Dampak kegiatan industri terhadap kegiatan Penduduk: studi kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan

(1)

i

DAMPAK KEGIATAN INDUSTRI TERHADAP KEGIATAN

PENDUDUK

(STUDI KASUS DI KELURAHAN REMPOA KECAMATAN

CIPUTAT TIMUR KOTA TANGERANG SELATAN)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Syahbani Putra Gunadi NIM 1110015000036

KONSENTRASI GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vi

ABSTRAK

Syahbani Putra Gunadi (NIM: 1110015000036). Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Penduduk (Studi Kasus di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat posisi, mekanisme, dan seberapa luas wilayah persebaran dampak dari kehadiran kegiatan industri PT. Sandratex, yang terkonsentrasi di sepanjang jalan Juanda, Kelurahan Rempoa, terhadap perubahan kegiatan penduduk di sektor informal seperti penyewaan rumah, warung makan dan angkutan. Data diperoleh melalui survai ke wilayah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT) disekitar lokasi penelitian. Penentuan kegiatan Industri PT. Sandratex sebagai objek penelitian didasarkan oleh fakta bahwa sebagian besar penghuni rumah sewa di wilayah penelitian bekerja di PT. Sandratex.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan overlay peta dan cheking lapangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara langsung kegiatan industri bedampak positif pada penyerapan tenaga kerja. Melihat kemampuan (skill) maka sebagian besar pekerja industri di Rempoa merupakan pekerja terampil (skilled laborer) dan semi terampil (semi-skilled laborer). Jenis industri terbanyak berupa industri furnitur, percetakan atau periklanan (advertising), dan industri tekstil. Dengan melihat pola lokasi industri di Greater London, maka wilayah industri di Rempoa dapat digolongkan ke dalam Group A dan B.

Secara tidak langsung kegiatan industri menimbulkan dampak positif antara lain kegiatan penyewaan rumah (kontrakan dan kos-kosan), warung, dan usaha angkutan. Persebaran rumah sewa tinggi dan sedang menyebar di wilayah pemukiman tidak teratur sedangkan persebaran rumah sewa rendah tersebar di pemukiman teratur yaitu di kawasan perumahan. Dari persebaran jumlah warung dan konsumen warung menunjukan bahwa semakin mendekati lokasi industri maka variabel akan semakin besar. Sedangkan warung yang lokasinya jauh dari lokasi industi memiliki nilai yang rendah. Persebaran pangkalan angkutan (ojek & becak) yang pengguna jasanya juga berasal dari pekerja industri hanya menunjukan nilai yang relatif kecil.


(7)

vii

ABSTRACT

Syahbani Putra Gunadi (NIM: 1110015000036). The Impact of Industrial activity towards Civilian Activity (Case Study in Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur, Tanggerang City)

This Research aims to see, The positions, Mechanisms, and the width of spreading regions of Industrial activity impacts of Sandratex, L.td., consentrated along Djuanda Street, Kelurahan Rempoa, toward the civilization activity changing in Informal sectors like Rental of houses, Restaurans and Transportations. Data are obtained from Survay in RW (Inhabitant Association) and RT (Neighborhood Ascociation) around research location. Choosing Industrial Sandratex, L.td Activities as an object of research are based on the fact that Major inhabitants of Rented Houses around the research location work in Sandratec L, td.

The Method which was used is Descriptive Method. Design of the research is Analytical Description combined by overlay the map and checking the field.

The Results of the research show that in directly Industrial activities have positive impacts in the worker absorptions. Distinguished by the skills, the major workers of industry in Rempoa are skilled laborers and Half Skilled Laborers. Major group of Industries are furniture, Printing or Advertising and textiles industry. Depend on Industry in Greater, London, So we can see that industrial Activity in Rempoa could be Grouped in Group A and Group B.

Indirectly, Industries causing positive impacts as the example rental houses activities, restaurants and public transportations. The spreding of the high and middle cost rented Houses are spreads in unpatterned housing regions whereas the spreading of Lower rented houses spreads in patterned housing regions. From the spreading of a number of restaurants and their consuments show that nearer from the location of industry the bigger variable of them. Nevertheless, The restaurants which have long distances from the location of industry, have lower values. The Spreading of public transportation (Ojek & Becak) terminals which the pessangers are the industrial workers just emerge the lower values relatively.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Bi ism Allah al-Rahman al-Rohim

( Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang )

Syukur Alhamdulillah, penulis sampaikan kepada Allah Swt. Yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini selesai penulis susun. Namun begitu, penulis selaku penyusun masih memohon masukan baik berupa kritik ataupun saran guna penyempurnaan akan karya ilmiah ini. Salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang mewarisi sumber ilmu pengetahuan kepada kita semua yaitu Al-quran dan Sunnah, semoga ilmu yang beliau wariskan bermanfaat bagi kita dunia dan akhirat.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan yang bertujuan untuk peningkatan pengetahuan dibidang karya ilmiah dan juga untuk memperdalam pemahaman keilmuan dan aplikatifnya. Penulis berharap semoga skripsi ini berguna untuk semua pihak yang membutuhkan.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak guna membantu lancarnya penelitian ini, baik secara langsung atau tidak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Nurlena Rifai,MA, Ph.D selaku Dekan FITK atas segala bentuk partisipasinya kepada mahasiswa, semoga visi misi yang diembannya diberikan kelancaran dalam menunaikannya, amin.

2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku kepala jurusan Pendidikan IPS dan juga Dosen Pembimbing Akademik, dengan kesibukannya bersedia meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan arahan dan nasihat dalam penulisan skripsi ataupun selama masa studi penulis di UIN Jakarta.

3. Andri Noor Andriansyah, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa meluangkan waktunya dalam berdiskusi sehingga memberikan


(9)

ix

gagasan ataupun ide dalam pembuatan skripsi dengan ikhlas membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.

4. Pemerintah Walikota Tangerang Selatan beserta unit-unit yang telah bersedia membagi ilmu dan membantu penulis dalam melengkapi data sekunder yang dibutuhkan dalam skripsi ini, semoga apa yang diberikan oleh mereka berbuah pahala, amin.

5. Ayah dan Bundaku tercinta yang selalu menjadi sang surya dalam hidupku, pancaran sinar kasih sayang nya yang begitu dalam hingga benih-benih kehidupan terpancar dalam jiwa dan sanubariku untuk selalu tumbuh menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa dan bisa menjadi panutan dalam keluarga.

6. Empat Kakak Ku tercinta kakak Ayuk, Puti, Yuni dan abang Arif serta adek Ku Surya yang selalu memberi dukungan baik materil maupun non materil hingga Aku bisa menyelesaikan studi di jenjang S1.

7. Yayasan Malibu dan IKLB yang telah memberikan biasiswa selama ini.

8. Rekan kerja BTA 70 yang telah memberi banyak kesempatan dan berbagai pengalaman dalam dunia pendidikan hingga ku bisa mengajar di berbagai SMAN yang berstandar nasional maupun internasional seperti SMA 28 Pasar Minggu, SMA 70 dan beberapa SMA lainnya.

9. Rekan seperjuangan jurusan Geografi angkatan 2010, senantiasa memberikan

canda tawa dalam setiap waktu dan memberikan arti penting persahabatan dan kebersamaan dalam diriku. Terimkasih untuk dukungan dan semangatnya.

10.Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Banyak tantangan dan rintangan yang penulis hadapi khususnya pada waktu pengambilan data. Banyak pelajaran yang bisa penulis ambil pada saat itu. Salah satunya terkait dengan fenomena pola dan kondisi pemukiman ataupun perumahan yang ada di lokasi penelitian. Dimana jika kita melihat di pinggir jalan utama banyak di temukan pemukiman yang layak huni seperti perumahan namun dibalik semua itu pemukiman yang tidak layak huni masih banyak di temui terutama yang mendekati lokasi pabrik Sandratek dimana masih banyak penduduk


(10)

x

yang tinggal di rumah sewa berupa kontrakan dan kos-kosan (rumah petak dengan ruangan seluas 3x4 m). Hal ini ada setelah berkembangnya industri di wilayah itu.

Hal seperti itu merupakan salah satu kenyataan hidup yang penulis peroleh di saat pengambilan data primer ke lapangan. Pengambilan data primer ke lapangan ini secara tidak langsung telah mengingatkan penulis akan satu

ungkapan “Life is Strunggle”. Bagaimana berjuang untuk hidup di tengah-tengah kondisi yang sulit pada saat ini. Ada banyak usaha yang dapat dilakukan seperti ketiga unit usaha yang penulis teliti dalam penelitian ini dan semua itu dapat

berhasil dan berkembang jika ada “kemauan” dan “tekat yang tinggi”.

Akhir kata sebagai orang yang masih dalam proses pembelajaran penulis mohon maaf atas segala kekurangan yang ada khususnya yang terdapat pada tulisan ini.

