasakan, atau dalam pengertian lain akhlak mencakup perbuatan-perbuatan manusia yang telah menjadi kebiasaan bagi orang yang bersangkutan.

Sementara itu, Ibnu Miskawaih (W.421/1030 M) memberikan pengertian yang lain tentang akhlak, menurutnya, sebagaimana tertulis dalam kitab Tahdzibul Akhlak Wa Tathhir al- A’raq, di dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa akhlak adalah:

ﺮْﻏ

ْ

ﺎﻬ ﺎ ْﻓأ

ﻰ إ

ﺎﻬ

ﺔ اد

ْﱠ

لﺎ

ﺔ ْؤر

ﻻو

ﺮْﻜﻓ

Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.4

Dari pendapat ini bisa dipahami bahwa Ibnu Miskawaih membagi perbuatan menjadi dua yaitu perbuatan bathiniah dan perbuatan lahiriah. Menurut Ibnu Miskawaih perbuatan bathiniahlah yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan lahiriah, meskipun pada hakikatnya kedua perbuatan ini adalah satu kesatuan. Kemudian jika suatu perbuatan telah melembaga pada diri seseorang dan telah dilakukan secara berulang-ulang maka sering kali seseorang tidak memerlukan lagi pertimbangan-pertimbangan rasional dalam melakukan suatu perbuatan, dan perbuatan inilah yang dimaksud Ibnu Miskawaih dengan akhlak.

Pengertian serupa juga diungkapkan oleh Imam al-Ghazali (1059-1111 M) dalam kitab Ihya ‘Ulum al-Din, menurutnya akhlak adalah:

3

Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1992), h.46

4

Ibn Miskawaih, Tahjib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq, (Mesir: Mathba’ah al-Mishriyah,1934), h.40.


(22)

ﺮْﻏ

ْ

ﺮْ و

ﺔ ْﻮﻬ

لﺎ ْﻓﻷْا

رﺪْ

ﺎﻬْ

ﺔ ﺳار

ْﱠ ا

ﻰﻓ

ﺔﺌْه

ْ

ةرﺎ

ﺔ ْؤر

ﻻو

ﺮْﻜﻓ

ﻰ إ

ﺔﺟﺎ

Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan muda, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.5

Dari pengertian-pengertian akhlak diatas, penulis menyimpulkan bahwa akhlak adalah perbuatan seseorang yang telah melembaga, dilakukan secara berulang-ulang atas kesadaran jiwanya tanpa memerlukan berbagai pertimbangan dan tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak lain.

Sedangkan pengertian akhlak sebagai sebuah ilmu juga dikemukakan oleh para intelektual diantaranya Ahmad Amin yang berpendapat bahwa “ilmu akhlak adalah ilmu yang membahas arti baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilaksanakan oleh manusia, menjelaskan tujuan apa yang hendak dicapai manusia dengan perbuatan mereka dan menunjukan jalan yang lurus yang harus diperbuat”.6

Sedangkan Abdul Hamid Yunus mengemukakan sebagaimana dikutip oleh Drs. Mahjuddin bahwa “Ilmu akhlak adalah ilmu yang menerangkan tentang perbuatan yang mulia, lalu memberikan tuntunan mengenai cara-cara melakukannya, untuk mengisi jiwa manusia dengan perbuatan baik, serta cara-cara menghindarkan dan membersihkan diri manusia dari perbuatan buruk”.7

Ibrahim Anis dalam bukunya Mu’jam al-Wasith yang kemudian dikutip oleh Abudin Nata menjelaskan bahwa ilmu akhlak adalah:

أ

ْﻮﺿْﻮ

ْ ْا

ْ ْاو

ْﺎ

ﺻْﻮ ى ﱠا

لﺎ ْ ﻷْا

ْﻗ

مﺎﻜْ

5

Imam al-Ghazali Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr,t.t.) h.56. 6

Ahmad Amin, Etika: Ilmu Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1985), h. 62. 7

Mahjuddin, Konsep Dasar Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya Dalam Hadits, (Jakarta : Kalam Mulia, 2000), h. 9.


(23)

14

Ilmu yang objek pembahasannya tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan dengan baik atau buruk.8

Penjelasan-penjelasan tersebut sangat membantu kita untuk memahami bahwa akhlak sebagai ilmu setidaknya mengandung hal-hal antara lain:

1) Penjelasan tentang baik dan buruk.

2) Pembahasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang mesti dihindari oleh seseorang.

3) Penjelasan tentang tujuan yang seharusnya dituju oleh seseorang dalam suatu tindakan.

4) Pembahasan tentang jalan yang harus ditempuh oleh manusia dalam upaya menuju kepada kebaikan.

b. Pendidikan Aqidah Akhlak

Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata “pendidikan sebagai proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.9

Hal yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ahmad D. Marimba yang menjelaskan bahwa …Pendidikan adalah proses bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama…”.10

Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk –dalam pengertian akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran

8

Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Aklak Tasawuf, Ed. I., Cet.4, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2002), h.8.

9

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 232.

10


(24)

pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates, seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar) apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah) terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.11

Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Agama Islam yang sangat menjunjung tinggi pendidikan memaknai pendidikan tidak hanya sekedar proses pendidikan jasmani –rasio– semata tetapi lebih dari hal itu seperti diungkapkan oleh Dr. Yusuf Qardhawi yang memberi pengertian pendidikan Islam sebagai berikut:

Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, ruhani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, dan menyiapkan untuk mengahadapi masyarakat dengan kebaikan dan kejahatan, manis dan pahitnya.12

Dengan nada yang sama Endang Saifuddin Anshori memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai “…Proses bimbingan (pimpinan, tuntunan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemanusiaan, intuisi dan lain sebagainya) dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.” 13

Tetapi yang menjadi permasalahan bagaimana jika ideal-ideal diatas yakni hubungan antara prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak dan akhlak siswa ternyata terkadang berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dalam

11

13 Tokoh Filsafat Etika, Sejak Zaman Yunani Sampai Abad Ke-19, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 58

12

Yusuf Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, Ter. Bustani A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 59.

13

Endang Saefuddin Anshari, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Islam, (Jakarta: Usaha Interpries, 1976), h. 85


(25)

16

pengertian bahwa prestasi belajar seorang siswa ternyata tidak ada hubungannya dengan akhlak siswa dalam kehidupan real. Sehingga prestasi belajar seorang siswa dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak tidak bisa dijadikan sebagai indikator dalam penilaian akhlak seorang siswa. untuk mengatasi ini perlu diadakan evaluasi total terhadap mata pelajaran pendidikan aqidah akhlak dari mulai materi pelajaran, metodologi pembelajaran, teknik penyampaian materi.

