Tahap Pemeriksaan di Persidangan

Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 Dalam hal upaya Oditur mencari Terdakwa dialamat terahir tidak diketemukan, karena Terdakwa sudah pindah tempat tinggal, pensiun, dipecat, atau melarikan diri, maka KaotmilKaotmilti melakukan pencarian dengan meminta bantuan instansi terkait diduga dimana Terdakwa bertempat tinggal. Upaya pencarian tersebut dilakukan secara periodic dan berlanjut . Namun apabila sudah dipanggil secara resmi tiga kali berturut – turut, ternyata Terdakwa tidak hadir tanpa keterangan yang sah, atau upaya pencarian yang dilakukan untuk mencari Terdakwa tidak memperoleh hasil, dan instansi yang terkait disertai surat juga telah menyatakan bahwa Terdakwa tidak diketemukan , maka dalam persidangan Oditur melaporkan kepada Hakim Ketua dan Hakim Ketua dapat melakukan Putusan tanpa kehadiran Terdakwa dan Putusan tersebut disebut Putusan In Absensia. Apabila perkara yang oleh Pengadilan telah diputus In Absensia tersebut ternyata dikemudian hari Terdakwa diketemukan, maka Oditur atas pemberitahuan dari POMKesatuan Terdakwa memberitahukan kepada Pengadilan dan Terdakwa harus menjalani hasil PutusanEksekusi tersebut.

D. Tahap Pemeriksaan di Persidangan

Ada beberapa persiapan sebelum persidangan dibuka, antara lain : 25 a. Kaotmil berdasarkan penetapan sidang mengeluarkan surat panggilan kepada Terdakwa dan para Saksi dengan mencantumkan waktu dan tempat sidang , pemanggilan tersebut disampaikan kepada 25 Darwan Prinst, Peradilan Militer, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal 21 Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 Ankum dengan tembusan kepada Papera apabila Terdakwa dan Saksi adalah merupakan anggota TNI atau disampaikan melalui Lurah, Kades, RTRW setempat disertai dengan relaas. b. Kaotmil kaotmilti membuat surat perintah kepada masing – masing Oditur selaku penuntut umum yang akan bersidang, selanjutnya Kabag Kasi Kaurtut menyerahkan berkas perkara beserta barang bukti kepada Oditur yang akan bertindak sebagai penuntut umum. c. Apabila Oditur Penuntut Umum akan mengubah Surat Dakwaan dengan maksud untuk disempurnakan, maka perubahan tersebut diserahkan ke pengadilan dalam Lingkungan peradilan militer selambat – lambatnya 7 tujuh hari sebelum sidang dimulai dan perubahan Surat Dakwaan dilakukan hanya 1 satu kali, perubahan tersebut disampaikan kepada Terdakwa dan Papera Mengenai Penahanan, sejak perkara dilimpahkan kepada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer, maka kewenangan penahanan beralih kepada pengadilan dalam lingkungan peradilan militer yang menangani perkara tersebut . Setelah semua kelengkapan sebelum sidang di mulai telah lengkap, maka sidang dapat dimulai . Berikut adalah tahapan pelaksanaan persidangan : a. Penghadapan Terdakwa Oditur sebelum Majelis Hakim memasuki ruangan sidang harus sudah siap di ruangan, setelah Hakim Ketua membuka sidang, Hakim Ketua memerintahkan Oditur untuk menghadapkan Terdakwa ke depan Majelis Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 Hakim, lalu Oditur memerintahkan petugas untuk menghadapkan Terdakwa ke Persidangan . b. Pembacaan surat Dakwaan Oditur membaca Surat Dakwaan dengan sikap berdiri, setelah selesai Oditur duduk kembali. c. Eksepsi Terdakwa Penasehat hukum Terdakwa apabila mempunyai keberatan maka atas seijin Hakim Ketua, Terdakwa Penasehat Hukum Terdakwa berhak mengajukan Eksepsi atas dakwaan Oditur . Oditur menanggapi eksepsi dan menyatakan pendapat atas eksepsi tersebut. d. Pemeriksaan Saksi Oditur menghadapkan Saksi ke depan Majelis Hakim atas perintah dari Hakim Ketua, lalu Oditur memerintahkan kepada Petugas untuk menghadapkan Saksi ke persidangan kemudian Oditur mengajukan pertanyaan kepada Saksi secara langsung Dalam memberikan keterangan Saksi tidak boleh diganggu, setelah Saksi selesai memberikan keterangan, Hakim Ketua memberikan kesempatan kepada Terdakwa dengan menanyakan pendapat Terdakwa mengenai keterangan Saksi yang telah didengarnya, setelah Terdakwa memberikan tanggapannya, Hakim Ketua dapat menanyakan kepada Saksi tentang tanggapan Terdakwa tersebut . Terdakwa melalui Hakim Ketua dapat diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada Saksi. Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 Selama persidangan Oditur berhak mengajukan permintaan saksi tambahan kepada Hakim Ketua disertai alasan atau keterangan yang diperlukan dari Saksi tersebut. Saksi yang tidak dapat hadir di sidang dengan alasan yang sah, maka keterangannya dalan Berita Acara Pemeriksaan dapat dibacakan didepan sidang, ketidak hadiran Saksi tersebut adalah karena meninggal dunia, ada halangan yang sahkarena kepentingan Negara, atau tempat tinggal Saksi yang jauh. e. Pemeriksaan Terdakwa Pemeriksaan Terdakwa dimulai setelah semua Saksi selesai didengar keterangannya. Untuk itu Terdakwa diperintahkan duduk di kursi pemeriksaan. Namun demikian pemeriksaan Terdakwa sesuangguhnya sudah dimulai sebagian pada waktu diminta pendapatnya mengenai keterangan saksi . Apabila dalam suatuperkara terdapat lebih dari seorang Terdakwa, maka Hakim Ketua yang akan mengatur dengan cara yang dipandangnya baik, yaitu dengan memeriksa Terdakwa seorang demi seorang dan dengan dihadiri oleh seluruh Terdakwa, atau memeriksa seorang Terdakwa saja tanpa dihadiri oleh Terdakwa lainnya Terdakwa yang didengar keterangannya diperintahkan dibawa keluar ruang sidang Setelah Hakim Ketua selesai memberikan pertanyaan, maka Hakim Ketua memberikan kesempatan kepada hakim–hakim anggota, Oditur Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 penuntut umum, dan penasehat hukum Terdakwa secara berturut – turut ntk mengajukan pertanyaan kepada Terdakwa. Dalam mengajukan pertanyaan tidak diperkenankan memberikan pertanyaan yang menjerat, yang bersifat sugestif, pertanyaan yang tidak ada hubungan dengan perkara yang bersangkutan, dan pertanyaan yang tidak patut. f. Pemeriksaan Barang Bukti Setelah pemeriksaan semua Saksi dan Terdakwa selesai, Hakim Ketua memperlihatkan kepada Terdakwa semua barang buti dan menanyakan kepada Terdakwa apakah Terdakwa mengenal benda itu dan menanyakan sangkut paut benda itu dengan perkaranya untuk mengetahui kejelasan tentang peristiwanya. Namun bila dipandang perlu, barang bukti tersebut dapat diperlihatkan sebelum pemeriksaan semua Saksi dan Terdakwa selesai . g. Musyawarah Majelis Hakim Setelah semua acara pemeriksaan selesai, maka Hakim Ketua menyatakan pemeriksaan ditutup. Kemudian menunda sidang untuk memberikan kesempatan kepada Mjelis Hakim bermusyawarah guna mengambil putusan. Dalam pelaksanaan musyawarah Majelis Hakim, Hakim Anggota yang termuda dalam kepangkatan meberikan pandangan, pendapat, dan saran kemudian disusul oleh Hakim Anggota yang lainnya, dan Hakim Ketua adalah pemberi saran, pandangan dan pendapat dalam urutan terakhir. Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 Pelaksanaan pengambilan Putusan dalam musyawarah Majelis Hakim dicatat dalam buku himpunan putusan yang bersifat rahasia. Pada dasarnya putusan dalam musyawarah Majelis Hakim merupakan hasil pemufakatan secara bulat. h. Pengucapan Putusan Pengadilan Apabila Majelis berpendapat bahwa Terdakwa terbukti bersalah melakkan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka Pengadilan menjatuhkan hukuman pidana, namun apabila Terdakwa tidak terbukti bersalah sebagaimana didakwakan kepadanya, maka Pengadilan memutus bebas dari segala dakwaan. Putusan Pengadilan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, pada waktu Putusan harus diikuti dengan ketukan Palu satu kali, namun demikian Putusan Pengadilan belum mempunyai kekuatan hukum tetap, karena menurut Pasal 193 3 KUHP , perlu diberikan kesempatan kepada Terdakwa untuk mencabut kembali pernyataan menerima putusan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari sesudah Putusan dijatuhkan . Apabila dalam hal Terdakwa atau Oditur Penuntut umum mengajukan permohonan banding, maka Panitera membuat Akte Permohonan Banding. Segera setelah Putusan dijatuhkan, Petikan Putusan harus diberikan kepada terdakwa penasehat Hukumnya , Salinan Putusan diberikan kepada oditur dan Terdakwapenasehat hukum Terdakwa apabila diminta . Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 Setelah Putusan Pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap, maka Panitera membuat Akte Putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

