Peningkatan aktifitas perekonomian Kestabilan politik suatu negara. Kemajuan teknologi Faktor ekonomi

Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Gambar 2.3 Hubungan Tingkat Suku Bunga dengan Investasi Keterangan: Gambar di atas memperlihatkan bahwa pada tingkat suku bunga i 1 , tingkat investasi yang terjadi I 1, begitu juga posisi MEC 1. Pada tingkat bunga i 2 , posisi investasi adalah I 2, sedangkan MEC akan menurun pada posisi MEC 2 .

b. Peningkatan aktifitas perekonomian

Harapan adanya peningkatan perekonomian di masa mendatang, merupakan salah satu faktor penentu untuk mengadakan investasi atau tidak. Kalau ada perkiraan akan terjadi peningkatan perekonomian di masa yang akan datang, walaupun tingkat bunga lebih besar dari tingkat MEC sebagai penentu investasi, investasi mungkin akan tetap dilakukan oleh investor yang instingnya tajam melihat peluang meraih keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang.

c. Kestabilan politik suatu negara.

Kestabilan politik suatu negara merupakan suatu pertimbangan yang sangat penting untuk mendakan investasi. Karen dengan stabilnya politik Negara yang bersangkutan terutama penanaman modal dari luar negeri PMA tidak aka nada resiko perusahaannya dinasionalisasikan oleh Negara bersangkutan ini dapat terjadi bila ada pergantian rezim yang memerintah Negara tersebut. Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

d. Kemajuan teknologi

Kemajuan teknologi akan meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya produksi. Dengan demikian kemajuan teknologi yang berlaku diberbagai kegiatan ekonomi akan mendorong lebih banyak investasi. Semakin besar biaya yang diperlukan untuk melakukan perombakan dalam teknologi yang digunakan semakin banyak investasi yang dilakukan. 2.3 KONSUMSI 2.3.1 Pengertian Konsumsi Konsumsi dalam istilah sehari-hari sering diartikan sebagai pemenuhan akan makanan dan minuman. Konsumsi mempunyai pengertian yang lebih luas lagi yaitu barang dan jasa akhir yang dibutuhkan untuk membeli kebutuhan manusia. Barang dan jasa akhir yang dimaksud adalah barang dan jasa yang sudah siap dikonsumsi oleh konsumen. Barang konsumsi ini terdiri dari barang konsumsi sekali habis dan barang konsumsi yang dapat dipergunakan lebih dari satu kali Nopirin, 1997. Badan Pusat Statistik 2006 menyatakan pengeluaran rumah tangga dibedakan atas pengeluaran konsumsi makanan dan pengeluaran konsumsi non makanan.

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi

a. Faktor ekonomi

b. Faktor demografi c. Faktor non-ekonomi Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Dalam kebanyakan publikasi pemerintah dibedakan dua macam pengeluaran konsumsi, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga yang sering diberi simbol C sebagai singkatan dari Consumption Expenditure dan pengeluaran konsumsi pemerintah, yang biasa diberi simbol G singkatan dari Government Expenditure.

a. Faktor ekonomi

Ada empat faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat konsumsi adalah: 1. Pendapatan rumah tangga 2. Kekayaan rumah tangga 3. Jumlah barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat 4. Tingkat bunga 5. Perkiraan tentang masa depan 6. Kebijakan pemerintah mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan.

1. Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima pemilik fakor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing-masing faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upahgaji, modal akan memperoleh balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para enterpreneur akan memperoleh balasa jasa dalam bentuk laba Sadono Sukirno, 1995 Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Menurut Sunuharyo 1982, dilihat dari pemanfaatan tenaga kerja, pendapatan berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut pendapatan tenaga kerja labor income, sedangkan pendapatan dari selain tenaga kerja disebut pendapatan bukan tenaga kerja Non Labor Income. Dalam kenyataannya membedakan antara pendapatan tenaga kerja dan pendapatan bukan tenaga kerja tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan karena nilai ouput tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi lain. Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin tinggi pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi pula. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi makin besar, atau mungkin juga pola hidup makin konsumtif. Jadi hasrat konsumsi tergantung atas apa yang disebut dengan pendapatan permanen daripada tingkat pendapatan yang berjalan pada satu tahun tertentu.

2. Kekayaan Rumah Tangga

Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil dan finansial. Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi karena menambah pendapatan disposibel. Efek kekayaan, perubahan tingkat harga akan menyebabkan seseorang yagn memiliki kekayaan mengalami kenaikan dari kekayaannya tersebut. Pemegang kekayaan akan merasa lebih kaya, sehingga mungkin mereka akan memperbesar pengeluaran konsumsi, dan ini disebut dengan efek Pigou. Hal ini mirip Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 dengan efek Pigou adalah dampak kenaikan tingkat bunga terhadap pengeluaran konsumsi. Adanya kenaikan bungan menyebabkan seseorang yang mempunyai kekayaan finansial seperti saham, obligasi dan sebagainya merasa bahwa mereka menjadi semakin kaya, dan ini mungkin akan mempengaruhi pengeluaran konsumsi mereka.

