Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
BAB I P E N D A H U L U A N
A. Latar Belakang
Dalam menyelesaikan kasus Militer, militer memiliki hukum dan sistem peradilan yang bersifat khusus dan berbeda dengan hukum dan sistem Peradilan
Umum. Hukum Militer terdiri dari hukum formil dan hukum materil yang merupakan bagian integral dari sistem hukum Nasional. Hukum Militer adalah
landasan–landasan hukum khusus, tertulis maupun tidak tertulis yang pada pokoknya berlaku dilingkungan angkatan bersenjata dan lingkungan yang lebih
luas dalam keadaan tertentu terutama dalam keadaan darurat atau perang. Berdasarkan dari rumusan–rumusan pengertian Hukum Militer, pada
dasarnya Hukum Militer memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1
1. Merupakan hukum khusus yang bersifat mandiri di lingkungan militer.
Dikatakan bahwa karakteristik Hukum Militer merupakan hukum khusus yang bersifat mandiri adalah karena militer mempunyai hukum yang berbeda dari
instansi manapun. Tujuan perbedaan peraturan ini adalah agar militer dalam melakukan tugas dan kewajibannya dalam mempertahankan integritas
kedaulatan Bangsa dan Negara dapat dilakukan dengan semaksimal mungkin. 2.
Mengatur materi muatan yang berkaitan dengan soal-soal militer untuk kepentingan Pertahanan Negara.
1
Brigjen TNI H.A.Afandi, 2004, Faktor – faktor Non Hukum dalam Kasus Militer, hal 7
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Materi muatan dalam Hukum Militer kesemuanya adalah semata –mata hanya demi kepentingan Integritas Bangsa dan Negara, dimana militer selain
berpedoman kepada Hukum Militer yang tertulis, militer juga tidak mengabaikan azas tata kehidupan militer.
3. Berlaku didaerah tertentu dan dalam keadaan darurat berlaku juga pada
lingkungan yang lebih luas. Dalam hal ini, Hukum Militer yang dapat berlaku di daerah tertentu dan
dalam keadaan darurat berlaku juga pada lingkungan yang lebih luas adalah Huku m Militer pada saat pertempuran dimana pada saat terjadi pertempuran
Pengadilan yang berlaku adalah Pengadilan Militer pertempuran yang bersifat mobilitas mengikuti gerakan pasukan dan berkedudukanberdaerah hukum di
daerah pertempuran.
2
4. Bersumber pada Hukum Nasional dan Hukum Internasional
Huku m Militer bersumber pada Hukum Nasional adalah merupakan suatu keharusan , karena Hukum Militer adalah merupakan Sub Sistem pada Hukum
Nasional dimana Hukum Militer tersebut didasarkan pada norma–norma yang ada pada negara kita dan merupakan cerminan dari pertahanan Negara kita.
Sedangkan Hukum Militer yang bersumber pada Hukum Internasional adalah merupakan suatu bukti bahwa militer di Indonesia tidak berbeda dengan
militer di Negara lain yang memiliki satu tujuan yaitu menciptakan perdamaian dunia.
2
Kabul Arifin, Surjipto Mr, dan Sudjiwo, Keadaan Bahaya, Jakarta BAPPIT Pusat “Permata” , hal 89
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
5. Berlakunya Hukum Militer dalam keadaan darurat atau perang dapat
mengeleminisir untuk sementara waktu berlakunya peraturan–peratutan hukum tertentu yang seharusnya mengikat pada saat Negara berada dalam
keadaan normal. Karakteristik Hukum Militer tersebut menyebabkan sorotan tajam dari
berbagai kalangan masyarakat. Masyarakat menilai dalam banyak kasus militer seringkali tidak tersentuh oleh hukum dan Peradilan Militer dianggap sebagai
Lembaga Inpunitas lembaga yang tertutup untuk umum. Pandangan masyarakat ini sering kali tidak dilengkapi dengan data yang
akurat seperti kasus apa, dimana dan berapa kasus yang tidak tersentuh oleh hukum, dengan tidak jelasnya data tersebut maka kasus tersebut hanya bersifat
praduga dan sudah tentu tidak akan tersentuh oleh hukum dan pasti tidak akan ada penyelesaiannya.
Masih seputar pandangan masyarakat tentang kasus militer, banyak masyarakat menganggap bahwa Peradilan Militer tidak dapat diliput oleh media
massa, hal ini tidak benar karena Peradilan Militer sama dengan Peradilan lain yang menganut sistem terbuka untuk umum.
Mengenai intervensi kekuasaan militer dalam Peradilan Militer melalui komandan selaku Papera Perwira Penyerah Perkara yang juga menjadi
pandangan masyarakat bukanlah tidak dapat dijelaskan. Keberadaan komandan selaku Papera dalam sistim Peradilan mutlak diperlukan sebagai penerapan dari
azas Peradilan Militer yaitu azas kepentingan hukum dan azas kepentingan militer, oleh karena itu Papera diberikan kewenangan oleh Undang-undang untuk
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
melimpahkan perkara ke Pengadilan atau menutup perkara demi kepentingan hukum atau kepentingan Militer.
Dalam penjelasan Pasal 123 ayat 1 UU 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer dirumuskan alasan perkara ditutup demi kepentingan hukum antara lain :
3
1 Karena tidak cukup bukti.
2 Bukan merupakan tindak pidana.
3 Perkara Kadaluarsa.
4 TersangkaTerdakwa meninggal dunia.
5 Telah dibayar maximum denda yang ditentukan dalam undang–
undang, sepanjang ancaman pidananya berupa denda atau dalam delik aduan, pengaduannya telah dicabut.
