Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
a. Dana Pihak Kesatu Sumber dana sendiri
Dananya diperoleh dari modal sendiri yang berasal dari pemegang saham. Dalam neraca bank, dana modal sendiri terdiri atas:
Modal Disetor adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang saham
pada saat bank berdiri.
Agio Saham adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan pemegang saham baru dibandingkan nominal saham.
Cadangan-cadangan adalah sebagian laba yang disisihkan dalam bentuk
cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutupi kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari.
Laba Ditahan adalah laba milik para pemegang saham dividen yang
diputuskan untuk tidak dibagi-bagikan, namun dimasukkan kembali sebagai modal kerja.
b. Dana Pihak Kedua Sumber dana pihak luar
Merupakan sumber dana yang berasal dari pihak luar selain masyarakat, yang dapat berupa call money, pinjamam biasa antar bank, pinjaman dari
lembaga keuangan yang bukan bank, pinjaman Bank Sentral yang dalam hal ini adalah Bank Indonesia.
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Call Money adalah pinjaman dari bank lain, yang akan dilakukan oleh bank
ketika kebutuhannya mendesak. Jangka waktunya dapat satu hari, beberapa hari, satu minggu ataupun satu bulan.
Pinjaman Biasa Antar Bank adalah pinjaman dari bank lain yang waktunya
relatif lama. Biasanya terjadi kalau ada bantuan pinjaman kerja sama yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Pijaman Bank Indonesia adalah pinjaman yang diberikan oleh Bank Indonesia
untuk membiayai usaha masyarakat yang berprioritas tinggi seperti kredit program usaha kecil dan menengah UKM. Pinjaman dari Bank Indonesia
dikenal dengan nama Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI. KLBI ini merupakan instrumen moneter dengan tingkat bunga relatif sangat rendah
untuk memotivasi gerakan ekonomi masyarakat.
c. Dana Pihak Ketiga Sumber dana masyarakat
Sumber dana dari masyarakat dana pihak ketiga merupakan sumber
yang terpenting bagi kegiatan operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank
jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dikatakan lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana
lainnya. Penghimpunan dana dari masyarakat dapat dilakukan secara efektif dengan memberikan bunga yang relatif lebih tinggi dan memberikan berbagai fasilitas yang
menarik lainnya seperti hadiah dan pelayanan yang memuaskan. Keuntungan lain dari dana yang bersumber dari masyarakat adalah jumlahnya yang tidak terbatas baik
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
berasal dari perorangan rumah tangga, perusahaan, maupun lembaga masyarakat lainnya. Sedangkan kerugiannya adalah biayanya yang relatif lebih mahal jika
dibandingkan dengan dana dari modal sendiri, misalnya untuk biaya bunga atau biaya promosi. Ada tiga jenis simpanan sebagai sarana untuk memperoleh dana dari
masyarakat, yaitu: simpanan giro, tabungan, dan deposito.
Simpanan Giro
Simpanan giro adalah simpanan masyarakat pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-watu dengan menggunakan cek, bilyet giro,
dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atas balas jasa yang dibayarlan
paling murah jika dibandingkan dengan simpanan tabungan atau simpanan deposito. Sedangkan simpanan tabungan dan simpanan deposito disebut dana mahal, hal ini
disebabkan bunga yang dibayar kepada pemegangnya relatif lebih tingi jika dibandingkan dengan jasa giro.
Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan giro adalah simpanan masyarakat pihak
ketiga yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-watu dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. 1. Cek Cheque
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada
pihak yang disebutkan di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya bank harus membayar kepada siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara
rekening nasabah untuk diuangkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan.
2. Bilyet Giro Adalah surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening
giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yan disebutkan namanya pada bank yang sama
atau bank yang lainnya.
Tabungan
Pengertian tabungan dapat dibaca dalam versi yang berbeda-beda seperti yang diutarakan oleh ahli-ahli. Namun demikian arti yang tersirat adalah sama. Defenisi
tabungan yang diutarakan oleh Sumitro Djojohadikusumo Djojohadikusumo, 1966:67 yaitu tabungan adalah sebagian dari pendapatan yang tidak dipergunakan
untuk keperluan sehari-hari. Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah “Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapatt ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang yang dipersamakan dengan itu”.
Pada dasarnya tabungan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu tabungan pemerintah dan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah adalah tabungan yang
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
diperoleh dari selisih antara penerimaan rutin dengan pengeluaran pembangunan. Di mana penerimaan rutin bersumber dari penerimaan pemeritah dari migas dan non
migas. Sedangkan tabungan masyarakat diibedakan lagi menjadi dua jenis yaitu tabungan perorangan personal saving dan tabungan perusahaan corporate saving
atau business saving. Adapun tabungan perorangan adalah simpanan yang disisihkan setelah dikurangi dengan pengeluaran konsumsi yang disimpan pada lembaga
keuangan atau dapat dikatakan merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran, sedangkan tabungan perusahaan yang berasal dari keuntungan
perusahaan. Tabungan ini biasanya berasal dari aktiva-aktiva dalam menjalankan usahanya.
Ada beberapa alat penarikan tabungan, hal ini tergantung dari persyaratan bank masing-masing, mau menggunakan sarana yang mereka inginkan. Alat ini dapat
digunakan sendiri-sendiri atau secara bersamaan. Alat-alat yang dimaksud adalah:
1. Buku tabungan Buku tabungan adalah buku yang dipegang oleh nasabah, di mana tabungan,
penarikan, penyetoran, dan pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku ini digunakan pada saat penyetoran dan penarikan sehingga langsung dapat menambahi
ataupun mengurangi saldo yang ada di buku tabungan tersebut. 2. Slip penarikan
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Slip penarikan merupakan formulir penarikan di mana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tandatangan nasabah untuk menarik
sejumlah uang. Slip ini biasanya digunakan secara bersamaan dengan buku tabungan. 3. Kartu ATM Automatic Teller Machine
Sejenis kartu yang terbuat dari plastic yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungannya melalui mesin AutomaticTeller Machine ATM.