E. Pelaksanaan Putusan

Dokumen yang terkait

Eksistensi Praperadilan Dalam Proses Hukum Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri Medan

2 79 144

Penyelesaian perkara tindak pidana perzinahan Yang dilakukan prajurit tni di pengadilan Militer ii 11 yogyakarta

1 26 78

Penerapan alat bukti pada proses penyelesaian tindak pidana insubordinasi Yang dilakukan oleh anggota tni dalam lingkungan peradilan militer (studi kasus di pengadilan militer ii 11 yogyakarta)

2 36 72

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Anggota TNI Di Lingkungan Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 2 17

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN Proses Penyelesaian Perkara Pidana Yang Dilakukan Oleh Anggota TNI Studi Kasus di DENPOM Salatiga, Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 2 12

PENDAHULUAN Proses Penyelesaian Perkara Pidana Yang Dilakukan Oleh Anggota TNI Studi Kasus di DENPOM Salatiga, Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 3 17

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Proses Penyelesaian Perkara Pidana Yang Dilakukan Oleh Anggota TNI Studi Kasus di DENPOM Salatiga, Pengadilan Militer II-10 Semarang.

1 2 29

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DENGAN PELAKU ANGGOTA TNI (Studi di Wilayah KODAM IV DIPONEGORO).

0 0 17

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERZINAHAN YANG DILAKUKAN PRAJURIT TNI DI WILAYAH HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERZINAHAN YANG DILAKUKAN PRAJURIT TNI DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG DAN PENGADILAN MILITER II-11 YOGYAKARTA.

0 0 12

PENDAHULUAN PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERZINAHAN YANG DILAKUKAN PRAJURIT TNI DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG DAN PENGADILAN MILITER II-11 YOGYAKARTA.

0 0 15