54 memenangkan Pemilihan wali kota dan wakil wali kota Bekasi, dan membangun
serta menjadikan Bekasi kota yang tertata dengan baik, rapi, nyaman dan aman dan adil serta sejahtera bagi masyarakat Kota Bekasi.
E. Dampak Efektifitas Partisipasi Politik BKMB BHAGASASI terhadap
Pilkada Kota Bekasi 2008.
Di Bekasi, pilkada yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2008 yang lalu adalah sebuah ajang pemilihan wali kota dan wakil wali kota yang untuk
pertama kalinya diadakan dan terselenggara secara langsung. Tidak hanya warga asli Bekasi Betawi pinggiran Betawi udik tetapi semua warga Bekasi yang
berbagai macam suku, etnis dan budaya atau yang telah menetap menjadi warga Kota Bekasi berhak menyalurkan aspirasi politiknya dalam pilkada Kota Bekasi
2008 ini untuk menentukan siapa wali kota dan wakil wali kota yang menahkodai Kota Bekasi untuk mengarungi bahtera Bekasi yang lebih maju dan berkembang.
Begitu juga dengan BKMB BHAGASASI sebagai warga Bekasi dan salah satu organisasi massa ormas warga asli Bekasi juga ikut berpartisipasi dalam
ajang pilkada kota Bekasi 2008 ini dengan mendukung penuh calon wali kota H.A.Syaikhu dan calon wakil wali kota H.Kamaluddin Djaini. Dukungan BKMB
BHAGASASI terhadap calon wali kota dan wakil wali kota ini tidak hanya dukungan suara semata, tetapi BKMB BHAGASASI juga mengikuti kampanye-
kampanye yang dilakukan oleh pasangan H.A.Syakhu dan H.Kamaluddin Djaini. Namun, berdasarkan hasil pleno KPUD Kota Bekasi pada hari Minggu 3
Februari 2008 melalui surat keputusan KPUD Kota Bekasi Nomor 14 Tahun 2008 menyatkan dan menetapkan pasangan Muhtar Muhammad-Rahmat Effendi yang
55 diusung oleh koalisi 9 parpol sebagai pemenang pilkada kota Bekasi dengan
perolehan suara sebesar 368.940 suara dari 729.388 atau 50,6 mengalahkan pasangan H.A Syaikhu-H.Kamaluddin Djaini yang diusung oleh PKS dan
beberapa partai politik serta didukkung oleh ormas BKMB BHAGASASI hanya memperoleh suara 303,209 suara atau 41,60. Sisa perolehan suara sebesar 7.8
atau sekitar 57.239 suara diraih oleh pasangan Awing Asmawi-Ronny Hermawan yang diusung oleh Partai Demokrat
18
.
Perolehan suara Pilkada Kota Bekasi 2008 Hasil Penghitungan KPUD Bekasi
Syaikhu- Kamal;
303.209 41.60
Awing-Rony; 57.239
7.8 Muhtar-
Rahmat; 368.940
50.6
Muhtar-Rahmat Syaikhu-Kamal
Awing-Rony
Tabel :I
Dengan hasil kekalahan dalam pilkada kota Bekasi pasangan calon wali kota H.A.Syaikhu dan calon Wakil Walikota H.Kamaluddin Djaini yang
didukung dan diusung oleh PKS dan beberapa partai politik yang tergabung dalam koalisi pelangi Partai Bintang Reformasi, Partai Pelopor, dan Partai Nasionalis
Banteng Kemerdekaan serta dengan dukungan penuh dari ormas BKMB BHAGASASI gagal memenangkan pemilu. Ini merupakan suatu kesedihan dan
18
Artikel diakses 22 Agustus 2008 dari WWW.KPUD
KOTA BEKASI
56 pukulan yang berat bagi BKMB BHAGASASI sebagai organisasi kemasyarakatan
warga Bekasi asli. Hasil kekalahan tersebut memang sudah dapat diprediksi oleh LSI
Lingkaran Survei Indonesia jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan pemilu. LSI yang dipimpin oleh Deny JA memprediksi bahwa pasangan nomor dua, Mochtar
Muhammad Incumbent-Rahmat Effendy atau disebut Murah akan memenangkan pilkada kota Bekasi. Pasangan ini berpotensi menang karena isu yang diusungnya
sangat realistis yaitu pendidikan dan kesehatan gratis sedangkan Syaikhu-Kamal mengisukan hal-hal yang masih bersifat tradisional seperti membangun Kota
Bekasi yang elok, maju, aman dan adil serta sejahtera. Dari penghitungan cepat quick account yang dilakukan LSI pasangan
Muchtar Muhammad-Rahmat Effendi yang diusung PDI-P dan 9 Partai politik lainnya memperoleh 53 suara, sedangkan pasangan H.A Syaikhu-H.Kamaluddin
Djaini yang diusung PKS dan beberapa partai politik memperoleh 40,71, sedangkan pasangan Asmawi-Ronny Hermawan yang disusung Partai Demokrat
hanya mendapatkan suara 7,13. Sedangkan tingkat partisipasi politik di kota Bekasi cukup lumayan dengan angka 67,34 dari 2 juta lebih penduduk kota
Bekasi
19
. Keberhasilan pasangan Muhtar Muhammad-Rahmat Effendi atas pesaingnya, masih menurut LSI tak lepas dari isu program yang dilontarkan dalam
kampanye lalu . Pasangan ini mengusung isu pendidikan dan kesehatan gratis.Dari paparan diatas masyarakat Bekasi yang merupakan konstituen atau pemilih dalam
pilkada kota Bekasi sudah bersifat konstituen yang rasional. Pilkada di Bekasi
19
Direktur Reseach LSI, Eka Kusmayadi. “Hasil Pilkada Kota Bekasi,” artikel diakses tanggal 22 Agustus 2008 dari.
