pokok bahasan. Oleh karena itu, perlu kiranya penulis mendeskripsikan data hasil wawancara sebagai berikut:
Strategi kepala sekolah dalam mengelola komunikasi vertikal, horizontal maupun diagonal menggunakan kewenangan kepala sekolah yang diberikan
dari pimpinan cabang Muhammadiyah dan komunikasi dengan bawahan dilakukan setiap hari, baik itu komunikasi dengan wakil kepala sekolah atau
dengan lini, komunikasi yang dilakukan berbentuk informasi penting atau umum dalam bentuk verbal maupun non verbal secara langsung atau
mengunakan poster kepada wakil kepala sekolah ketua bidang, kepada guru dan meminta bantuan atau memberikan pengarahan kepada anggota paling
bawah. Setiap informasi semuanya diterima oleh kepala sekolah tetapi belum tentu
diberikan umpan balik. Semua tergantung dari informasi yang masuk, jika memang informasi itu penting dan sifatnya kebersamaan maka akan ada
umpan balik. Biasanya yang jarang ada umpan balik, terjadi pada informasi terkait acara yang tumpang tindih dan memerlukan dana cukup besar, karena
terbatasnya anggaran sekolah dan umpan balik dari bawahan dapat berupa respon verbal, non vebal dan tindakan.
Kepala sekolah beranggapan Komunikasi dan koordinasi anggota organisasi terlaksana sudah cukup baik, berjalan sesuai instruksi pimpinan dan
didukung oleh inisiatif anggota. Semua anggota organisasi dapat melakukan komunikasi dengan siapapun termasuk dengan pimpinan dalam bentuk formal
atau non formal mengikuti garis komunikasi vertikal, horizonatal, diagonal, dan penggunaan sistem departemen. Monitoring dan evaluasi dilakukan kepala
sekolah terhadap komunikasi program hanya pada kegiatan-kegiatan penting saja, misalnya terkait Ujian Nasional UN.
2. Deskripsi Angket
Berdasarkan data hasil angket yang disebarkan oleh peneliti, maka dapat dianalisis dan diketahui bahwa skorpenilaian terhadap pertanyaan berbentuk
pernyataan yang terkait dengan strategi komunikasi organisasi tersebut. Untuk
menganalisis data angket, penulis menggunakan rumus prosentase. Dalam pembahasan ini penulis akan menganalisis setiap butir pertanyaan berbentuk
pernyataan yang diberikan kepada responden untuk ditarik sebuah kesimpulan. Dalam pelaksanaan strategi komunikasi organisasi di SMP Muhamadiyah
17 Rempoa Ciputat terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya. Dari hasil penelitian penulis, dapat dijabarkan satu persatu
dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 8.
Kepala sekolah melakukan komunikasi kepada bawahannya dengan intensif. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
B Sering
2 8
C Kadang-kadang
11 44
D Jarang
7 28
E Tidak pernah
5 20
Jumlah 25
100 Hasil perhitungan data angket di atas sebanyak 11 orang 44 yang
menjawab kadang-kadang, 7 orang 28 yang menjawab jarang, 5 orang 20 yang menjawab tidak penah dan 2 orang 8 yang menjawab seting
serta tidak ada yang menjawab 0 yang menjawab selalu. Data ini menunjukan masih lemahnya komunikasi antara atasan dengan bawahan. Ini
disebabkan karena jarangnya kepala sekolah ada di tempat pada waktu proses belajar mengajar berlangsung.
Kurang intensifnya kehadiran kepala sekolah di tempat berdampak pada kurangnya instruksi langsung yang disampaikan kepala sekolah. Data tersebut
dapat di lihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 9. Kepala sekolah menginstruksikan tugas secara langsung kepada yang
bersangkutan. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
1 4
B Sering
5 20
C Kadang-kadang
9 36
D Jarang
6 24
E Tidak pernah
4 16
Jumlah 25
100 Dari tabel tersebut, terdapat sebanyak 9 orang 36 yang menjawab
kadang-kadang, 6 orang 24 yang menjawab jarang, 5 orang 20 yang menjawab sering, 4 orang 16 yang menjawab tidak pernah dan 1 orang
4 yang menjawab selalu. Dari data tersebut dapat disimpulkan, instruksi tugas yang diberikan kepala sekolah kepada bawahannya masih kurang
intensif atau masih lemah, ditentukan oleh tingginya persentasi jarang dibandingkan sering dan tingginya persentase tidak pernah dibandingkan
selalu. Tabel 10.