Dari pembahasan di atas tidak mengherankan jika kemudian pendidikan aqidah akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani.

Pendidikan budi pekerti merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan budi pekerti peserta didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.

Salah satu jenjang pendidikan yang aktif memberikan pendidikan Aqidah Akhlak adalah Madrasah Tsanawiyah dalam bentuk sebuah mata pelajaran yang lazim dikenal dengan pelajaran Pendidikan aqidah akhlak. Pelajaran ini diberikan dari mulai kelas tujuh hingga kelas sembilan.

Sebelum lebih jauh membahas pendidikan aqidah akhlak bagi siswa Madrasah Tsanawiyah penulis terlebih dahulu ingin menjelaskan tentang pengertian pendidikan aqidah akhlak.

Mata pelajaran ini bertujuan mengembangkan dan melestarikan nilai luhur budaya Indonesia. Disamping itu membekali siswa dengan kemampuan dasar, pengetahuan, dan budi pekerti. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat mewujudkan nilai luhur itu dalam perilaku sehari-hari, baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, maupun sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Setiap kegiatan yang direncanakan, tentu memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai oleh seseorang atau


(26)

kelompok yang melakukan kegiatan. Sehubungan dengan itu, tujuan mempunyai arti yang sangat penting bagi keberhasilan sasaran yang diinginkan, arah atau pedoman yang harus ditempuh, tahapan, sasaran serta sifat dan mutu kegiatan yang dilakukan. Karena itu, kegiatan yang tanpa disertai tujuan, menyebabkan tujuan akan kabur, akibatnya program dan kegiatan tersebut menjadi tidak terorganisir.

Berdasarkan hal tersebut maka Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (MK2MTs) Tingkat Propinsi Jawa Barat menyusun Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) untuk mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah yang termasuk dalam Propinsi Jawa Barat termasuk pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Dalam GBPP tersebut dijelaskan juga tentang tujuan dari pembelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa Madrasah Tsanawiyah. Tujuan-tujuan tersebut dibagi kedalam dua buah tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, berikut adalah tujuan pendidikan aqidah akhlak berdasarkan kelas.

Bagi siswa kelas tujuh tujuan pembelajaran pendidikan aqidah akhlak adalah siswa dapat mengetahui dan memahami pengertian syariat Islam, kedudukan manusia menurut pandangan agama, memahami dan meyakini nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, serta menyadari pentingnya ilmu akhlak menurut pandangan agama.

Adapun tujuan khususnya yaitu:

1) Siswa memahami dasar dan tujuan pendidikan aqidah akhlak..

2) Siswa memahami kesadaran untuk taat terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan membiasakan taat melaksanakan ibadah dan menjalankan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari.

3) Siswa memahami membiasakan mendahulukan kewajiban sebelum menuntut hak.

4) Siswa memahami dan mengerti tentang dasar, tujuan dan pembagian akhlak.

5) Siswa memahami perbuatan terpuji dan mampu mengamalkannya dengan baik.


(27)

18

6) Siswa mengetahui perbuatan tercela kepada Allah serta menjauhinya 7) Siswa mengetahui dan memahami cinta kebersihan dalam kehidupan

sehari-hari.

8) Siswa mengetahui, meyakini adanya pencipta dengan sifat-sifat-Nya serta mengimaninya.

9) Siswa memahami dan menyadari pentingnya ilmu pengetahuan dan mencintai ilmu pengetahuan tersebut dengan giat belajar.14

Sedangkan tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa kelas delapan adalah siswa mengetahui, sejarah para nabi dan rosul dan para ulama yang menyebarkan agama Islam di Indonesia, mengetahui perlunya memiliki kebebasan yang diiringi rasa tanggung jawab, mengetahui akhlak terpuji dan mengamalkannya, memahami pengertian perlunya sikap tenggang rasa antarumat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

1) Siswa meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa serta mengimaninya.

2) Siswa memahami akhlak terpuji kepada Allah dan mampu mengamalkannya dengan ikhlas.

3) Siswa meyakini perlunya sikap percaya diri dalam melakukan tugas dan kegiatan sehari-hari.

4) Siswa dapat memahami sifat-sifat terpuji bagi diri sendiri maupun bagi orang lain serta terbiasa mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 5) Siswa memahami dan meyakini sifat-sifat para pahlawan serta berusaha

untuk meneladaninya.

6) Siswa memahami cara-cara taat dan cinta kepada amal ibadah serta mampu mengamalkannya dengan ikhlas.

7) Siswa memahami cara-cara menghormati ulama dan mentaati uli ‘amri serta mampu mengamalkannya dengan baik.

14

Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (MK2MTs) Tingkat Propinsi Jawa Barat, Garis-Garis Besar Program Pengajaran, tt. Mata Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah, h.2


(28)

8) Siswa mengetahui dan menyadari berbahayanya sifat-sifat tercela, baik bagi diri sendiri maupun terhadap orang lain serta mampu menghindarinya.15

Adapun tujuan umum pelajaran pendidikan aqidah akhlak bagi siswa kelas sembilan adalah siswa memahami dan meneladani kisah-kisah keteladanan rosul, mengerti dan mengamalkan akhlak terhadap sesama manusia, memahami hak dan kewajiban warga negara, mengetahui kisah-kisah orang-orang durhaka, mengetahui akhlak terhadap alam lingkungan serta dapat menerapkan dalam kehidupan. Sedangkan tujuan khususnya adalah:

1) Siswa mengetahui kisah pahlawan bangsa serta mampu meneladaninya 2) Siswa mengetahui akhlak terhadap saudara, tetangga, sesama muslim dan

kaum lemah serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 3) Siswa memahami dan menyadari arti kerja dalam kehidupan dan berusaha

untuk mencintainya dengan giat belajar

4) Siswa mengetahui dan menghayati kisah orang-orang durhaka serta akibatnya sehingga berusaha untuk menjauhi sifat-sifat buruk yang dimiliki orang-orang tersebut

5) Siswa memahami dan menyadari hak dan kewajiban warga negara sesuai tuntunan agama.

