Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi ANALISA DAN PEMBAHASAN

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Jenis Bank Umum 1998 2000 2003 2004 2005 2006 2007 B.Persero Bank Kantor 7 1865 5 1736 5 2072 5 2112 5 2178 5 2548 5 2765 BPD Bank Kantor 27 821 26 825 26 1003 26 1064 26 1107 26 1217 26 1205 BUSN Devisa Bank Kantor 48 3982 38 3302 36 3829 34 3947 34 4113 35 4395 35 4694 BUSN non Devisa Bank Kantor 45 532 43 535 40 700 38 688 37 709 36 759 36 778 Bank Campuran Bank Kantor 33 62 29 58 20 57 19 59 18 64 17 77 17 96 Bank Asing Bank Kantor 10 41 10 53 11 69 11 69 11 72 11 134 11 142 Total Bank Kantor 170 7303 151 6509 138 7730 133 7939 131 8243 130 9130 130 9680 Sumber: Bank Indonesia Kantor Cabang Medan. Laporan tahunan Bank Indonesia.

4.3. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat pertumbuhan ekonomi terus menerus mengalami fluktuasi. Pada tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1996, masing-masing tingkat pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 7, 6,5, 7,54, 8,22, dan 7,82. Setelah mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang besar pada tahun 1998 yakni sebesar 13,13, sejak tahun 1999 pertumbuhan ekonomi Indonesia Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 mengalami peningkatan tiap tahun. Pada tahun 1999 ekonomi berumbuh sekitar 1,2, 4,92 di tahun 2000, 5 di ahun 2001, dan 5,2 di tahun 2002. Peningkatan pertumbuhan ini memberikan harapan bagi bangsa Indonesia untuk segera keluar dari krisis ekonomi, walaupun pertumbuhan masih di bawah target yang diinginkan. Hal ini memperlihatkan pemulihan ekonomi telah berjalan kearah yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya, gambaran umum tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat dari perkembangan Produk Domestik Bruto PDB Indonesia. Perkembangan PDB Indonesia dengan harga konstan 1993 dari tahun 1993- 2005 mengalami fluktuasi dengan rata-rata perkembangan 3,42 per tahun. Perkembangan PDB yang tertinggi terjadi pada tahun 2005 dan yang terendah terjadi pada tahun 1993. Pada tahun 1998 terjadi penurunan nilai PDB dari 433.245,90 miliar rupiah tahun 1997 menjadi 376.374,85 miliar rupiah. Pertumbuhan pendapatan nasional Indonesia pada tahun tersebut adalah perkembangan pendapatan yang paling rendah dari tahun sebelumnya hingga mencapai angka minus 13,13, hal ini dikarenakan menurunnya nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang disebabkan terjadinya krisis ekonomi yang multidimensional di kawasan Asia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya sehingga PDB Indonesia cenderung menurun. Penurunan pendapatan nasional menyebabkan kemampuan untuk mengkonsumsi barang dan jasa menurun dengan ditandai oleh penurunan daya beli konsumen.Data perkembangan PDB tahun 1989- 2007 sebagai berikut: Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.3 Produk Domestik Bruto PDB tahun 1985-2007 Tahun PDB Miliar Rupiah 1989 107.436,60 1990 115.217,30 1991 123.225,20 1992 131.184,80 1993 139.707,10 1994 354.640,90 1995 383.792,90 1996 413.797,80 1997 433.245,90 1998 376.374,85 1999 379.352,47 2000 398.016,85 2001 1.440.405,70 2002 1.505.216,36 2003 1.577.171,30 2004 1.656.516,80 2005 1.750.815,20 2006 1.847.292,90 2007 1.963.974,30 Sumber: Bank Indonesia Kantor Cabang Medan. Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Beberapa Tahun Penerbitan. Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Pertumbuhan ekonomi tahun 2006 juga tidak lebih baik dari pertumbuhan ekonomi tahun 2005. Meskipun stabilitas ekonomi makro dapat terjaga dengan cukup baik, namun hal tersebut tidak berhasil membangkitkan rasa optimis di kalangan masyarakat. Tingginya tingkat ketidakpastian di kalangan dunia usaha merupakan penyebab utama dari rendahnya tingkat investasi sepanjang tahun 2006 lalu, dan ini tidak lepas dari tidak kunjung kondusifnya iklim usaha di sektor produksi riil. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dapat dikatakan tidak efektif untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif karena seringkali dibayangi oleh keragu- raguan pemerintah dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan yang dikeluarkan tersebut. Dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang hanya sekitar 5,6 selama tahun 2006, pertumbuhan investasi fisik hanya sekitar 2,9 yang jauh lebih rendah dari pertumbuhannya pada tahun 2005 yang mencapai 10,8. Rendahnya peningkatan investasi ini telah berlangsung sejak triwulan pertama tahun 2006, terutama investasi dalam bentuk mesin dan perlengkapan luar negeri yang turun sebesar 25,7. Jika dibandingkan dengan kondisi tahun 2005 yang mencatatkan kenaikan sebesar 31 pada investasi mesin dan perlengkapan luar negeri, maka penurunan investasi yang berkaitan dengan barang modal ini sangatlah signifikan selama tahun 2006 lalu. Kondisi ini tidak saja menggambarkan betapa tidak berkembangnya minat investasi sepanjang tahun 2006 lalu, tetapi juga bisa menjadi isyarat penting bagaimana perkembangan sektor riil pada beberapa tahun mendatang. Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Perkembangan PDB sektoral secara tahunan pada tahun 2007 dalam seluruh sektor ekonomi mengalami ekspansi tertinggi yang terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi 14,38, diikuti oleh sektor listrik, gas dan air bersih 10,40, dan sektor bangunan 8,61.

4.4. Perkembangan Inflasi