Kepala sekolah melakukan monitoring saat pelaksanaan program. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
B Sering
1 4
C Kadang-kadang
9 36
D Jarang
7 28
E Tidak pernah
8 32
Jumlah 25
100
Dari hasil angket yang menjukkan tidak ada 0 yang menjawab selalu, 1 orang 4 yang menjawab sering, terbanyak 9 orang 36 menjawab
kadang-kadang, 7 orang 28 menjawab jarang, dan 8 orang 32
menjawab tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan mnitoring yang dilakukan kepala sekolah belum benar-benar menjadi
perhatiannya. Proses monitoring berpengaruh pada kinerja departemen yang belum
maksimal lihat tabel 23, dikarenakan kepala sekolah jarang ada di tempat sehingga kurangnya kontrol dari pimpinan.
Tabel 11. Kepala sekolah melakukan komunikasi ke bawah jika terdapat perubahan
kebijakan. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
2 8
B Sering
2 8
C Kadang-kadang
11 44
D Jarang
5 20
E Tidak pernah
5 20
Jumlah 25
100 Berdasarkan tabel di atas, terdapat 11 orang 44 yang menjawab kadang
kadang, 5 orang 20 masing-masing menjawab jarang dan tidak pernah, dan masing-masing 2 orang 8 menjawab selalu dan sering. Dari data tersebut
dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam melakukan komunikasi dengan bawahannya jika terjadi perubahan kebijakan pimpinan, masih masuk
persentase yang kecil sekali atau kurang baik. Ini ditentukan besarnya persentase jarang dan tidak pernah serta kadang-kadang dibandingkan dengan
selalu dan sering. Tabel 12.
Kepala sekolah menyampaikan informasi kepada bawahannya jelas dan mudah dipahami.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 3
12 B
Sering 5
20
C Kadang-kadang
7 28
D Jarang
9 36
E Tidak pernah
1 4
Jumlah 25
100 Kepala sekolah dalam kejelasan penyampaian informasi yang disampaikan
kepada bawahannya masih pariatif. Data ini dapat dilihat pada tabel di atas, terdapat 9 orang 36 yang menjawab jarang, 7 orang 28 yang menjawab
kadang-kadang, 5 orang 20 yang menjawab sering, 3 orang 12 yang menjawab selalu dan 1 orang 4 yang menjawab tidak pernah. Banyaknya
yang menjawab jarang, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah dalam menyampaikan informasi kepada bawahannya, masih cukup sulit untuk
dipahami oleh penerima pesan. Tindakan kepala sekolah dalam mengambil suatu keputusan dengan
melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan para bawahannya masih masuk kategori kurang intensif. Ini dapat ditentukan dari persentase jawaban
responden, terdapat 11 orang 44 menjawab kadang-kadang, 8 orang 32 menjawab jarang, 4 orang 16 menjawab sering, 2 orang 8 menjawab
tidak pernah, dan tidak ada yang menjawab selalu 0. Untuk lebih jelasnya dapat lihat tabel dibawah ini:
Tabel 13. Kepala sekolah dalam mengambil keputusan melakukan musyawarah.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu B
Sering 4
16 C
Kadang-kadang 11
44 D
Jarang 8
32 E
Tidak pernah 2
8 Jumlah
25 100
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa lemahnya tingkat musyawarah dalam membangun organisasi antara kepala sekolah dengan para
bawahan dan tidak melibatkan bawahan dalam mengambil keputusan
membentuk suatu pemahaman prilaku seorang pemimpin yang otoriter dan
lemah dalam memberdayakan anggotanya.
Tabel 14. Saya mengkomunikasikan masalah pekerjaan yang belum dipecahkan dengan
atasan. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
3 12
B Sering
10 40
C Kadang-kadang
8 32
D Jarang
4 16
E Tidak pernah
Jumlah 25
100 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa para responden cukup besar
perhatiannya terhadap pekerjaan yang dilakukannya, dan apabila terdapat masalah dalam pekerjaan terdapat 10 orang 40 menjawab sering, 8 orang
32 menjawab kadang-kadang, 4 orang 16 menjawab jarang, terdapat 3 orang 12 menjawab selalu dan tidak ada yang menjawab tidak pernah
0, yang mengkomunikasikan pekerjaannya dengan atasan untuk dipecahkan dan terdapat beberapa orang yang kadang-kadang bahkan jarang
mengkomunikasikan dengan pimpinan, karena pimpinan melakukan manajemen konflik kepada beberapa anggota organisasi hasil observasi.