6) Siswa menyadari pentingnya memelihara kelestarian, menyayangi binatang dan merawat tumbuhan serta berusaha mewujudkan dengan perbuatan nyata.16

2. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kamus bahasa Indonesia belajar bahwa prestasi adalah hasil usaha yakni pencapaian dari suatu kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya. Kata ‘pencapaian’ dalam pengertian tersebut menyiratkan bahwa

15

Ibid., h. 7 16


(29)

20

hasil dari suatu kegiatan itu sebelumnya telah mengalami suatu rangkaian kegiatan lainnya. Dimana rangkaian kegiatan tersebut merupakan proses yang mengarah kepada suatu tujuan yakni pencapaian hasil.

Pengertian belajar menurut arti bahasa, berarti berusaha memahami sesuatu, berusaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan, bisa berarti pula agar terampil mengerjakan sesuatu.17 Dalam al-Qur’an surat al-‘Alaq ayat 1 disebutkan:

ىﺬﱠا

ﻚﱢر

ْﺳﺎ

ْأﺮْﻗإ

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang mencipta-kan” (Q.S. Al-Alaq: 1)

Ayat tersebut kalau kita telaah mengandung makna belajar, yaitu belajar memahami akan adanya Tuhan pencipta manusia. maksud dari ayat tersebut di atas bahwa pendidikan pertama yang harus diterima dan dipelajari oleh seorang anak adalah tentang bukti-bukti adanya Tuhan pencipta seluruh alam (ketauhidan).

Adapun pengertian belajar menurut istilah adalah suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang meng-hasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap.

Sedangkan pengertian prestasi belajar sebagaimana dijelaskan dalam kamus bahasa Indonesia adalah “…penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”.18

Dari pengertian tersebut jelas bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil pencapaian seseorang dalam proses belajar yang dapat berupa pengetahuan atau keterampilan tertentu yang dikembangkan oleh suatu mata pelajaran yang kemudian digambarkan melalui nilai-nilai tertulis yang diberikan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan.

17

JS Badudu, dan Sutan Muhamad Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. ke-1, h. 19

18


(30)

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Seperti dipaparkan di atas bahwa belajar merupakan hasil usaha dari serangkaian kegiatan individu yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, hal-hal atau faktor-faktor apa sajakah yang memungkinkan seorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal atau sebaliknya. Berikut penulis akan menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Secara garis besar, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dikelompokan kedalam dua kelompok, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor pendorong yang berasal dari dalam individu siswa itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor pendorong yang berasal dari luar individu dalam interaksinya dengan individu lainnya maupun dengan lingkungannya.

Adapun yang termasuk dalam faktor internal adalah:19

1) Faktor kemampuan siswa. faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar yang ingin dicapai. Meskipun anak dilahirkan ke dunia dalam yang relatif sama, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa ada anak-anak yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan anak-anak lainnya. Anak dengan kemampuan ini akan lebih berhasil dalam kegiatan belajar. Karena ia lebih mudah mengingat, menganalisis dan cepat dalam mengambil suatu keputusan

2) Faktor motivasi belajar, faktor ini cukup penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan motivasi belajar yang kuat sering kali ditemukan anak-anak dengan kemampuan biasa-biasa saja mempunyai prestasi belajar yang cukup luar biasa

3) Faktor minat dan usaha, dengan adanya minat terhadap suatu pelajaran maka hal tersebut akan lebih mendorong seorang anak untuk lebih serius mempelajari suatu pelajaran karena merasa bahwa yang dipelajarinya sangat berarti baginya. Tetapi minat harus didukung pula oleh usaha yang serius untuk mempelajarinya.

19


(31)

22

4) Faktor sikap dan pola belajar, sikap dan sifat-sifat yang ada seseorang juga mempunyai andil yang cukup besar dalam mempengaruhi prestasi belajar. Demikian juga halnya pola belajar seseorang ikut mempengaruhi hasil yang akan dicapainya dalam proses belajar.

5) Faktor fisik dan psikis, kondisi fisik juga ikut serta dalam menentukan prestasi dalam proses belajar, demikian juga halnya dengan kondisi psikis

Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:20

1) Faktor guru, guru memegang peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, sebab guru merupakan orang pertama yang memberikan bimbingan dalam kegiatan belajar mengajar.

2) Faktor sarana dan prasarana pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran yang memadai akan sangat membantu dalam proses belajar yang efisien, efektif, mudah dipahami dan menyenangkan. Karenanya faktor ini memegang peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa 3) Faktor lingkungan (milieu), faktor ini tidak kalah pentingnya

dibandingkan faktor-faktor lainnya. Lingkungan memberikan pengaruh yang cukup besar bagi seorang siswa baik pengaruh positif maupun sebaliknya. Lingkungan yang mendukung

4) Faktor sosial ekonomi, di tengah zaman yang hampir segala sesuatunya diukur dengan satuan uang, maka tak bisa diingkari bahwa faktor ini mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam prestasi belajar seorang siswa

5) Faktor orang tua, motivasi dan tanggung jawab orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam upaya untuk meningkatkan prestasi belajar anak. Karena bagaimana pun juga orang tua merupakan orang yang paling banyak tahu tentang anaknya.

20


(32)

B. Kerangka Berpikir

Usaha pendidikan bukanlah semata-mata proses mengetahui belaka, tetapi lebih dari itu usaha pendidikan adalah juga proses aplikasi pengetahuan kedalam kehidupan real. Hal ini seperti dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mendefinisikan kata pendidikan sebagai “…proses pengubahan sikap dan tatalaku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”.

Pendidikan aqidah akhlak merupakan sesuatu yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai suatu aktivitas manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan seluruh potensi-potensi pribadinya baik rohani maupun jasmani. Pendidikan aqidah akhlak merupakan salah satu pendidikan yang intensif diberikan kepada peserta didik dari mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Hal ini dikarenakan dengan pemberian pendidikan aqidah akhlak peserta didik diharapkan dapat mengetahui perbuatan-perbuatan baik dan buruk sehingga mampu menentukan pilihan dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan.

Pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk–dalam pengertian akhlak- adalah merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak. Karenanya berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas, idealnya seorang siswa yang mempunyai prestasi yang baik dalam pelajaran pendidikan aqidah akhlak maka ia pun seharusnya mempunyai akhlak yang baik dalam kehidupannya sehari-hari. Hal ini sebagaimana diyakini Socrates, seorang filsuf Yunani yang sangat yakin bahwa orang berbuat baik (benar) apabila ia mengetahui apa yang baik bagi dirinya. Perbuatan buruk (salah) terjadi karena kurangnya pengetahuan manusia tentang apa yang baik.

