Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
6. Kenaikan Pangkat diproses danatau ditentukan oleh Mabes TNI atas usul
MA danatau atas pertimbangan Mabes TNI. Demikian pula mengenai pemberentian dari dinas keprajuritan, baik dengan hormat maupun dengan
tidak hormat . 7.
Perawatan kedinasan bagi prajurit dilaksanakan oleh Mabes TNI, kecuali tunjangan jabatan dilaksanakan oleh Mahkamah Agung.
Telah diketahui bersama seperti yang telah dijabarkan diatas, pada intinya personel TNI dalam hal kenaikan pangkat, pemberhentian dari jabatan,
penempatan personel masih tetap dilaksanakan oleh MABES TNI namun hal tersebut juga atas usulan dari Mahkamah Agung R.I, sedangkan mengenai
Keputusan Bersama Nomor : KMA 065 A SKB IX 2004 dan Skep 421 IX 2004 Tanggal 1 September 2004 Tentang Penggunaan dan Perawatan Aset dan
Barang Inventaris Mabes TNI oleh Pengadilan dalam Lingkungan Peradilan Militer telah jelas bahwa aset dan barang inventaris milik MABES TNI yang telah
ada untuk sementara dipinjamkan dan dipergunakan untuk keperluan dinas menunggu tersedianya sarana dan prasarana yang disediakan Mahkamah Agung .
Untuk itu, maka perawatan aset milik MABES TNI tersebut seluruhnya dibebankan kepada Mahkamah Agung.
C. Kendala – kendala yang dihadapi dalam Peralihan Peradilan Militer
Telah diketahui bersama bahwa peralihan Pengadilan Militer menjadi satu atap dengan Mahkamah Agung R.I adalah didasarkan kepada Undang–undang
No.4 Tahun 2004. Dalam UU No. 4 Tahun yang dituangkan dalam Pasal 10 ayat
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
2 yang bunyinya “Badan Peradilan yang berada dibawah Mahkamah Agung meliputi Badan Peradilan dalam lingkungan Peradilan umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara”. Dalam setiap hal yang baru tentu akan memiliki kendala, dan demikian
pula dengan peralihan Pengadilan Militer menjadi satu organisasi dengan Mahkamah Agung. Berikut beberapa hal yang dihadapi oleh Pengadilan Militer
dalam Peralihan ke Mahkamah Agung : 1.
Kendala dalam Organisasi dalam hal ini yang dimaksud Organisasi adalah kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, dan struktur organisasi
Pengadilan.
18
Banyak kendala yang dihadapi perihal Organisasi, struktur Organisasi adalah hal yang pasti sangat berbeda antara Pengadilan Militer
dan Mahkamah Agung. Seperti yang telah dijabarkan pada skema diatas hal 26, Seluruh struktur organisasi tersebut adalah sangat berbeda
dengan struktur Organisasi dari Mahkamah Agung, pada Mahkamah Agung R.I dalam hal keuangan adalah merupakan suatu struktur tersendiri
dimana pejabat–pejabat yang berada dalam hal keuangan haruslah bebas dari jabatan–jabatan lainnya dan mempunyai kewenangan mutlak dalam
pengelolaan keuangan namun kenyataannya karena personel dalam lingkungan peradilan Militer belum mencukupi maka terjadilah timpa
tindih tugas dan jabatan.
18
ibid, hal 17
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Berbicara masalah kewenangan, hal ini juga menjadi kendala dalam peralihan Pengadilan Militer ke Mahkamah Agung. Dikatakan hal
ini menjadi kendala adalah karena Pengadilan Militer merupakan suatu Organisasi dimana bawahan tunduk pada atasan, sedangkan untuk masalah
keuangan pada Mahkamah Agung R.I mempunyai kewenangan tersendiri dimana KPA Kuasa Penggunaan Anggaran adalah sebagai penanggung
jawab penuh terhadap masalah keuangan. Dan Komitmen adalah sebagai penaggung jawab kegiatan.
2. Kendala dalam hal Administrasi dalam hal ini ialah kegiatan dalam
bidang kepegawaian, kekayaan Negara, keuangan, arsip dan dokumen pada pada Pengadilan.
Kendala Administrasi yang dihadapi oleh Pengadilan Militer saat ini adalah mengenai kekayaan Negara. Kekayaan Negara dalam hal ini
adalah aset – aset yang dimiliki Pengadilan Militer, untuk kesempurnaan perpindahan Pengadilan Militer ini masih diperlukan waktu. Dikatakan
masih belum sempurna adalah karena Pengadilan Militer yang merupakan suatu instansi pemerintahan haruslah memiliki sebuah wadah tempat
untuk melakukan kewajibannya sebagai Pengadilan, hal inilah yang belum dapat dilaksanakan dengan segera. Kini Pengadilan Militer seperti yang
telah di jabarkan diatas masih meminjam bangunan milik Mabes TNI, bukan hanya bangunan saja namun segala aset yang telah ada adalah milik
Mabes TNI.
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Masalah keuangan juga menjadi kendala, seperti diketahui bahwa keuangan Pengadilan Militer saat masih menjadi bagian dari Mabes TNI
sangat berbeda dengan saat Pengadilan berada di bawah naungan Mahkamah Agung, dengan perbedaan tersebut mengharuskan
pembelajaran ulang terhadap masalah keuangan, hal tersebut bukanlah mudah karena kurangnya pengetahuan personel adalah sangat
menghambat. Namun hal yang paling utama dari kendala peralihan Pengadilan
Militer ini adalah karena jumlah personel yang amat terbatas sehingga menyebabkan tumpang tindih jabatan sehingga hasil kerja dari para
personel tidak maksimal.
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
BAB III PROSES PENYELESAIAN PERKARA TINDAK PIDANA