Tabel 15. Saya suka memberikan opinisolusi kepada atasan untuk kemajuan organisasi.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 4
16 B
Sering 9
36 C
Kadang-kadang 5
20 D
Jarang 4
16 E
Tidak pernah 3
12 Jumlah
25 100
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa setiap anggota organisasi bisa memberikan opini atau solusi kepada atasan. Persentase sebanyak 4 orang
16 menjawab selalu dan jarang, 9 orang 36 menjawab sering, 5 orang 20 menjawab kadang-kadang, dan hanya 3 orang yang menjawab tidak
pernah. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa tingginya perhatian anggota organisasi dalam memberikan opinisolusi untuk kemajuan organisasi,
walaupun ada anggota organisasi yang terkadang, jarang atau tidak pernah meberikan solusiopini, disebabkan karena setiap solusiopini yang diberikan
hanya sebagian kecil yang diberikan tindak lanjut oleh pimpinan. Tabel 16.
Saya melaporkan hasil tugas, langsung menghadap kepala sekolah. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
3 12
B Sering
4 16
C Kadang-kadang
8 32
D Jarang
4 16
E Tidak pernah
6 24
Jumlah 25
100 Dari tabel di atas, responden dalam melaporkan hasil tugas yang sudah
dilaksanakan masih belum menunjukkan kepercayaan diri dan egoisme yang tinggi pada tugas yang seharusnya dilaporkan secara langsung dengan kepala
sekolah. Terdapat 3 orang 12 menjawab selalu, 4 orang 16 menjawab sering dan jarang, 8 orang 32 menjawab kadang-kadang dan 6 orang
24 menjawab tidak pernah. Kepala sekolah pun mengungkapkan, tidak semua anggota organisasi berkeinginan melaporkan hasil tugas langsung
menghadap pimpinan, karena terdapat beberapa anggota organisasi yang merasa ingin di tuakan dan dalam melaporkan hasil tugas meminta bantuan
orang lain yang tedapat di internal organisasi.
Tabel 17. Saya memperhatikan intonasi dan gerak tubuh dalam berberbicara.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 11
44 B
Sering 8
32 C
Kadang-kadang 6
24 D
Jarang E
Tidak pernah Jumlah
25 100
Setiap guru yang melakukan komunikasi di internal organisasi terdapat 11 orang 44 yang menjawab selalu, 8 orang 32 yang menjawab sering, 6
orang 24 yang menjawab kadang-kadang, dan tidak ada yang menjawab jarang dan tidak pernah 0. Dari perhitungan ini penulis dapat simpulkan,
para guru dalam melakukan komunikasi sudah mendukung akan pentingnya komunikasi langsung dengan memperhatikan intonasi dan gerak tubuh untuk
memudahkan penerima dalam memahami pesan yang disampakan dan umpan balik yang diberikan.
Tabel 18. Saya melakukan komunikasi dengan sesama guru.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 8
32 B
Sering 14
56 C
Kadang-kadang 3
12 D
Jarang E
Tidak pernah Jumlah
25 100
Tabel di atas menjelaskan suatu hubungan komunikasi horizontal yang dilakukan oleh respoden sudah baik dan ditentukan tingginya jawaban
responden yang menjawab selalu sebanyak 8 orang 32, sering sebanyak 14 orang 56, hanya 3 orang 12 menjawab kadang-kadang, dan tidak ada
yang menjawab jarang dan tidak pernah. Hasil data tersebut dapa disimpulkan
bahwa jalinan komunikasi horizontal berjalan sesuai strategi komunikasi sebagai perencanaan pimpinan dan penerapan strategi komunikasi horizonal
benar terlaksana. Seringnya komunikasi horizontal yang dilakukan responden semakin besar
informasi organisasi yang didapatkan anggota organisasi dan hanya sebagian kecil yang menjawab jarang. Pernyataan ini dapat dilihat pada tebel dibawah
ini: Tabel 19.