WWW.Google Search Hasil Pilkada Kota Bekasi
57 sudah modern seperti memberi manfaat secara ekonomi, materi, sosial dan tidak
lagi ditentukan oleh faktor-faktor tradisional. Gagalnya BKMB BHAGASASI dalam mendukung pasangan
H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini untuk menjadi wali kota dan wakil wali kota juga sangat di pengaruhi faktor internal BKMB BHAGASASI itu sendiri
dengan adanya pengurus teras BKMB BHAGASASI yang menjadi pengurus teras di dalam Partai politik yang saat pilkada ini tidak mendukung pasangan
H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini karena lebih mementingkan kepentingan dan mengusung keputusan partainya.
Para pengurus teras BKMB BHAGASASI yang menjadi pengurus Partai yang tidak mengusung pasangan H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini antara
lain: Drs.Paray Said MBA. sebagai sekretaris umum BKMB BHAGASASI beliau juga sebagai pengurus PKB Kota Bekasi, begitu juga dengan H.M.Idris Nairun
sebagai pengurus Dewan Penasehat BKMB BHAGASASI beliau juga tercata sebagai pengurus Golkar.
Para pengurus BKMB BHAGASASI yang menjadi pengurus Partai lebih memilih menjalankan amanah Partainya ketimbang apa yang sudah diarahkan
oleh ketua umum BKMB BHAGASASI untuk mengusung dan mendukung pasangan H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddin Djaini.
Di samping itu juga, ada beberapa hal-hal yang dianggap keluar dari rel-rel ADART BKMB BHAGASASI yang dipimpin oleh H.Ahmad zurfaih. Karena
dalam pilkada Kota Bekasi 2008 seharusnya BKMB BHAGASASI harus bersifat independent netral, karena ada 2 dua calon yang merupakan anak Bekasi asli
untuk mendampingi menjadi Wakil Walikota Bekasi yaitu H. Kamaluddin Djaini
58 yang berpasangan dengan H.A.Syaikhu dan H.Rachmat Effendi yang di usung
oleh Partai Golkar untuk mendampingi H. Muchtar Muhammad sebagai Walikota Bekasi yang merupakan Incumbent. Namun dalam pilkada 2008 ini BKMB
BHAGASASI mengarahkan semua dukungannya kepada H.Kamaluddin Djaini sebagai calon wakil wali kota mendampingi H.A Syaikhu sebagi calon wali kota
itu semua dinilai karena Muhtar Muhammad calon wali kota yang berpasangan dengan Rahmat Effendi sebagai calon wakil wali kota sering terdengar hal-hal
yang negatif dalam kehidupan pribadinya
20
. Dengan adanya 2 calon anak asli Bekasi H.Kamaluddin Djaini dan
H.Rahmat Effendi maka BKMB BHAGASASI seharusnya tidak boleh memihak dan harus independent, kecuali jika hanya satu anak Bekasi yang di calonkan
untuk maju sebagai wali kota atau wakil wali kota maka akan di dukung secara maksimal oleh para seluruh pengurus BKMB BHAGASASI
21
. Ketidak efektifan partisipasi politik BKMB BHAGASASI di indikasikan
dengan Kekalahan pengusungan calon wali kota dan wakil wali kota ini, harus dijadikan sebagai suatu pembelajaran politik bagi BKMB BHAGASASI,
bagaimana BKMB BHAGASASI sebagai wadah berkumpulnya orang asli Bekasi harus bisa memanfaatkan peluang demi peluang untuk bisa mengedepankan
kepentingan BKMB BHAGASASI. BKMB BHAGASASI dengan lapang dada dan besar hati harus bisa menerima kekalahan dalam pertarungan politis untuk
memenangkan pasangan yang diusungnya, H.A.Syaikhu dan H.Kamaluddi Djaini. Bagi BKMB BHAGASASI dengan kekalahan ini juga harus bisa membuktikan di
20
Wawancara penulis dengan Sekjen BKMB BHAGASASI Bpk. H. Abd. Khoir, Bekasi tanggal 8 Juli 2008
21
Wawancara Penulis dengan Wakil Ketua Dewan Kesepuhan BKMB BHAGASASI Bpk. H. M,. Idris Nairun, Bekasi tanggal 10 Juli 2008.
59 waktu yang akan datang bahwa sebagai organisasi yang dasar berdirinya sebagai
sebuah paguyuban harus bisa menjadi organisasi yang bisa menghimpun potensi masyarakat Bekasi asli yang mempunyai pengaruh cukup signifikan dalam
pengambilan keputusan di level pemerintahan Kota Bekasi.
60 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan