D. Prosedur Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analisis, metode yang dilakukan adalah:
1. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari literatur yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dengan mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan dengan bersumber pada buku-buku primer dan buku-buku
sekunder yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. 2. Teknik Pengelolahan data
Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklasifikasi data-
data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis, simpulkan dalam satu pembahasan yang utuh.
3. Analisa data Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu memaparkan masalah-masalah sebagaimana adanya, disertai argumen-argumen. Kemudian menguraikan susunan pembahasan kepada bagian
yang signifikan, setelah di analisis, dipadukan kembali unsur-unsur tersebut untuk mencapai suatu kesimpulan.
4. Teknik penulisan Teknik atau metode penulisan ini berpedoman pada Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.
69
BAB IV KOMPARASI PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN
DAN ZAKIAH DARAJAT A.
Persamaan Pendidikan Agama Islam pada Anak menurut Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat
1. Materi Pendidikan Agama Islam
Telah kita ketahui bahwa di era globalisasi ini atau di masa pendidikan modern telah terjadi dikotomi terhadap materi pendidikan agama Islam.
Penyelenggara pendidikan saat ini lebih mengedepankan penyampaian materi pendidikan umum dari pada pendidikan agama. Pendidikan Agama tidak lagi
menjadi perioritas utama dalam pengembangan pendidikan, sehingga perilaku- perilaku negatif marak terjadi di kalangan pelajar. Oleh karena itulah, bagaimana
pandangan Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat terhadap materi Pendidikan Agama Islam pada anak. Dalam hal ini peneliti akan memaparkan ide-
ide mereka terkait dengan materi pendidikan agama pada anak sebagai berikut: Materi pendidikan dalam pandangan Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah
Darajat dikaitkan dengan berbagai tanggung jawab orang tua atau pendidik terhadap anak. Secara rinci materi yang sama antara kedua tokoh ini meliputi:
pendidikan keimanan, moral, Intelektual, dan sosial. Hal ini dapat dilihat dari ungkapan Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat berikut:
Pendidikan dengan keimanan menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah mengikat anak-anak dengan dasar-dasar iman, rukun Islam dan dasar-dasar
syariah sejak anak mulai mengerti dan memahami sesuatu. Dalam hal ini pendidik berkewajiban untuk menumbuhkan dasar-dasar pendidikan keimanan dan ajaran
Islam kepada anak sejak masa pertumbuhannya dengan tujuan anak terikat dengan Islam, baik akidah maupun ibadah, dan hanya akan mengenal Islam sebagai
agamanya, al-Qur`an sebagai imamnya dan Rasulullah saw, sebagai pemimpin dan teladannya.
Dan cara penerapan Pendidikan keimanan dalam pandangan Ulwan meliputi: “Pertama, membuka kehidupan anak dengan kalimat Lâ Ilâha Illâ
Allâh, Kedua, mengenalkan hukum- hukum halal dan haram kepada anak agar anak setelah besar telah mengetahui perintah-perintah Allah dan mampu
melaksanakan, bahkan menjauhi larangan-Nya, Ketiga, menyuruh anak untuk beribadah pada usia tujuh tahun agar setelah besar cenderung mentaati Allah dan
bersandar kepada-Nya, Keempat, mendidik anak untuk mencintai Rasul, ahl al- bait dan membaca al-Quran”.
1
Sedangkan pendidikan keimanan menurut Zakiah darajat mengenalkan dan menumbuhkan nilai-nilai tauhid kepada anak mulai dari kecil. Ketika anak lahir
kedunia segera dikumandangkan adzan dekat telinganya, agar pengalaman pertama lewat pendengarannya adalah kalimat-kalimat tauhid. Bayi yang baru
lahir memang belum mengerti arti kalimat tersebut, namun demikian dasar-dasar keimanan dan keislaman sudah masuk dalam hatinya.
Zakiah Daradjat juga sangat setuju jika seorang anak sejak kecil dibiasakan ikut serta dalam ibadah salat bersama orang tuanya. Sebab dengan
terbiasa melihat orang tuanya salat, maka anak akan ikut-ikutan menirukan gerakan salat dan membiasakan sholat dalam kehidupannya.
Jadi demikian pendidikan keimanan yang dimaksud Ulwan dan Zakiah adalah sebagai upaya pembentukan kekuatan akidah seorang anak agar menjadi
1
Abdullah Nashih Ulwan, Hatta Yalam al-Syabab, cet. ke-13, hal. 113-115.