Prestasi belajar pendidikan aqidah akhlak seharusnya dapat dijadikan acuan dalam proses penilian akhlak seorang siswa, terlebih pelajaran ini merupakan sesuatu yang sangat fundamental dalam pendidikan. Siswa yang mempunyai prestasi belajar aqidah akhlak yang baik idealnya juga mempunyai akhlak yg baik dalam kehidupan sehari-harinya, demikian juga sebaliknya.


(33)

24

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut yakni terdapat hubungan positif antara pelajaran aqidah akhlak dengan akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang digunakan dalam penelitian.1 Metodologi penelitian pada dasarnya merupakan suatu metode ilmiah yang diartikan suatu cara yang dirancang serta diarahkan guna memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis dengan menempuh suatu langkah-langkah tertentu.2

Adapun teknik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi tujuan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampling, instrumen penelitian dan teknik analisis data. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode deskriptif, adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif korelatif, yaitu mencari korelasi dari dua variabel atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, sehingga dapat dicari hubungannya antara satu fenomena dengan fenomena yang lainnya, yaitu prestasi belajar dengan perilaku siswa sehari-hari.

1

Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1994), cet. ke-1, h. 3

2

Ibid., h. 4


(35)

26

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yakni variabel X dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah prestasi belajar aqidah akhlak dan variabel Y dalam penelitian ini adalah akkhlaq siswa MTs Al- Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian : MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Depok.

Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Mei 2009

C. Metode Pengolahan Data 1. Tekhnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini dikumpulkan sesuai dengan sumber, metode dan instrumen yang telah dilaksanakan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan antara lain:

a. Riset lapangan (Field Research)

Studi lapangan (field research) dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan fakta otentik dari lapangan yang memiliki kaitan dengan masalah yang akan diteliti.

b. Riset Kepustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan (library research) yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan teori- teori dan permasalahan yang akan diteliti, hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara teoritis yang nantinya akan dibandingkan dengan kenyataan yang ada dilapangan.

c. Observasi

Observasi adalah merupakan alat pengumpul data penelitian yang dilakukan langsung mengamati keadaan, kondisi, situasi dan aktivitas responden oleh peneliti.


(36)

d. Angket

Angket yaitu berupa daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis mengenai suatu hal dalam suatu bidang. Dalam penelitian ini penulis menyebarkan angket kepada siswa yang dijadikan sebagai sample.

2. Jenis Dan Sumber Data a. Data Primer

Adalah data dalam penelitian yang diperoleh dengan melakukan wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan siswa dengan memakai alat bantu berupa kuisioner. Kuisioner yang dipakai merupakan isian informasi tentang akhlak siswa. Wawancara juga dilakukan dengan pengurus MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Kebayunan Cimanggis.

b. Data Sekunder

Merupakan pengumpulan data kepustakaan yaitu untuk memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang berkaitan dengan obyek penelitian, dengan membaca atau mempelajari buku-buku referensi, karya ilmiah, laporan dari instansi terkait dan sumber-sumber lain yang terkait dalam penulisan ini.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sejumlah masa (manusia atau bukan) yang terdapat dalam kawasan tertentu dalam suatu unit kesatuan.3 Adapun populasi yang penulis ambil adalah seluruh siswa MTs. Al Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok yang berjumlah 347 orang.

Sampel sebagaimana yang dikemukakan oleh M. Ali adalah sebagian populasi yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prkatek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), cet. ke-10, h. 155


(37)

28

mewakili terhadap populasi.4 Dengan demikian sampel yang diambil dari populasi yang ada dan dianggap mewakili hasil penelitian dari sejumlah populasi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sebanyak 30 orang sebagai sampel.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk mengumpulkan data variabel X yaitu prestasi belajar aqidah akhlah adalah tes objektif sebanyak 30 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan jawaban yang salah adalah 0.

Sedangkan untuk memperoleh data tentang akhlaq siswa, penulis menggunakan skala likert yang terdiri atas 30 pertanyaan dengan alternatif jawaban: sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, ragu-ragu (RR) diberi skor 2, dan tidak setuju (TS) diberi skor 1. Sedangkan jika pertanyaan dalam bentuk negatif maka pemberian skor adalah sebaliknya.

Sebelum instrumen tersebut digunakan maka terlebih dahulu akan diadakan uji coba, untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan dapat dipercaya untuk mengambil data, untuk itu perlu dilakukan juga uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian.

Untuk mengukur validitas keseluruhan soal prestasi belajar aqidah akhlak digunakan validitas isi yang diperoleh dari indikator yang disusun berdasarkan kerangka teori. Berdasarkan pada hal tersebut maka kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Indikator Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Prestasi Akademik Pengetahuan Aqidah Pengetahuan Akhlak 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas

4

M. Ali, Penelitian dan Pendidikan prosedur dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1987), h. 54


(38)

Sedangkan keseluruhan instrumen variabel akhlak siswa menggunakan variabel konstruk yang disusun berdasarkan deskripsi teoritis. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlah kisi-kisi instrumen sebagai berikut:

Kisi-Kisi Instrumen

Akhlak Siswa MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Depok Indikator Akhlak Siswa

Akhlak Di Sekolah Akhlak Di Rumah Akhlak Di Lingkungan 1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 Keterangan: setelah ditentukan taraf kesukaran, daya pembeda dan realibilitas

5. Teknik Analisis Data

Agar data yang terkumpul tersebut dapat dianalisis kemudian dapat diambil kesimpulan, maka:

a. Jawaban dari responden disesuaikan dan diperiksa apakah jawaban tersebut lengkap atau tidak.

b. Dengan cara tabulasi, yaitu dengan mentabulasi jawaban dari responden ke dalam tabel. Terakhir penulis menganalisis dan menginterpretasi data-data tersebut. Bentuk analisis data-data yang digunakan adalah desktiptif analitis karena data yang diperoleh dalam penelitian ini lebih bersifat kwantitatif. Analisis kwantitatif yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka, dengan cara menjumlahkan, mengklasifikasikan, mentabulasikan dan selanjutnya dilakukan perhitungan-perhitungan dengan menggunakan data statistic berupa product moment, apakah ada relasi antara dua variabel tadi dan berapa bobot yang diperoleh.

Adapun teknik korelasi yaitu dengan menggunakan korelasi produk momen (product moment correlation) yaitu untuk mencari korelasi antar dua variabel dengan rumus sebagai berikut:


(39)

30

rxy =

2 2

2 2

y) ( y }{N. ) ( x {N.

y) x)( ( xy N.

