26 Akan tetapi disadari bahwa mengikutsertakan rakyat dalam kegiatan
pembangunan adalah sangant penting dalam rangka memperoleh dukungan bagi rezim dan unutk mengembangkan rasa bangga dan loyalitas pada negara.
Terutama partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum dianggap dapat mempertebal keterlibatannya dalam usaha pembangunan masyarakat ke arah
masyarakat komunis , jadi mempunyai aspek psikologis yang sangat kuat, sekaligus persentase partisipasi yang tinggi dapat memeprkuat keabsahan
rezimnya di mata dunia.
• Tujuan Partisipasi Politik
Melalui definisi yang dikemukakan oleh para sarjana dan beberapa para ahli politik, dapat diketahui bahwa pada dasarnya pertisipasi politik bertujuan
untuk mempengaruhi pembentukan kebijakan publik, menentukan serta memilih pemimpin yang sesuai dengan kepentingan bagi kelompoknya.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik
Partisipasi politik sangat bervariasi antara golongan masyarakat yang satu dengan golongan masyarakat yang lainnya. Masyarakat juga mempunyai variasi
sikap politik tersendiri, ada yang bersikap apatisme yaitu orang yang tidak
berminat atau tidak punya perhatian terhadap orang lain, atau gejala umum maupun khusus yang ada dalam masyarakatnya. Adapula yang mempunyai sikap
sinisme yaitu sikap politik yang menghayati tindakan dan motif orang lain dengan
persaan curiga, orang seperti ini beranggapan bahwa politik itu kotor, tidak dapat dipercaya dan kekuasaannya dijalankan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
27
moral. Lalu ada juga masyarakat yang mempunyai sikap aliensi, yaitu seseorang
merasa asing dari kehidupan politik dan terasing pula dari pemerintahan
masyarakat, dan yang terakhir ada juga masyarakat yang bersikap anomi, yaitu
masyarakat atau seseorang merasa kehilangan nilai dan arah hidup sehingga tidak bermotivasi untuk mengambil tindakan-tindakan yang berarti dalam hidupnya.
15
Menurut Arifin Rahman yang mengutip dari Myron Weiner dalam Sistem Politik Indonesia,
setidaknya terdapat lima hal yang menyebabkan timbulnya gerakan ke arah partisipasi yang lebih luas dalam proses politik, antara lain :
16
1. Modernisasi; Komersialisasi pertanian, industrialisasi, urbanisasi yang
meningkat, perbaikan pendidikan dan pengembangan media komunikasi masa. Ketika penduduk kota baru – yaitu buruh, pedagang dan kaum professional –
merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi nasib mereka sendiri, mereka makin banyak menuntut untuk ikut dalam kekuasaan politik.
2. Perubahan-perubahan struktur kelas sosial; Begitu terbentuk suatu kelas
pekerja baru dan kelas menengah yang meluas dan berubah selama proses industrialisasi dan modernisasi, masalah tentang siapa yang berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan plitik menjadi penting dan mengakibatkan perubahan- perubahan dalam pola partisipasi politik.
3. Pengaruh kaum Intelektual dan Komunikasi Massa Modern; Kaum intelektual
– sarjana, filosof, pengarang, dan wartawan – sering mengemukakan ide-ide seperti egaliarianisme dan nasionalisme kepada masyarakat umum untuk
membangkitkan tuntutan akan partisipasi massa yang luas dalam pembuatan keputusan politik.
15
Rafel Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik
16
Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia, Surabaya : SIC,2002.
h.130.
28 4.
Konflik dianara kelompok-kelompok Pemimpin Politik; Kalau timbul kompetisi memperebutkan kekuasaan, strategi yang biasa digunakan oleh kelompok-
kelompok yang saling berhadapan adalah mencari dukungan rakyat. Dalam hal ini mereka tentu menganggap sah dan memperjuangkan ide-ide partisipasi massa dan
akibatnya menimbulkan gerakan-gerakan yang menuntut agar hak-hak ini dipenuhi. Jadi, kelas-kelas menengah dalam perjuangannya melawan kaum
aristocrat telah menarik kaum buruh dan membantu memperluas hak-hak pilih rakat.
5. Keterlibatan Pemerintah yang Meluas dalam Urusan Sosial, Ekonomi, dan
Kebudayaan ; Perluasan kegiatan pemerintah dalam bidang –bidang kebijaksanaan
baru biasanya berarti bahwa konsekuensi tindakan-tindakan pemerintah menjadi semakin menyusup ke segala segi kehidupan sehari-hari. Tanpa hak-hak sah atas
partisipasi politik, individu-individu betul-betul tidak berdaya menghadapi dan dengan mudah dapat dipengaruhi oleh tindakan-tindakan pemerintah yang
mungkin ruang lingkup aktivitas pemerintah dapat sering merangsang timbulnya tuntutan-tuntutan yang terorganisir akan kesempatan untuk ikut serta dalam
pembuatan keputusan politik.
Sejalan dengan faktor-faktor yang menyebabkan partisipasi politik tersebut di atas, Rafael Raga Maran mengutip pernyataan Morris Rosenberg yang
mengemukakan bahwa terdapat tiga alasan mengapa orang tidak mau berpartisipasi dalam kehiduan berpolitik.
17
17
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, h.156.
29 Pertama
, karena ketakutan akan konsekuensi negatif dari aktivitas politik. Dalam hal ini orang beranggapan bahwa aktivitas politik merupakan ancaman
terhadap kehidupannya. Kedua
, Menganggap
sia-sia karena
partisipasinya tidak
akan mempengaruhi proses dan hasil politik pemerintah.
Ketiga , karena tidak adanya perangsang untuk berpartisipasi dalam
kehidupan politik, atau tidak ada hasil yang didapat dari partisipasi politik, maka orang pun akan enggan untuk melakukan partisipasi dalam aktivitas politik.
D. Bentuk-Bentuk Partisipasi Politik