Tujuan dan Manfaat Penelitian
menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.”
5
Sementara itu, Hasan langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai”suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,
memindahkan kemampuan pengetahuan dan nilai-nilai islam yang dilaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal dan memetik hasilnya kelak diakhirat”.
6
Kemudian Bakir Yusuf Barmawi berpendapat, bahwa “pendidikan agama Islam bukanlah semata-mata pelajaran agama yang diberikan secara
sengaja dan teratur oleh guru sekolah saja. Akan tetapi yang terpenting adalah penanganan jiwa agama yang dimulai dari rumah tangga, sejak anak masih
kecil dengan membiasakan anak pada kebiasaan yang baik”.
7
Hal ini akan sangat berpengaruh pada perkembangan anak, karena pada usia anak-anak,
mereka akan menyerap arahan atau pembelajaran dengan baik. Keluarga dan masyarakat adalah lingkungan pendidikan yang banyak
mempengaruhi pribadi anak, sehingga keduanya itu juga bertanggung jawab terhadap pendidik anak. Keluarga adalah lingkungan yang pertama kali
dikenal anak, perhatian yang penuh dari orang tua untuk mendidik adalah suatu bekal yang sangat berharga untuk mengukir pribadi anak, sedangkan
masyarakat sebagai lingkungan yang lebih luas, maka memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap kepribadian anak. Karena lingkungan masyarakat
memiliki tingkat akulturasi yang tinggi, maka kontrol sosial yang kuat dari masyarakat sangat dibutuhkan, sehingga masyarakat juga menyadari tentang
arti pentingnya membentuk suatu masyarakat yang tentram dan damai. Menurut Marasudin Siregar, “Pendidikan Agama Islam adalah usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam menyakini, memahami dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan
latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam
5
Yusuf al Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al Banna, Terj. Bustami A.Gani ,Jakarta: Bulan Bintang, 1980, hlm 39.
6
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung: al Ma’arif, 1980,hlm 6.
7
Bakir Yusuf Barmawi, Pembinaan Kehidupan Beragama Islam pada Anak, Semarang: Dimas, 1993, hlm. 38.
hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.
8
Jadi pendidikan agama Islam tidak hanya mengajarkan syariat agama Islam pada anak untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-sehari, tetapi juga
mengajarkan bagaimana cara tenggang rasa dan menghormati agama lain. Karena hidup di Indonesia mempunya keberagaman suku dan agama, untuk itu
selain menjadi umat beragama yang baik, juga harus menjadi anak bangsa yang baik.
Kemudian menurut Nurcholis Madjid, “pendidikan agama adalah suatu pendidikan untuk pertumbuhan secara total terhadap seorang anak didik.
Pendidikan agama pada dasarnya tidak hanya dibatasi pada pengertian- pengertian konvensional dalam masyarakat”.
9
Sebenarnya pendidikan agama itu sangat luas dan mendalam, karena ini tidak hanya untuk mengetahui
pengetahuan agama agar anak dapat bersikap baik saja, melainkan tentang kebatinan atau kebutuhan rohani. Setiap manusia membutuhkan ketentraman
dalam hatinya. Dalam pendidikan agamalah mereka akan mendapatkannya. Berkaitan dengan pengertian pendidikan agama, maka Musthafa al-
Ghulayani berpendapat tentang fungsi pendidikan, yaitu: “Pendidik anak dalah menanamkan akhlak yang mulia dalam jiwa murid serta menyiraminya dengan
petunjuk dan nasehat, sehingga menjadi kecenderungan jiwa yang membuahkan keutamaan, kebaikan serta cinta bekerja yang berguna bagi
tanah air”.
10
Dan F.J.Mc Donald mengatakan: “Education in thesense used here, is aprocess or an activity which is directed at producing desirable changes in
thebehavior of human being”.
11
Maksudnya, pendidikan dalam pengertian
8
Marasudin Siregar, Pengelolaan Pengajaran Suatu Dinamika Profesi Keguruan”, dalam M. Chabib Thohadan Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah Eksistensidan Proses
Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm.180
9
Nurcholis Madjid, MasyarakatReligius, Jakarta: Paramadina, 2000, hlm. 93.
10
Musthafa al-Ghulayani, Idhah al-Nashiin, Pekalongan: Rajamurah, 1953, hlm. 189
11
F.J. Mc Donald, Educational Psychology, USA: Wadsworth Publishing, 1959, hlm, 4.