∑ − ∑ ∑

− ∑

∑ ∑ − ∑

rxy = Angka indeks korelasi "r" product moment N = Number of Cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y ∑x = Jumlah seluruh skor x

∑y = Jumlah seluruh skor y.5

Setelah nilai rxy diketahui, kemudian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang sedang diteliti, penulis berpatokan pada tingkat koefisien korelasi (r), yang dikemukakan oleh Anas Sudijono dalam bukunya, seperti tercantum di bawah ini.

Korelasi Interpretasi

0,900-1,00 Sangat tinggi

0,700-0,900 Tinggi

0,400-0,700 Cukup/sedang 0,200-0,400 Rendah

0,00-0,200 Sangat rendah

5

Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2003), cet. ke-12, h. 180


(40)

     

BAB IV

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

 

A. Gambaran Umum MTs Al-Ikhlas 1. Sekilas tentang MTs Al-Ikhlas

MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis didirikan pada tahun 1984 yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Islam Al-Ikhlas, dengan jumlah murid kelas satu/angkatan pertama yaitu 35 siswa.

Dengan visinya yaitu SIGAP (Sukses dalam berprestasi, Inovatif

dalam penyelenggaran KBM, Gairah dalam KBM, Menciptakan lingkungan

yang Aman, Nyaman dan Kondusif, Profesional dalam memberikan

pelayanan proses pendidikan), MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan baik kuatitas maupun kualitas, hal ini terbukti dengan jumlah siswa saat ini mencapai 347 siswa dibagi menjadi sembilan kelas rombongan belajar.

Mengikuti perkembangan dan pemekaran kota tahun 1999 MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis masuk ke dalam wilayah Kota Depok. Pada saat ini MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya ditunjang oleh sarana dan prasarana antara lain:


(41)

 

32

a. Kantor Kepala Sekolah dan Dewan Guru

b. Ruang Kegiatan Belajar

c. Sarana ibadah

d. Sarana olah raga, dll.

Tujuan Pendirian MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis Sebagai-mana tertuang dalam Akte Notaris Pendirian Yayasan Perguruan Islam Al-Ikhlas dan UU Sisdiknas No. 2 tahun 1989 bahwa tujuan Yayasan mendirikan lembaga pendidikan formal adalah:

a. Memberikan kesempatan kepada anak usia sekolah baik yang

berkecukupan atau pra sejahtera untuk mengenyam pendidikan SLTP di MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis.

b. Bersama-sama pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa.

2. Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung

 

GAMBAR 1

Struktur Organisasi MTs Al-Ikhlas

Ketua Yayasan

H. Ahmad Chumaidi

Ketua BP3 Kepala Madrasah

Endang Mulyana, SH HJ. Sri Wahyuni, S.Ag.

Kepala TU

Saprudin, S.Kom.

W. Kep. Kurikulum W. Kep. Kesiswaan W. Kep. Bp/Humas W. Kep. Sarana

H. Syarif, S.Ag Uwoh Pramijaya, SH.i Rudy Solahudin, S.Pd.i

O S I S

31


(42)

3. Rekapitulasi Guru Dan Murid MTs Al-Ikhlas

Keadaan guru dan murid MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis setiap tahun terus bertambah jumlahnya hal ini disebabkan dengan telah tumbuhnya kesadaran dalam diri masyarakat akan pentingnya pendidikan. Untuk tahun pelajaran 2009/2010 jumlah siswa dan guru pada MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis adalah seperti terlihat pada tabel-tabel berikut ini:

TABEL 1

Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Rekapitulasi Kelas VII KELAS VIII KELAS IX

Siswa (2009-2010) L P L P L P

Jumlah Siswa 64 58 57 56 54 58

Jumlah Total 122 113 112

Jumlah Laki-laki : 175

Jumlah Perempuan : 172

TABEL 2

Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas

Rekapitulasi Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Siswa (2009-2010) A B C A B C A B C

Jumlah Siswa 40 40 38 40 35 38 38 37 37

Jumlah 122 113 112

Jumlah Total Siswa 347

TABEL 3

Rekapitulasi Guru Berdasarkan Pendidikan Terakhir

NO Latar Belakang Pendidikan L P

1 SMA/ sederajat STM – –

2 D1 – – –

3 D2 – 1 –

4 D3 – – –

5 S1

UIKA 6 2 UIN 5 3 UMAA 1 –

TOTAL 15 5


(43)

 

34

4. Pola Pengajaran Pelajaran Aqidah Akhlak di MTs Al-Ikhlas

Mata pelajaran aqidah akhlak pada MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis merupakan mata pelajaran pokok. Metode pembelajaran yang digunakan untuk mata pelajaran aqidah akhlak di MTs Al-Ikhlas Leuwinanggung Cimanggis adalah sebagai berikut:

a. Metode mutual education

Yaitu metode pengajaran dalam kelompok dengan contoh langsung. Metode ini biasa digunakan untuk materi pelajaran aqidah akhlak yang bersifat praktis, sehingga siswa tidak melulu memahami suatu materi pelajaran aqidah akhlak secara teoritis tetapi juga diharapkan mampu menerapkannya dalam kehidupan praktis.

b. Metode Instruksional

Yaitu metode yang bersifat penjelasan terhadap sesuatu dengan menjelaskan ciri-ciri tentang sesuatu misalnya ciri-ciri orang yang beriman, ciri-ciri orang musyrik. Dengan metode pendidikan ini siswa diharapkan mengetahui apa yang harus diperbuat dalam kehidupan sehari-hari.

c. Metode Cerita

Yaitu metode yang digunakan dengan menjelaskan sejarah hidup seseorang atau suatu kelompok pada masa lampau yang menyangkut ketaatan atau keingkaran mereka terhadap perintah Allah SWT. Metode ini bertujuan agar siswa mampu mengambil pelajaran dari orang-orang terdahulu sehingga siswa mampu mengetahui apa yang harus mereka perbuat dengan segala konsekuensinya.

d. Metode Bimbingan Dan Penyuluhan

Metode ini digunakan pasca pemberian materi pelajaran yang bersifat teoritis, sehingga siswa akan selalu dalam pengarahan, bimbingan dan penyuluhan para guru.


