Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

pengaruh positif dan negatif terhadap kepribadian anak. Karena lingkungan masyarakat memiliki tingkat akulturasi yang tinggi, maka kontrolsosial yang kuat dari masyarakat sangat dibutuhkan, sehingga masyarakat juga menyadari tentang arti pentingnya membentuk suatu masyarakat yang tentram dan damai. Kemudian pendidikan Islam itu memberikan bimbingan secara sadar dari pendidik orang dewasa kepada anak yang masih dalam proses pertumbuhannya berdasarkan norma-norma yang Islami agar berbentuk kepribadian muslim. Sebagaimana dijelaskan oleh Abdul Kholiq dalam bukunya Pemikiran Pendidikan Islam, bahwa “Pendidikan anak-anak adalah bagian dari pendidikan individu yang mendasar yang bertujuan menyiapkan dan membina setiap individu supaya menjadi anggota masyarakat yang berguna dan menjadi insan soleh di dalam hidup masyarakat”. 5 Anak adalah generasi yang akan meneruskan orang tuanya. Apabila orang tua mempunyai sejarah yang baik, maka sebaiknya anak mempunyai sejarah yang lebih baik lagi, sehingga rentetan generasi dari yang tua kepada yang muda menjadi lebih baik. jika keadaan anak sama dengan orang tua, maka tidak ada kemajuan. Yang menjadi permasalahan adalah siapa yang harus bertanggung jawab untuk menjadikan anak lebih baik dari orang tuanya. Agar anak lebih baik keadaan orang tuaya, maka harus mendapat pendidikan yang cukup. Dan yang bertanggung jwab dalam hal ini adalah orang dewasa. Terutama orang tuanya sendiri dan guru. Dalam agama Islam perlu diarahkan agar anak didik menjadi soleh, yang paling tepat untuk menjadikan anak yang soleh adalah pendidikan agama. kemudian untuk menjadi anak yang soleh, harus tahu norma tentang yang baik dan buruk. Untuk mengetahui norma tersebut, anak harus mendapat pendidikan agama, karena agama memberikan norma-norma yang pasti dan mutlak mengenai baik dan buruk, serta benar dan salah yang akan berlaku sepanjang masa. 5 Abdul Kholiq dkk, Pemikiran Pendidikan Islam Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, 1999, h. 56 Para pemuda pada zaman sekarang adalah anak-anak yang telah beranjak dewasa. Mereka adalah buah dari tanaman yang telah disirami pada tahun-tahun lalu. Karena itu kita harus mengerahkan segenap perhatian dan dukungan, juga mempelajari masa yang mendasar masa ini agar bisa menjadi akar yang kokoh bagi remaja. Pendidikan anak pada masa balita adalah yang sungguh-sungguh membentuk karakteristik pemuda. Kekuatan dasar yang harus dilakukan dalam mendidik pemuda. Jika tidak dilakukan sejak dini masa kanak-kanak, maka akan sia-sialah usaha yang dikerahkan untuk memperbaiki pemuda dan hilanglah kaidah yang difokuskan padanya. Kemudian menurut Imam Abu Khamid, “sesungguhnya anak itu adalah amanah dari Allah yang harus dibina, dipelihara dan diurus secara seksama dan sempurna agar kelak menjadi insan kamil, berguna bagi agama, bangsa dan Negara dan secara khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua, penenang hati ayah dan bunda serta sebagai kebanggaan keluarga”. 6 Semua pengharapan yang positif dari anak tersebut tidaklah dapat terpenuhi tanpa adanya bimbingan yang memadai, selaras dan seimbang dengan tuntutan dan kebutuhan fitrah manusia secara kodrati. Dan semua itu tidak akan didapatkan secara sempurna kucuali pada ajaran Islam. Karena bersumber pada wahyu Illahi yang paling mengerti tentang hakikat manusia sebagai makhluk ciptaanNya . Banyak orang tua yang mempercayakan seratus persen pendidikan agama bagi anaknya kesekolah. Karena disekolah ada pendidikan agama dan ada guru agama. Orang tua agaknya merasa bahwa upaya itu telah mencukupi. Ada sebagian orang tua yang menambah pendidikan agama islam bagi anaknya dengan cara menitipkan anaknya kepesantren sungguhan, pesantren kilat atau mendatangkan guru agama kerumah. Dengan cara itu mereka akan menjadi orang yang beriman dan bertaqwa. Tindakan orang tua seperti itu merupakan tindakan yang benar, tetapi itu ternyata belum mencukupi. 6 Imam Abu Khamid Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin, Juz 7, jilid III, 1980, hlm.130. Suatu proses pendidikan akan berhasil apabila diantara kelompok yang ada keluarga, sekolah, dan masyarakat saling bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif. 7 Rumah tangga keluarga merupakan satuan sosial terkecil. Bapak dan ibu berfungsi sebagai pendidik kodrati. Artinya secara kodrat mereka adalah pendidik bagi anak-anaknya. Dan dengan demikian beban yang diberikan kepada keduanya, agar bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya yang memang tumbuh dari naluri orang tuanya faktor bawaan. Ayah dan ibu memiliki pengaruh penting dan dampak langsung terhadap perjalanan nasib dan masa depan anak-anak mereka, baik pengaruh pada masa kanak-kanak, remaja maupun dewasa. Lantaran itu Islam menganggap tugas pendidikan anak sebagai suatu kewajiban yang harus didahulukan. Islam secara tegas dan jelas telah mengajarkan bahwa pembangunan masyarakat harus diawali dari kehidupan terkecil yakni kehidupan perseorangan dalam sebuah keluarga. Allah berfirman dalam Surat At-Tahrim ayat 66;                         Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. QS. At Tahrim 66:6 Sebagian ulama berpendapat bahwa itu termasuk di dalamnya anak-anak, karena anak-anak merupakan bagian darinya keluarga dan peran keluarga disini sangatlah penting. Maka harus diajarkan halal dan haram, menjauhkan dari maksiyat dan dosa-dosa. Dari berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan, bahwasannya pendidikan agama itu harus diterapkan sejak masa kanak-kanak, karena kehidupan dan pendidikan masa kanak-kanak sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian dan juga keluarga, sekolah dan masyarakat harus saling mendukung. Apabila kehidupan anak diliputi oleh suasana kasih sayang yang dilandasi oleh pendidikan agama, maka anak akan menjadi sehat jasmani dan rohaninya. Namun menerapkan pembelajaran agama terhadap anak tidak semudah mengembalikan telapak tangan. Karena setiap anak mempunyai karakter yang beragam dengan permasalahan-permasalannya masing-masing. Semakin berkembangnya zaman, berkembang pula ilmu pengetahuan. Semua itu berpengaruh juga pada perkembangan anak, sehingga anak zaman sekarang lebih cenderung kritis dan selalu mempertanyakan apa yang membuatnya penasaran. Untuk itu para guru dan orang tua harus lebih cerdas dan kreatif dalam mendidik anak-anakya. Mendidik anak membutuhkan banyak pengetahuan mengenai konsep pendidikan untuk menerapkannya kepada anak-anak didik ketika di keluarga, sekolah, bahkan masyarakat agar si anak tumbuh menjadi pribadi yang baik, pintar dan solehsolehah. Baik guru maupun orang tua memerlukan konsep pendidikan yang tepat dan terarah agar dapat menjadi orang tua dan pendidik yang baik. Beberapa tokoh pendidikan mengemukakan pendapat terkait konsep pendidikan Agama Islam Pada anak seperti Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat yang mempunyai banyak karya-karya tentang pendidikan. Konsep pendidikan meliputi hakekat dari pendidikan agama Islam, kemudian tujuan pendidikan agama Islam, dasar pendidikan agama Islam, materi yang akan disampaikan dan metode yang digunakan pendidik kepada anak-anak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini diberi judul: Studi Komparasi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat terhadap Pendidikan Agama Islam Pada Anak

B. Identifikasi Masalah

1. Pentingnya Pendidikan Agama Islam pada anak dalam membentuk kepribadian 2. Cara Mendidik yang tepat dalam menyampaikan Pendidikan Agama Islam pada anak 3. Pemikiran Abdullah Nash Ulwan mengenai konsep pendidikan Agama Islam terhadap anak 4. Pemikiran Zakiah Darajat mengenai konsep pendidikan Agama Islam terhadap anak.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Pendidikan agama dalam membentuk kepribadian anak sangat beragam dari berbagai sudut, di antarnya pendidikan ketika di sekolah, pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak baik dari segi sikap segi maupun wawasan. Kemudian dalam kehidupan sehari- hari, dalam keluarga, ketika bergaul dengan teman-temannya, dan lain sebagainya. Selain itu, materi agama juga sangat penting diketahui dan dipahamai oleh guru ataupun orang tua agar dapat menyampaikannya kepada anak dengan baik. Untuk itu, Agar lebih terarah, konsep Pendidikan Agama Islam Pada Anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi pendidikan agama Islam, metode pendidikan agama Islam, dan Lingkungan pendidikan mencakup lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat. 2. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Bagaimana konsep Pendidikan agama Islam pada anak menurut Abdullah Nasih Ulwan dan Zakiah Darajat? b. Apa persamaan dan perbedaan konsep pendidikan agama Islam pada anak menurut Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui kensep pendidikan anak dalam Islam menurut Abdullah Nashih Zakiah Darajat b. Mengetahui persamaan dan perbedaan konsep pendidikan anak dalam Islam menurut pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat. c. Mengetahui konsep pendidikan yang relevan digunakan untuk mendidik anak saat ini. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan bagi para pendidik baik guru ataupun orang tua dalam mengenai konsep pendidikan anak dalam islam. Selain itu diharapkan pula dapat menjadi salah satu referensi terkait konsep metode pendidikan anak bagi para penulis dan peneliti di bidang pendidikan. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para guru dan orang tua dalam menerapkan pendidikan agama terhadap anaknya agar dapat membentuk kepribadian yang baik, intelektual, dan berakhlak mulia.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Islam 1. Pengertian Pendidikan Islam

Masalah pendidikan merupakan suatu kajian yang sangat menarik, karena pemahaman makna tentang pendidikan sendiri pun juga beragam. Perlu diketahui bahwa banyak sekali istilah-istilah dalam pendidikan itu sendiri. Seperti pengajaran, pembelajaran, pedagogi, pendidikan, pelatihan, dan lain sebagainya. Semua itu dapat dijumpai dalam buku-buku yang mengkaji tentang pendidikan. Istilah pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam masyarakat dan bangsa. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Marimba bahwa dalam pendidikan terdapat beberapa unsur, diantaranya yaitu: a. Usaha kegiatan yang bersifat bimbingan dilakukan secara sadar. b. Ada pendidik, pemimpin atau penolong. c. Ada peserta didik, anak didik. d. Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan. e. Dalam usaha itu terdapat alat-alat yang dipergunakan 1 Pemaknaan pendidikan menurut Marimba ini dikatakan terbatas, karena pemahaman arti tersebut hanya bersifat kelembagaan saja, baik dikeluarga, sekolah maupun masyarakat. Kenyataanya bahwa dalam proses menuju perkembangan yang sempurna itu seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh orang lain, tetapi ia juga menerima pengaruh dari selain manusia, contohnya dari perkembangan teknologi, dan lain-lain. Sementara itu, Menurut Arifin definisi pendidikan yang telah disepakati adalah “bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal”. 2 Lebih lengkapnya, menurut Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, “pendidikan adalah proses transinternalisasi pengetahuan dan nilai-nilai kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup”. 3 Dari pengertian pendidikan di atas, maka Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu subjek pelajaran yang diberikan kepada anak yang beragama Islam dalam rangka untuk mengembangkan keberagaman Islam bagi anak. Menurut Ahmadi, “pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subjek peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam”. 4 Adapun pendidikan Islam, menurut Al Qardhawi adalah “pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karenanya pendidikan Islam berupaya menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk 1 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: al Ma’arif, 1989}, hlm19. 2 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisiplinier, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 22 3 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, hlm. 27-28. 4 Ahmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1992, hlm. 20.