Ciputat, Oktober 2014 Penulis


(11)

xi

DAFTAR ISI

Judul (Cover) ... i

Surat Pernyataan Karya Ilmiah ... ii

Pengesahan Uji Referensi ... iii

Lembar Pengesahan Pembimbing ... iv

Lembar Pengesahan Penguji ... v

Abstrak ... vi

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xv

Daftar Peta ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Masalah Penelitian ... 4

1. Identifikasi masalah ... 4

2. Batasan masalah ... 5

3. Rumusan masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Industri ... 8

a. Klasifikasi Industri ... 9

b. Lokasi Industri ... 19

c. Teori Lokasi Industri ... 23

d. Dampak Industri ... 25

e. Identifikasi Dampak ... 27


(12)

xii

3. Analisis Sewa Yang Ditawarkan ... 30

4. Penduduk ... 32

B. Kerangka Berpikir ... 36

C. Hasil Penelitian Relevan ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

1. Tempat Penelitian... 39

2. Waktu Penelitian ... 39

B. Metode dan Desain Penelitian ... 40

C. Variabel Penelitian ... 41

D. Tahap Pengumpulan Data ... 41

E. Tahap Pengolahan dan Penyajian Data ... 42

F. Tahap Analisi Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Deskripsi Data ... 45

1. Letak Geografis dan Administratif Wilayah Penelitian ... 45

2. Penggunaan Tanah ... 48

2.1.Pemukiman ... 48

3. Jaringan Jalan ... 51

4. Perindustrian ... 51

4.1.Perusahaan Industri di Kecamatan Ciputat Timur ... 55

4.1.1. Jumlah dan Jenis Industri ... 55

4.1.2. Industri di Kelurahan Rempoa ... 56

5. Penduduk ... 61

5.1.Jumlah Penduduk ... 61

5.2.Mata Pencaharian Penduduk ... 62

5.3.Unit Usaha Kegiatan Penduduk ... 64

5.3.1. Unit Usaha Rumah Sewa ... 64

5.3.2. Unit Usaha Warung Makan ... 65


(13)

xiii

B. Pembahasan ... 69

1. Industri di Kelurahan Rempoa ... 69

1.1.Persebaran Industri ... 69

1.1.1. Industri Besar ... 69

1.1.2. Industri Sedang ... 69

1.1.3. Industri Kecil ... 70

1.1.4. Industri Rumah Tangga ... 71

1.2.Industri Sebagai Objek Kasus ... 71

2. Kegiatan Penduduk di Kelurahan Rempoa ... 72

2.1.Unit Usaha Penyewaan Rumah ... 72

2.1.1. Biaya Sewa Penghuni Rumaha Sewa ... 74

2.1.2. Waktu Tempuh Penghuni Rumah Sewa Pekerja Industri Kelokasi Kerja (kasus PT. Sandratex) ... 76

2.1.3. Biaya Angkutan Pekerja Industri ke Lokasi Kerja (kasus PT. Sandratex) ... 78

2.2.Unit Usaha Warung Makan ... 81

2.2.1. Persebaran Warung Makan ... 81

2.2.2. Jumlah Pekerja Warung ... 82

2.2.3. Jumlah Konsumen Warung (pekerja pabrik) ... 84

2.2.4. Besar Modal Pekerja Warung ... 86

2.2.5. Besar Keuntungan Pemilik Warung ... 88

2.3.Unit Usaha Angkutan ... 90

2.3.1. Pengendara Tetap ... 90

2.3.2. Pemakai Jasa Angkutan... 91

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 94

A. Kesimpulan ... 94

B. Implikasi ... 95

C. Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

2.1. Karakteristik Operasi Relatif Sarana Transportasi ... 21

3.1. Waktu Pengumpulan Data Penelitian ... 40

4.1. Nama Kelurahan dan Jumlah RT/RW Kecamatan Ciputat Timur ... 45

4.2. Daftar Perumahan Kelurahan Rempoa Tahun 2014 ... 48

4.3. Status Pemukiman dan Jumlah Rumah Kelurahan Rempoa ... 50

4.4. Persentase Luas Penggunaan Tanah Kelurahan Rempoa ... 50

4.5. Jaringan Jalan Kelurahan Rempoa ... 51

4.6. Monitoring Pemasukan Dokumen Survei IBS Tahun 2013 Kota Tangerang Selatan ... 52

4.7. Jumlah Industri Kecil, Sedang, dan Besar di Kecamatan Ciputat Timur 56 4.8. Jumlah Industri, Tenaga Kerja dan Letak Industri di Kelurahan Rempoa... 57

4.9. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur 2013 ... 61

4.10. Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Rempoa ... 62

4.11. Jumlah Unit Usaha di Kelurahan Rempoa ... 65


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

1. Lokasi Industri di Greater London ... 24

2. Hubungan Sewa Tanah Dengan Tata Guna Lahan ... 32

3. Piramida Penduduk Kelurahan Rempoa 2013 ... 62

4. Pengambilan Data Sekunder di Kantor Kelurahan Rempoa ... 108

5. Pengambilan Data Sekunder Peta RBI di BIG ... 108

6. Gerbang Masuk Indogravure ... 108

7. Bagian Depan PT. Indogravure ... 108

8. Kawasan Industri Furnitur di Pinggir Jalan Juanda ... 108

9. Pekerja Industri Furnitur ... 108

10.Hasil Produksi Industri Furnitur di Rempoa ... 109

11.Gerbang Masuk PT. Sandratex ... 109

12.Penghuni Rumah Sewa di RW 01 Rempoa... 109

13.Pemilik Warung Makan Tenda Depan Gerbang Sandratex ... 109

14.Pangkalan Becak di Tanjakan Mabad ... 109


(16)

xvi

DAFTAR PETA

1. Administrasi Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 46

2. Penggunaan Lahan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 47

3. Persebaran Industri Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 60

4. Persebaran Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur... 67

5. Persentase Rumah Sewa Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 73

6. Biaya Sewa Rumah Per Bulan Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 75

7. Waktu Tempuh Pekerja Industri Ke Lokasi Industri Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 77

8. Biaya Angkutan Pekerja Industri Ke Lokasi Industri (Kasus PT. Sandratex) Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 80

9. Jumlah Pekerja Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur... 83

10.Jumlah Konsumen Warung Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur 85 11.Besar Modal Pemilik Warung Per Hari Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 87

12.Besar Keuntungan Pemilik Warung Per Hari Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur ... 89


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

A. Lampiran 1: Lembar Kuesioner ... 100

B. Lampiran 2: Kegiatan Penyewaan Rumah di Kelurahan Rempoa ... 104

C. Lampiran 3: Kegiatan Usaha Warung di Kelurahan Rempoa ... 105

D. Lampiran 4: Kegiatan Unit Usaha Angkutan di Kelurahan Rempoa ... 107

E. Lampiran 5: Foto Kegiatan ... 108

F. Lampiran 6: Lembar Uji Referensi ... 110

G. Lampiran 7: Biodata Penulis ... 113


(18)

1

Pembangunan selalu ditunjukan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik dan merata. Pembangunan suatu wilayah erat kaitannya dengan proses industrialisasi dan peningkatan hasil produksi industri. Sektor industri dalam perekonomian di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting bagi peningkatan devisa negara. Disamping peranannya pada skala nasional, industrialisasi juga dianggap dapat berperan dalam perkembangan wilayah dan mendorong perkembangan suatu wilayah yang terbelakang.

Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN 1978), menyatakan bahwa salah satu tujuan utama pembangunan jangka panjang Indonesia adalah untuk mencapai struktur ekonomi yang seimbang dimana industri manufaktur yang kuat dan maju didukung oleh sektor pertanian yang tangguh.1

Industri manufaktur modern banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan di Pulau Jawa.2 Terutama di sekitar kawasan DKI Jakarta yang terkenal dengan sebutan Jabotabek (Jakarta Bogor Tangerang Bekasi), yang berkembang seiring dengan dikeluarkannya instruksi presiden no 13 tahun 1976 tentang pengembangan wilayah Jabotabek. Sehingga tidaklah mengherankan jika kawasan Jabotabek terdapat infrastruktur yang memadai seperti jaringan jalan dan transportasi.

Melihat latar belakang berdirinya industri sebagai sektor utama dalam meningkatkan taraf pembangunan tentu tidak terlepas dari faktor tingginya pertumbuhan penduduk. Dimana pertumbuhan penduduk indonesia beberapa periode dari tahun 1930-2010 dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk indonesia tergolong tinggi. Berkaitan dengan tingginya pertumbuhan

1

Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri, (Jakarta: Penebit Universitas Trisakti, 1997), hal 158.

2

Poot Huib, Industrialication and Trade in Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1990), hal 9.


(19)

2

penduduk dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dalam teori model

pertumbuhan A. Lewis dikenal dengan sebutan “suplai tenaga kerja yang tidak terbatas” dan ini adalah satu diantara model neo-klasik yang meneliti perkembangan atau pertumbuhan ekonomi di negara-negara sedang berkembang. Model ini menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi dimulai di sebuah negara yang sedang berkembang yang mempunyai dua sektor dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, yaitu pertanian tradisional yang subsistens di pedesaan dan industri di perkotaan.3

Dewasa ini lokasi pembangunan industri banyak terkonsentrasi di daerah penglaju ibukota Jakarta. Karena kencendrungan pendirian lokasi industri yang selalu mendekati perkotaan sebagai mana dalam teori Pusat Kosentis menurut Burgess yang membagi pola keruangan kota menjadi enam bagian, dimana industri akan berdiri pada zona ke-2 sebagai tempat berdirinya pabrik (manufaktur ringan) yang disebut dengan Zona Suburban dan pada zona ke-3 yaitu Zona Suburban Fringe akan berdiri pabrik besar atau industri berat. Dalam teori ini dikatakan bahwa kecedrungan pendirian manufaktur ringan atau industri ringan seperti industri tekstil disebabkan oleh sistem transportasi tidak rumit, murah, mudah dan cepat kesegala arah, serta dekat dengan konsumen sehingga memberi kemudahan dalam proses pendistribusian.4

Terkait dengan lokasi industri, Smith dalam bukunya mengungkapkan bahwa untuk memutuskan penempatan industri pada suatu wilayah akan dipertimbangkan dengan baik oleh pengusahanya. Pertimbangan lain selain kedekatan industri pada pasar dan bahan mentah adalah daya tarik lokasi. Daya tarik lokasi erat kaitannya dengan ketersediaannya jalan, pengangkutan, tenaga kerja, listrik, air, dan saluran pembuangan limbah. Adanya saling ketergantungan antara lokasi industri dengan ketersediaan jalan dan pengangkutan ditandai dengan adanya konsentrasi industri yang tinggi yang dimiliki oleh wilayah yang kepadatan lalu-lintasnya tinggi dengan jumlah dan

3

Tulus Tambunan, Perkembangan Industri Nasional Sejak Orde Baru Hingga Pasca Krisis, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2008), h. 2.

4

Enok Maryani dan Bagja Waluya, Hand Out Geografi Desa Kota, (Bandung: Fakultas IPS UPI, 2008), h. 27-28.