Sedangkan alasan perkara ditutup demi kepentingan umummiliter adalah perkara tidak diserahkan ke pengadilan karena kepentingan Negarakepentingan
militer lebih dirugikan daripada perkara itu diserahkan ke Pengadilan. Pengadilan Militer di Indonesia dibawahi oleh Pengadilan Militer Tinggi.
Indonesia memiliki 3 Pengadilan Militer Tinggi yang membawahi Pengadilan– pengadilan Militer di Indonesia. Berikut adalah daftar wilayah hukum Pengadilan
Militer Tinggi dan Pengadilan–pengadilan Militer yang dibawahinya : Pengadilan Militer Tinggi I Medan membawahi :
1. Pengadilan Militer I-01 Banda Aceh
2. Pengadilan Militer I-02 Medan Tipe A
3. Pengadilan Militer I-03 Padang
3
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan militer , Pasal 45 – 46, hal 144
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
4. Pengadilan Militer I-04 Palembang
5. Pengadilan Militer I-05 Pontianak
6. Pengadilan Militer I-06 Banjarmasin
7. Pengadilan Militer I-07 Balikpapan
Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta membawahi : 1.
Pengadilan Militer II-08 Jakarta 2.
Pengadilan Militer II-09 Bandung 3.
Pengadilan Militer II-10 Semarang 4.
Pengadilan Militer II-11 Yogyakarta Pengadilan Militer Tinggi III Surabaya membawahi :
1. Pengadilan Militer III-12 Surabaya
2. Pengadilan Militer III-13 Madiun
3. Pengadilan Militer III-14 Denpasar
4. Pengadilan Militer III-15 Kupang
5. Pengadilan Militer III-16 Makasar
6. Pengadilan Militer III-17 Manado
7. Pengadilan Militer III-18 Ambon
8. Pengadilan Militer III-19 Jayapura
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam hal penyelesaian perkara, Pengadilan Militer sering dianggap sebagai lembaga Inpunitas yang tidak
tersentuh oleh hukum dan sering juga dianggap sebagai Pengadilan yang tertutup untuk umum untuk menyangkal hal tersebut diperlukan data yang menegasan
bahwa Pengadilan Militer bukan tidak pernah bersidang, untuk itu Penulis juga
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
menyertakan Data Penyelesaian perkara pada Pengadilan Militer I-02 Medan di Tahun 2005 dan Tahun 2006 .
Tabel 1 DATA PENYELESAIAN PERKARA PADA TAHUN 2005
N O
BULAN PERKARA PIDANA MILITER
KETER ANGAN
KEJAHATAN PELANGGARAN
SISA AWAL
MASUK PUTUS
SISA AKHIR
SISA AWAL
MASUK PUTUS
SISA AKHIR
1 JANUARI
83 14
26 71
12 5
6 11
2 FEBRUARI
70 18
34 54
--- ---
--- ---
3 MARET
54 20
15 59
9 ---
2 7
4 APRIL
59 30
--- 89
--- ---
--- ---
5 MEI
89 28
37 80
--- ---
--- ---
6 JUNI
83 9
--- 92
--- ---
--- ---
7 JULI
92 29
8 113
--- ---
--- ---
8 AGUSTUS
113 12
16 109
15 3
2 16
9 SEPTEMBER
109 10
32 87
--- ---
--- ---
10 OKTOBER
87 21
11 97
--- ---
--- ---
11 NOVEMBER
97 20
6 111
--- ---
--- ---
12 DESEMBER
111 32
22 121
--- ---
--- ---
JUMLAH 1.047
243 207
1.083 36
8 10
34
Sumber : Pengadilan Militer I-02 Medan
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
Tabel 2 DATA PENYELESAIAN PERKARA PADA TAHUN 2006
N O
BULAN PERKARA PIDANA MILITER
KETER ANGAN
KEJAHATAN PELANGGARAN
SISA AWAL
MASUK PUTUS
SISA AKHIR
SISA AWAL
MASUK PUTUS
SISA AKHIR
1 JANUARI
121 20
48 93
11 ---
11 ---
2 FEBRUARI
93 13
58 48
--- 7
--- 7
3 MARET
44 38
--- 82
7 ---
7 ---
4 APRIL
82 34
6 110
--- ---
--- ---
5 MEI
108 32
48 92
--- ---
--- ---
6 JUNI
92 24
23 93
--- ---
--- ---
7 JULI
90 22
11 101
--- 16
--- 16
8 AGUSTUS
101 18
13 106
16 ---
16 ---
9 SEPTEMBER
106 18
22 102
--- ---
--- ---
10 OKTOBER
102 8
32 78
--- ---
--- ---
11 NOVEMBER
78 15
22 71
--- ---
--- ---
12 DESEMBER
71 12
19 64
--- 3
--- 3
JUMLAH 1.088
254 302
1.040 34
26 41
19
B. Perumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan pada latar belakang bahwa pada dasarnya Pengadilan Militer memiliki karakteristik tersendiri dan karakteristik ini banyak
menimbulkan pandangan di masyarakat, maka perumusan masalah dalam skripsi ini adalah mengenai :
Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007.
USU Repository © 2009
1. Bagaimana pengalihan organisasi, administrasi, dan finansial
Pengadilan Militer ke Mahkamah Agung R.I. 2.
Kendala–kendala yang dihadapi dalam peralihan Organisasi, administrasi dan finansial Pengadilan Militer ke Mahkamah Agung
R.I. 3.
Bagaimana proses penyelesaian perkara dalam Lingkungan TNI khususnya pada Pengadilan Militer I-02 Medan.
C. Tujuan dan manfaat penulisan