(44)

B. Deskripsi Dan Analisis Data

1. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

Untuk mengetahui validitas dan realiabilitas instrumen maka terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen prestasi belajar aqidah akhlak. Adapun skor hasil uji tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Skor Uji Coba Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1

4 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0

5 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

6 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1

7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0

9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

Np 8 9 9 9 9 8 5 9 8 6 8 7 8 8 8 7 8 8 8 8

P 0,8 0,9 0,9 0,9 0,9 0,8 0,5 0,9 0,8 0,6 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8

Q 0,2 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2 0,5 0,1 0,2 0,4 0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2

Pq 0,16 0,09 0,09 0,09 0,09 0,16 0,25 0,09 0,16 0,24 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,21 0,16 0,16 0,16 0,16

No Nomor Item

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 22 484

2 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 27 729

3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 25 625

4 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 14 196

5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26 676

6 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 17 289

7 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 26 676

8 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 22 484

9 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 23 529

10 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 25 625

Np 7 5 8 8 5 6 7 9 7 7 227 5313

P 0,7 0,5 0,8 0,8 0,5 0,6 0,7 0,9 0,7 0,7

Q 0,3 0,5 0,2 0,2 0,5 0,4 0,3 0,1 0,3 0,3

Pq 0,21 0,25 0,16 0,16 0,25 0,24 0,21 0,09 0,21 0,21 5,11

Skor kuadrat total

No Nomor Item Total Skor


(45)

 

36

Berdasarkan data di atas, maka dapat dilakukan uji validitas butir dengan rumus korelasi point biserial yaitu:

Rumus: q p SDt Mt Mp rpbis − = Keterangan : pbis

r

: Koefisien korelasi product momen

Mp : Mean kor dari subjek-subjek yang menjawab benar

Mt : Mean kor total

SDt : Standar deviasi skor total

p : Proporsi subjek yang menjawab benar

q : Proporsi subjek yang menjawab salah

5 , 24 8 196 8 25 23 22 26 26 25 27 22 = = + + + + + + + = Mp 7 , 22 10 227 = = = N xt Mt ε N N xt xt SDt 2 2 −( )

= 4 1 , 16 10 1 , 160 10 9 , 5152 5313 10 10 ) 227 ( 5313 2 = = = − = − = SDt

p = 8

q = 2

maka rpbisbutir no. 1 sebesar:

2 8 4 7 , 22 5 , 24 − = pbis r 900 , 0 4 60 , 3 4 2 80 , 1 = = = x rpbis

Karena rkritis lebih besar dari rtabel (0,900>0,531). Maka butir No.1

dikatakan valid. Dengan cara yang sama seperti di diatas diperoleh validitas

tiap-tiap butir yang kemudian dikonsultasikan dengan rproduct-moment. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


(46)

Tabel 5

Validitas Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

No. Validitas Keputusan

1 0,900 Valid Dipakai

2 0,725 Valid Dipakai

3 -0,275 Drop Tidak dipakai

4 0,725 Valid Dipakai

5 0,058 Direvisi Dipakai

6 0,587 Valid Dipakai

7 0,775 Valid Dipakai

8 0,058 Direvisi Dipakai

9 -0,162 Drop Tidak dipakai

10 -0,010 Drop Tidak dipakai

11 0,900 Valid Dipakai

12 0,223 Valid Direvisi

13 -0,412 Drop Tidak dipakai

14 0,900 Valid Dipakai

15 0,900 Valid Dipakai

16 0,168 Direvisi Direvisi

17 0,446 Direvisi Direvisi

18 0,400 Direvisi Direvisi

19 0,400 Direvisi Direvisi

20 0,587 Valid Direvisi

21 0,765 Valid Dipakai

22 0,025 Direvisi Direvisi

23 -0,100 Drop Tidak dipakai

24 -0,475 Drop Tidak dipakai

25 0,525 Direvisi Direvisi

26 0,193 Direvisi Direvisi

27 0,657 Valid Dipakai

28 0,058 Direvisi Direvisi

29 0,525 Direvisi Direvisi

30 -0,100 Drop Tidak dipakai

531

,

0

=

pbis

r


(47)

 

38

Kemudian untuk menentukan reliabel atau tidaknya instrumen varibel X, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

Vt pq Vt K K r 1 11 Keterangan :

Rn : reliabilitas instrumen

K : Banyaknya butir pernyataan Vt : Varians total

p : Proporsi subjek yang menjawab benar q : Proporsi subjek yang menjawab salah

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui K=30, Vt=16,1 dan

Pq= 5,11

maka : N N xt xt Vt 2 ) ( − = 10 1 , 160 10 9 , 5152 5313 10 10 ) 227 ( 5313 2 = − = − = Vt 01 , 16 = Vt ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 1 , 160 11 , 5 01 , 16 29 30 11 r

( )

( )(

1,03 0,681 1 , 160 09 , 10 03 ,

1 ⎟=

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ =

)

704 , 0 =

Jika dikonsultasikan dengan rproduct-moment pada N=10 dengan taraf

signifikansi 0,05 didapat rtabel =0,635. Dengan demikian instrumen yang

digunakan secara keseluruhan reliabel.

Karena instrumen penelitian telah valid dan realiabel untuk digunakan dalam penelitian maka selanjutnya angket diberikan kepada siswa untuk


(48)

mengetahui skor variabel prestasi belajar aqidah akhlak atau variabel X. Berdasarkan hasil perhitungan angket diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 6

Skor Instrumen Prestasi Belajar Aqidah Akhlak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 1 1 - 1 - 0 0 - - - 1 1 - 1 1 1 0 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 1 - 15 225

2 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 324

3 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 324

4 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 1 - 13 169

5 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 324

6 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 18 324

7 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 - 16 256

8 0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 1 1 - 1 - 14 196

9 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 17 289

10 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 0 1 - 1 - 17 289

11 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 1 0 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 0 - 11 121

12 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 1 0 0 1 0 1 0 0 - - - 1 0 1 - 1 - 11 121

13 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 0 1 0 1 0 1 - - - 1 1 0 - 1 - 14 196

14 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 0 1 0 1 0 1 1 0 - - - 1 0 1 - 1 - 12 144

15 0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 0 - 1 1 1 1 0 1 0 1 - - - 1 1 1 - 1 - 13 169

16 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - 0 - 17 289

17 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 0 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 0 0 1 - 1 - 12 144

18 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 0 1 0 0 1 1 - - - 1 1 1 - 1 - 15 225

19 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 0 - 1 1 0 1 1 1 1 1 - - - 1 1 1 - 0 - 16 256

20 1 1 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 0 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 - 13 169

21 0 0 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 0 1 0 0 1 0 1 - - - 1 0 1 - 1 - 9 81