(20)

jenis angkutan yang besar yang melewati lokasi industri tersebut serta memakan biaya angkutan yang rendah.5

Berdirinya industri di suatu wilayah akan menimbulkan dampak bagi kegiatan penduduk sekitarnya baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif adalah pengaruh industri terhadap perusakan lingkungan fisik baik udara, tanah, dan air yang timbul akibat limbah kegiatan di sekitar lokasi industri. Di beberapa lokasi industri cendrung lebih banyak ditemukan dampak negatif daripada dampak positifnya. Dimana kasus ini banyak di temukan pada lokasi industri ekstraktif (industri hulu). Seperti kasus PT. Newmont Minahasa Raya, Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 2000, triling dari operasi industri tersebut telah mengkontaminasi wilayah daratan seluas 35.820 ha, sementara Laut Arafura telah terkontaminasi seluas 84.158 ha. Dilain kasus seperti PT. INCO Sulawesi Selatan, 750 keluarga kehilangan tanah produktif mereka yang merupakan sumber mata pencaharian utma masyrakat adat di sana.6

Dampak positif dari berdirinya industri di suatu wilayah, dapat diartikan sebagai manfaat industri terhadap kegiatan penduduk. Dampak ini dapat dilihat dari adanya kemampuan industri untuk menyerap tenaga kerja yang akan memberi manfaat bagi penduduk untuk bekerja karena setiap industri membutuhkan tenaga kerja yang berguna untuk melakukan aktivitasnya. Faktor ini mencerminkan bahwa sektor industri cukup berperan dalam penciptaan lapangan kerja yaitu mampu menciptakan kesempatan kerja sebesar 15,1 juta.7. Berdirinya industri juga diikuti dengan bertambahnya variasi lapangan hidup. Variasi ini ditandai dengan timbulnya kegiatan penduduk di sektor informal. Ahmad (2000), mengatakan bahwa “ dimana kegiatan ekonomi formal berada maka pelaku sektor informal akan berada di sekitarnya”. Di

5Devi Aseani, “Dampak Kegiatan Industri Terhadap Kegiatan Pnduduk Studi Kasus

Industri Di Kelurahan Suka Maju, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok” Skripsi pada Sarjana Universitas Indonesia, Depok, 2003 h. 2, tidak dipublikasikan.

6

Tambang dan Penghancuran Lingkungan Kasus-Kasus Pertambangan di Indonesia 2003-2004, (Jakarta: Jaringan Advokasi Tambang, 2006), Hal. 12-14.

7

Kebijakan Pembangunan Industri Nasional, (Jakarta: Departemen Perindustrian, 2005), hal. 24.


(21)

4

wilayah Jawa jumlah pelaku sektor informal berkisar antara 37% sampai 43%, sementara di luar Jawa lebih banyak lagi berkisar antara 40%-55%.8 Karena ini lah tidak mengherankan dimana ada kegiatan industri di sana ditemukan usaha kegiatan informal yang mendukung kegiatan industri seperti usaha kontrakan atau penyewaan rumah, rumah makan, warung makanan, dan minuman, toko-toko, serta usaha angkutan. Sebagaimana yang pernah diteliti oleh Devi Aseany (2003) di wilayah Kota Depok terkait dampak industri terhadap timbulnya usaha sektor informal yang termasuk dalam dampak positif lokasi industri. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa terdapat dampak positif dari kegitan industri terhadap pertumbuhan jumlah usaha penduduk di sektor informal.

Adanya dampak industri terhadap penduduk, hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk melakukan penelitian terkait Dampak Industri Terhadap Kegiatan Penduduk yang ada di wilayah Kelurhan Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

Pada penelitian ini akan dilihat seberapa luas wilayah persebaran dampak dari kehadiran industri di Kelurahan Rempoa khususnya yang terkonsentrasi di sepanjang Jalan Djuanda terhadap perubahan kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa dan sekitarnya. Perubahan kegiatan penduduk diutamakan pada kegiatan pengontrakan atau penyewaan rumah dan kesempatan kerja yang dalam hal ini timbulnya sumber-sumber pekerjaan baru (membuka warung, toko-toko, usaha angkutan di sekitar lokasi industri) sehingga akhirnya dapat diketahui segragasi dampak industri di kelurahan Rempoa tersebut.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi masalah

Bedasarkan latar belakang masalah, dampak dari kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk maka dari itu dapat di identifikasi beberapa masalah diantaranya sebagai berikut:

8

Ahmad Erani Yustika, Industrialisasi Pinggiran, (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hal. 176.


(22)

a. Industrialisasi cenderung dianggap dapat mendorong perkembangan wilayah terbelakang.

b. Industri modern banyak terkonsentrasi di daerah perkotaan Pulau Jawa. c. Pemerataan pembangunan yang tidak baik sebagai pengaruh dari

industri.

d. Adanya saling ketergantungan antara lokasi industri dengan ketersediaan jalan

e. Dampak industri terhadap perusakan lingkungan f. Kemampuan industri dalam menyerap tenaga kerja.

g. Tingginya laju urbanisasi karena dayatarik industrialisasi di wilayah perkotaan.

h. Dampak keberadaan industri yang mempengaruhi pertambahan variasi kegiatan penduduk disektor informal.

2. Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

a. Persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur , Kota Tangerang Selatan.

b. Persebaran dampak industri terhadap kegitan penduduk di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

3. Rumusan masalah

Dari batasan masalah di atas maka bisa ditarik suatu rumusan masalah, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1) Bagaimana persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan?

2) Bagaimana persebaran dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur?


(23)

6

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk;

1) Mengetahui persebaran industri yang terdapat di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

2) Mengetahui persebaran dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk di Kelurahan Rempoa Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan pada tingkatan teoritis kepada pembaca dalam melihat dan mengamati dampak industri terhadap kegiatan penduduk.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi dan bahan pertimbangan nyata untuk kepentingan bagi pihak yang membutuhkan yaitu:

a. Manfaat bagi mahasiswa

Memberi informasi kepada mahasiswa yang membutuhkan bahan kajian ilmiah yang berkaitaan dengan dampak kegiatan industri terhadap kegiatan penduduk.

b. Manfaat bagi pemerintah Kota Tangerang Selatan

Mengusung wacana dalam mengambil suatu kebijakan guna memperoleh suatu keputusan yang memberi keseimbangan antara lingkungan dengan sesuatu yang bernilai ekonomi tinggi seperti kegiatan industri.

c. Manfaat bagi DISPERINDAG Kota Tangerang Selatan

Untuk melihat pola persebaran industri yang ada di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timu Kota Tangerang Selatan.


(24)

d. Manfaat bagi Dinas Tata Kota Tangerang Selatan

Untuk melihat perubahan dari penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Rempoa Kec. Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan guna untuk mengusung kebijakan dalam perencanaan pembangunan.

e. Manfaat bagi Dinas Kependudukan Kota Tangerang Selatan

Untuk melihat kepadatan penduduk yang mengacu pada peta tematik yang kaitannya dengan pemukiman baik teratur maupun tidak teratur (identik dengan pemukiman padat penduduk).

f. Manfaat bagi Infestor

Untuk melihat lokasi trategis dalam berinfrestasi dengan melihat peta tematik persebaran industri, persebaran pemukiman, dan penggunaan lahan.


(25)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Industri

Menurut Sandy, “Industri adalah usaha untuk memperoleh barang-barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses penggarapan dalam jumlah yang besar, sehingga barang-barang tersebut dapat diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu yang setinggi mungkin”.9

Dalam UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, “industri adalah kegiatan

ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan

rancangan bangun dan perekayasaan industri”.

Pengertian Industri menurut BPS Tangsel adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri dan pekerjaan perakitan (assembling).10

Menurut Sumaatmaja, “Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai

suatu sistem merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem

manusia“.11

Industri juga dapat diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha

9

Sandy, Republik Indonesia Geografi Regional, (Jakarta: Jurusan Geografi FMIPA-UI, 19850), h. 148.

10

BPS Tangsel, Kota Tangerang Selatan Dalam Angka, (Tangerang: Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, 2013), h. 216.

11


(26)

perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal.

a. Klasifikasi Industri

Karena banyaknya jenis industri yang dilihat dari latar atau atribut tertentu yang terdapat di suatu negara, maka perlu kiranya adanya suatu pengelompokan yang jelas. Di dalam peraturan kepala badan pusat statistik nomor 57 tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLUI) industri di klasifikasikan berdasarkan Kode Klasifikasi Industri (KKI) 2 digit sebagai berikut:

1) Jenis industri 10 meliputi industri makanan

Golongan pokok ini mencakup pengolahan produk pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi makanan dan juga mencakup produk setengah jadi yang tidak secara langsung menjadi produk makanan tetapi nilainya dapat lebih besar atau lebih kecil.

2) Jenis industri 11 meliputi industri minuman

Golongan pokok ini mencakup pembuatan minuman beralkohol dan tidak beralkohol, air minum mineral, bir dan anggur, dan pembuatan minuman beralkohol yang disuling. Kegiatan ini tidak mencakup pembuatan jus buah-buahan dan sayur-sayuran, minuman dengan bahan baku susu, dan pembuatan produk teh, kopi dan produk teh dengan kadar kafein yang tinggi.

3) Jenis industri 12 meliputi industri pengolahan tembakau

Golongan pokok ini mencakup pembuatan tembakau atau produk pengganti tembakau; rokok, cerutu, cangklong, snuff,


(27)

10

chewing; dan pemotongan serta pengeringan kembali tembakau tetapi tidak mencakup penanaman atau pengolahan awal tembakau.