Saya memperoleh informasi setiap komunikasi dengan sesama guru. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
5 20
B Sering
10 40
C Kadang-kadang
9 36
D Jarang
1 4
E Tidak pernah
Jumlah 25
100 Dari tabel di atas, responden yang mendapatkan informasi setiap
komunikasi sesama tingkatan sebanyak 5 orang 20 menjawab selalu, 10 orang 40 menawab sering, 9 orang 36 menjawab kadang-kadang, 1
orang menjawab jarang, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah 0. Dapat disimpulkan, setiap komunikasi horizontal berlangsung anggota
organisasi mendapatkan informasi organisasi cukup banyak yang dapat membatu untuk menunjang proses pengetahuan dan pengalaman untuk
bertindak di dalam organisasi. Besarnya persentase kadang-kadang menunjukkan tidak semua komuniksi dilakukan terkait organisasi.
Tabel 20. Saya menyeleksi setiap pesan yang masuk.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 13
52 B
Sering 6
24 C
Kadang-kadang 6
24 D
Jarang E
Tidak pernah Jumlah
25 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa guru yang menyeleksi setiap pesan yang diterimanya di dalam organisasi terdapat 13 orang 52 yang
menjawab selalu, 6 orang 24 yang menjawab sering dan kadang-kadang, dan tidak ada responden yang menjawab jarang dan tidak pernah 0.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru dalam menyeleksi pesan yang masuk untuk direspon cukup tinggi untuk dijadikan
umpan balik. Terdapat kesamaan persentase jawaban pada alternatif sering dan kadang-kadang menurut analisa peneliti, terdapat perilaku individu yang
terbuka dan tertutup pada pesan yang diterima. Tabel 21.
Saya melihat koordinasi terjalin antara pimpinananggota departemen. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
B Sering
8 32
C Kadang-kadang
8 32
D Jarang
7 28
E Tidak pernah
2 8
Jumlah 25
100 Dari data di atas menunjukkan jalinan koordinasi antara pimpinan dengan
pimpinan dan anggota dengan anggota departemen yang masih dalam satu tingkatan masih kurang baik. Responden yang melihat koordinasi terjalin
sebanyak 8 orang 32 menjawab sering dan kadang-kadang, 7 orang 28 menjawab jarang, 2 orang 8 menjawab tidak penah, dan 0 tidak ada yang
menjawab selalu. Besarnya pesentase jarang dibandingkan selalu dan masih ada yang menilai tidak pernah, ini sebabkan karena konflik internal antara
pimpinan departemen yang terkadang terjadi. Tabel 22.
Saya melihat kerja sama terjalin antar departemen dalam organisasi. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
1 4
B Sering
6 24
C Kadang-kadang
13 52
D Jarang
4 16
E Tidak pernah
1 4
Jumlah 25
100 Para anggota organisasi melihat kerjasama terjalin antar departemen dalam
organisasi menunjukkan belum maksimal, karena terdapat 6 orang 24 menjawab sering, 13 orang 52 menjawab kadang-kadang dan 4 orang
16 menjawab jarang, dan 1 orang 4 menjawab selalu dan tidak pernah. Dari data tersebut dapat disimpulkan kerjasama terjalin antara departemen
masih perlu peningkatan lagi dan tingginya jawaban kadang-kadang dibandingkan sering dan selalu dapat disebabkan kurangnya perhatian dan
monitoring kegiatan dari pimpinan. Tabel 23.
Saya suka melakukan komunikasi dengan teman yang berbeda tingkat kedudukannya.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 4
16 B
Sering 17
68 C
Kadang-kadang 4
16 D
Jarang
E Tidak pernah
Jumlah 25
100 Jawaban responden dalam melakukan komunikasi pada teman yang
berbeda tingkat kedudukan cukup tinggi, sebanyak 17 orang 68 yang menjawab sering, 4 orang 16 yang menjawab selalu dan kadang-kadang
dan tidak ada 0 yang menjawab jarang dan tidak pernah. Hasil ini menunjukkan tinggnya intensitas lomunikasi diagonal di lembaga pendidikan
ini dan terlaksana sesuai strategi komunikasi diagonal sebagai salah satu kebijakan kepala sekolah.
