Penilaian formatif adalah penilaian tentang prestasi siswa yang dilakukan guru berdasarkan rencana pelajaran yang telah dianjurkan dan yang telah dikerjakan siswa
yang bersangkutan. b.
Penilaian Sumatif Penilaian sumatif adalah penilaian yang digunakan guru secara berkala untuk
mengetahui tingkat prestasi siswa.
20
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Kegiatan belajar dilakukan oleh setiap siswa, karena melalui belajar mereka memperoleh pengalaman dari situasi yang dihadapinya. Dengan demikian belajar
berhubungan dengan perubahan dalam diri individu sebagai hasil pengalamannya di lingkungannya.
Prestasi belajar sebagai salah satu dari data atau informasi kegiatan evaluasi pengajaran dipengaruhi dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut sangat
mempengaruhi tercapainya prestasi belajar. Oleh karena itu, guru kelas dituntut untuk berlaku dialogis dalam menghadapi siswanya.
Nana sudjana mengatakan bahwa hasil yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu: faktor dari dalam diri siswa itu sendiri internal dan faktor
yang datang dari luar diri siswa eksternal.
21
a. Faktor Internal
20
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1989, h. 141
21
Nana Sudjana, Op.Cit, hal 59
Adapun yang tergolong faktor internal yaitu faktor-faktor yang terjadi dari diri sendiri antara lain:
1. Aspek jasmani Kondisi umum jasmani dan tonus tegangan otot yang menandai tingkat
kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondosi organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak terbekas.
2. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-faktor rohaniah siswa
yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: i.
Intelegensi Siswa Intelegensi siswa pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peranan otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih
menonjol dari pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan menara pengontrolan hampir seluruh aktivitas manusia.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tidak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Ini bermakna semakin tinggi
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih
sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
ii. Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi efektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara relatif tetap terhadap obyek orang, barang
dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.
22
Sikap merupakan
faktor psikologis yang akan mempengaruhi belajar. Dalam
hal ini sikap akan menunjang belajar seseorang ialah sikap positif menerima terhadap bahan atau pelajaran yang akan dipelajari; terhadap guru yang mengajar dan
terhadap lingkungan tempat dimana ia belajar seperti kondisi kelas, teman-temannya, sarana pengajaran dan sebagainya.
23
iii. Bakat Siswa
Secara umum bakat attitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas
masing-masing. Jadi secara global bakat mirip dengan intelegensi. Itulah sebabnya
22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Bandung; Remaja Rosda Karya, 2002, Cet. VII, h.133-135
23
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet. II., h. 84
seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas superior atau cerdas luar biasa very superior
disebut juga sebagai talented child, yakni anak berbakat. Dalam perkembangan selanjutnya, bakat kemudian diartikan sebagai
kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Seorang siswa yang berbakat elektro, ia akan jauh
lebih mudah menyerap informasi pengetahuan-pengetahuan dan keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibanding dengan siswa lainnya. Inilah yang
kemudian disebut bakat khusus yang konon tak dapat dipelajari karena merupakan karunia in born bawaan sejak lahir.
iv. Minat Siswa
Secara sederhana minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi seseorang terhadap sesuatu minat dapat memperngaruhi kualitas belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu.
24
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang terdiri dari faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu; faktor
lingkungan alam non sosial dan faktor lingkungan sosial. Adapun yang termasuk faktor eksternal yaitu:
1 Faktor Lingkungan Non Sosial
24
Muhibbin Syah, Op.Cit, h 133
Yang termasuk faktor non sosial atau alam ini adalah seperti keadaan, suhu, kelembaban udara, gedung sekolah dan sebagainya.
25
Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan siswa.
26
2 Faktor Lingkungan Sosial Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan reputasinya termasuk
budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
27
Yang termasuk lingkungan sosial adalah: masyarakat, tetangga juga teman- teman sepermainan di sekitar. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba
kekurangan dan anak-anak pengangguran, misalnya akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa akan menemukan kesulitan ketika
memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat tertentu yang kebetulan belum dimilikinya.
28
Yang termasuk lingkungan sosial adalah sebagai berikut: a Faktor keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan yang amat menentukan
terhadap pembentukan pribadi anak, karena dalam keluarga inilah anak menerima pendidikan dan bimbingan pertama kali dari orang tua dan anggota keluarga
lainnya. Di dalam keluarga inilah seorang anak yang masih dalam usia muda diberikan dasar-dasar kepribadian, karena pada usia ini anak lebih peka terhadap
pengaruh yang datang dari luar dirinya. Rumah yang diatur dan ditata rapi akan
25
M. Alisuf Sabri, Op.Cit, h. 59
26
Muhibbin Syah, Op.Cit, h. 138
27
M. Alisuf Sabri, Op.Cit, h. 59
28
Muhibbin Syah, Op.Cit, h. 137
menimbulkan suasana segar dan nyaman begitu juga keharmonisan hubungan diantara semua anggota keluarga. Keluarga yang selalu dihiasi pertengkaran dan
cekcok di antara anggota keluarga akan membawa suasana yang sama sekali tidak menyenangkan, apalagi untuk aktifitas belajar yang sesungguhnya memerlukan
suasana yang tentram. Faktor ekonomi keluarga pun sangat menentukan. Belajar di sekolah baik di desa
apalagi di kota tak luput dari unsur biaya. Keluarga yang memiliki perekonomian yang memadai akan turut menjamin keberhasilan anak dalam kegiatan belajarnya.
b Faktor Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang amat penting bagi kelangsungan
pendidikan anak. Sebab tidak semahal yang dapat diajarkan di lingkungan keluarga terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua.
Sekolah bertugas sebagai pembantu dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai apa-apa yang tidak dapat atau tidak ada
kesempatan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran di dalam keluarga.
Lingkungan sekolah juga terkadang menjadi penghambat bagi anak. Beberapa hal yang dapat menghambat belajar anak itu adalah di antaranya:
1. Cara penyajian pelajaran yang kurang baik
2. Hubungan antara guru dan murid yang kurang baik
3. Hubungan anatara seeorang anak atau siswa dengan siswa lainnya yang kurang
menyenangkan
4. Alat-alat sekolah yang kurang memadai
5. Bahan pelajaran yang kurang sesuai dengan kemampuan anak, dan lain-lain.
c Lingkungan Masyarakat Masyarakat merupakan lembaga pendidikan ketiga setelah keluarga dan
sekolah yang turut memberikan pengaruhnya terhadap kegiatan belajar anak. Pendidikan anak di lingkungan masyarrakat ini telah dimulai sejak anak lepas dari
lingkungan belajarnya di sekolah. Apapun yang ada di lingkungan masyarakat secara langsung maupun tidak, akan membawa pengaruh terhadap perkembangan anak.
Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan belajar anak yang berasal dari lingkungan masyarakat adalah seperti:
1 Teman bergaul yang memberikan pengaruh yang kurang baik 2 Kegiatan-kegiatan di lingkungan masyarakat, seperti organisasi
kemasyarakatan, sanggar seni dan lain-lain.
D. Beberapa Perilaku Keberagamaan Siswa