Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
4.1. Gambaran Perekonomian Indonesia
Tahun 19971998 merupakan tahun yang berat bagi perekonomian Indonesia. Diawali oleh krisis nilai tukar yang terjadi pada pertengahan tahun 1997, sejak itu
kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang. Dengan semakin parahnya krisis yang terjadi,
kegiatan intermediasi di bidang keuangan, terutama perbankan menjadi terganggu, sehingga alokasi dana untuk membiayai kegiatan investasi dan produksi mengalami
berbagai hambatan. Situasi tersebut semakin diperburuk oleh munculnya krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional. Krisis ini mendorong
masyarakat untuk menarik dananya dari perbankan secara besar-besaran. Kemerosotan nilai tukar terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 1998
merosot tajam hingga menjadi minus 13,13 dan laju inflasi melonjak menjadi 77,63. Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter di Indonesia berusaha
untuk memulihkan kondisi perekonomian Indonesia dengan mengendalikan jumlah uang beredar di masyarakat, yang ditempuh dengan lebih mengefektifkan instrumen
pasar terbuka dan menaikkan suku bunga SBI secara tajam. Namun upaya tersebut belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan. Langkah kebijakan yang diambil
kemudian terfokus pada bagaimana caranya mengembalikan kestabilan makro ekonomi dan membangun kembali infrasturktur ekonomi, khususnya sektor
perbankan dan sektor riil. Indonesia terus berusaha keluar dari krisis ekonomi yang berlangsung.
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Mengawali tahun 2002, perkembangan makro ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini dapat terlihat pada beberapa
indikator ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi yang meningkat, nilai tukar yang terus menguat, dan sasaran operasional kebijakan moneter yang cenderung
terkendali. Kondisi tersebut telah membuka ruang gerak bagi Bank Indonesia untuk mendorong suku bunga yang diharapkan dapat berdampak positif bagi perkembangan
sistem keuangan secara keseluruhan. Indikator ekonomi makro pada tahun 2003 menunjukkan perkembangan yang
lebih baik lagi dari tahun 2002 meskipun belum sepenuhnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin pada relatif stabilnya indikator moneter sebagimana yang
ditunjukkan oleh perkembangan nilai tukar rupiah yang tetap terkendali dan uang primer yang masih di bawah target indikatifnya, sementara kecenderungan penurunan
inflasi juga terus berlangsung. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat dari Rp8.940 menjadi Rp8.224 per dollar AS pada akhir Juni 2003. Menguatnya nilai
tukar tersebut telah mendorong penurunan inflasi dari 2,55 di akhir tahun 2002 menjadi 10 di tahun 2003. Membaiknya berbagi indikator makro ekonomi tersebut
mendorong Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter untuk mengarahkan suku bunga yang lebih jauh lagi. Di sisi eksternal, perekonomian global masih
menunjukkan pertumbuhan yang lambat. Kondisi ini telah mendorong pemerintah di berbagai negara maju untuk menerapkan kebijakan penurunan suku bunga guna
mendorong perekonomiannya. Penurunan suku bunga internasional ini mengakibatkan masuknya aliran modal yang lebih bersifat jangka pendek ke negara-
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
negara berkembang termasuk Indonesia, khususnya ke instrument-instrumen pasar keuangan.
Kondisi perkembangan makro ekonomi pada tahun 2004 menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2003, meskipun perekonomian masih diperhadapkan
pada sejumlah permasalahan yang bersumber dari sisi internasional dan juga domestik. Permasalahan dari sisi internasional seperti melonjaknya harga minyak
dunia serta kecenderungan suku bunga global yang mulai meningkat. Produk Domestik Bruto PDB tumbuh sebesar 5,1 dengan kontribusi investasi dan ekpor
yang semakin pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut, pendapatan per kapita masyarakat mengalami kenaikan dan tingkat kemiskinan relatif tetap karena
peningkatan kegiatan ekonomi masih belum dapat sepenuhnya menyerap pertambahan angkatan kerja.
