Kasus Perkara Militer Nomor. 215-KPM.1-02IX2006

Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009

BAB IV KASUS DAN ANALISIS KASUS

Dari uraian pada bab-bab sebelumnya terkait dengan proses hukum penanganan perkara tindak pidana di Pengadilan Militer membat penulis merasa tertarik untuk membahas satu kasus yang telah diputuskan oleh Hakim Pengadilan Militer 1-02 Medan. Kasus tersebut adalah perkara pidana Militer Nomor: 215- KPM.1-02IX2006 dengan terdakwa bernama Khairul Anwar Tarigan. Dari berkas perkara tersebut penulis mengetahui bahwa Khairul Anwar Tarigan telah didakwa melakukan kejahatan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 87 ayat 1 ke -2 jo ayat 2 KUHPM Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer dimana Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut; Yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa izin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari, dalam waktu perang lebih lama dari empat hari maka seoang prajurut TNI dinyatakan telah Disersi militer. Untuk lebih jelasnya pada uraian-uraian berikutnya penulis akan menguraikan analisa kasus tersebut dan tentunya penulis akan memaparkan Kendala-kendala yang dihadapi penegak hukum dalam penyelesaian perkara tindak pidana militer.

A. Kasus Perkara Militer Nomor. 215-KPM.1-02IX2006

Hal yang akan dijabarkan mengenai kasus tindak pidana militer dengan nomor perkara 215-KPM.1-02IX2006 ini adalah mengenai kasus desersi yang pada Putusannya adalah Putusan In Absensia. Seperti yang telah dijabarkan pada Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 bab sebelumnya, Putusan In Absensia adalah merupakan Putusan yang di putus tanpa kehadiran Terdakwa dimana dalam hal ini Terdakwa yang dipanggil secara sah panggilan tersebut sebanyak tiga kali panggilan sidang tidak memenuhi panggilan tersebut. Putusan In Absensia ini adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 155 UU No.31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, dimana pada intinya Pasal tersebut menyebutkan bahwa walaupun Keterangan SaksiTerdakwa dibacakan dari Berita Acara Pemeriksaan maka nilainya adalah sama dengan apabila SaksiTerdakwa tersebut hadir di persidangan Sebelumnya perlu diketahui pula apa yang dimaksud dengan desersi. Desersi adalah Perbuatan seorang Militer yang dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin lebih lama dari tiga puluh hari. Kasus yang akan dibahas adalah kasus atas nama Khairul Anwar Tarigan, berikut adalah identitas dan penjabaran kasus desersi dengan Putusan In Absensia : Nama Lengkap : Khairul Anwar Tarigan Pangkat Nrp : Prada 31010010260879 Jabatan Kesatuan : Ta Yonif-125Smb Yonif-125Smb Tmpt Tgl Lahir : Aceh Tenggara 28-8-1979 Kewarganegaraan : Indonesia Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat tempat tinggal : Asmil Yonif-125Smb Terdakwa mulai meninggalkan Kesatuan tanpa ijin yang sah dari Dan Sat Komandan Satuannya sesuai dengan surat keterangan absensi Dan Yonif mulai tanggal 10 Juni 2005. Dalam perkaranya, Terdakwa memiliki 2 orang Saksi yaitu Kopda Khairul Bahri dan Praka Agus Kuswadi. Kedua Saksi Terdakwa kenal dengan Terdakwa dalam hubungan dinas dan tidak ada hubungan Keluarga. Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 Pada persidangan, Saksi I mengutarakan bahwa Terdakwa sudah meninggalkan Kesatuannya tanpa ijin yang sah sejak tanggal 10 Juni 2005 sampai dengan tanggal 30 Agustus 2005 dan Kesatuan juga telah berupaya mencari Terdakwa. Sedangkan Saksi II mengutarakan bahwa Terdakwa benar telah meninggalkan Kesatuan tanpa ijin yang sah karena Terdakwa sewaktu mengikuti kegiatan Kompi latihan Terdakwa melakukan pemukulan terhadap temannya di tenda yang bernama Prada Deni yang pada saat itu sedang tidur dengan sebuah patok tenda besi di bagian kepala sebanyak dua kali sehingga sampai dirawat di RSPAD dan semenjak itulah Terdakwa meninggalkan Kesatuan dengan cara diam-diam melalui pagar belakang Kesatuan. Atas Tindak Pidana yang dilakukannya, Terdakwa dituntut dengan Pasal 87 ayat 1 jo ayat 2 KUHPM yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa Terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana “Desersi” yang oleh karena Oditur Militer menuntut Terdakwa dengan pidana pokok selama 1 satu tahun 2 dua bulan dan pidana tambahan dipecat dari dinas Militer. 27 Berdasarkan hal–hal yang diuraikan diatas adalah merupakan fakta-fakta yang diperoleh dipersidangan dan dengan mengingat Pasal 87 ayat 1 ke-2 jo ayat 2 KUHPM jo Pasal 26 KUHPM jo Pasal 143 jo Pasal 190 ayat 2 UU No. 31 Tahun 1997 dan ketentuan-ketentuan displin militer, Sehingga Mejelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti secara sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah melakukan tindak pidana “Dengan sengaja melakukan ketidak 27 Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Mayor Utama Ulinta br Tarigan,SH sebagai Hakim Peradilan Militer Medan pada tanggal 23-06-2007 Icke Dina Putri K. Sitepu : Proses Penyelesaian Perkara Pidana Di Lingkungan Tni Studi Pada Pengadilan Militer Medan, 2007. USU Repository © 2009 hadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari”, dan atas tindak pidana tersebut maka Majelis Hakim memutuskan memidana Terdakwa dengan Pidana pokok penjara selama 1 satu tahun 2 dua bulan dan pidana tambahan dipecat dari dinas Militer, dan memerintahkan agar Terdakwa ditahan apabila suatu hari nanti ditemukan.