4) Jenis industri 13 meliputi industri tekstil

Golongan pokok ini mencakup pengolahan, pemintalan, penenunan dan penyelesaian tekstil dan bahan pakaian, pembuatan barang-barang tekstil bukan pakaian (seperti sprei, taplak meja, gordein, selimut, permadani, tali temali dan lain-lain). Golongan pokok ini tidak mencakup penanaman serat alami atau pembuatan serat sintetis masuk dalam sub golongan 2030 dan pembuatan pakaian masuk dalam golongan pokok 14. 5) Jenis industri 14 meliputi industri pakaian jadi

Golongan pokok ini mencakup semua pekerjaan menjahit (baju siap pakai atau berdasarkan ukuran/pesanan), dalam semua bahan (seperti kulit, bahan baju, bahan rajutan atau tenunan dan lain-lain), dari semua jenis pakaian (seperti pakaian luar, pakaian dalam pria, wanita atau anak-anak, pakaian kerja dan pakaian santai dan lain-lain) dan asesoris, tidak ada perbedaan dalam pembuatan antara baju untuk anak-anak dan orang dewasa, atau antara pakaian tradisional dan modern.

6) Jenis industri 15 meliputi industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki

Golongan pokok ini mencakup pengolahan dan pencelupan kulit berbulu dan proses perubahan dari kulit jangat menjadi kulit dengan proses penyamakan atau proses pengawetan dan pengeringan serta pengolahan kulit menjadi produk yang siap pakai, pembuatan koper, tas tangan dan sejenisnya, pakaian kuda dan peralatan kuda yang terbuat dari kulit, dan pembuatan alas kaki. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan produk sejenisnya dari bahan lain (kulit imitasi atau kulit tiruan), seperti alas kaki dari bahan karet, koper dari tekstil dan


(28)

lain-lain. Barang-barang terbuat dari kulit tiruan termasuk di sini, asalkan cara pembuatannya sama dengan produk kulit dibuat (koper), dan biasanya di produksi oleh unit yang sama. 7) Jenis industri 16 meliputi industri kayu, barang dari kayu dan

gabus (tidak termasuk furnitur) dan barang anyaman dari bambu, rotan, rotan dan sejenisnya.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan barang-barang dari kayu. Kebanyakan digunakan untuk konstruksi dan juga mencakup berbagai proses pengerjaan dari penggergajian sampai pembentukan dan perakitan barang-barang dari kayu, dan dari perakitan sampai produk jadi seperti kontainer kayu. Terkecuali penggergajian, golongan pokok ini terbagi lagi sebagian besar didasarkan pada produk spesifik yang dihasilkan. Golongan pokok ini tidak mencakup pembuatan mebeler, atau perakitan/pemasangan perabot kayu dan sejenisnya

8) Jenis industri 17 meliputi industri kertas dan barang dari kertas Golongan pokok ini mencakup pembuatan bubur kayu, kertas, dan produk kertas olahan. Pembuatan dari produk-produk tersebut dikelompokkan bersama karena merupakan satu rangkaian proses pengolahan yang berkaitan. Lebih dari itu kegiatan seringkali dilakukan dalam satu unit. Ada tiga kegiatan utama, yaitu Pertama, pembuatan bubur kertas yang meliputi pemisahan serat selulosa dari kotoran dalam kayu atau kertas bekas. Kedua, pembuatan kertas yang meliputi penyusunan serat selulosa menjadi lembaran-lembaran. Ketiga, barang kertas olahan dibuat dari kertas dan bahan lain dengan berbagai teknik pemotongan dan pembentukan, termasuk kegiatan pelapisan dan laminasi. Barang kertas dapat merupakan barang cetakan (kertas pelapis dinding, kertas kado dan lain-lain), selagi pencetakan bukanlah merupakan hal yang utama. Golongan pokok ini utamanya terbagi menjadi produksi bubur kertas, kertas dan


(29)

12

papan kertas, dan selebihnya termasuk produksi produk kertas dan kertas yang diproses lebih lanjut.

9) Jenis industri 18 meliputi industri pencetakan dan reproduksi media rekaman.

Golongan pokok ini mencakup pencetakan barang-barang dan kegiatan pendukung yang berkaitan dan tidak terpisahkan dengan industri pencetakan, proses pencetakan termasuk bermacam metode/cara untuk memindahkan suatu image dari suatu sumber ke berbagai media, dan yang terpenting bagaimana memindahkan image dari piringan atau layar monitor ke suatu media melalui/dengan berbagai teknologi pencetakan. Terdapat beberapa hal bahwa pencetakan dan penerbitan dilakukan oleh suatu unit yang sama dan pada lokasi yang sama pula. Golongan pokok ini juga mencakup reproduksi media rekaman, seperti compact disk (CD), Video rekaman, software dalam disk atau tape.

10) Jenis industri 19 meliputi industri produk dari batu dan pengilangan minyak bumi.

Golongan pokok ini mencakup perubahan minyak bumi mentah dan batu bara menjadi produk yang bermanfaat. Proses yang dominan adalah pengilangan minyak bumi, di mana meliputi pemisahan minyak bumi mentah menjadi produk komponen melalui teknik seperti pemecahan dan penyulingan. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan produk khas (Kokas, butone, propone, petrol).

11) Jenis industri 20 meliputi industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia.

Golongan pokok ini mencakup perubahan bahan organik dan non organik mentah dengan proses kimia dan pembentukan produk. Hal ini mencirikan/membedakan produk kimia dasar yang membentuk kelompok industri pertama dari hasil produk


(30)

antara dan produk akhir yang dihasilkan melalui pengolahan lebih lanjut dari kimia dasar yang merupakan kelompok-kelompok industri lainnya.

12) Jenis industri 21 meliputi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk farmasi dasar dan preparat farmasi. Golongan pokok ini mencakup antara lain preparat darah, obat-obatan jadi, preparat diagnostik, preparat medis, obat tradisional atau jamu dan produk botanikal untuk keperluan farmasi.

13) Jenis industri 22 meliputi industri karet, barang dari karet dan plastik.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan barang plastik dan karet. Golongan pokok ini dicirikan dengan penggunaan bahan baku karet dan plastik dalam proses pembuatannya. Namun demikian tidak berarti bahwa pembuatan semua barang yang terbuat dari bahan baku ini termasuk di sini.

14) Jenis industri 23 meliputi industri barang galian bukan logam. Golongan pokok ini mencakup kegiatan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang berhubungan dengan unsur tunggal suatu mineral murni, seperti gelas dan produk gelas, produk keramik dan tanah liat bakar, semen dan plester. Industri pemotongan dan pengasahan batu serta pengolahan produk mineral lainnya, tercakup di sini.

15) Jenis industri 24 meliputi industri logam dasar.

Golongan pokok ini mencakup kegiatan peleburan dan penyulingan baik logam yang mengandung besi maupun tidak dari bijih, potongan atau bungkahan dengan menggunakan bermacam teknik metalurgi. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan logam campuran. Hasil dari peleburan dan pemurnian biasanya dalam bentuk batang logam (ingot) yang


(31)

14

biasanya digunakan dalam pekerjaan rolling, penarikan dan pengambilan pada pembuatan produk seperti plat, lembaran, lempengan, potongan, batangan, kawat dan bentuk cairan untuk membuat cetakan dan produk logam dasar lain.

16) Jenis industri 25 meliputi industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk logam "murni" (seperti suku cadang, kontainer/wadah dan struktur), pada umumnya mempunyai fungsi statis atau tidak bergerak, pembuatan perlengkapan senjata dan amunisi. Golongan pokok ini tidak mencakup industri peralatan dan permesinan, industri penggabungan atau pemasangan produk logam (kadang kala dengan bahan lain), barang elektrik, elektronik atau optikal, yang bekerja dengan bagian yang bergerak.

17) Jenis industri 26 meliputi industri komputer, barang elektronik dan optik.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan komputer, perlengkapan komputer, peralatan komunikasi, dan barang-barang elektronik sejenis, termasuk pembuatan komponennya. Proses produksi ditandai dengan rancangan dan penggunaan penerapan teknologi tinggi untuk menciptakan IC dan barang-barang berukuran kecil. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan barang-barang elektronik rumah tangga, alat pengukuran, alat pengujian, alat navigasi, dan peralatan kontrol, iradiasi, peralatan elektromedical dan elektroterapi, peralatan dan instrumen optik, dan pembuatan media magnetik dan optik. 18) Jenis industri 27 meliputi industri peralatan listrik.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan produk yang membangkitkan, mendistribusikan dan menggunakan tenaga listrik. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan lampu listrik, peralatan sinyal dan peralatan rumah tangga listrik.


(32)

Golongan pokok ini tidak mencakup pembuatan barang-barang elektronik.

19) Jenis industri 28 meliputi industri mesin dan perlengkapan YTDL.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan mesin dan peralatan yang dapat bekerja bebas dengan bahan-bahan baik secara mekanik atau yang berhubungan dengan panas atau melaksanakan pengolahan bahan-bahan (seperti pengangkatan, penyemprotan, penimbangan atau pengepakan), termasuk komponen mekaniknya yang menghasilkan dan menggunakan tenaga dan komponen utama yang dihasilkan secara khusus. Golongan pokok ini mencakup pembuatan peralatan tangan, peralatan tetap atau bergerak, tanpa memperhatikan apakah peralatan tersebut dibuat untuk keperluan industri, pekerjaan sipil dan bangunan, pertanian atau rumah tangga. Pembuatan peralatan khusus untuk angkutan penumpang atau barang dalam dasar pembatasan juga tercakup dalam di sini. Golongan pokok ini juga mencakup pembuatan mesin untuk keperluan khusus lainnya, yang tidak dicakup dimanapun dalam klasifikasinya, baik digunakan atau tidak dalam proses industri, seperti peralatan permainan/hiburan pasar malam, peralatan gelanggang bouling otomatis dan lain-lain.

20) Jenis industri 29 meliputi industri kendraa bermotor, trailer dan semi trailer.

Golongan pokok ini mencakup pembuatan kendaraan bermotor untuk angkutan penumpang atau barang. Pembuatan berbagai suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor, termasuk pembuatan trailer atau semi-trailer, sedangkan perawatan dan perbaikan kendaraan di klasifikasikan di tempat lain.


