Komunikasi Horizontal JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI

Tabel 3. Tujuan komunikasi vertikal dan mekanisme 28 Tujuan Mekanisme Komunikasi Ke bawah 1. Penyebaran informasi rutin 2. Penyebaran informasi prosedural 3. Sosialisasi 4. Memberikan informasi berhubungan dengan pekerjaan 5. Umpan balik 6. Pembinaan karyawan Komunikasi Ke Atas 1. Pengendalian 2. Umpan Balik 3. Pemecahan Persoalan 4. Ide-ide untuk perbaikan 5. Katarsis dan pembangunan kelompok Surat edaran, papan pengumuman, majalah dinding. Surat edaran, buku penuntun, pedoman. Penerbitan khusus, ceramah, rapat. Percakapan. Percakapan, memo. Percakapan, rapat-rapat kelompok. Informasi berkala, laporan khusus. Daftar pertanyaan, wawancara. Rapat-rapat berkala, prosedur keluhan. Kotak usul, wawancara. Rapat-rapat tinjauan.

2. Komunikasi Horizontal

a. Pengertian Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya antara anggota staf dengan anggota staf, pegawai tingkat menengah 28 Uday Pareek, Prilaku Organisasi…, h. 103. dengan tingkat menengah atau pegawai rendahan dengan yang berpangkat rendah pula. 29 Hubungan komunikasi horizontal yang sifatnya mendatar yang dilakukan anggota organisasi pada tingkatan kedudukan atau jabatan yang sama. Komunikasi ini tidak sama dengan komunikasi vertikal yang bersifat lebih formal. Komunikasi ini biasanya dilakukan oleh anggota organisasi lebih banyak pada situasi tidak formal, misalnya perbincangan pada jam istirahat membicarakan masalah pribadi, pekerjaan, dan komunikasi ini jarang dilakukan pada saat formal, dan biasanya pada saat formal dilakukan dalam pekerjaan yang membutuhkan koordinasi dengan bidang departemen lain. Departemen yang terdapat dalam organisasi butuh koordinasi yang terus menerus dan berkesinambungan, karena setiap departemen memiliki kaitan dan sangat mendukung berjalannya departemen lainnya yang berada di dalam internal organisasi. Misalnya dalam lembaga pendidikan, komite sekolah dapat juga di sebut departemen ke humasan, dalam mempublikasikan lembaga harus tau arah tujuan lembaga dan melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan bidang kesiswaan tentang perkembangan siswa di lembaga tersebut. T. Hani Handoko memberikan definisi yang cukup singkat dan memiliki maksud yang sama seperti definisi di atas, yaitu Komunikasi lateral atau horizontal meliputi hal-hal berikut: a Komunikasi di antara dalam kelompok kerja yang sama. b Komunikasi yang terjadi antara dan di antara departemen- departemen pada tingkatan organisasi yang sama 30 Komunikasi antara sesama anggota organisasi yang memiliki otoritas jabatan yang sama tidak hanya terjadi antara departemen dan antara bawahan lain departemen, tetapi juga komunikasi horizontal terjadi antara satu kelompok di dalam satu departemen. Komunikasi horizontal dalam 29 Onong Uchjana Efendy, Human Relations…, h. 20. 30 T. Hani Handoko, Manajemen..., h. 282. departemen yang memiliki kedudukan yang sama biasanya terjadi dalam pelaksanaan kerja tim. Dalam kerja tim sangat membutuhkan komunikasi horizontal yang intensif, karena tercapainya tujuan tim dilakukan bersama-sama sesama anggota dan membangun inisiatif anggota untuk mencapai tujuan bersama. Tanpa adanya komunikasi sesama anggota tim, sulit bagi kelompok, bagi departemen ataupun bagi organisasi untuk mencapai tujuan. b. Bentuk Komunikasi horizontal Bentuk komunikasi ini pada dasarnya bersifat koordinatif, dan merupakan hasil dari konsep spesialisasi organisasi. Sehingga komunikasi ini dirancang guna mempermudah koordinasi dan penanganan masalah. 31 Bentuk koordinatif pada dasarnya adalah berawal dari konsep struktur yang terdapat di dalam organisasi dan dilakukan pembagian kerja sebagai kebijakan pimpinan organisasi untuk mempermudah anggota organisasi dalam bekerja dan menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk verbal, tetapi biasanya komunikasi ini lebih sering menggunakan bentuk komunikasi lisan dan jarang menggunakan komunikasi tertulis, karena setiap masalah atau kesulitan yang dikomunikasikan secara tertulis, sulit bagi reseiver dalam menginterpretsikan pesan yang diterima untuk dijadikan umpan balik. Seperti yang sudah dijelaskan pada bagian sebelumnya, terdapat beberapa komponen dasar yang penting di dalam komunikasi, yaitu terdapat pengirim pesan, isi pesan, penerima pesan sehingga terjadi umpan balik. Apabila dalam penyelesaian masalah dilakukan dengan tertulis, penerima sulit memahami maksud dan intonasi pesan yang disampaikan, dan bagi penerima dalam memberikan umpan balik bisa saja terjadi respon yang tidak relevan dengan yang dimaksudkan pengirim pesan. Pesan yang disampaikan dalam bentuk tertulis memang kurang efektif dilakukan dalam penyelesaian masalah, tetapi komunikasi tertulis dalam 31 T. Hani Handoko, Manajemen..., h. 282. komunikasi horizontal dapat dilakukan, kecuali terkait tentang informasi dalam bentuk umum dan media komunikasi horizontal yang dapat digunakan seperti di bawah ini. Tabel 4. Komunikasi Mendatar 32 Lisan Tetulis 1. Kuliah, konferensi, pertemuan panitia. 2. Telepon. 3. Urusan sosial, termasuk kegiatan serikat kerja. 4. Kabar angin. 1. Surat, memo, laporan. 2. Papan pengumuman dan poster. 3. Buku pegangan dan buku pedoman. 4. Laporan tahunan. 5. Publikasi serikat kerja. Menjalin komunikasi horizontal yang dapat dilaikukan sesama anggota organisasi maupun informasi yang didapatkan secara umum, semata-mata untuk memperlancar proses berjalannya organisasi untuk mencapai harapan bersama dan kepuasan individu. Dengan melaksanakan komunikasi yang intensif dan ketepatan dalam memilih media horizontal adalah salah satu bentuk kreatifnya seorang komunikator. c. Fungsi Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal dalam organisasi pemerintah, organisasi sosial maupun organisasi swasta sangat dibutuhkan, karena komunikasi ini sangat berfungsi bagi seluruh anggota organisasi, baik bagi manajemen puncak, anggota organisasi tingkat menengah, maupun anggota tingkat paling bawah. Pesan yang mengalir menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberikan informasi. 33 32 Moekijat, Manajemen Tenaga Kerja…, h. 156. 33 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi…, h. 121. Pengarahan komunikasi yang sifatnya horizontal sangat mempermudah anggota organisasi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan maupun masalah lain yang dimilikinya. Pembagian tugas maupun mempermudah pelaksanaan pekerjaan sesama tingkatan dalam satu departemen sangat membantu apabila dikomunikasikan secara intensif. Setiap masalah dapat terselesaikan apabila dikomunikasikan dengan cepat dengan sesama anggota setingkat sehingga tidak harus semua masalah pekerjaan sampai pada manajemen puncak. Selain mempermudah koordinasi dalam penyelesaian tugas-tugas, komunikasi horizontal juga berfungsi sebagai penambah ilmu pengetahuan yang didapat dari teman satu tingkatan. Informasi sesama anggota organisasi dalam satu tingkatan yang dilakukan sangat bermanfaat bagi anggota baru maupun anggota lama. Pertukaran pengetahuan atau pertukaran informasi akan membuat anggota organisasi semakin kreatif dalam melaksanakan tugas dan lebih dewasa dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Husain Umar dalam bukunya Desain Penelitian MSDM dan Prilaku Karyawan mengungkapkan fungsi utama komunikasi kesamping adalah untuk melakukan kerjasama dan proaktif pada tingkat mereka sendiri, di dalam bagian atau antar bagian lain yang bertujuan untuk memecahkan berbagai masalah maupun menceritakan pengalaman mereka dalam melaksanakan pekerjaannya. Sarana yang dapat dimanfaatkan, misalnya adalah gugus kendali. 34 Komunikasi dalam menjalin hubungan sesama anggota organisasi memang tepat dilakukan dalam komunikasi horizontal, karena dalam komunikasi ini sesama anggota individu lebih terbuka dalam mengungkapkan apa yang dirasakannya. Sikap keterbukaan yang dilakukan sesama anggota organisasi sehingga terjadi kedekatan emosional membentuk kerjasama yang baik antara sesama anggota divisi dalam satu departemen atau kerjasama dengan divisi yang memiliki kesamaan 34 Husain Umar, Desain Penelitian MSDM..., h. 43-44. tingkatan dalam departemen lain seingga membuat anggota organisasi lebih proaktif dalam melaksanakan pekerjaannya. Komunikasi horizontal, selain membantu koordinasi kegiatan-kegiatan horizontal, juga menghindarkan prosedur pemecahan masalah yang lambat. 35 Banyak masalah dapat terselesaikan dengan adanya komunikasi horizontal, baik masalah pribadi yang dimiliki anggota organisasi terkait pribadi, pekerjaan atau yang terkait koordinasi, pekerjaan, kenyamanan, keamanan, dan sebagainya yang dubutuhkan anggota di dalam organisasi. Seluruh anggota yang setingkat atau departemen yang ada dalam organisasi akan berjalan dengan baik apabila orang-orang dalam departemen tersebut membangun komunikasi horizontal dengan baik dan layak dalam mencapai tujuan organisasi. d. Tujuan Komunikasi Horizontal Membangun komunikasi horizontal merupakan salah satu bentuk proses pencapaian misi dan visi organisasi serta mambentuk kerjasama yang erat antara sesama anggota dalam satu departemen atau departemen lain yang memiliki jabatan atau kedudukan yang sama dalam organisasi. Suatu pekerjaan yang dilakukan secara bersama-sama akan mempermudah departemen dalam menyelesaikan pekerjaan yang memiliki tujuan dan mendekatkan pada efektivitas untuk mencapai tujuan dari organisasi. Apabila komunikasi tidak berjalan secara berkesinambungan dan terus menerus, maka sulit bagi organisasi untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh para anggota organisasi dalam melaksanakan proses pencapaian visi dan misi. Tujuan dari komunikasi horizontal adalah untuk mengetahui tugas- tugas yang akan dilaksanakan, berbagi informasi antara sesama anggota, penyelesaian masalah anggota organisasi, dan lain sebagainya yang masih terkait hubungan komunikasi mendatar. 35 T. Hani Handiko, Manajemen..., h. 282. Arni Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi mengungkapkan beberapa tujuan tertentu dari komunikasi horizontal, sebagai berikut: 1. Mengkoordinasikan tugas-tugas. 2. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas- aktivitas. 3. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama. 4. Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. 5. Menjamin pemahaman yang sama. 6. Mengembangkan sokongan interpersonal. 36 Koordinasi dalam komunikasi horizontal ini dapat membantu anggota organisasi lebih terbuka kepada para anggota organisasi lainnya dan kedekatan antara departemen pun akan meminimalisir terjadinya kesalahan komunikasi, karena banyaknya waktu untuk tatap muka atau bahkan kedekatan emosional akan terjalin antara sesama anggota organisasi. Menghilangkan atau meminimalisir terjadinya masalah komunikasi anggota adalah sebuah tujuan tecapainya efektivitas organisasi. Komunikasi ini juga berfungsi untuk mempermudah para anggota yang setingkat untuk mendekatkan emosional pada anggota di satu bidang atau pada bidang lainnya yang memiliki tingkat kedudukan yang sama dan kedekatan yang sudah terjalin, pemimpin harus menjaga jalinan komunikasi yang baik para anggota dan meminimalisir konflik antar anggota organisasi untuk menyamakan visi dan misi demi mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi.

3. Komunikasi Diagonal