3. Jumlah barang-barang konsumsi tahan lama dalam masyarakat

Pengeluaran konsumsi juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama. Barang-barang tahan lam biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membeli secara tunai, maka sebelum membeli harus menabung. Namun apabila membelinya secara kredit, maka masa untuk menghemat adalah sesudah pembelian barang. Efek barang tahan lama, barang tahan lama adalah barang yagn dapat dinikmati lebih dari satu tahun. Adanya barang tahan lama ini menyebabkan timbulnya fluktuasi pengeluaran konsumsi. Seseorang yang memiliki banyak barang tahan lama seperti lemari es, mejakursi, mobil, motor, tidak akan membelinya lagi dalam waktu dekat, sehingga pengeluaran konsumsi untuk barang-barang tersebut cenderung mengecil pada tahun yang akan datang, sehingga pengeluaran konsumsi untuk barang tahan lama dapat berfluktuasi sepanjang waktu dan menyebabkan terjadinya fluktuasi pengeluaran konsumsi pada suatu waktu tertentu. Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009

4. Tingkat Bunga

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi, baik dilihat dari sisi keluarga yang mempunya kelebihan uang maupun kekurangan uang. Dengan tingkat bunga tinggi, maka biaya ekonomi semakin mahal, bagi mereka yang ingin meminjam dari bank, biaya bunga semkin mahal sehingga lebih baik menunda. Faktor yang juga penting dalam menentukan besarnya tabungan yang berarti juga mempengaruhi konsumsi adalah tingkat bunga. Oleh karena konsumen mempunyai preferensi terhadap barang sekarang daripada barang pada waktu yang akan datang myopik, maka agar konsumen bersedia untuk menangguhkan pengeluaran konsumsi diperlukan adanya balas jasa yang disebut bungan. Semakin tinggi tingkat bunga, maka akan semakin besar pula jumlah uang yang ditabung konsumsi menjadi semakin sedikit dan sebaliknya, semakin rendah tingkat bunga akan semakin sedikit tabungan semakin besar konsumsi. Keynes menyatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi adalah penghasilan riil, walaupun demikian, hal tersebut tidak menghilangkan pengaruh tingkat bunga terhadap alokasi penghasilan antara tabungan dan pengeluaran konsumsi. Akan tetapi tidaklah jelas apakah semakin tinggi tingkat bunga akan menyebabkan tingkat konsumsi semakin sedikit atau semakin banyak, karena perubahan tingkat bunga mempunyai dua efek, yaitu efek substitusi substitution effect dan efek pendapatan income effect. Apabila tingkat bunga naik, efek substitusi menyebabkan rumah tangga akan mengkonsumsi lebih sedikit tabungan lebih besar, sebaliknya efek pendapatan Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 menyebabkan pengeluaran konsumsi menjadi semakin besar tabungan semakin kecil. Efek totoalnya tergantung efek mana yang dominana, apakah efek substitusi atau efek pendapatan. Bagi golongan masyarakat kaya yang mempunyai APC lebih besar daripada golongan masyarakat miskin, efek penghasilan meungkin lebih besar daripada efek substitusi apabila tingkat bunganya naik, sehingga mereka cenderung mengkonsumsi lebih banyak. Sebaliknya golongan masyarakat miskin, efek substitusi mungkin lebih dominan daripada efek pendapatan sehingga apabila tingkat bunga naik mereka cenderung akan menabung lebih banyak. Jadi, secara teoritis tidaklah dapat dibuktikan bahwa kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan seseorang mengkonsumsi lebih banyak atau lebih sedikit, sehingga untuk menjelaskannnya diperlukan suatu studi empiris.

5. Adanya Kredit

Kredit juga sangat erat kaitannya dengan tingkat bunga. Adanya kredit menyebabkan rumah tangga dapat membeli barang sekarang dan membayarnya kemudian sehingga adanya kredit mempengaruhi waktu pembayaran angsuran kredit yang harus dilakukan sebuah rumah tangga, terutama dalam membeli barang tahan lama. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa adanya kredit menyebabkan rumah tangga akan mengkonsumsikan lebih banyak karena apa yang mereka beli sekarang pada masa yang akan datang harus dilunasi dari penghasilan yang akan diterima pada masa yang akan datang. Konsumen dalam mengambil kredit harus memperhitungkan beberapa hal, yaitu down payment, tingkat bunga, dan waktu pelunasannya. Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Seringkali terjadi bahwa tingkat bunga tidak merupakan faktor dominan dalam menentukan pengambilan kredit sebagaimana faktor-faktor lainnya seperti jumlah down payment jangka waktu pelunasannya. Kenaikan down payment akan menyebabkan terjadinya penurunan kredit, sedangkan semakin lama jangka waktu pelunasan akan cenderung menyebabkan naiknya permohonan kredit. Secara singkat, bagaimana pengaruh adanya kredit terhadap pengeluaran konsumsi tidaklah jelas, sedangkan penelitian secara empiris tidak menemukan adanya hubungan yang positif antara kredit dan pengeluaran konsumsi.

6. Inflasi

Efek kenaikan tingkat harga umum, adanya kenaikan tingkat harga suatu barang akan menyebabkan efek substitusi dimana konsumen akan mengurangi pembelian barang yang harganya menjadi relatif lebih mahal dan menambah pembelian barang yang harganya relatif lebih mudah. Akan tetapi adanya inflasi yaitu kenaikan harga secara umum menyebabkan semua harga barang mengalami kenaikan, dan ini menyebabkan terjadinya efek substitusi antara pengeluaran konsumsi dan tabungan. Kenaikan tingkat harga secara umum tidaklah berarti bahwa harga semua barang mengalami kenaikan secara proporsional, sehingga ada substitusi antara barang yang satu dengan barang lainnya secara terbatas. Bagaimana pengaruh adanya inflasi dengan pengeluaran konsumsi sangat tergantung dari teori konsumsi Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 mana yang dipilih. Teori konsumsi menurut Keynes menunjukkan hubungan antara pengeluaran konsumsi secara riil dan tingkat penghasil riil, sehingga adanya inflasi tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsi.

b. Faktor Demografi