22 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 0 1 0 0 1 1 - - - 1 1 1 - 0 - 13 169

23 0 1 - 0 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 0 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 1 - 13 169

24 0 1 - 1 - 1 0 - - - 0 1 - 0 1 0 1 0 0 0 1 - - - 1 1 1 - 1 - 11 121

25 1 1 - 1 - 1 1 - - - 1 1 - 1 0 1 1 0 0 1 1 - - - 0 1 1 - 1 - 15 225

26 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 0 1 1 1 1 1 1 1 - - - 1 0 1 - 0 - 15 225

27 0 0 - 0 - 0 1 - - - 1 0 - 1 0 1 0 0 0 1 0 - - - 1 1 1 - 1 - 9 81

28 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 0 - - - 1 1 1 - 0 - 15 225

29 0 0 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 0 1 - - - 1 1 1 - 1 - 15 225

30 1 1 - 1 - 1 0 - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 1 1 1 - - - 0 1 0 - 1 - 16 256

Np 20 25 - 25 0 28 10 - - - 27 24 - 23 22 22 27 20 25 19 26 - - - 18 18 28 - 22 - 429 6331

P 0,7 0,8 - 0,8 0 0,9 0,3 - - - 0,9 0,8 - 0,8 0,7 0,7 0,9 0,7 0,8 0,6 0,9 - - - 0,6 0,6 0,9 - 0,7 -

Q 0,3 0,2 - 0,2 1 0,1 0,7 - - - 0,1 0,2 - 0,2 0,3 0,3 0,1 0,3 0,2 0,4 0,1 - - - 0,4 0,4 0,1 - 0,3 -

Pq 0,2 0,1 - 0,1 0 0,1 0,2 - - - 0,1 0,2 - 0,2 0,2 0,2 0,1 0,2 0,1 0,2 0,1 - - - 0,2 0,2 0,1 - 0,2 -

No Nomor Item Skor Total kuadrat skor

total


(49)

 

40

Berdasarkan skor tersebut di atas maka diperoleh data sebagai berikut:

a. Rentangan

R = Data tertinggi – Data terrendah

= 18 – 9 = 9

b. Banyak Kelas

Dengan meggunakan rumus sturges Banyak kelas = 1 + 33 (log n)

= 1 + 33 (log 30) = 1 + 33 (1,4771) = 1 + 4,874 = 5,874

Dengan demikian dapat dibuat daftar distribusi frekuensi dengan kelas interval 5 atau 6 (5 yang dipakai)

c. Banyak Kelas

8 , 1 5 9 tan

Re

= = =

kelas Banyak

gan n

P

d. Ujung Bawah Kelas Interval Pertama

Menggunakan data terkecil yaitu 9, jadi kelas interval pertamanya yaitu (9-10). Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat daftar distribusi variabel X sebagai berikut:

Tabel 7

Distribusi frekwensi variabel X

No. Kelas fi Xi fiXi Xi2 fiXi 2

1 9-10 2 9,5 19 90,25 180,5

2 11-12 5 11,5 57,5 132,25 661,25

3 13-14 7 13,5 94,5 182,25 1275,75

4 15-16 9 15,5 139,5 240,25 2162,25

5 17-18 7 17,5 122,5 306,25 2143,75

30 433 951,25 6423,5

Jumlah


(50)

Dari daftar di atas dapat ditentukan:

a. Mean (X)

= fi i fix x 30 433 = x =14,43

b. Median = Me

f F n p b Me ) 2 1 ( − + = 9 ) 14 15 ( 2 5 ,

16 + −

= Me 22 , 0 5 , 16 9 1 2 5 ,

16 + = +

= Me 72 , 16 = Me

c. Modus = Mo

2 1 ) ( b b b p b Mo + + = 28 , 1 5 , 14 14 9 2 5 , 14 7 7 ) 9 ( 2 5 ,

14 ⎟= +

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = + + = Mo 78 , 15 = Mo

d. Standar deviasi

) 1 (

) (

. 2 2

2 − − = N N fixi fixi N S ) 29 ( 30 ) 433 ( 5 , 6423 . 30 2

2 = −

S 99 , 5 870 5216 870 187489 192705

2 = − = =

S 44 , 2 = S  


(51)

 

42

2. Ak

a instrumen akhlak siswa. Adapun hasil uji tersebut adalah sebagai berikut:

hlak Siswa

Untuk mengetahui validitas dan realiabilitas angket maka terlebih dahulu diadakan uji cob

Tabel 8

Skor Uji Coba Instrumen Akhlak Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 4 2 3 3 4 4 4 4 2 2 4 2 3 4 3 1 2 4 4 4

2 3 4 4 3 2 2 2 1 3 4 3 3 2 2 2 1 3 1 3 3

3 2 2 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2

4 2 1 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2

5 1 3 1 3 3 3 3 2 1 3 2 3 4 3 3 2 1 3 1 1

6 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 2

7 3 2 3 4 3 4 3 1 3 2 3 2 2 4 3 1 3 2 3 3

8 3 4 2 3 2 1 2 4 4 3 2 3 2 1 3 4 3 4 2 3

9 2 3 4 2 2 4 2 3 2 3 4 4 2 4 2 2 2 1 4 2

10 4 2 3 2 3 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3

X 26 26 26 26 26 29 28 27 26 25 26 26 25 28 27 25 24 23 25 25

X2 76 76 78 72 74 95 84 85 76 69 76 72 69 92 77 77 64 65 73 69

No Nomor Item

Skor Kuadrat

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total Total Skor

1 1 3 1 4 4 3 2 3 4 1 89 7.921

2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 75 5.625

3 2 2 2 3 2 1 2 3 2 2 58 3.364

4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 72 5.184

5 3 3 3 1 1 3 3 3 1 3 70 4.900

6 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 74 5.476

7 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 89 7.921

8 2 1 3 2 3 2 1 3 3 2 77 5.929

9 3 4 2 4 2 2 4 2 2 4 83 6.889

10 3 4 4 2 3 3 4 4 3 2 95 9.025

X 26 28 26 27 25 25 27 29 25 25 782 62.234

X2 74

No Nomor item

88 76 81 69 67 83 89 69 69


(1)

QUESTIONER AKHLAK SISWA

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

DAFTAR QUESTIONER AKHLAK SISWA (Variabel X)

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Kec. Cimanggis Kota Depok

PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon di jawab semua pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya dengan mengisi jawaban sesuai dengan keadaan anda, untuk pertanyaan dalam bentuk pilihan mohon di jawab dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang cocok dengan keadaan anda.

