Kec.Cikarang Barat. Cakupan masalah-masalah tersebut, selanjutnya di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Kondisi Sosial dan Keagamaan di Kabupaten Bekasi ? 2. Bagaimana Perkembangan Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Bekasi ?
3. Apa Peranannya Dalam Bidang Pengembangan di Bekasi ?
C. Arti Penting Penelitian
Penelitian ini bermanfaat sebagai media informasi dan media belajar serta untuk mengetahui lebih dalam kebenaran dari keberadaan Tarekat Syadziliyah di
Kabupaten Bekasi, dan agar tidak adanya kesalah fahaman persepsi tentang Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Bekasi.
Penelitian ini merupakan ungkapan rasa syukur dan rasa kagum peneliti terhadap Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Bekasi yang semakin lama semakin
berkembang dengan pesat.
D. Metode Penelitian
Adapun metode penulisan yang dipakai didalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikuit :
1. Pemilihan Topik
Tema skripsi ini adalah : Tarekat Syadziliyah di Kabupaten Bekasi 1993- 2003 kajian tentang sejarah dan peranaanya dalam bidang pengembangan di
Bekasi alasan memilih tema ini karena : a. Tarekat Syadziliyah belum ada yang membahas padahal pengikutnya sudah
sampai kalangan pemerintahan
b. Rasa ketertarikan penulis terhadap Tarekat Syadziliyah di pondok pesantren Al-Istighotsah di Kabupaten Bekasi. Pondok yang lebih diarahkan kepada
pengajaran dan ritual tarekat riyadhoh mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membersihkan hati. Pondok yang mempunyai corak berbeda
dengan pondok-pondok yang mengajarkan baca tulis kitab kuning dan kitab klasik serta ditunjang dengan pendidikan formal.
6
2. Heuristik
Heuristik adalah pengumpulan data dari sumbernya yaitu pengumpulan data-data yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini. Data tersebut antara
lain meliputi: a. Dengan teknik observasi partisipatif, yaitu dengan mengunjungi Pondok
Pesantren Al-Istighotsah Kabupaten Bekasi dan mengikuti atau berpartisipasi langsung dengan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan untuk mengamati
aktifitas mursyid serta murid dan sarana yang didukung lingkungan sekitarnya.
b. Sumber lisan diperoleh melalui teknik wawancara langsung terhadap wakil mursyid seorang santri yang dipercaya oleh mursyid untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan pengikut tarekat yang nantinya akan disampaikan kepada mursyid tentang perihal-perihal yang diinginkan. Serta kepada ketua
kelompok dan terhadap murid yang senior. Wawancara juga dilakukan pada pengikut yang sedang menjalankan suluk di dalam pondok selama beberapa
hari yang ditentukan oleh pengikut sendiri.
6
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Yayasan Benteng Budaya, Cet. III, 1999, h. 90.
c. Sumber tertulis yaitu data yang dikumpulkan melalui dokumentasi baik dokumen pribadi seperti catatan atau karangan tentang pengalaman maupun
biografi mursyid tarekat syadziliyah dan juga dokumen resmi tarekat seperti aturan-aturan dan risalah yang dikeluarkan oleh mursyid dan tentang tarekat
syadziliyah di Pondok Pesantren Al-Istighotsah Kabupaten Bekasi seperti silsilah guru tarekat sambung sampai kepada nabi Muhammad saw.
d. Artifak yaitu data yang diperoleh melalui benda-benda yang ada misalnya bangunan masjid, gedung pondok, dan lain-lain.
7
3. Kritik