Junita Putri Rajana Hrp : Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar, 2009.
4. Laporan Keuangan
a. Pengertian , Dasar Hukum, dan Asumsi Dasar Laporan Keuangan
Setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada suatu periode pelaporan dalam suatu laporan keuangan Kerangka Konseptual SAP, 2005 : 7. Berikut ini
beberapa definisi mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:
a. Menurut Harnanto 1987 : 9, “Laporan keuangan merupakan hasil dari
proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba yang ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan
keuangan”. b.
Menurut Munawir 2000 : 2, “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaan
tersebut” c.
Menurut Sawir 2001 : 2, “Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari
neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan”.
Junita Putri Rajana Hrp : Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar, 2009.
d. Menurut Warren et al 2005 : 24, “Laporan keuangan adalah laporan
akuntansi yang dibuat setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan yang menghasilkan informasi bagi pemakainya”.
Sedangkan dalam Pernyataan No.1 SAP 2005 : 1, “Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna”. Yang dimaksud dengan pengguna pada pengertian diatas adalah masyarakat, legislatif, lembaga, pemeriksapengawas, pihak yang memberi
atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah Pernyataan No.1 SAP : 1.
Dalam Kerangka Konseptual SAP, pelaporan keuangan pemerintah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur
keuangan pemerintah, antara lain : a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, khususnya bagian yang
mengatur keuangan negara; b.
Undang-undang di bidang keuangan negara; c.
Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; d. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintah
daerah, khususnya yang mengatur keuangan daerah; e. Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perimbangan
keuangan pusat dan daerah; f. Ketentuan perundang-undangan tentang pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja NegaraDaerah; g. Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang
keuangan pusat dan daerah. Dalam Kerangka Konseptual SAP juga dijelaskan mengenai asumsi dasar
dalam pelaporan keuangan. Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu kebenaran
tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan Kerangka
Junita Putri Rajana Hrp : Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar, 2009.
Konseptual SAP, 2005 : 9. Asumsi dasar tersebut, yaitu asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan entitas, asumsi keterukuran dalam satuan uang
monetary measurement. a.
Asumsi kemandirian entitas Asumsi kemandirian entitas, baik entitas pelaporan maupu n akuntansi,
berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak terjadi
kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk
menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. b.
Asumsi kesinambungan entitas Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan
berlanjut keberadaannya. c.
Asumsi keterukuran dalam satuan uang monetary measurement Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan
yang diasumsikan dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya analisis dan pengukuran dalam akuntansi.
b. Peranan dan Tujuan Laporan Keuangan