Tingginya intensitas komunikasi diagonal membetuk suatu kedekatan emosional para anggota organisasi yang berbeda tingkat kedudukan sehingga
membuka peluang keterbukaan diri para pelaku komunikasi diagonal untuk meminta bantuan pada teman yang berbeda tingkat kedudukan. Frekuensi
Meminta bantuan pada teman yang berbeda tingka kedudukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 24. Saya suka meminta bantuan pekerjaan dengan teman yang berbeda tingkat
kedudukan. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
1 4
B Sering
7 28
C Kadang-kadang
14 56
D Jarang
3 12
E Tidak pernah
Jumlah 25
100 Terdapat sebanyak 1 orang 4 yang menjawab selalu, 7 orang 28
yang menjawab sering, yang lebih tinggi jawaban responden sebanyak 14 orang 56 yang menjawab kadang-kadang, 3 orang 12 yang menjawab
jarang, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah 0. Ini menunjukan besarnya peran komunikasi ini dalam proses menjalanan roda organisasi di
sekolah tersebut. Hasil pengamatan peneliti pada komunikasi ini salah satunya
adalah terdapat guru atau ketua departemen yang meminta bantuan kepada staf administrasi tata usaha untuk membuat surat.
Faktor yang mempengaruhi efektifnya proses komunikasi dan realisasii visi misi salah satunya adalah menghargai perbedaan pendapat dengan teman yang
berbeda kedudukan. Untuk mengetahui sejauh mana para anggota organisasi dapat menghargai perbedaan pendapat, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 25. Dalam rapat, saya menghargai perbedaan pendapat orang lain.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 21
84 B
Sering 2
8 C
Kadang-kadang 2
8 D
Jarang E
Tidak pernah Jumlah
25 100
Dari data di atas tedapat jawaban responden yang cukup tinggi, yaitu pada jawaban selalu yang mencapai 21 orang 84, 2 orang 8 yang menjawab
sering dan selalu, serta tidak ada yang menjawab jarang dan tidak pernah 0. Dari hasil data tersebut dapat disimpulkan, cukup tingginya sikap saling
menghargai perbedaan pendapat antara sesama anggota walaupun berbeda tingkat kedudukan.
Tabel 26. Saya menemukan persamaan persepsi saat komunikasi dengan staf.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu B
Sering 10
40 C
Kadang-kadang 13
52 D
Jarang 2
8 E
Tidak pernah Jumlah
25 100
Dari tabel di atas Saat melakukan komunikasi diagonal, para anggota organisasi cukup banyak yang menemukan persamaan pesepsi. Walapun tidak
ada yang menjawab selalu 0, tetapi cukup tinggi jawaban sering yang mencapai 10 orang 40 dan kadang-kadang yang mencapai 13 orang 52,
hanya 2 orang 8 yang menjawab jarang, serta tidak ada yang menjawab tidak pernah 0. Data ini menunjukan cukup baik setiap pesan yang
disampakan walaupun masih ada yang menjawab jarang, dan tingginya frukensi kadang-kadang ini dapat disebabkan karena bebeda tingkatan
kewenangan, status pendidikan dan faktor umur. Tabel 27.
Kepala sekolah dalam menyampaikan informasi umum, menggunakan media rapat.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu B
Sering 6
24 C
Kadang-kadang 11
44 D
Jarang 7
28 E
Tidak pernah 1
4 Jumlah
25 100
Bedasarkan persentase angket dari jawaban responden di atas, intensitas kepala sekolah menggunakan media rapat untuk menyampaikan informasi
umum kepada bawahan masih kurang intensif, karena tidak ada yang menjawab selalu 0, hanya 6 orang 24 yang menjawab jarang dan 11
orang 44 yang menjawab kadang-kadang, bahkan terdapat responden yang menjawaban jarang sebanyak 7 orang 28, lebih banyak dari jawaban
sering, serta masih ada 1 orang 4 yang menjawab tidak pernah. Kurangnya kehadiran kepala sekolah berdampak pada intensitas rapat yang dilakukan
pimpinan. Kurang intensif pelaksanaan media rapat, selain kurangnya kehadiran
kepala sekolah di tempat, kepala sekolah pun lebih sering menggunakan media tertulis pamfletposter dan meminta bantuan untuk mem back up tugasnya
baik secara lisan maupun tertulis yang diserahkan ke masing-masing pimpinan departemen wakil kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan.
