Faktor Demografi Faktor Non Ekonomi

Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 mana yang dipilih. Teori konsumsi menurut Keynes menunjukkan hubungan antara pengeluaran konsumsi secara riil dan tingkat penghasil riil, sehingga adanya inflasi tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsi.

b. Faktor Demografi

Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata pengeluaran per orang atau per keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah dari penduduk Singapura, tetapi secara absolut tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar dari Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia yang lima puluh kali lipat dari Singapura.

c. Faktor Non Ekonomi

Faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial budaya masyarakat . misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Contoh paling konkrit di Sumatera Utara adalah berubahnya kebiasaan berbelanja di pasar tradisional ke pasar swalayan. Beberapa teori tentang pengeluaran konsumsi yang menghubungkan pengeluaran konsumsi dengan faktor-faktor lain selain pendapatan. Teori-teori tersebut antara lain Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup Life Cycle Hypothesis, Teori Konsumsi dengan Hipotesei Pendapatan Relatif Relative Income Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 Hypothesis, dan Teori Konsumsi dengan Hipotesis Penadapatan Permanen Permanent Income Hypothesis.

1. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup

Teori konsumsi dengan hipotesis ini dikemukakan oleh Ando, Brumberg dan Modigliani yaitu tiga ekonom besar yang hidup di abad 18. Menurut teori ini faktor sosial ekonomi seseorang sangat mempengaruhi pola konsumsi orang tersebut. Teori ini membagi pola konsumsi seseorang menjadi 3 bagian berdasarkan umur seseorang. Bagian pertama yaitu dari seseorang berumur nol tahun hingga berusia tertentu dimana orang tersebut dapat menghasilkan pendapatanan sendiri. Sebelum orang tersebut dapat menghasilkan pendapatan sendiri, maka ia mengalami dissaving ia berkonsumsi akan tetapi tidak menghasilkan pendapatan. Kemudian pada bagian kedua dimana seseorang berusia kerja dan dapat menghasilkan pendapatan sendiri yang lebih besar dari pengeluaran konsumsinya. Dan pada bagian tiga dimana ia berada pada usia tidak bisa bekerja lagi. Pada bagian dua, ia mengalami saving. Dan bagian ketiga ketika seseorang pada usia tua dimana orang tersebut tidak mampu lagi menghasilkan pendapatan sendiri, ia mengalami dissaving lagi.

2. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif Relative Income

Hypothesis Teori konsumsi dengan menggunakan hipotesis pendapatan relatif dikemukakan oleh James Duesenberry. Dalam teoriny, Duesenberry membuat dua asumsi, yaitu Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependent, yaitu terpengaruh atas pengeluaran yang dilakukan oleh tetangganya. 2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversible, artinya pola pengeluaran pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan. Duesenberry menyatakan bahwa teori konsumsi atas dasar penghasilan absolut sebagaimana dikemukakan oleh Keynes tidak mempertimbangkan aspek psikoloi konsumen. Duesenberry menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu rumah tangga sangat tergantung pada posisi rumah tangga tersebut pada masyarakat sekelilingnya. Apabila konsumen senantiasa melihat pola konsumsi tetangganya yang lebih kaya, maka ada efek demonstrasi demonstration effect. Akan tetapi, peniruan pola konsumsi tetangga harus dianalisis dengan melihat kedudukan relatif rumah tangga tersebut pada masyarakat disekelilingnya. Apabila dari tahun ke tahun terdapat kenaikan penghasilan bagi seluruh masyarakt, maka distribusi penghasilan seluruh masyarakat tidak mengalami perubahan. Kenaikan penghasilan absolut menyebabkan pengeluaran konsumsi juga akan naik, begitu juga jumlah tabungan akan naik dalam proporsi yang sama. Ini berarti APC = CY tidak mengalami perubahan dan ini berarti pula APC = MPC yang merupakan fungsi konsumsi jangka panjang. Dari fungsi konsumsi jangka panjang tersebut Duesenberry memperoleh fungsi konsumsi jangka pendek yang didasarkan pada asumsi kedua. Besarnya Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 pengeluaran konsumsi dipengaruhi oleh besarnya pendapatan tertinggi yang pernah dicapai. Apabila terjadi kenaikan pendapatan, maka pengeluaran konsumsi akan cenderung meningkat dengan proporsi tertentu. Sedangkan apabila pendapatan turun, maka pengeluaran konsumsi juga akan turun tetapi proporsinya lebih kecil daripada proporsi kenaikan pengeluaran konsumsi akibat kenaikan pendapatan.

3. Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen

Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M. Friedman. Menurut teori ini pendapatan masyarakat dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Defenisi pendapatan permanen adalah: 1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan terlebih dahulu, misalnya penghasilan dari upah. 2. Hasil dari semua faktor yang menentukan kekayaan manusia yang menciptakan kekayaan. Kekayaan sebuah rumah tangga terdiri dari dua kategori, yaitu kekayaan manusia dan kekayaan finansial. Yang dimaksud dengan pendapatan sementara adalah penghasilan yang tidak dapat diharapkan terlebih dahulu dan nilainya dapat positif apabila nasibnya baik atau negatif apabila mendapat nasib buruk. Seseorang yang mendapat undian misalnya, dikatakan memperoleh pendapatan transitori positif sedangkan seorang petani yang panennya gagal karena cuaca buruk dikatakan mendapat pendapatan transitori negatif. Antoni Sianturi : Pengaruh Investasi Dan Konsumsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Sektor Industri Di Sumatera Utara, 2009. USU Repository © 2009 2.4 INDUSTRI 2.4.1 Pengertian Industri