B. Analisa Kasus

Dokumen yang terkait

Eksistensi Praperadilan Dalam Proses Hukum Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri Medan

2 79 144

Penyelesaian perkara tindak pidana perzinahan Yang dilakukan prajurit tni di pengadilan Militer ii 11 yogyakarta

1 26 78

Penerapan alat bukti pada proses penyelesaian tindak pidana insubordinasi Yang dilakukan oleh anggota tni dalam lingkungan peradilan militer (studi kasus di pengadilan militer ii 11 yogyakarta)

2 36 72

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Anggota TNI Di Lingkungan Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 2 17

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN Proses Penyelesaian Perkara Pidana Yang Dilakukan Oleh Anggota TNI Studi Kasus di DENPOM Salatiga, Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 2 12

PENDAHULUAN Proses Penyelesaian Perkara Pidana Yang Dilakukan Oleh Anggota TNI Studi Kasus di DENPOM Salatiga, Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 3 17

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Proses Penyelesaian Perkara Pidana Yang Dilakukan Oleh Anggota TNI Studi Kasus di DENPOM Salatiga, Pengadilan Militer II-10 Semarang.

1 2 29

PROSES PENYELESAIAN PERKARA PIDANA DENGAN PELAKU ANGGOTA TNI (Studi di Wilayah KODAM IV DIPONEGORO).

0 0 17

PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERZINAHAN YANG DILAKUKAN PRAJURIT TNI DI WILAYAH HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERZINAHAN YANG DILAKUKAN PRAJURIT TNI DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG DAN PENGADILAN MILITER II-11 YOGYAKARTA.

0 0 12

PENDAHULUAN PENYELESAIAN PERKARA PIDANA PERZINAHAN YANG DILAKUKAN PRAJURIT TNI DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG DAN PENGADILAN MILITER II-11 YOGYAKARTA.

0 0 15