Analisa Data Subjek 2 Hasil Analisa Data Wawancara Personal

 Konatif ND tidak melarang pemberian jinamee tinggi pada masyarakat Aceh. Namun, beliau menghimbau dan menyarankan kepada masyarakat Aceh agar menghindari penerapanjinamee yang terlalu tinggi sebagai syarat dalam sebuah pernikahan. ND juga menambahkan, bahwa dengan menghindari pemberian jinamee tinggi akan meringankan syarat sebuah pernikahan. “Tidak usah diikuti saja. Yang penting ada mahar sedikit aja pernikahan sudah sah. ” Komunikasi Personal, 10 November 2014

b. Analisa Data Subjek 2

Tabel 11 . Gambaran Umum Subjek 2 Keterangan Subjek 2 Nama TR Jenis Kelamin Laki-laki Usia 59 tahun Suku Aceh Pendidikan Terakhir Sarjana Pekerjaan Pegawai Negri Sipil, Tokoh Adat  Kognitif Menurut pemahaman TR, jinamee tinggi itu memiliki tujuan. Menurutnya, jinamee tinggi merupakan harga diri dari kedua belah pihak baik perempuan dan laki-laki. Apabila pihak laki-laki mampu memberikan jinamee tinggi kepada calon istrinya, maka pihak laki- laki akan dipandang memiliki kemampuan secara materil. Hal tersebut secara tidak langsung akan menaikkan harga diri pada pihak laki-laki. Begitu juga halnya dengan pihak perempuan, apabila pihak perempuan diberikan jinamee tinggi, maka secara tidak langsung pihak perempuan dan keluarganya merasa dihargai dan dimuliakan. “Nyan jinamee tinggikan na maksud. Kon sembarang meunan. Jinamee itukan itu tanda harga diri perempuan dan keluarganya. Kalau laki-laki memberi jinamee dalam jumlah besarkan bagus juga untuk laki-laki itu berarti ia laki-laki baik dan terhormat. Komunikasi Personal, 10 November 2014 TR juga menjelaskan bahwa dibalik pemberian jinamee tinggi, salah satu keutamaannya yaitu menantu laki-laki diizinkan untuk tinggal satu atap dengan mertuanya. Sehingga pihak laki-laki tidak merasa dibebani dengan urusan tempat tinggal. Selama masih bersama-sama tinggal dengan mertua, maka suami tidak mempunyai tanggung jawab terhadap rumah tangga dan yang bertanggung jawab adalah mertua ayah perempuan. Selain itu jinamee tinggi tersebut memiliki maksud dimana sebagai balasannya, pihak keluarga perempuan akan memberikan peunulang pemberian setelah dipisahkan, yaitu berbentuk rumah atau sepetak tanah sawah sesuai dengan kemampuan orang tua perempuan. Oleh karena itu, permintaan terhadap jinamee tinggi, merupakan hal yang wajar bagi masyarakat Aceh dan merupakan sebuah adat yang sudah berlaku turun-temurun dilakukan. “Nanti setelah mereka menikah mereka tinggal dirumah si perempuan jadi si laki-laki tidak perlu memikirkan urusan rumah lagi. Terus nanti mereka diberi rumah atau tanah sama orangtua istri namanya peunalong .” Komunikasi Personal, 10 November 2014 TR juga menambahkan bahwa tingginya jinamee juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, status sosial, dan keadaan kondisi keluarga. Semakin baik latar belakang yang dimiliki oleh pihak perempuan, maka semakin tinggilah jinamee yang akan diperoleh perempuan tersebut. Hal tersebut sesuai dengan penuturan subjek sebagai berikut: “Zaman sekarang kita lihat hampir tidak adakan perempuan yang tidak berpendidikan. Sekarang hampir semua perempuan itu memiliki pendidikan, keluarganya juga sudah membesarkan anak perempuannya dengan baik, jadi wajar kalau permintaan terhadap jinamee itu tinggi.” Komunikasi Personal, 10 November 2014 “Jinamee tinggi itu juga dilihat dari pendidikan, status sosial, dan latar belakang si perempuan dan keluarganya.” Komunikasi Personal, 10 November 2014 Manfaat lain dari pemberian jinamee tinggi, yaitu dapat digunakan sewaktu-waktu apabila rumah tangganya mengalami suatu masalah. Misalnya, jinamee tersebut dapat dijual atau digadaikan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun menyelesaikan masalah di dalam keluarga. Hal tersebut juga sesuai dengan penuturan subjek sebagai berikut: “Jinamee itu nanti akan berguna dalam berumah tangga. Nanti dapat digunakan misal dijual atau digadai kalau terjadi apa- apa didalam rumah tangga.” Komunikasi Personal, 10 November 2014  Afektif TR merasa bangga dengan salah satu adat Aceh yang memberikan jinamee tinggi pada perempuan. Menurutnya, hal tersebut merupakan sebuah kekhasan ataupun keunikan dari budaya Aceh. Selain itu, pemberian jinamee tinggi juga merupakan simbol ataupun sebagai tanda untuk memuliakan seorang perempuan. Pemberian jinamee tinggi juga merupakan sebuah hadiah agar pihak perempuan dapat memulai hidup barunya dengan lebih baik. Oleh karena itu dengan adanya jinamee tinggi, maka keluarga dari pihak perempuan tidak perlu merasa khawatir ketika melepaskan anak perempuannya untuk menikah. “Kita patut bangga karena jinamee itu merupakan tanda bahwa kita memuliakan. Itu salah satu khas di tempat kita.” Komunikasi Personal, 10 November 2014  Konatif TR juga menyarankan agar masyarakat Aceh tetap mengikuti aturan adat yang berlaku di dalam masyarakat Aceh. Hal tersebut dikarenakan pemberiaan jinamee tinggi adalah sebuah keunikan budaya Aceh yang membedakannya dari budaya lain. Meskipun anjuran agama tidak memerintahkan untuk memberikan mahar yang tinggi, namun pemberian jinamee yang tinggi juga bukan merupakan hal yang melanggar dalam agama. “Tidak ada salahnya mengikuti adat, selama itu juga tidak melanggar agama. Komunikasi Personal, 10 November 2014

c. Analisa Data Subjek 3