Selama tahun 2005, kinerja perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Tetapi kondisi perekonomian pada triwulan III-2005
diwarnai oleh tekanan pada nilai tukar rupiah serta tingginya biaya produksi tekait dengan naiknya harga minyak dunia yang pada akhirnya menyebabkan pemerintah
menaikkan harga BBM domestik guna mengurangi beban pengeluaran APBN 2005. Pada tahun 2006, kinerja perekonomian Indonesia diwarnai oleh dinamika
berbagai perubahan. Di awal tahun, beban bawaan dalam perekonomian berupa kenaikan harga-harga sebagai akibat langsung maupun tidak langsung dari kenaikan
harga bahan bakar minyak BBM pada tahun sebelumnya masih begitu terasa.
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Indikator-indikator ekonomi bergerak kearah yang kurang menggembirakan, sebagai respon atas terjadinya ketidakstabilan makro ekonomi yang terjadi pada tahun 2005.
Memasuki tahun 2007, diawali dengan tingginya optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi ke depan. Stabilitas makro ekonomi yang terjaga
merangsang tingginya pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007, yakni 6. Akselerasi pertumbuhan ekonomi terutama didukung oleh tingginya permintaan dalam negeri
baik konsumsi masyarakat maupun investasi. Konsumsi masyarakat meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli. Sementara pertumbuhan investasi didukung
oleh membaiknya persepsi investor, meningkatnya hasil investasi return of investment, dan ketersediaan pembiayaan yang memadai termasuk dari perbankan
dan pasar-pasar keuangan pada umumnya. Fungsi intermediasi perbankan mengalami perbaikan yang ditandai dengan peningkatan realisasi kredit yang disalurkan. Tingkat
pengangguran dan kemiskinan yang relatif tinggi telah berangsur turun. Kestabilan makro ekonomi yang terjaga serta didukung beberapa kebijakan sektoral memberikan
sumbangan terhadap membaiknya kondisi perekonomian. Kestabilan makro ekonomi ini tercermin pada nilai tukar yang stabil dan inflasi yang terkendali. Dengan
terjaganya stabilitas tersebut, persepsi investor dan pelaku pasar terhadap perekonomian semakin baik. Namun demikian, keberhasilan dalam mencapai berbagi
indikator makro dan moneter tersebut masih dihadapkan pada permasalahan struktural sehingga perekonomian Indonesia tidak terlalu responsif terhadap
perbaikan yang telah dicapai. Tingginya beban di sektor riil yang ditimbulkan oleh permasalahan struktural, seperti ketidakpastian hukum, ketidakpastian regulasi
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
investasi, masalah perburuhan, faktor ekonomi yang berasal dari investasi dan ekspor yang terabatas. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih
bertumpu pada konsumsi, sementara peranan investasi dan ekspor dalam mendorong pertumbuhan masih terbatas.
Secara keseluruhan, perkembangan perekonomian Indonesia masih mengalami banyak perubahan dan juga perbaikan secara fundamental. Perekonomian
Indonesia mencatat pencapaian pokok yang menggembirakan meskipun mendapat tekanan dan gejolak terutama dari sisi eksternal. Daya tahan perekonomian Indonesia
yang lebih baik tersebut antara lain disumbang oleh kombinasi kebijakan makroekonomi dan sektoral yang ditempuh khususnya koordinasi antara kebijakan
moneter dan fiskal. Di sisi moneter, respon kebijakan dilakukan secara berhati-hati dan konsisiten pada upaya pengendalian inflasi pada tingkat yang semakin rendah
dalam jangka menengah-panjang. Sedangkan di sisi fiskal, kesinambungan keuangan pemerintah tetap dijaga dengan baik di tengah upaya untuk mengendalikan harga
komoditas strategis. Sementara itu di sisi perbankan fungsi intermediasi perbaankan terus diperkuat. Adapun di sisi sektoral pemerintah terus berupaya mendorong dan
meningkatkan kualitas ekonomi melalui perbaikan iklim investasi, pembangunan infrastruktur, pemberdayaan UMKM, serta penguatan sisitem keuangan.
4.2. Perkembangan Bank Umum