Perkembangan Tarekat di Bekasi.

4. Hindu 2.995 0,16 5. Budha 7.771 0,42 Jumlah 1.845.820 100. Perkembangan Pencapaian Peserta KB Baru Kab. Bekasi. No. Tahun Target Jumlah Peserta KB Baru 1. 2001 36.318 50.281 138,45 2. 2002 39.382 43.595 110,70 3. 2003 41.508 452.278 109,08 4. 2004 5. 2005 Jumlah. 20 Indikator Tingkat Kesejahteraan Penduduk No Uraian 2001 2002 2003 2004 2005 1. Angka Kematian Bayi AKB 55,13 55,30 52,94 49 2. Angka Harapan Hidup AHH 64,30 67,82 67,86 68,00 67,5 3. Angka Melek Huruf AMH 85,31 85,85 88,41 89,00 92,5 4. Indeks Mutu Hidup IMH 79,30 80,18 81,42 5. Indeks Pembangunan Manusia IPM64,70 67,38 68,72 70,66 71,70. 21

C. Perkembangan Tarekat di Bekasi.

Masyarakat Islam memiliki warisan kultural dari ulama’ sebelumnya yang dapat digunakan, sebagai pegangan yaitu doktrin tasawuf, yang merupakan aspek 20 Hubungan Masyarakat SETDA Kab. Bekasi. Badan Kependudukan Catatan Sipil dan KB Kab. Bekasi, Bekasi Membangun, Bekasi : Pemda Bekasi, edisi 1. 2007, h. 21. 21 Hubungan Masyarakat SETDA Kab. Bekasi. BPS Kab. Bekasi . Bekasi Membangun, . Bekasi : Pemda Bekasi, edisi 1. 2007, h. 19. kultural yang ikut membidani lahirnya tarekat-tarekat pada masa itu. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah kepedulian ulama sufi, mereka memberikan pengayoman masyarakat Islam yang sedang mengalami krisis moral yang hebat ibarat anak ayam kehilangan induk. Dengan dibukanya ajaran-ajaran tasawuf kepada orang awam, secara praktis lebih berfungsi sebagai psikoterafi yang bersifat massal. Maka kemudian berbondong-bondonglah orang awam memasuki majelis-majelis zikirnya para sufi, yang lama kelamaan berkembang menjadi suatu kelompok tersendiri esklusif yang disebut dengan tarekat. Diantara ulama sufi yang memberikan pengayoman kepada masyarakat umum untuk mengamalkan tasawuf secara praktis tasawuf amali adalah Abu Muhammad al- Ghazali w. 505 H1111 M. 22 Tarekat-tarekat yang berkembang di Kabupaten Bekasi antara lain ada : Tarekat Syadziliyah, Qodiriyah, Qodiriyah Naqsabandiyah, Naqsabandiyah, Satoriyah, Rifaiyah, Tijaniyah dan Salmaniyah. Sejak tahun 2005 mulailah di Kabupaten Bekasi ada Jam’iah Ahli Thoriqoh tarekat Muktabarah Indonesia yang ketua umumnya adalah KH. Maktub Efendi, maka di Bekasi dijadikan sebagai pusat Jam’i sejawa Barat. Dimana ketuanya KH. Munir Abbas Bukhori. Peresmian Jam’iah Ahli Thoriqoh tarekat Muktabaroh Indonesia JATMI Pada tanggal 27 Mei 200518 Rabius Tsani 1425 H, bertempat di Masjid Rahmatullilalamin Ma’had Azzaitun Indramayu Jawa Barat. 23 Tarekat-tarekat yang berkembang di Bekasi ada dua tarekat yang lebih unggul perkembangannya dari pada tarekat-tarekat yang lainnya yaitu Tarekat 22 Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din, Jilid III Kairo: Mustofa al-Bab al-Halabi, 1333 H., h. 16-20 23 Wawancara dengan Bapak Munir Abbas Bukhori ketua Jam’iyah Ahli Thoriqoh tarekat Muktabarah Kab. Bekasidi Tambun Pon-Pes Ulumul Qur’an 1 Februari 2008. Syadziliyah dan Tarekat Qodiriyah. Adapun Tarekat Syadziliyah yang berkembang di Bekasi, yaitu ada yang berasal dari : 1. Tulungagung Jawa Timur yang dikembangkan oleh KH. Mahfudz Syafi’i 2. Watucongol Magelang yang dikembangkan oleh embah Kyai Dalhar disini pelopornya Bambang Irawan. 3. Banten yang dikembangkan oleh KH. Abu Yadum Yati, disini pelopornya adalah Bapak Yusuf Tambun. Sedangkan Tarekat Qodiriyah yang berkembang di Bekasi, yaitu berasal dari 1. Tulungagung Jawa Timur yang dikembangkan oleh KH. Mahfudz Syafi’i 2. Banten yang dikembangkan oleh Bapak Asnawi Caringin, disini pelopornya adalah KH. Sopandi Ceger 3. Jawa Timur yang dikembangkan oleh KH. Mustairomli, disini pelopornya adalah KH. Munir Abbas. 24 24 Wawancara dengan Bapak Munir Abbas Bukhori ketua Jam’iyah Ahli Thoriqoh tarekat Muktabarah Kab. Bekasidi Tambun Pon-Pes Ulumul Qur’an 1 Februari 2008.

BAB III PERKEMBANGAN TAREKAT SYADZILIYAH DI BEKASI