Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia SBI

Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 1997 9,47 1998 77,63 1999 13,00 2000 9,00 2001 8,30 2002 12.55 2003 10,00 2004 6,00 2005 5,70 2006 5,90 2007 6,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

4.5. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia SBI

Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983, SBI adalah alat moneter yang bisa diandalkan untuk menstabilkan kondisi perekonomian nasional. Dengan mengubah suku bunga SBI, bank sentral dapat melakukan ekspansi atau kontraksi moneter. SBI merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter yang sangat memberikan pengaruh yang besar dalam menstabilkan keadaan perekonomian. Namun dalam perkembangannya, SBI sudah beralih fungsi dari yang semula sebagai alat moneter sekarang menjadi instrumen investasi, khususnya bagi bank- bank. Bank yang seharusnya menjalakan fungsi intermediasi dengan menyalurkan Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 kredit kepada masyarakat ternyata lebih suka menyimpan dananya di SBI. Dengan alasan sektor riil yang high risk dan tidak bankable, suku bunga SBI yang cenderung tinggi dan resiko SBI yang rendah membuat bank ramai-ramai menyimpan dananya dengan melakukan pembelian SBI. Hal ini tentu saja berdampak buruk terhadap perekonomian nasional. Dengan menaikkan suku bunga SBI, diharapkan dapat menampung likuiditas bank yang berlebih dan menekan inflasi. Ketika di sektor riil membutuhkan ekspansi moneter untuk mendorong perekonomian makro maka yang diperlukan adalah suku bunga yang rendah. Namun masalahnya suku bunga yang rendah berpotensi mendorong terjadinya pelarian modal keluar negeri sehingga dapat menekan nilai tukar rupiah. Dengan demikian, SBI cenderung menciptakan masalah dari pada menyelesaikan masalah. Dengan karakteristik SBI yang mudah berfluktuasi dan sensitif terhadap perubahan, tingkat suku bunga SBI dari tahun ke tahun cenderung tidak menentu. Pada tahun 1986-1987, ketika terjadi oil booming, perekonomian berkembang pesat sehingga likuiditas berlebih dan inflasi meningkat sehingga SBI mencapai 13,98. Menjelang tahun 1988, akobat PAKTO 88 dalam hal pengembangan perbankan, tingkat suku bunga SBI meningkat menjadi 15,3. Krisis ekonomi yang terjadi menjatuhkan perekonomian nasional, ditandai dengan inflasi yang meningkat, nilai tukar melemah, dan ketidakstabilan nasional, membuat BI melakukan kebijakan uang ketat Tight Money Policy dengan menaikkan tingkat suku bunga SBI hingga mencapai 35,52 pada tahun 1998 untuk meredam gejolak tersebut. Kebijakan Bank Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 Indonesia untuk menaikkan suku bunga SBI menjadi 17,62 pada tahun 2001 guna meredam melemahnya nilai tukar mendapat tantangan dari pemerintah karena bisa merangsang bank-bank menyimpan dananya dalam bentuk surat berharga ini sehingga alokasi kredit di sektor riil akan berkurang. Jelaslah bahwa suku bunga yang tinggi tidak memberikan iklim yang kondusif bagi pemulihan ekonomi. Selanjutnya seiring dengan perkembangan fundamental perekonomian, membuat tingkat suku bunga SBI cenderung menurun dan berfluktuasi. Namun fluktuasinya tidak sebesar periode sewaktu krisis. Bahkan pada tahun 2007, dimana perekonomian relatif bagus tingkat suku bunga SBI sudah mencapai 8. Tabel 4.5 Perkembangan Suku Bunga SBI Tahun Suku Bunga SBI 1989 11,64 1990 11,93 1991 22,03 1992 21,00 1993 13,99 1994 13,00 1995 14,50 Resi Hana Ester Silaban : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Dana Masyarakat Oleh Bank Umum Di Indonesia, 2009. USU Repository © 2009 1996 14,00 1997 13,50 1998 35,52 1999 11.93 2000 14.53 2001 17.62 2002 12.93 2003 11,00 20004 11,30 2005 12.75 2006 9.75 2007 8,00 Sumber: Bank Indonesia Kantor Cabang Medan. Statistik Keuangan Ekonomi Indonesia, beberapa tahun penerbitan. 4.6. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.6.1 Analisis dan Pengumpulan Data