Tabel 28. Saya melakukan komunikasi ke atas menggunakan media tertulis.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu B
Sering 2
8 C
Kadang-kadang 9
36 D
Jarang 6
24 E
Tidak pernah 8
32 Jumlah
25 100
Penggunaan media tertulis yang dilakukan responden untuk komunikasi ke atas menunjukkan persentase kurang baik, tidak ada 0 yang menjawab
selalu, 2 orang 8 yang menjawab sering, 9 orang 36 yang menjawab kadang-kadang, 6 orang 24 yang menjawab jarang dan terdapat 8 orang
32 yang menjawab tidak pernah melakukan media terulis untuk komunikasi keatas. Tingginya frekuensi tidak pernah dan jarang dibandingkan
sering dan selalu menunjukkan lemahnya komunikasi dengan pimpinan dengan menggunakan media ini dan media ini digunakan oleh sebagian
anggota saja, itu pun kadang-kadang. Tabel 29.
Saya medapatkan informasi menyamping melalui media konferensi, No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
B Sering
4 16
C Kadang-kadang
10 40
D Jarang
8 32
E Tidak pernah
3 12
Jumlah 25
100 Dari tabel tesebut dapat diketahui intensitas penggunaan media konferensi
sebagai alat untuk mendapatkan informasi menyamping masih belum intensif
digunakan. Data di atas menunjukkan, tidak ada yang menjawab selalu 0, terdapat 4 orang 16 yang menjawab sering, kadang-kadang sebagai
alternatif jawaban paling tinggi, yaitu mencapai 10 orang 40, pilihan jawaban terbanyak kedua terdapat pada alternatif jawaban jarang yang
mencapai 8 orang 32, dan 3 orang 12 yang menjawab tidak pernah. Kurang konsisten dan belum intensifnya penggunaan media konferensi untuk
mendapakan informasi disebabkan karena para anggota organisasi lebih sering mendapatkan
onformasi melalui
media pamfletposter
dan papan
pengumuman. Seringnya tingkat penggunaan media papan pengumuman mengindikasikan
cukup efektif informasi yang diterima oleh para anggota organisasi. Persentase indikasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 30. Saya medapatkan informasi menyamping melalui papan pengumuman.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 3
12 B
Sering 8
32 C
Kadang-kadang 10
40 D
Jarang 4
16 E
Tidak pernah Jumlah
25 100
Dalam tabel tersebut terdapat 3 orang 12 yang menjawab selalu, 8 orang 32 yang menjawab sering, 10 orang 40 yang menjawab kadang-
kadang, 4 orang 16 yang menjawab jarang, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah. Data ini menunjukkan, para responden lebih sering mendapatkan
informasi melalui papan pengumuman dan tingginya jawaban kadang-kadang, karena tidak semua anggota selalu ingin memperhatikan papan pengumuman.
Tabel 31.
Saya menjadikan struktur organisasi sebagai strategi dalam komunikasi
internal. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
6 24
B Sering
8 32
C Kadang-kadang
8 32
D Jarang
1 4
E Tidak pernah
2 8
Jumlah 25
100 Dari data tersebut bahwa sebanyak 6 orang 24 yang menjawab selalu, 8
orang responden 32 yang menjawab sering dan kadang-kadang, 1 orang 4 yang menjawab jarang, 2 orang 8 yang menjawab tidak penah.
Anggota organisasi dalam mengunakan struktur sebagai strategi komunikasi formal menunjukkan masih belum sepenuhnya menjadikan struktur sebagai
media komunikasi. Kecilnya ferekuensi selalu dan tingginya jawaban kadang- kadang serta masih ada yang menjawab jarang dan tidak pernah, ini
disebabkan karena tidak terdapat garis koordinasi yang terdapat dalam struktur organisasi.
Walaupun tidak terdapat garis koordinasi dalam struktur organisasi, berdasarkan pemahaman peneliti, terdapat anggota organisasi yang
melaksanakan komunikasi sesuai strukur, yaitu mengikuti garis komando. ini dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 32. Saya malaksanakan komunikasi sesuai struktur organisasi.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 8
32 B
Sering 8
32 C
Kadang-kadang 7
28 D
Jarang
E Tidak pernah
2 8
Jumlah 25
100 Dalam tabel di atas, 8 orang 32 yang menjawab selalu dan sering, 7
orang 26 yang menjawab kadang-kadang, 2 orang 8 yang menjawab tidak pernah dan tidak ada yang menjawab jarang 0. Dari tabel tersebut
dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan struktur organisasi sebagai arah komunikasi formal cukup baik walaupun dengan pemahaman sendiri atau
dengan inisiatif yang dimiliki para anggota organisasi. Tabel 33.
