Junita Putri Rajana Hrp : Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar, 2009.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data atau informasi untuk memecahkan suatu masalah dan
menguji hipotesis penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian assosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara tiga variabel atau
lebih Sugiyono,2004:11. Oleh karena itu, penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara variabel pemahaman SAP, latar belakang pendidikan, dan
pelatihan terhadap penyusunan Laporan Keuangan Daerah. Dimana data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi. Dimensi waktu
penilitian ini adalah cross sectional, yaitu melibatkan satu waktu tertentu dengan banyak sampel.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2004:72. Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala SKPD dan staf PPK-SKPD yang
terlibat dalam penyusunan Laporan Keuangan Daerah pada Pemerintah Kota Pematangsiantar, yaitu sebanyak 13 SKPD dan untuk masing – masing SKPD
terdiri dari 3 orang, maka jumlah populasinya adalah sebanyak 39 orang.
Junita Putri Rajana Hrp : Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar, 2009.
Metode pengambilan sampel adalah simple random sampling. Langkah – langkah pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. kuesioner dikirim kepada semua anggota populasi,
2. setelah 1 minggu, peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi
responden. 3.
setelah batas waktu yang ditentukan dan kuesioner telah dikembalikan oleh responden, maka peneliti akan mengolah data jika jumlah data yang
terkumpul sudah lebih dari 30, tetapi jika data belum mencukupi, maka akan dicoba lagi untuk mengirimkan kuesioner kepada responden yang
belum mengembalikan kuesioner tersebut. Adapun pertimbangan yang ditentukan oleh penulis dalam pengambilan
sampel adalah sebagai berikut: a.
Merupakan staf yang bertanggung jawab langsung atau memiliki garis komando langsung terhadap kepala SKPD sebagai penanggung jawab utama
berdasarkan tupoksi dan struktur organisasi, yaitu seluruh sekretaris dan kepala bidang dari seluruh dinas di Pemerintah Kota Pematang Siantar 13
dinas, b.
Responden pernah ikut dalam partisipasi penyusunan laporan keuangan dalam dinas tempatnya bekerja sekarang minimal satu kali.
Junita Putri Rajana Hrp : Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar, 2009.
C. Definisi Operasional dan pengukuran Variabel
Variabel Penelitian
Definisi Operasional Pengukuran Variabel
Skala Penelitian
Dependen Variabel
Penyusunan Laporan
Keuangan Daerah
Penyusunan Laporan Keuangan Daerah
adalah melaporkan upaya-upaya yang telah
dilakukan serta hasil yang dicapai dalam
pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan
terstruktur pada suatu periode pelaporan untuk
kepentingan dalam suatu Laporan
Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan
Daerah diukur berdasarkan kemampuan Kepala SKPD dan staf
SKPD dalam memahami dan mengetahui partisipasi dan
tanggung jawabnya dalam penyusunan Laporan Keuangan.
Variabel ini diukur dengan skala likert yaitu mengukur sikap dengan
mengatakan setuju atau tidak setuju terhadap pertanyaan yang
diajukan dengan skor 5 SA = sangat ada , skor 4 A = ada, skor
3 TT = tidak tahu, skor 2 TA = tidak ada, dan skor 1 STA =
sangat tidak ada
Interval
Independen Variabel
-Pemahaman terhadap SAP
-Pemahaman terhadap SAP adalah yaitu
pemahaman atas standar akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah.
Laporan Keuangan Daerah menurut SAP
terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Arus Kas, serta Catatan atas
Laporan Keuangan. Pemahaman SAP juga
terkait dengan pemahaman atas lingkup
SAP serta 11 pernyataan dalam SAP.
Pemahaman terhadap SAP diukur berdasarkan kemampuan Kepala
SKPD dan staf SKPD dalam memahami SAP untuk menyusun
Laporan Keuangan Daerah. Variabel ini diukur dengan skala
likert yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau tidak
setuju terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 SP =
sangat paham , skor 4 P = paham, skor 3 TT = tidak tahu,
skor 2 TP = tidak paham, dan skor 1 STP = sangat tidak paham
Interval
Junita Putri Rajana Hrp : Pengaruh Pemahaman Sap, Pendidikan, Dan Pelatihan Terhadap Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Kota Pematangsiantar, 2009.
-Latar belakang pendidikan
-Latar belakang Pendidikan adalah
tingkatan pendidikan yang ditempuh oleh
perangkat kerja daeraht terkait dengan
penyusunan laporan keuangan daerah.
Latar belakang Pendidikan dikur berdasarkan tingkat pendidikan
yang ditempuh oleh perangkat kerja daerah terkait dengan
tugasnya dalam menyusun laporan keuangan daerah. Variabel ini
diukur dengan skala guttman yaitu jawaban secara tegas “ya-tidak”,
“pernah-tidak pernah” dan lain-lain terhadap pertanyaan yang diajukan.
Skor 1 untuk jawaban latar belakang pendidikan Ekonomi-
Akuntansi, dan skor 0 untuk jawaban diluar Ekonomi-
Akuntansi.
Nominal
- Pelatihan - Pelatihan adalah
adanya peningkatan atas nilai
penyusunan laporan keuangan daerah melalui
pembelajaran yang diadakan oleh
pemerintah daerah dengan menggunakan
tenaga pengajar yang ahli di bidangnya terhadap
perangkat kerja daerah yang terkait dengan
penyusunan laporan keuangan daerah.
Pendidikan dan pelatihan diukur berdasarkan seberapa sering
perangkat kerja mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam
penyusunan laporan keuangan daerah. Variabel ini diukur dengan
skala likert yaitu mengukur sikap dengan mengatakan setuju atau
tidak setuju terhadap pertanyaan yang diajukan dengan skor 5 SP =
sangat pernah, skor 4 P = pernah, skor 3 TT = tidak tahu,
skor 2 J = jarang, dan skor 1 TPSS = tidak pernah sama sekali
Interval
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data