Penyerapan Tenaga Kerja TENAGA KERJA .1 Pengertian Tenaga Kerja

Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 usia kerja. Penduduk dimaksud yaitu anak-anak usia sekolah dasar dan yang sudah pensiunan atau berusia lanjut. Bagian lain penduduk dalam usia kerja adalah bukan angkatan kerja. Yang termasuk di dalamnya adalah para remaja yang sudah termasuk usia kerja tetapi belum bekerja atau belum mencari pekerjaan karena masih sekolah. Ibu rumah tangga pun termasuk ke dalam kelompok bukan angkatan kerja. Penduduk dalam usia kerja yang termasuk angkatan kerja, dikelompokkan menjadi tenaga kerja bekerja dan bukan kerja mencari kerja atau menganggur. Tenaga kerja man power adalah bagian dari angkatan kerja yang berfungsi dan ikut serta dalam proses produksi serta menghasilkan barang atau jasa.

2.1.2 Penyerapan Tenaga Kerja

Pada negara yang sedang berkembang umumnya masalah pengangguran merupakan problema yang sulit dipecahkan hingga kini. Karena masalah pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi yang maksimal. Seperti halnya juga di negara Indonesia, pemerintah mengupayakan berbagai jalan keluar untuk dapat mengatasi pengangguran secara lambat laun baik di perkotaan dan di pedesaan. Proses dari usaha-usaha kesempatan kerja yang merupakan topik dalam penelitian ini dapat diwujudkan apabila pembinaan dan pengembangan industri- Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 industri kecil, sedang dan besar dapat berjalan dengan semestinya. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk dapat mendorong perekonomian rakyat. Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas, menyerap tenaga kerja dalam maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha untuk dapat sesuai dengan usaha itu sendiri. Dalam ilmu ekonomi seperti kita ketahui faktor-faktor produksi adalah tanah, modal, tenaga kerja, skill keahlian. Salah satu faktor tersebut tenaga kerja yang benar sesuai kebutuhan dengan keahlian dan keterampilan yang dimiliki agar tenaga kerja yang dimiliki dalam sektor industri. Modal utama yang dibutuhkan adalah sumber daya manusia. Menurut Sondang P.Siagian 1995 yakni: “Sumber daya manusia dan kekayaan alam melimpah ternyata tidak banyak artinya tanpa dikelola manusia dengan baik. Artinya sumber daya lainnya dan kekayaan alam tetap modal yang berharga akan tetapi modal tersebut hanya ada artinya apabila digunakan oleh manusia, tidak hanya bagi kepentingan diri sendiri tetapi demi kepentingan kesejahteraan masyarakat secara langsung”. “Tanpa sumber daya alam yang handal pengelolaannya, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya lainnya menjadi tidak berguna dan berhasil. Dalam situasi yang demikian mustahil gambaran tentang usaha pencapaian yang berakibat pada kegelisahan atau keresahan di kalangan masyarakat”. Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Tenaga kerja yang ada atau lapangan usaha yang ada, tidak mampu menyerap tenaga kerja dalam kondisi yang tidak siap pakai. Disinilah perlunya peranan pemerintah upaya mengatasi melalui pembinaan dan pengembangan industri kecil diharapkan dapat memberikan hasil yang diharapakan. Selanjutnya dari uraian di atas dijelaskan melalui peningkatan bantuan lunak dan peningkatan bantuan keras dapat dapat meningkatkan motivasi, pengetahuan, keterampilan, dan wawasanpandangan yang luas sehingga lebih mempermudah proses penyerapan tenaga kerja yang dibutuhkan. Masalah penyerapan tenaga kerja ini juga tidak terlepas dari kesempatan yang tersedia di tengah-tengah masyarakat. Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan. Dalam posisi keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk membeli barang-barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa dari faktor- faktor produksi lainnya. Pendapatan atas faktor-faktor produksi tersebut seluruhnya akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan perusahaan. Ini yang dimaksudkan Say bahwa pemasaran akan selalu berhasil menciptakan permintaan sendiri. Dalam posisi keseimbangan, tidak terjadi kelebihan maupun kekurangan permintaan. Kalaupun terjadi ketidakseimbangan, misalnya pasokan lebih besar dari permintaan, kekurangan konsumsi, atau terjadi pengangguran, maka keadaan ini Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 dinilai kaum klasik sebagai suatu “tangan tak kentara” yang membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan. Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh. Dengan demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Kalau tidak ada yang bekerja, daripada tidak memperoleh pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah lebih rendah ini akan menarik perusahaan untuk memperkerjakan mereka lebih banyak. Jadi, dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan memperoleh pekerjaan. Pengecualian, berlaku bagi mereka yang pilih-pilih pekerjaan atau tidak mau bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar. Tetapi kalau ada yang tidak bekerja karena kedua alasan yang disebutkan di atas, mereka ini oleh kaum klasik tidak digolongkan pada penganggur, melainkan pengangguran sukarela. Teori Say mengatakan bahwa “penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri” di atas dikritik habis-habisan oleh Keynes sebagai suatu kekeliruan. Dalam kenyataannya, demikian Keynes, biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran, akan ditabung dan tidak semuanya dikonsumsi. Dengan demikian permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Kalaupun kekurangan ini biasanya dieliminir dengan menurunkan harga-harga, maka pendapatan tentu akan turun, dan sebagai Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 akibatnya tetap saja permintaan lebih kecil dari penawaran. Karena konsumsi lebih kecil dari pendapatan, berarti tidak semua produksi akan diserap masyarakat. Kritikan John Maynard Keynes 1883-1946 yang lain terhadap sistem klasik yang juga sangat perlu diperhatikan ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian otomatis yang menjamin bahwa perekonomian akan mencapai keseimbangan pada tingkat penggunaan kerja penuh. Hal ini sangat jelas dalam alanisis tentang pasar tenaga kerja. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kaum klasik percaya bahwa dalam posisi keseimbangan semua sumber daya, termasuk didalamnya sumber daya tenaga kerja, akan dimanfaatkan secara penuh. Kalau seandainya terjadi pengangguran, pemerintah tidak perlu melakukan tindakan kebijaksanaan apa pun. Pandangan klasik ini tidak diterima Keynes. Menurut pandangan Keynes, dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik di atas. Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Dari sini Keynes mengecam analisis kaum klasik yang didasarkan pada pengandaian-pengandaian yang keliru dengan kenyataan hidup sehari-hari. Kalaupun tingkat upah diturunkan, tingkat pendapatan masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota masyarakat tentu akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat, yang pada gilirannnya akan menyebabkan konsumsi Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 secara keseluruhan berkurang. Berkurangnya daya beli masyarakat akan mendorong turunnya harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka nilai produktifitas marginal labor, yang dijadikan sebagai patokan oleh pengusaha dalam mempekerjakan labor akan turun. Jika penurunan dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai produktifitasnya hanya turun sedikit. Meskipun demikian jumlah tenaga kerja yang bertambah tetap saja lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-harga turun drastis, ini menyebabkan kurva nilai produktifitas marginal turun drastis pula, dan jumlah tenaga kerja yang tertampung jadi semkin kecil, dan pengangguran menjadi semakin luas. Mengingat kesempatan kerja yang terbatas tersebut maka pemerintah mengupayakan penciptaan lapangan kerja yang nantinya dapat menampung maupun mengurangi tingkat pengangguran yang berada di tengah-tengah masyarakat melalui penciptaan usaha-usaha industri kecil. Dengan tambah dan berkembangnya industri kecil maka dampaknya akan sangat luas terhadap penyerapan tenaga kerja. Peningkatan sumber daya manusia yang terbatas tentunya akan menghambat pengembangan itu sendiri. Merupakan tugas dan tanggung jawab masyarakat secara bersama-sama dengan pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta berpartisipasi menunjang program pemerintah pada peningkatan taraf hidup yang lebih adil dan merata. Lalu pemerintah melalui Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 pembinaan dan penyuluhan yang diberikan berupaya membuka wawasan pandang jauh lebih kedepan sekaligus upaya peningkatan sumber daya manusia. 2.2 INVESTASI 2.2.1 Pengertian Investasi