(33)

16

Golongan pokok ini mencakup alat angkutan lain seperti pembuatan kapal dan perahu, lori/gerbong kereta api dan lokomotif, pesawat udara dan pesawat angkasa beserta suku cadangnya.

22) Jenis industri 31 meliputi industri furnitur

Golongan pokok ini mencakup pembuatan mebeller dan produk yang berkaitan yang terbuat dari berbagai bahan kecuali batu, semen dan keramik. Pengolahan yang digunakan dalam pembuatan mebeller adalah metode standar, yaitu pembentukan bahan dan perakitan komponen, termasuk pemotongan, pencetakan dan pelapisan. Perancangan produk, baik untuk estetika dan kualitas fungsi adalah aspek yang penting dalam proses produksi. Pembuatan mebeller cenderung menjadi kegiatan yang khusus.

23) Jenis industri 32 meliputi industri pengolahan lainnya.

Golongan ini mencakup pembuatan berbagai macam barang yang belum dicakup di tempat lain dalam klasifikasi ini. Karena golongan pokok ini adalah bersifat residual, proses produksi, bahan input, dan penggunaan barang-barang yang dihasilkan dapat berubah-ubah secara luas dan ukuran umum untuk mengelompokkan golongan ke dalam golongan pokok belum diterapkan di sini.

24) Jenis industri 33 meliputi industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan.

Perbaikan dan pemeliharaan mesin dan peralatannya mencakup perbaikan khusus barang barang yang dihasilkan oleh lapangan usaha industri pengolahan dengan tujuan untuk pemulihan mesin, peralatan dan produk lainnya menjadi baik. Ketentuan pemeliharaan umum atau rutin (servis) mesin-mesin tersebut untuk memastikan mesin bekerja efesien dan untuk


(34)

pencegahan kerusakan dan perbaikan yang tidak penting, tercakup di sini. Golongan pokok ini hanya mencakup kegiatan perbaikan dan pemeliharaan khusus. Juga tercakup di sini instalasi khusus mesin. Golongan pokok ini tidak mencakup pembersihan mesin industri, perbaikan dan pemeliharaan peralatan komputer dan komunikasi, serta perbaikan dan pemeliharaan barang-barang rumah tangga.

Berdasarkan sifat bahan mentah dan sifat produksi, industri secara luas meliputi;

1) Industri primer, yaitu industri yang mengambil bahan-bahan mentah dari sektor primer, yaitu pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan pertambangan. Contohnya:

 bahan mentah pertanian, seperti pengambilan kelapa sawit, penyadapan getah karet, dan sebagainya;

 bahan mentah dari peternakan, seperti penangkapan ikan dan udang di laut, kolam, tambak, dan sebagainya;

 bahan mentah dari kehutanan, seperti pengambilan kayu, pengambilan rotan , dan hasil hutan;

 bahan mentah dari pertambangan, seperti eksploitasi atau pengambilan minyak bumi dari dalam tanah, penambangan batu bara, timah, dan sebagainya.

2) Industri sekunder (terutama konstruksi dan manufaktur), yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasil industri lain (industri primer), bahan bakunya adalah barang jadi atau setengah jadi. Contohnya sebagai berikut:

 pengolahan hasil pertanian, misalnya industri minyak goreng dan ban mobil;

 pengolahan hasil peternakan, misalnya industri susu bubuk, dan pengalengan susu, serta industri daging;


(35)

18

 pengolahan hasil perikanan, misalnya industri pengalengan ikan dan industri pembekuan udang;

 pengolahan hasil hutan, misalnya industri kayu lapis dan industri pengawetan kayu;

 pengolahan hasil tambang, misalnya industri pelelehan bijih emas menjadi emas dan industri penyulingan minyak bumi;

 industri penunjang pertanian, misalnya industri pupuk;

 industri bahan bangunan dan konstruksi, misalnya industri semen dan industri baja;

 bidang pembuatan dan perakitan, misalnya perakitan kendaraan bermotor dan perakitan alat - alat elektronik, seperti televisi, radio, kalkulator, serta pembuatan pesawat tebang.

3) Industri tersier adalah industri pelayanan yang meliputi jasa transportasi, komunikasi dan sektor jasa lainnya. Contohnya sebagai berikut:

 industri pelayanan dalam bidang keuangan, seperti perbankan dan asuransi;

 industri pelayanan dalam bidang transportasi, seperti perumka, PN Garuda, PN DAMRI, dan PT PELNI;

 industri pelayanan dalam bidang pariwisata, perjalanan dan perhotelan, misalnya biro-biro pariwisata, biro perjalanan umum, dan biro perhotelan.12

Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam kelompok. Industri didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu:

1) Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100orang atau lebih,

12

Moh. Soerjani, dkk., Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan, (Jakarta: UI Press, 1988), Cet. 1. Hal 222.


(36)

2) Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20–99 orang,

3) Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5–19 orang, 4) Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara

1–4 orang.13

b. Lokasi Industri

Keputusan untuk menempatkan industri pada suatu wilayah merupakan keputusan yang sudah dipertimbangkan dengan baik oleh pengusahanya. Pengkajian tentang industri diarahkan kepada pemilihan lokasi industri yang tepat dan sesuai dengan jenis industri yang dikembangkan pada suatu daerah berdasarkan potensi daerah itu sendiri.

Faktor lokasi yang dipakai dalam geografi perindustrian bertalian dengan gejala yang berpengaruh atas penempatan pabrik. Menurut Robinson ada beberapa faktor geografis dalam penentuan lokasi industri.14 Faktor-faktor geografis tersebut diantaranya:

1. Bahan mentah

Yaitu sesuatu yang dijadikan sebagai bahan baku dalam proses produksi suatu barang. Tidak ada barang yang dapat dibuat jika tak ada bahan mentahnya; misalnya untuk industri pensil dibutuhkan tambang grafit dan kayu jenis tertentu. Bahan mentah tidak tersebar merata di semua tempat karena itu bahan mentah merupakan faktor penentu lokasi pabrik.

2. Sumberdaya tenaga (power resource)

Faktor ini menyangkut sumber tenaga yang mampu menggerakkan mesin pabrik. Baik itu tenaga air (hydro power), pelistrikan, petroleum atau gas.

3. Suplai tenaga kerja

13

BPS, op. Cit., h. 216.

14

Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi Keruangan dalam Teori dan Praktek, (Jogjakarta, Alumni, 1997), Hal. 58.


(37)

20

Hal ini menyangkut dua segi: kuantitatif, artinya banyak nya orang yang direkrut dan kualitatif yakni mutu tenaga kerja yang terampil dibidangnya.

4. Suplai air

Air merupakan komponen yang vital dalam proses produksi, karena air sangat penting dalam pelayanan industri misalnya industri pembuatan kertas, bir serta tekstil.

5. Pasaran

Tujuan dari produksi suatu barang adalah untuk dijual atau didistribusikan oleh karna itu pasaran sangat penting kedudukannya. Tampa pasar maka pemasaran tidak akan berlangsung hal ini akan membuat penumpukan suatu barang hingga pada akhirnya barang itu tidaklah memiliki nilai guna. Suatu barang akan memiliki nilai guna jika barang itu bermutu dan mampu memenuhi tingkat kebutuhan manusia.

Dalam hal ini luasnya pasaran dan kuatnya pasaran sangat mempengaruhi penentuan lokasi indusrti. Luasnya pasaran dilihat dari banyaknya penjual dan pembeli yang terjadi sedangkan kuatnya pasaran dilihat dari taraf hidup dari para pelanggan. 6. Fasilitas transportasi

Faktor transportasi mempengaruhi pilihan lokasi industri dalam efeknya terhadap biaya untuk membawa bahan mentah dan memasarkan atau mendistribusikan barag jadi. Ketersediaan fasilitas transportasi yang baik dan ckup baik dari lokasi material ke pabrik maupun dari pabrik kelokasi pemasaran sangat mempengaruhi pertimbangan dalam pengambilan keputusan penentuan lokasi industri. Ketepatan dalam menentukan lokasi industri harus berdasarkan pada jaringan transportasi yang efektif guna mempertimbangkan evisiensi waktu yang akan mempengaruhi laju percepatan dalam proses produksi dan distribusi suatu barang. Adapun macam-macam fasilitas alat


(38)

angkut dewasa ini yang digunakan oleh unit industri adalah sebagai berikut:

 Angkutan Darat : Kerta api atau Truck

 Angkutan Air : Kapal atau Perahu

 Angkutan Udara : Pesawat terbang termasuk Helikopter

 Angkuta Saluran Pipa : Pipa Besi, Beton, atau Paralon

Karakteristik operasi relatif dari macam fasilitas alat angkut seperti kereta api, truk, kapal, pesawat terbang, dan saluran pipa dapat dilihat pada tabel 2.1, yang menunjukkan tentang kecepatan waktu, ketersediaan jasa angkutan, kebebasan/flesibilitas operasi, kemampuan/kapasitas, dan frekuensi operasional. Angka 1, 2, 3, 4 dan 5 menunjukkan urutan peringkat penilaian yang dimulai dari peringkat 1 sampai 5.15

Tabel 2.1. Karakteristik Operasi Relatif Sarana Trtransportasi

D a r i

Tabel diatas bisa diamati bahwa masing-masing unit alat angkut yang digunakan untuk sarana penunjang dalam suatu industri memiliki keunggulan masing-masing jika kita mempertimbangkan berdasarkan besar kuantitas daya angkut barang dan tarif biaya satuan.

15

Parlin Sitorus, Teori Lokasi Industri, (Jakarta: Universitas Trisakti, 1997), hal. 127-128.

No Kriteria Penilaian Macam Fasilitas Alat Angkut Kereta

Rel

Truck Kapal Pesawat Terbang

Saluran Pipa

1 Kecepatan 3 2 4 1 5

2 Ketersediaan 2 1 4 3 5

3 Kebebasan 3 2 4 5 1

4 Kemampuan 2 3 1 4 5


(39)

22

Karena setiap alat angkut yang bisa digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan dalam mengangkut suatu barang maka penentuan lokasi industri sangat perlu mempertimbangkan transportasi yang kaitannya pada aksebilitas. Jika ini diabaikan bisa jadi akan menambah pembengkakan pada modal dalam produksi suatu barang yang akan menambah harga jual, jika harga jual suatu barang tinggi maka dikwatirkan konsumen tidak mampu untuk membeli barang yang diproduksi produsen.

Sebagai suatu contoh untuk bahan perbandingan. Untuk industri primer, yang umumnya berorientasi pada lokasi sumber material, macam alat angkut yang biasa digunakan untuk mengangkut bahan baku yang bersifat padat ke lokasi pabrik/unit pengolahan adalah kereta rel atau truck dengan alasan biaya angkut per satuan jarak – berat lebih murah dibandingkan alat angkut lainnya. Jika lokasi sumber bahan baku berbeda pulau maka alternatif yang baik di pilih adalah dengan menggunakan kapal laut.

Khusus untuk jenis industri sekunder yang biasa berlokasi di daerah perkotaan, alat angkut kereta rel dan truck, baik untuk mengangkut bahan baku maupun barang jadi atau hasil produksi ke pasar memiliki nilai efisien yang relatif tinggi karena prasarana dan sarana transportasinya telah tersedia. Faktor ini lah yang menyebabkan lokasi industri cendrung berdiri di sekitar kota-kota besar di indonesia terkusus di kawasan JABODETABEKJUR. Disamping faktor geografis penentuan lokasi industri juga dipengaruhi oleh faktor non geografis yang meliputi: modal, manajemen, kegiatan dan keijaksanaan pemerintah dan adanya faktor-faktor pribadi seperti faktor organisasi, perubahan dan perilaku personal.


(40)

Begitu penting memperhatikan faktor lokasi karena seperti halnya fasilitas umum yang ditempatkan pada suatu lokasi industri yang dikumpulkan dalam satu region membentuk zona industri akan membawa pengaruh pada nilai dan pemanfaatan lokasi tersebut. Aktivitas industri yang terkonsentrasi dalam satu lokasi biasanya memberikan keuntungan korelatif lebih besar dari pada industri yang terisolasi. Menurut Smith

(1981) “Manfaat utama dari region industri adalah adanya infrastruktur yang

memadai”.16

Penumpukan kegiatan industri di suatu lokasi (aglomerasi industri) dipengaruhi oleh keadaan permintaan pasar dan kemungkinan penghematan biaya produksi. Edgar M. Hoover berpendapat proses aglomerasi indusri yang terjadi akan mempercepat pertumbuhan. Di lain sisi Adam Smith menunjukan, kenaikan di dalam ukuran industri dapat menarik angkatan kerja yang lebih efisien, kerena akan membawa manfaat bagi seluruh perusahaan di dalam industri.17 Adanya kegiatan industri maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi, bila ekonomi tumbuh, maka ia akan mendorong kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya bukan hanya meningkatkan permintaan, tetapi juga menurunkan biaya produksi. Disamping itu, dengan adanya letak industri yang berdekatan satu denga yang lainnya akan menimbulkan efek eksternal berupa penghematan biya transportasi. Efek eksternal ini selain dapat muncul dalam bentuk terjadinya penghematan biaya produksi juga menciptakan perluasan pasar.

c. Teori lokasi industri

Tata guna tanah untuk industri menunjukkan pola yang kompleks dan sering diabaikan dalam studi tentang Tata Guna Lahan Perkotaan.18 Penguraian tentang lokasi industri berpusat pada tipe industri dan kebutuhannya akan pasar, tenaga kerja, dan loksi bahan baku. Sebagai

16Smith, D.M, “Industrial Location”, dalama Devi Aseani (

ed.), op. Cit., h. 15.

17

Muhammad Teguh, Ekonomi Industi, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010) hal. 239.

18

Patrick J. McBride, Human Geography Systems, Patterns and Change, (London: Blackie & Son Ltd, 1991), hal 82.


(41)

(42)

Group A : Printing, Clothing,Office machinery.

Group B : Port industries, Furniture,Engineering,Food manufacturing.

Group C : Electrical goods, Components,Light consumer goods.

Group D : Vehicle manufacture, Heavyengineering,Oil refening, Metallurgica

d. Dampak Industri

Menurut Suratmo, “Impact atau Dampak diartikan sebagai adanya suatu benturan antara dua kepentingan, yaitu kepentingan pembangunan proyek dengan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik.19 Dalam perkembangan kemudian yang di analisis bukanlah hanya dampak negatif saja tetapi juga dapak positifnya dengan bobot analisis yang sama.

Dampak penting penilaian dari suatu kegiatan, yang dalam hal ini kegiatan industri, sebagai mana ditunjukan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia UU No 32 Tahun 2009 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ditentukan antara lain oleh:20

a) Besarnya jumlah manusia yang terkena dampak b) Luas wilayah persebaran dampak

c) Lamanya dampak berlangsung d) Intensitas dampak

e) Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak f) Sifat kumulatif dampak tersebut

g) Berbalik dan tidak berbalik dampak

Dari petunjuk dapat diketahui dampak penting suatu kegiatan terhadap salah satu unsur lingkungan, yakni penduduk.

Berdirinya industri di suatu wilayah akan mempengaruhi kegiatan penduduk di sekitarnya, baik pengaruh negatif maupun positif. Oleh sebab itu perencanaan awal suatu usaha atau kegiatan pembangunan sudah harus

19

F. Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta, UGM Pres, 2007), cet. 11, hal 2.

20


(43)

26

memuat perkiraan dampaknya terhadap lingkungan hidup, baik fisik maupun non fisik, termasuk sosial budaya, guna dijadikan pertimbangan untuk dibuat analisis mengenai dampak lingkungan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahi secara terperinci dampak negatif dan positif yang akan timbul dari usaha atau kegiatan, sehingga sejak dini dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya.21

Dalam KBBI, “dampak merupakan pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)”.22 Dampak negatif dari suatu kegiatan proyek atau industri akan berimbas pada aspek fisik dan kimi dari lingkungan yang dapat dibagi ke dalam lima kelompok sebagaimana dikatakan Chanlett (1973), yaitu:23

a. Dampak kebisingan;

b. Dampak pada kualitas udara;

c. Dampak pada kualitas dan kuantitas air; d. Dampak pada iklim dan cuaca;

e. Dampak pada tanah.

Setiap unit kegiatan pasti akan membawa suatu dampak. Tidak semua dampak dari unit kegiatan merugikan beberapa pihak. Ada juga unit kegiatan yang membawa dampak positif. Pengaruh positif dampak dapat diartikan sebagai manfaat industri. Adapun manfaat industri diantaranya:

a) Menambah variasi lapangan hidup, yang merupakan tujuan utama industrialisasi.

b) Mengembangkan bidang kegiatan informal seperti menjadi pendorong pertumbuhan perdagangan kaki lima, warung, toko dan usaha lainnya seperti pengontrakan rumah dan kos-kosan.

21

Moh. Soerjani, dkk., op. Cit., h. 180.

22Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), edisi III, cet. 4, hal 234.

23


(44)

Dimana kegiatan-kegiatan tersebut dimungkinkan tumbuh di sekitar wilayah penyebaran industri disebabkan banyaknya pekerja industri yang membutuhkan.

Selain dampak diatas kehadiran industri-industri dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan (income) baik secara langsung (direct impact) maupun tidak langsung (indirect impact). Pengaruh langsung dirasakan oleh tenaga kerja industri sedangkan pengaruh tidak langsung dirasakan oleh kegiatan sektor informal. Dengan demikian secara tidak langsung kehadiran industri akan menimbulkan perluasan kesempatan kerja dan perubahan lapangan kerja. Semakin banyak proyek yang dibangun dapat menyerap tenaga kerja setempat maka semakin besar dampak positifnya.

Tersedianya beberapa kegiatan di kawasan industri telah memberikan kesempatan kerja terhadap masyarakat setempat. Baik bekerja sebagai karyawan tetap, sebagai buruh lepas dari perusahaan-perusahaan dan kontraktor, juga tercipta kesempatan kerja kepada masyarakat sekitarnya, seperti golf caddy, pemelihara taman, satpam, pegawai restoran/catering, sopir dan juga sebagai perusahaan kecil dan menengah, seperti pemilik toko alat-alat bangunan, toko klontong, warung, dan pemilik restoran.24

Berkembangnya kegiatan penduduk seperti usaha pengontrakan rumah oleh penduduk setempat untuk para buruh maupun karyawan industri juga merupakan dampak berlangsungnya kegiatan industri. Timbulnya kegiatan sektor informal membuka peluang bagi petani untuk merubah jenis usaha taninya, terutama yang memiliki tanah sempit dari usaha tani sawah menjadi usaha tani sayuran dan empang.

e. Identifikasi Dampak

Identifikasi merupakan langkah untuk menetukan atau menetapkan dampak dari suatu kegiatan. Fungsi identifikasi dari metode ialah fungsi

24

Wilman Eliaser, Pembangunan Regional Studi Kasus Perspektif Kawasan Industri Kuala Tnajung, (Jakarta; UI-Press, 2010), Hal 94.


(45)

28

metode dalam membantu menentukan atau mengidentifikasi aktivitas-aktivitas proyek yang dapat menimbulkan dampak dan menentukan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak serta dapat menggambarkan aliran dari dampak di antar komponen.25

Dalam mengidentifikasi dampak banyak metode yang bisa digunakan. Mengingat tiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan dari fungsinya, maka penggunaan metode biasanya disesuikan dengan kehendak dan masalah yang kemungkinan tepat di gunakan.

Dalam penelitian ini metode yang akan digunaan adalah metode Overlays. Metode Overlay atau metode Penampalan adalah proyek yang menggunakan sejumlah peta di tempat proyek yang akan di bangun dan daerah sekitarnya yang tiap peta menggambarkan komponen-komponen lingkungan yang lengkap, yang meliputi aspek fisik-kimia, biologi, sosial-ekonomi dan sosial budaya.

Metode Overlay (korelasi peta) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengevaluasi dampak. Tahap evaluasi peta harus melewati tahap penggambaran beberapa peta tematik (peta yang berisi satu tema) dahulu. Data baik kualitatif maupun kuantitatif yang akan dituangkan dalam bentuk peta tematik harus memperhatikan acuan yang berlaku. Acuan itu merupakan hasil rumusan atau kesepakatan para pakar dalam penggunaan simbol sebagai ganti persebaran benda yang ada dimuka bumi. Salah satu simbol area yang digunakan untuk menyajikan unit perwilayahan26. Simbol harus tampil dalam bentuk gradasi apabila data yang akan digambarkan berupa data kuantitatif. Gradasi menunjukkan penggolongan wilayah yang dibuat atas dasar kriteria tertentu (formal region).

Selanjutnya untuk memprakirakan dampak dan mengevaluasi dampak diggunakan metode Overlay seperti yang sudah disebutkan di atas. Prakiraan dan pengevaluasian dampak tersebut erat kaitannya dengan penyajian persebaran dampak.

25

F. Gunarwan Suratmo, op. Cit., h 176.

26

Rahardjo, “Pemahaman dan Penggunaan Metode Overlay”, dalam Devi Aseani (ed.), op. Cit., h. 19.


(46)

Metode Overlay memiliki kelebihan dan kelemahan seperti metode lain (bagan alir, jaringan, matriks) dalam studi AMDAL. Metode Overlay dikatakan tidak cukup baik digunakan untuk mengidentifikasi dampak penting. Hal ini dikarenakan terdapat patokan baku yang dapat dijadikan landasan. Jika digunakan peran pakar akan sangat diandalkan dalam mengadakan pemilihan peta yang akan dipaparkan. Kegunaan metode ini lebih untuk memprakirakan persebaran dampak penting, walaupun prakiraannya tidak sebaik metode lain. Maka dengan itu besar dampak (relatif) yang disajikan pada peta selalu dimaksudkan untuk menyatakan perbedaan besaran dampak antar wilayah.27

2. Jarak Mutlak dan Jarak Relatif

Jarak dapat dikatakan mutlak ataupun nisbih (relatif). Jarak mutlak umumnya diekspresikan dalam unit ukuran fisik seperti mil, kilometer, yard, meter, dan sebagainya. Namun variannya masih dapat banyak. Misalnya jarak dari N ke P (jarak lurus) menurut perhitungan pada peta menunjukkan jarak 640 km sedangkan pada petunjuk jalan 700 km jika melewati rel kereta api jaraknya lain lagi. Hal ini menunjukkan kevariansian jarak mutlak. Lain halnya dengan jarak nisbih / relatif yang sering dikatakan dengan waktu. Bagi orang yang dari N mau menuju ke P yang penting baginya bukannya jarak, melinkan waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tujuan, ongkos karcis kendaraan atau tiket, juga kesenangan yang akan dihayati selama perjalanan.28 Jarak waktu diukur dengan sekian jam dan menit perjalanan. Ini tak selalu dihubungkan dengan jarak mutlak. Morfologi lahan dan laju lalu-lintas dapat menentukan lambat atau cepatnya tujuan dicapai. Jarak ongkos diukur dengan nilai uang dan perubahan kursnya. Hal ini ditentukan salah satunya oleh jarak waktu / relatif dengan melihat faktor-faktor seperti: tujuan dan metode transportasi

27

Rahardjo, “Pemahaman dan Penggunaan Metode Overlay”, dalam Devi Aseani (ed.), op. Cit., h.20.

28

Daldjoeni, Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori da Praktek, (Bandung: Alumni, 1997), Hal 231.


(47)

30

yang dipakai atau digunakan. Teknologi transportasi yang sarananya semakin sempurna dapat meningkatkan mobilitas fisik manusia. Oleh karena itu jarak waktu dapat berubah dalam masa tertentu.

Melihat ukuran jarak mutlak dan jarak nisbih diatas, maka jarak mutlak dapat menyajikan kerangka untuk melukiskan lokasi, sedangkan jarak nisbih/ relatif lebih penting dalam studi atas perilaku manusia.

3. Analisi Sewa Yang Ditawarkan

Besar kecilnya harga sewa yang di tawarkan sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu tingkat produktifitas dan lokasi geografis suatu lahan. Produktifitas lahan tidak hanya dicerminkan oleh produksi hasil pertanian namun juga dipengaruhi oleh sumber daya lain yang ada di suatu lahan tersebut. Lokasi lahan berkaitan dengan jarak sumber daya lahan dari pusat perkotaan, pasar atau kegiatan produksi lainnya seperti industri dan kegiatan perdagangan. Semakin dekat jaraknya dengan pusat-pusat kegiatan maka semakin tinggi harganya karena adanya perbedaan biaya transportasi.29

Selain faktor produktifitas dan lokasi, faktor jarak tempuh yang berkaitan dengan aksebilitas juga akan mempengaruhi besar kecilnya nilai sewa. Lebih-lebih masa sekarang dimana nilai waktu sangat tinggi, sehingga harga lahan di pusat-pusat perkotaan sangatlah tinggi karena dikaitkan dengan waktu tempuh yang pendek yang berhubungan dengan kepadatan lalu lintas. Semakin padat lalu lintas, semakin tinggi tingkat kemacetan lalu lintas, dan semakin mahal biaya dalam arti waktu yang hilang yang harus dibayar oleh seseorang yang mempunyai tempat tinggal jauh dari tempat ia bekerja. Sebagai alternatif pilihan, seseorang akan bersedia membayar dengan harga yang tinggi untuk tempat tinggal yang dekat dengan tempat kerja karena akan menghemat waktu tempuh dan meningkatkan produktivitas per satuan jam kerjanya.

29

M. Suparmoko, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, (Yogyakarta: BPFE, 2012), edisi. 4, h. 150.


(48)

Namun sesuangguhnya meningkatnya harga tanah atau lahan juga berkaitan dengan banyaknya fasilitas yang diciptakan, terutama investasi oleh pemerintah yang bersifat pekerjaan umum (public services) seperti pembangunan jalan, fasilitas listrik, lapangan terbang, saluran irigasi, pengolahan limbah dan sebagainya.30 Semua fasilitas umum itu tentunya akan menimbulkan kemudahan dan miningkatkan kepuasan, dan tentunya tambahan kepuasan ini akan menambah kesediaan orang untuk membayar, sehingga harga sewa lahan yang berdekatan dengan fasilitas umum itu akan meningkat pula.

Dalam analisis sewa yang ditawarkan dijelaskan bahwa sewa yang ditawarkan orang untuk membayar tanah per meter perseginya menurun mengikuti jarak dari pusat kota. Maka dengan itu harga tanah di kawasan pusat kota amat mahal.31

Pada gambar 2 dilukiskan tipe-tipe tata guna lahan yang sederhana yang menunjukkan suatu situs perkotaan yang bersaing dalam hal menawarkan sewa. Di pusatnya, karena mempertimbangkan aksebelitas (keterjangkauan) kawasan tersebut melebihi kawasan lain, maka pedagang toko dapat memperoleh sewa yang tinggi sedangkan jauh dari pusat kota pemilik akan menawarkan sewa yang lebih murah. Hal ini dikarenakan keuntungan yang dapat diperoleh akan menurun mengikuti makin rendahnya aksebelitas lokasi tersebut.

Berdasarkan aksebelitas menentukan nilai tanah, maka sewa yang ditawarkan akan lebih tinggi bagi tanah-tanah yang ada di sepanjang jalan utama, terutama di simpang-simpang atau pertemuan jalan raya.

30Ibid

., h. 151.

31


(49)

(50)

bagian di dunia ini telah terjadi kemiskinan dan kekurangan pangan. Fenomena ini menggelisahkan para ahli, dan masing-masing dari mereka berusaha mencari faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan tersebut. Umumnya para ahli dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari penganut aliran Malthusian. Aliran Malthusian dipelopori oleh Thomas Robert Malthus, dan aliran Neo Malthusian dipelopori oleh Garreth Hardin dan Paul Ehrlich. Kelompok kedua terdiri dari penganut aliran Marxist yang dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Kelompok ketiga terdiri dari pakar-pakar teori kependudukan mutakhir yang merupakan reformulasi teori-teori kependudukan yang ada.

1. Teori Malthus

Aliran ini dipelopori oleh Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris, hidup pada tahun 1766 hingga tahun 1834. Pada

permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: “Essai on

Principle of Populations as it Affect the Future Improvement of Society, with Remarks on the Specculations of Mr. Godwin, M.Condorcet, and Other Writers”, menyatakan bahwa penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang) apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan karena hubungan kelamin antar laki-laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan bahan makanan, sedangkan laju pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan manusia.

Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus dibatasi. Menurut Malthus


(51)

34

pembatasan tersebut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu Preventive Checks, dan Positive Checks. Preventive Checks adalah pengurangan penduduk melalui kelahiran. Positive Checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian. Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan persediaan bahan pangan.33

2. Teori Marxist

Aliran ini dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels. Tatkala Thomas Robert Malthus meninggal di Inggris pada tahun 1834, mereka berusia belasan tahun. Kedua duanya lahir di Jerman kemudian secara sendiri-sendiri hijrah ke Inggris. Pada waktu itu teori Malthus sangat berpengaruh di Inggris maupun di Jerman. Marx dan Engels tidak sependapat dengan Malthus yang menyatakan bahwa apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia akan kekurangan bahan pangan. Menurut Marx tekanan penduduk yang terdapat di suatu negara bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan penduduk terhadap kesempatan kerja. Kemelaratan terjadi bukan disebabkan karena pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, tetapi kesalahan masyarakat itu sendiri seperti yang terdapat pada negara-negara kapitalis. Kaum kapitalis akan mengambil sebagaian pendapatan dari buruh sehingga menyebabkan kemelaratan buruh tersebut.

Selanjutnya Marx berkata, kaum kapitalis membeli mesin- mesin untuk menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh buruh. Jadi penduduk yang melarat bukan disebabkan oleh kekurangan bahan pangan, tetapi karena kaum kapitalis

33


(52)

mengambil sebagian dari pendapatan mereka. Jadi menurut Marx dan Engels sistem kapitalisasi yang menyebabkan kemelaratan tersebut. Untuk mengatasi hal-hal tersebut maka struktur masyarakat harus diubah dari sistem kapitalis ke sistem sosialis. 3. Teori pakar kependudukan mutakhir

John Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian ia berpendapat bahwa pada situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya.

Selanjutnya ia mengatakan apabila produktifitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Tidaklah benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.

Memperhatikan bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri, maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu. Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak menghendaki anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka tingkat kelahiran akan rendah.


(53)

36

B. Kerangka Berpikir

Industri adalah industri yang lokasinya terletak di sepanjang Jalan Djuanda yang termasuk dalam wilayah kelurahan rempoa dan sekitarnya. Dampak adalah setiap perubahan yang terjadi dalam lingkungan Kelurahan Rempoa dan sekitarnya akibat adanya suatu kegiatan industri.

Dalam penelitian yang dikaji bukan besar dampak, akan tetapi persebaran dampak. Dampak industri yang dimaksud adalah perubahan yang positif yang terjadi pada kegiatan penduduk baik dalam bidang sosial maupun ekonomi akibat kehadiran dan kelangsungan suatu kegiatan industri. Untuk melihat seberapa besar dampak industri yang mempengaruhi sosial ekonomi penduduk digunakan variabel-variabel yang terkait langsung dengan dampak industri. Diantaranya adalah penyerpan tenaga kerja di sektor industri. Dampak yang tidak langsung adalah perubahan kegiatan penduduk ditandai dengan tumbuhnya kegiatan usaha penyewaan rumah (rumah kontrakan) dan tumbuhnya sekgiatan sektor informal seperti rumah makan, warung makan, toko atau pedagang kaki lima dan usaha angkutan ojek. Lahkah yang dilakukan untuk mengetahui sebaran dampak dari lokasi industri adalah dengan melihat ukuran dari dampak itu sendiri. Dimana ada dua yang menjadi tolak ukur yaitu dampak penting dan besar.

KLASIFIKASI SIFAT

JENIS UKURAN

DAMPAK

PENTING PERSEBARAN

Langsung

Terukur

(Tangible) Tenaga kerja Tidak

Terukur (Intangible)

Tidak Langsung

Terukur (Tangible)

Rumah Kontrakan 1. Harga 2. Jarak Warung 1.pekerja 2.konsumen 3.modal 4.untung Angkutan 1.pengendar a tetap 2.pemakai jasa terbanyak Tidak Terukur (Intangible) BESAR


(1)

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

Nonror : Un.0 I/FI./KM.0I.3 I.".1t0.1201 4

Lamp.

:...

Hal

: Observasi Kepada Yth.

Kepala Badan Informasi Geospasial

Di

Tempat

As s a lamu' alaikum wr.w b.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Nama

NIM Jurusan Semester

Judul Skripsi

Iembusan:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Tgl. Terbit

SURAT PERMOHONAN

IZIN

OBSERVASI

No. Dokumen FITK-FR-AKD-066 1 Maret 2O10

Jakarta, 27 April2014

01 1t1

Syahbani Putra Gunadr I l l00r 5000036

P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi

VII

"Dampak Kegiatan

Industri

Terhadap Kegiatan

Pcnduduli

(Studi Kasus

di

Kelurahan

Rernpoa Kecamatan

Ciputat

Timur

Kota Tangerang Selatan)"

adalah benar mahasiswa pada Fakultas

Ilmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas penyusLrnan skripsi,

mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena

itu,

kanri

mohon

kesediaan Saudara

untuk

menerima mahasiswa tersebut

dan

memberikan

bantuannya.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.

ll

as s a I amu' a I ai kunt w r.w b.

' .

Dr'lrvan

P,urwanto. M.Pd

NIP:' i sl30424 2oo8ol I

,*

012

FORM

(FR)

irran

llulf

l

I

a.n. I)ekan

_,, ,i:::* r

;,'f'H

}Bil{idikan

IPs :' )"t,6*tY I

p,r'li{

ji,

1.-'eft;+'ry


(2)

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 tndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-066

Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010

No.

Revisi: :

01

SURAT PERMOHONAN

IZIN

OBSERVASI

Nomor : Un.Ol/Ft./KM.01.31.?.lt?.t2}t4

Lamp.

: ...

Hal

: Observasi Kepada Yth.

Kepala PUSLIT Tanah Bogor

Di

Tempat

A s s a ! amtt' a I aikunr y, t .v, b.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Jakarta, 27

April2}l4

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Syahbani Putra Gunadi

1 I r0015000036

P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi

VII

Judul

Skripsi

:

"Dampak Kegiatan

Industri

Terhadap Kegiatan Penduduk (Studi Kasus

di

Kelurahan

Rempoa Kecamatan

Ciputat Timur

Kota Tangerang Selatan)',

adalah benar mahasiswa pada Fakultas

Ilmu

Tarbil,ah

dan

Keguruan

UIN

Sl,arif Hidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penyelesaian tugas penyusunan skr-ipsi,

mahasisr.r'a tersebut memerlukan observ'asi dengan pihak terkait. Oleh karena itu, karni

mohon

kesediaan Saudara

untuk

menerima mahasisrva tersebut

dan

mernberikan bantuannya.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Was s a I ant u' a I ai knn y, r.v, b.

Tenrbusan:

Dekan Fakultas Ilnru Tarbiyah dan Kequruan

didikan IPS

anto. N4.Pd


(3)

KEMENTERIAN AGAMA UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. JuaNa No 95 Ciputat l5412lndonesia

FoRM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-066

Tgl.Terbit

:1Maret2010

No.

Revisi: :

Q2

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.0 llFt.lKM .01.3 /...12014

Lamp.

:OutlinelProposal

Hal

: Permohonan Izin Penelitian

Nama

NIM

Jurusan Semester

Judu! Skripsi

Tembusan:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jakarta,

il

!ol;2014

Kepada Yth.

Kepala Dinas PU di

Tempat

As s alamu' alaikum wr su b.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Syahbani Putra Gunadi I I 10015000036

P. IPS / Konsentrasi Pendidikan Geografi

VII

"Dampak

Kegiatan

Industri

Terhadap Kegiatan Penduduk (Studi

Kasus

di

Kelurahan

Rempoa Kecamatan

Ciputat

Timur

Kota Tangerang Selatan)"

adalah benar mahasiswa

pada

Fakultas

Ilmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang menlusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di wilayah administrasi yang saudara pimpin.

Untuk

itu

kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksananakan

penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Vflas s al amu' alai kum wr.w b.


(4)

q#

PEM

ERI

NTAH

KOTA,TANG ERANG SELATAN

DINAS BINA MARGA

DANI

SUIVIBER

DAYA

AIR

Jalan Raya Puspiptek serpong No. 1 l(av. 518 setu Telp. (021) 75875438 Fax (c21) 75875439

Website : www.dbmsda.tangeran.gselatahkota.go.id, Email : dbmsda@tangerangselaiankota-go.id

TA',NpA

[H"Br.rryML

Ftari

ITanggal

'

.KO,I,,1

trl

.

/q-

0A

*Ao/+,

Kepada

No.

Surat

1.1

/"

^

,/Ao/4

,

'

?*rnohonan

,il

.[<n<\ilion

.

Nomor

tlp

Penerima

7sE

74

98

.

Eiser.ah[<an

Oleh

Diterima

Oleh


(5)

_,11

KEMENTERTAN AGAMA

(W%\

UIN JAKARTA

FORM

(FR)

No. Dokumen

.

FITKFR+K}o66

Tgl.

Terbit : t

fr,taret ZO1O

SURAT

PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN

Nama

MM

Jurusan

Tembusan:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

: Syahbani Putra Gunadi

: 1 I 10015000036

: P. IPS / Konsenrrasi pendidikan Geografi

J akarta, 22 Septemb er 201 4

idikan IPS

Purwanto, Ir{.Pd

130424 200801 1 012

Nomor : Un.0 t/Ft./KM .Ot.l t.?.6fl$zO t +

Lamp.

: Outline/Lembar euesionler

Hal

: Permohonan Izin penelitian

Kepada yth.

Pimpinan personalia pT. Indograwre

di

Tempat

As s alamu' alaikum w r.w b.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Semester

: IX

Judul

Skripsi

:

"Dampak Kegiatan

Industri rerhadap

Kegiatan penduduk (Studi Kasus

di

Kerurahan Rernpoa Kecamatan

ciputat

rimur

Kota Tangerang Sclatan),'

adalah benar mahasiswa pada Fakurtas

IImu

Tarbiyah

dan

Keguruan

uIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

.yang sedang menyusun skripsi,

ian

akan mengadakan penelitian

(riset) di wilayah administiasi yun[

rara-a

pimpin.

Untuk

itu

kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut

melaksananakan

penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara,

kami ucapkan terima kasih.


(6)

Y

p"t.

ROTOGRAVURE & FLEXIELE PACKAGING II'OUSTNY

FORMULIR TAMU

VISITOR'S

FORM

Nama

Tamu

(Visitor's name)

lnstansi

/ Perusahaan (lnstitution / Company)

No. Kendaraan

(Car number plate)

Tanggal

(Date of arrival)

Jam datang / kembali

(Tlme of arrival / departure)

U

ltY

),.l,.o,l,

lngin

bertemu dengan

(Person you are visithg)

Perihal

(Reason for visit)

/"'l91

9L/1

Dengan

(With an

Note

perjanjian

(f,,miaux

appointment)

lYes

/ No) 7c1

-

JeXJeu-Lq, TetLl

Ditandatangani oleh / Signed by :

/4V'

/ffi