20 Shalat Menjadikan Hidup Bermakna tahun 1988 Penerbit YPI Ruhama
21 Kebahagiaan tahun 1988 Penerbit YPI Ruhama 22 Haji Ibadah yang Unik tahun 1989 Penerbit YPI Ruhama
23 Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental tahun 1989 Penerbit YPI Ruhama
24 Doa Menunjang Semangat Hidup tahun 1990 Penerbit YPI Ruhama
25 Zakat Pembersih Harta dan Jiwa tahun 1991 Penerbit YPI Ruhama 26 Remaja, Harapan dan Tantangan tahun 1994 Penerbit YPI Ruhama
27 Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah tahun 1994 Penerbit YPI Ruhama
28 Shalat untuk anak-anak tahun 1996 Penerbit YPI Ruhama. 29 Puasa untuk anak-anak tahun 1996 Penerbit YPI Ruhama.
30 Kesehatan Jilid I, II, III tahun 1971 Penerbit Pustaka Antara. 31 Kesehatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Jilid IV tahun
1974 Penerbit Pustaka Antara. 32 Kesehatan Mental dalam Keluarga tahun 1991 Penerbit Pustaka
Antara.
71
d. Konsep pendidikan agama pada anak menurut Zakiah Darajat 1 Materi pendidikan Agama pada Anak
a Pembinaan Iman dan Tauhid.
Dalam ayat 13, Luqman menggunakan kata pencegahan dalam meNashiati anaknya agar tidak menyekutukan Allah.
١ ٣
71
Tim Penerbitan Buku 70 Tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat, Perkembangan
Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia 70 tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat..., hlm. 62-64
”Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran padanya, “Wahai anakku Janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” QS. Luqman: 13.
72
Ayat ini menjelaskan bahwa pendidikan tauhid dilakukan dengan kata- kata, maka anak Luqman ketika itu telah berumur sedikitnya dua belas tahun.
Sebab kemampuan kecerdasan untuk dapat memahami hal yang abstrak maknawi terjadi apabila perkembangan kecerdasan mencapai ke tahap
mampu memahami hal-hal di luar jangkauan alat-alat indera, yaitu umur 12 tahun.
Syirik adalah sesuatu hal yang abstrak, tidak mudah dipahami oleh anak yang perkembangan kecerdasannya belum sampai pada kemampuan
tersebut. Lanjutan ayat tersebut adalah “Syirik itu adalah kezaliman yang besar”, maka untuk memahaminya diperlukan kemampuan mengambil
kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang diketahui. Biasanya kemampuan demikian, tercapai pada umur kira-kira 14 tahun. Maka umur anak Luqman
ketika itu sedikitnya 14 tahun. Pembentukan iman seharusnya mulai sejak anak dalam kandungan,
sejalan dengan pertumbuhan kepribadian. Berbagai hasil pengamatan pakar kejiwaan menunjukkan bahwa janin yang dalam kandungan, telah mendapat
pengaruh dari keadaan sikap dan emosi ibu yang mengandungnya. Hal tersebut tampak dalam perawatan kejiwaan, di mana keadaan keluarga, ketika
si anak dalam kandungan, mempunyai pengaruh terhadap kesehatan mental si janin di kemudian hari.
Oleh karena itu, pendidikan iman terhadap anak, sesungguhnya telah dimulai sejak persiapan wadah untuk pembinaan anak, yaitu pembentukan
keluarga, yang syarat-syaratnya ditentukan Allah di dalam beberapa ayat, di antaranya:
a Persyaratan keimanan QS. Al-Baqarah: 221 b Persyaratan akhlak QS. An-Nuur: 3
72
QS. Luqman: 13, Al-Qur’an dan Terjemahannya, hlm. 412