RUMUSANMASALAH TUJUANPENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN

Fenomena jinamee tinggi di Aceh menyebabkan pro dan kontra, kesenjangan sosial yang terjadi akibat jinamee tinggi, jumlah-jumlah jinamee yang bervariatif di setiap daerah di Aceh, serta dampak dan manfaat yang dirasakan terkait jinamee tinggi, membentuk sebuah sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh dalam melihat fenomena ini. Berdasarkan pemaparan berbagai fenomena di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh.

B. RUMUSANMASALAH

Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin mengetahui beberapa hal yang dirumuskan dalam beberapa pertanyaan dibawah ini: a. Bagaimana gambaran umum sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh. b. Bagaimana gambaran sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh dilihat dari jenis kelamin. c. Bagaimana gambaran sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh dilihat dari tingkat pendidikan. d. Berapa jumlah jinamee tinggi menurut masyarakat Aceh. e. Berapa jumlah jinamee rendah menurut masyarakat Aceh.

C. TUJUANPENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagimana gambaran umum sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh. b. Untuk mengetahui bagimana gambaran sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh dilihat dari jenis kelamin. c. Untuk mengetahui bagimana gambaran sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh dilihat dari tingkat pendidikan. d. Untuk mengetahui berapa jumlah jinamee tinggi menurut masyarakat Aceh. e. Untuk mengetahui berapa jumlah jinamee rendah menurut masyarakat Aceh.

D. MANFAATPENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana dalam ilmu psikologi, khususnya dibidang Psikologi Sosial dalam menjelaskan sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat menambah sumber kepustakaan dan penelitian Psikologi Sosial sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi Lembaga Adat Aceh dan pengamat sosial mengenai bagaimana gambaran sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh. b. Sebagai masukan dan informasi bagi masyarakat Aceh sehingga dapat mengetahui dan memahami bagaimana gambaran sikap terhadap jinamee tinggi pada masyarakat Aceh.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan adalah struktur penulisan secara garis besar yang ada dalam penelitian. Bab I : Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat peneltian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang landasan teoritis, yakni pembahasan teori sikap, jinamee, dan masyarakat Aceh. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, populasi, sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas, uji daya beda aitem, uji reliabilitas, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode analisa data. Bab IV : Analisa data dan Pembahasan Bab ini terdiri dari analisa dan interpretasi data yang berisikan mengenai subjek penelitian dan hasil penelitian. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran untuk pihak terkait dan penelitian selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI

A. SIKAP

1. Definisi Sikap

Hogg 2004 lebih lanjut menjelaskan bahwa sikap adalah perasaan dan kecenerungan perilaku terhadap objek sosial yang signifikan, kelompok, peristiwa, atau simbol. Ia juga mendefinisikan sikap sebagai perasaan atau evaluasi umum yang positif maupun negatif terhadap orang, objek atau masalah. Baron 2004 juga menyatakan bahwa sikap merujuk pada evaluasi individu terhadap berbagai aspek dunia sosial serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa suka atau tidak suka individu terhadap isu, ide, orang lain, kelompok sosial dan objek. Sementara Fishbein dan Ajzen 2005 menyatakan sikap adalah suatu penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek. Terdapat tiga model komponen penyusun sikap Hogg, 2004. Model komponen sikap yang pertama dikemukakan oleh Thurstone 1928. Ia mendefinisikan sikap sebagai afek yang mendukung atau tidak mendukung terhadap objek psikologis Hogg, 2004. Secara lebih spesifik, Thurstone 1928 mendefinisikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif tehadap suatu objek psikologis. Model komponen sikap kedua ditambahkan oleh Allport 1935, yaitu merupakan kesiapan mental untuk bertindak yang juga memandu respon evaluatif. Hogg 2004 menjelaskan