2. Jawaban anda pada daftar questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda sebagai siswa.

3. Jawaban yang anda berikan pada daftar questioner ini merupakan indikator yang sangat berharga bagi penelitian kami, atas kesedian anda mengisi daftar isian ini kami mengucapkan terima kasih

Nama Lengkap : ________________________________ Kelas : ________________________________

1. Apakah anda mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak ?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Apakah anda memperhatikan pelajaran Aqidah Akhlak dengan baik?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Apakah dalam mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak anda masuk tepat pada waktunya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 4. Selain mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak di kelas apakah anda juga membaca buku

pelajaran Aqidah akhlak di rumah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5. Terhadap pelajaran aqidah Akhlak, apakah anda pernah berusaha untuk

mendalaminya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Apakah anda mengerjakan apa yang anda ketahui dari pelajaran Aqidah Akhlak?


(2)

QUESTIONER AKHLAK SISWA

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok 7. Apakah anda bersikap sopan santun kepada guru anda?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Apabila diberikan tugas oleh guru sekolah, apakah anda mengerjakannya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Ketika mengikuti ujian sekolah (ulangan umum, evaluasi belajar minguaan, dll),

apakah anda mengerjakannya sendiri (tidak mencontek)?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Apabila anda tidak masuk sekolah, apakah anda meminta izin?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Apakah anda berbuat baik kepada orang tua?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Jika diberikan uang jajan oleh orang tua, apakah anda mempergunakannya dengan

baik?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Apabila orang tua anda menyuruh anda untuk belajar, apakah anda mengikuti

perintahnya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Apakah anda suka memberikan infaq atau sedekah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Apakah anda mengerjakan shalat lima waktu?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Dalam berbicara, apakah anda berkata jujur?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 17. Apabila teman anda mendapat musibah, apakah anda memberikan pertolongan

kepadanya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Apabila teman anda berbuat satu kesalahan kepada anda, kemudian ia meminta maaf


(3)

QUESTIONER AKHLAK SISWA

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

19. Apabila anda membuat janji terhadap seseorang, apakah anda menepatinya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Apabila melihat teman yang melakukan perbuatan tercela, apakah anda mencegahnya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 21. Apakah tidak mudah terpengaruh dengan teman untuk melakukan perbuatan tidak

terpuji?.

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 22. Apakah anda dalam berpakaian menggunakan pakaian yang rapih dan sopan?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 23. Apabila ruang kelas anda kotor, apakah anda berinisiatif untuk membersihkannya

sendiri?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 24. Apabila anda menemukan sampah yang berserakan, apakah anda membuangnya ke

tempat sampah?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 25. Apakah dalam diri anda ada keinginan untuk memiliki akhlak yang lebih baik?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 26. Apakah kamu merokok?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 27. Apakah kamu shalat tepat pada waktunya?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 28. Apakah kamu shalat berjamaah di masjid?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 29. Apakah kamu berpuasa pada bulan ramadhan?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 30. Apakah kamu melanggar peraturan sekolah?


(4)

QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

DAFTAR QUESTIONER

PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA (Variabel Y)

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Kec. Cimanggis Kota Depok

PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon di jawab pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda ceklis pada kotak benar atau salah.

2. Jawaban anda pada daftar questioner ini tidak mempengaruhi nilai dan kegiatan anda sebagai siswa.

3. Jawaban yang anda berikan pada daftar questioner ini merupakan indikator yang sangat berharga bagi penelitian kami, atas kesedian anda mengisi daftar isian ini kami mengucapkan terima kasih.

4. Jwaban anda tidak akan mempengaruhi nilai pelajaran anda.

Nama Lengkap : ________________________________ Kelas : ________________________________

Jawablah pernyataan di bawah ini dengan benar!

No Pernyataan Benar Salah 1. Ikhlas, ria dan jujur semuanya termasuk sifat akhlak yang

terpuji

2. Tobat adalah menyesali suatu kesalahan

3. Tawadu’ yaitu tidak angkuh kepada sesama manusia terlebih

kepada Allah SWT

4. Perasaan takut dan khawatir kepada Allah SWT dinamakan

Khauf

5. Ikhlas adalah perbuatan baik yang dikerjakan semata-mata

karena Allah swt dan untuk memperoleh rida-Nya 6. Ria secara bahasa artinya adalah pura-pura atau pamer


(5)

QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA

Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlas Leuwinanggung Kec. Cimanggis Kota Depok

No Pernyataan Benar Salah 7. Memperlihatkan ibadah atau amal saleh kepada orang lain

bukan karena Allah dinamakan dengan ria

8. Dari segi bentuknya ria ada satu macam yaitu ria dalam niat

9. Akhlak Mazmumah artinya akhlak yang tercela

10. Kebalikan dari Akhlak Mazmumah adalah Akhlak Qabihah

11. Nifak adalah perbuatan berpura-pura atau bermuka dua

12. Orang yang melakukan perbuatan nifak disebut musyrik

13. Kufur ialah mengingkari kebeneran-kebenaran,

perintah-perintah dan larangan Allah swt

14. Orang yang melakukan perbuatan kufur disebut kafir

15. Syirik adalah perbuatan mepersekutukan Allah swt dengan sesuatu selainnya

16. Syirik istiqlal artinya pengakuan adanya dua tuhan yang berdiri sendiri

17. Di akhirat kelak orang munafik akan ditempat di antara surga dan neraka

18. Perbuatan ria bisa menyebabkan seseorang terjerumus kepada perbuatan syirik khafi

19. Kafir zimmi adalah orang kafir yang harus dilindungi 20. Melakukan perbuatan hanya mengharapkan rida Allah swt

disebut dengan ikhlas

21. Pengkuan bahwa Allah swt esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya dinamakan tahmid

22. Takbur adalah perbuatan menyombongkan diri 23. Sifat yang wajib bagi Allah swt ada 99 sifat

24. Kebalikan dari sifat wajib bagi Allah swt adalah sifat Jaiz

25. Asmaul husna ada 20 buah

26. Syirik gharad artinya mengerjakan ibadah dan amal saleh

bukan karena Allah swt tetapi karena maksud-maksud keduniaan

27. Mengambil keuntungan dengan mengenakan bunga pada transaksi keuangan disebut riba

28. Riba termasuk perbuatan terpuji

29. Membicarakan aib orang lain untuk dijadikan pelajaran adalah perbuatan terpuji


(6)

QUESTIONER PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA