Komunikasi Diagonal JARINGAN KOMUNIKASI ORGANISASI

Arni Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi mengungkapkan beberapa tujuan tertentu dari komunikasi horizontal, sebagai berikut: 1. Mengkoordinasikan tugas-tugas. 2. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas- aktivitas. 3. Memecahkan masalah yang timbul di antara orang-orang yang berada dalam tingkat yang sama. 4. Menyelesaikan konflik di antara anggota yang ada dalam bagian organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. 5. Menjamin pemahaman yang sama. 6. Mengembangkan sokongan interpersonal. 36 Koordinasi dalam komunikasi horizontal ini dapat membantu anggota organisasi lebih terbuka kepada para anggota organisasi lainnya dan kedekatan antara departemen pun akan meminimalisir terjadinya kesalahan komunikasi, karena banyaknya waktu untuk tatap muka atau bahkan kedekatan emosional akan terjalin antara sesama anggota organisasi. Menghilangkan atau meminimalisir terjadinya masalah komunikasi anggota adalah sebuah tujuan tecapainya efektivitas organisasi. Komunikasi ini juga berfungsi untuk mempermudah para anggota yang setingkat untuk mendekatkan emosional pada anggota di satu bidang atau pada bidang lainnya yang memiliki tingkat kedudukan yang sama dan kedekatan yang sudah terjalin, pemimpin harus menjaga jalinan komunikasi yang baik para anggota dan meminimalisir konflik antar anggota organisasi untuk menyamakan visi dan misi demi mencapai tujuan yang diharapkan oleh organisasi.

3. Komunikasi Diagonal

a. Pengertian Komunikasi Diagonal Hubungan antara seluruh individu yang terdapat di dalam internal organisasi selain menggunakan bentuk komunikasi vertikal dan horizontal, dapat pula menggunakan komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal juga memiliki kontribusi yang cukup tinggi di dalam organisasi walaupun 36 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi…, h. 121-122. terkadang komunikasi ini terjadi diluar dari perencanaan komunikasi organisasi. Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang cross communication adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian. 37 Sebagai contoh, komunikasi yang berlangsung antara guru mata pelajaran dengan staf tata usaha. Komunikasi silang antara anggota organisasi yang memiliki tingkatan bawah pada satu departemen dengan anggota organisasi pada departemen lain yang memiliki kedudukan lebih tinggi dan diatur dalam struktur formal. Walaupun fungsi dan tugas pelaku komunikasi ini berbeda, tetapi sangat membantu proses komunikasi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Definisi lain yang memiliki kesamaan diungkapkan juga oleh Warsanto. Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda pada tugas atau fungsi yang berbeda dan tidak mempunyai wewenang langsung terhadap pihak yang lain. 38 Setiap tugas yang didelegasikan oleh pimpinan puncak organisasi kepada setiap departemen memiliki sifat atau fungsi yang berbeda. Oleh sebab itu, setiap pimpinan departemen pun memberikan instruksi kepada bawahannya sesuai pada wewenang yang diberikan pimpinan puncak kepada masing-masing departemen. Setiap departemen memiliki tugas masing-masing untuk dikerjakan anggotanya dan untuk mengerjakan tugas itu perlu dikomunikasikan oleh pimpian departemen kepada bawahannya. Biasanya ada bawahan yang memiliki tugas dari atasannya dan bawahan juga mengetahui tugas pada departemen lain karena masih dalam satu sistem organisasi. Maka dari itu, tidak menutup kemungkinan dari jenjang yang berbeda antara bawahan depertemen dengan pimpinan 37 Onong Uchjana Efendy, Human Relations…, h. 21. 38 Warsanto, Etika Komunikasi Kantor, Yogyakarta: Kanisius, 1987, h. 53. departemen lain akan terjadi komunikasi, biasanya komunikasi ini terjadi pada saat-saat tertentu dan dapat terjadi pada waktu yang tidak direncanakan. Komunikasi ini jarang terjadi atau bahkan tidak pernah berlangsung secara bersama-sama dalam bentuk formal antara seluruh bawahan departemen dengan pimpinan departemen lain. Komunikasi yang dilakukan perorangan biasanya banyak terjadi dalam komunikasi diagonal ini yang bersifat menyilang antara berbeda kedudukan dan departemen. Semua itu dapat teradi karena setiap departemen memiliki tujuan yang sama, mengacu pada visi dan misi dan diatur di dalam sistem organisasi. Jadi organisasi tidak hanya membutuhkan komunikasi secara vertikal maupun horizontal saja tetapi juga membutuhkan komunikasi diagonal juga untuk membantu departemen lain bagi anggota lain dalam menyampaikan opininya atau keluhannya untuk disampaikan kepada manajemen puncak. b. Bentuk Komunikasi Diagonal Berdasarkan definisi di atas, dapat penulis pahami mengenai bentuk komunikasi diagonal. Yaitu, memotong secara penyilang dan berbeda antara fungsi dan tugas yang dimiliki para pelaku komunikasi dagonal. T. Hani Handoko mengungkapkan, komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang memotong secara menyilang diagonal rantai perintah organisasi. Hal ini sering terjadi sebagai hasil hubungan-hubungan departemen lini dan staf. 39 Hubungan komunikasi diagonal yang dilakukan secara memotong sebagai bentuk interaksi menyilang antara bawahan dengan atasan yang berbeda fungsi dan tugasnya. Komunikasi ini dilakukan untuk efisiensi pelaksanaan pekerjaan antara anggota yang berbeda tingkat dan kedudukan. Karena perbedaan fungsi dan tugas apa lagi dalam organisasi yang besar, yang memiliki struktur yang semakin banyak departemen dan bawahan, maka akan semakin sering terjadi komunikasi diagonal. 39 T. Hani Handoko, Manajemen..., h. 282. Sering terjadinya komunikasi diagonal maka tidak menutup kemungkinan berpeluang konflik antara anggota dalam organisasi. Seperti yang diungkapakan T.Hani Handoko di atas, komunikasi diagonal sering terjadi sebagai hasil hubungan antara departemen lini dan staf, karena fungsi dan wewenang lini sebagai pelaksana teknis dan staf spesalis sebagai pemberi saran dan memberikan rekomendasi bukan memerintah lini. Pada hal ini sering terjadi konflik yang dikarenakan kurangnya pemahaman tentang fungsi yang di tempatinya, dan apabila konflik terjadi maka tidak menutup kemungkinan komunikasi diagonal berlangsung kepada pimpinan tidak melalui staf spesialis. Komunikasi diagonal juga dapat terjadi diluar perencanaan komunikasi organisasi, seperti yang diungkapkan Onong Uchjana Efendy. Beliau mengungkapkan interaksi yang terdapat dalam komunikasi ini tidak sekaku seperti pada komunikasi vertikal dan juga tidak terlalu menunjukkan keakraban seperti komunikasi horizontal. Oleh sebab itu, wajar apabila komunikasi diagonal berlangsung secara tidak formal dalam pesta perayaan, rekreasi atau pada waktu istirahat. 40 Ketidak kakuan bisa saja terjadi pada komunikasi ini apabila terjadi di luar dari waktu formal, ungkapan di atas pun menyatakan komunikasi ini lebih pada bentuk bukan formal seperti pada acara-acara pesta perayaan, saat-saat istirahat, rekreasi, dan di luar kondisi formal, jadi wajar saja apabila masuk pada kategori tidak formal, karena interaksi pada acara atau pada kegiatan tersebut di luar dari perencanaan dan struktur formal organisasi. Apabila komunikasi ini dilakukan untuk mengkomunikasikan masalah pribadi terkait kebijakan manajemen puncak dan terdengar oleh manajemen puncak grapevine, maka bisa terjadi masalah internal dan terdapat tekanan psikologis pada pengirim pesan sender. c. Fungsi Komunikasi Diagonal Dari definisi dan bentuk di atas dari hasil analisis dapat penulis ambil pengertian fungsi dari komunikasi diagonal. Komunikasi diagonal 40 Onong Uchjana Efendy, Human Relations…, h. 21. memiliki fungsi sebagai pembantu para anggota yang paling bawah dalam mengapresiasikan apa yang dirasakan dan dibutuhkan oleh manajemen dan dibutuhkan oleh anggota untuk kelancaran dan kenyamanannya dalam bekerja. Terkadang sulit bagi bawahan untuk berkomunikasi langsung dengan pimpinan departemen atau manajemen puncak, sehingga sebagai alternatif, komunikasi ini dilakukan dengan manajemen pengganti pimpinan atau staf spesialis departemen lain untuk disampaikan kepada pimpinan departemen atau manajemen puncak. Komunikasi ini juga berguna untuk mempermudah komunikasi antara staf dan lini dalam penyelesaian tugas yang didapat dari atasan staf untuk disampaikan ke lini dan lini menyampaikan pesan kepada staf untuk diteruskan kepada atasan staf baik pesan terhadap keluhan dan terkait kebutuhan produksi ataupun yang terkait pekerjaan yang dilakukan oleh lini. Komunikasi diagonal berfungsi juga sebagai media silaturrahmi dalam membangun kebersamaan antara bawahan dengan atasan pada departemen yang berlainan tugas dan fungsi. Semakin erat hubungan seluruh anggota organisasi maka semakin besar kemungkinan organisasi mengalami kemajuan yang signifikan. d. Tujuan Komunikasi Diagonal Setiap komunukasi yang dilakukan baik secara vertikal, horizontal maupun diagonal, masing-masng memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda, yaitu untuk mendapatkan informasi yang terdapat dalam organisasi sebagai landasan seluruh anggota organisasi dari manajemen puncak samapai bawah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota organisasi. Adanya komunikasi diagonal untuk membantu seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan tugas yang harus diselesaikan, dan kepuasan pengirim pesan bisa mendapatkan umpan balik yang tepat dari penerima pesan. Semua itu sebagai salah satu tujuan dari komunikasi. Seluruh anggota yang terlibat dalam pencapaian visi misi organisasi butuh masukan-masukan dan pengetahuan dari seluruh anggota organisasi dalam melaksanakan pekerjaannya. Oleh sebab itu, pentingnya komunikasi diagonal dalam organisasi dan tingginya intensitas pelaksanaan komunikasi diagonal sesuai perencanaan walaupun terkadang terjadi di luar perencanaan komunikasi, dapat membantu efektifnya pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan anggota organisasi. Adanya jaringan komunikasi diagonal di dalam organisasi dapat dijadikan sebagai landasan pembelajaran antara pelaksana komunikasi. Seperti anggota di dalam organisasi dapat mengetahui dan mengenal fungsi serta tugas yang dilakukan pada depertemen lain yang berbeda fungsi dan kedudukannya. Ini sebagai suatu pengetahuan bawahan untuk membangun inisiatif kerjasama antara satu kesatuan yang berlainan di dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan komunikasi diagonal pada khususnya, tujuan komunikasi organisasi dan tujuan institusi yang diharapkan pada umumnya.

C. IMPLEMENTASI STRATEGI KOMUNIKASI ORGANISASI