Mesin ATM ini biasanya tersebar di tempat-tempat yang strategis.
Deposito
Simpanan deposito dalam undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 dinyatakan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Berbeda dengan giro dan tabungan, simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu jatuh tempo yang
lebih panjang dan dapat ditarik atau dicairkan hanya setelah jatuh tempo. Begitu pula dengan suku bunga relatif lebih tinggi dibandingkan dengan giro dan tabungan
Martono, 2003:40 Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat
bergantung dari jenis depositonya. Artinya setiap jenis deposi mengadung beberapa perbedaan sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula. Sebagai contoh untuk
deposito berjangka menggunakan Bilyet deposito, sedangkan untuk sertifikat deposito menggunakan sertifikat deposito. Dalam prakteknya ada jenis deposito, yaitu deposito
berjangka, sertifikat deposito, deposit on call. Deposito berjangka merupakan
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
deposito yang diterbitkan menurut jngka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,3,6,12, hingga 24 bulan. Deposito berjangka ini
hanya dapat ditarik atau diuangkan pada saat jatuh temponya, oleh pihak yang namanya tercantum dalam bilyet deposito tersebut. Oleh karena itu, deposito
berjangka merupakan simpanan atas nama. Apabila jangka waktu yang telah ditentukan habis maka deposan dapat menarik deposito berjangka atau
memperpanjang dengan suatu periode yang diinginkan. Deposito berjangka dapat diterbitkan atas nama perorangan maupun lembaga.
Penetapan suku bunga untuk setiap jangka waktu ditetapkan masing-masing bank sesuai dengan perhitungan kondisi bunga di pasar. Bunga deposito berjangka
dibayarkan setiap tanggal jatuh tempo tanggal yang sama dengan tanggal pembukuan atau tanggal jatuh tempo pokok tanggal berakhirnya jangka waktu
penyimpanan. Jenis deposito kedua yaitu sertifikat deposito. Sertifikat deposito adalah
simpanan berjangka atas pembawa atau atas unjuk, yang dengan ijin Bank Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat diperjualbelikan kepada
pihak ketiga. Pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka, perbedaannya hanyalah bawa sertifikat deposito diterbitkan atas tunjuk dalam bentuk sertifikat,
sedangkan deposito berjangka dikeluarkan atas nama. Jadi, sertifikat deposito yang ditunjukan harus dibayar oleh bank yang menerbitkannya. Pencairan bunga sertifikat
deposito dapat dilakukan di muka dalam arti dipotong dari harga nominalnya pada
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
waktu sertifikat deposito itu dibeli, baik tunai maupun nontunai. Selain itu bunga juga dapat dicairkan setiap bulan atau jatuh tempo.
Sebagi catatan tambahan, perlu diperhatikan bahwa Bank Umum, Bank Pembangunan, ataupun Bank Perkreditan Rakyat, dapat melaksanakan deposito
berjangka, artinya dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berjangka. Tetapi untuk menerbitkan sertifikat deposito, hanya Bank Umum dan
Bank Pembangunan yang diperbolehkan. Itupun harus memperoleh ijin Bank Indonesia setelah memenuhi syarat tertentu, antara lain dari segi kesehatan dan
kemampuan bank dari segi kebutuhan permodalannya. Deposit on call yang merupakan jenis deposto ketiga hanya digunakan untuk
deposan yang memiliki jumlah uang dalam jumlah besar, misalnya Rp 25 juta dan sementara waktu belum digunakan. Penerbitan Deposit on call memiliki jangka
waktu minimal 7 tujuh hari dan paling lama kurang dari satu bulan. Deposit on call diterbitkan atas nama. Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan Deposit on
call. Apabila deposan ingin mencairkan depositonya sebelum deposit on call tersebut dicairkan sesuai jangka waktunya, tiga hari sebelumnya deposan terlebih dahulu
harus sudah memberitahukan kepada pihak bank penerbit bahwa yang bersangkutan akan mencairkan Deposit on call-nya. Pada dasarnya deposito tidak dapat ditarik atau
dicairkan deposan sebelum deposito yang bersangkutan tersebut jatuh tampo. Bila hal ini terpaksa dilakukan, maka penabung dikenakan denda atau biasa disebut dengan
penalty. Denda atau penalty yang dikenakan yaitu sebesar selisih antara bunga yang diperoleh selama deposito belum jatuh tempo dengan bunga yang berlaku sesuai
Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
dengan lamanya deposito mengendap. Disamping dikenakan penalty, nasabah juga dikenai biaya administrasi, tergantung dari besarnya nilai nominal deposito yang
bersangkutan. Dalam upaya menarik minat nasabah untuk menanamkan dananya dalam
bentuk deposito berjangka ada kebijakan yang dilakukan oleh perbankan. Kebijakan ini diantaranya:
1. Menawarkan bunga yang menarik bagi tabungan deposito berjangka.
2. Memberikan kemudahan-kemudahan perpajakan bagi pemegang deposito
berjangka. 3.
Mempromosikan deposito berjangka di daerah pedesaan, sehingga menarik orang-orang yang biasanya menyimpan kekayaan dalam bentuk rumah, tanah,
emas, dan lain sebaginya.
2.2 Produk Domestik Bruto PDB 2.2.1 Pengertian Produk Domestik Bruto PDB