Kepala sekolah menyampaikan informasi umum sesuai struktur organsasi. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
3 12
B Sering
5 20
C Kadang-kadang
6 24
D Jarang
8 32
E Tidak pernah
3 12
Jumlah 25
100 Berdasarkan jawaban responden pada tabel di atas, terdapat 8 orang 32
yang menjawab jarang, 6 orang 24 yang menjawab sering, 5 orang 20 yang menjawab sering, dan 3 orang 12 yang menjawab selalu dan tidak
pernah. Berdasarkan data tesebut, menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam menyampaikan informasi umum tidak sepenuhnya sesuai dengan struktur
organisasi, tinginya persentase jarang , karena kepala sekolah jarang terlihat di sekolah dan melakukan komunikasi dengan semua anggota organisasi.
Tabel 34. Saya memberikan umpan balik saat melakukan komunikasi.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 3
12 B
Sering 10
40 C
Kadang-kadang 9
36
D Jarang
3 12
E Tidak pernah
Jumlah 25
100 Tabel di atas menggambarkan suatu komunikasi yang berjalan baik,
ditentukan dengan 3 arang 12 yang menjawab selalu, 10 orang 40 yang menjawab sering, 9 orang 36 yang menjawab kadang-kadang. 3 orang
12 yang menjawab jarang, dan tidak ada yang menjawab tidak pernah 0. Tingginya jawaban sering sebagai indikasi tingginya jalinan komunikasi
antara sesama anggota organisasi dan biasanya yang diberikan umpan balik terjadi pada pesan tentang kebijakan organisasi dan membicarakan masalah
yang dihadapi responden. Tabel 35.
Saya mendapatkan gagasan baru saat terjadi umpan balik. No
Alternatif Frekuensi
A Selalu
B Sering
9 36
C Kadang-kadang
14 56
D Jarang
2 8
E Tidak pernah
Jumlah 25
100 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa tidak ada responden 0 yang
menjawab selalu dan tidak pernah mendapatkan gagasan baru saat terjadi umpan balik, sering 9 orang 36, kadang-kadang 14 orang 56, jarang 2
orang 8. Dari data tersebut dapat diketahui cukup banyak yang sering mendaptkan gagasan baru saat terjadi umpan balik, sedangkan banyaknya
resonden yang menjawab kadang-kadang, menurut analisis penulis disebabkan karena faktor penyeleksian pesan dan atau ketidaktahuan reseiver pada
pengetahuan apa yang dibicarakan, karena tidak semua anggota organisasi hadir setiap hari di sekolah sehingga setiap yang terjadi di lingkungan sekolah
tidak mengetahuinya.
Tabel 36. Saya melakukan tindak lanjut pesan yang dianggap penting.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu 13
52 B
Sering 8
32 C
Kadang-kadang 3
12 D
Jarang 1
4 E
Tidak pernah Jumlah
25 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui besarnya para guru yang melakukan tindak lanjut pesan yang dianggap penting. Sebanyak 13 orang
52 yang menjawab selalu, dan sering 8 orang 32, terdapat 3 orang 12 yang menjawab kadang-kadang, 1 orang 4 yang menjawab jarang,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah 0. Ini disebabkan terdapat beberapa guru yang memiliki kepentingan untuk menunjukkan eksistensi di
dalam organisasi dan untuk memajukan organisasi. Tabel 37.
Kepala sekolah melakukan evaluasi setelah program disampaikan dan direalisasikan.
No Alternatif
Frekuensi A
Selalu B
Sering 3
12 C
Kadang-kadang 7
28 D
Jarang 7
28 E
Tidak pernah 8
32 Jumlah
25 100
Setelah program diasampakan dan direalisasikan oleh bawahan, kepala sekolah dalam melakukan evaluasi menunjukkan prsentase yang cukup kecil.
Persentase jawaban atas evaluasi yang dilakukan kepala sekolah tidak ada yang menjawab selalu 0, hanya 3 orang 12 yang menjawab sering, 7
orang 28 yang menjawab kadang-kadang dan jarang, persentase tertinggi
tertuju pada jawaban tidak pernah mencapai 8 orang 32. Dari data ini dapat disimpulkan, kepala sekolah belum sepenuhnya menggunakan alat evaluasi
untuk mengetahui efektivitas komunikasi yang disampaikan, baik dalam komunikasi mengambil suatu keputusan atau kebijakan organisasi.
C. Interpretasi Data