Riwayat Pekerjaan dan Karya Abdullah Nashih Ulwan

j. Masy uliyah At-tarbiyatu Al-Jinsiyah 36 Dari karya-karya yang ditinggalkan oleh Abdullah Nashih Ulwan ternyata ia tidak hanya membahas tentang masalah agama saja tetapi ia juga membahas tentang masalah duniawi. Diperhatikan dari hasil karya yang telah dihasilkan oleh Abdullah Nashih Ulwan ternyata ia tidak hanya membahas tentang pendidikan anak saja. Abdullah Nashih Ulwan juga membahas tentang permasalahan agama, baik itu masalah zakat, hukum asuransi, dan lain sebagainya.

c. Pemikiran Abdullah Nashih ulwan tentang pendikan agama pada anak

1 Materi pendidikan agama pada anak Untuk mewujudkan generasi yang kokoh iman dan Islamnya. Abdullah Nashih Ulwan menekankan materi pendidikan yang bersifat mendasar dan universal. Materi-materi tersebut adalah: pendidikan iman, moral, fisik, intelektual, psikis, sosial, dan seksual. a Pendidikan Iman Yang pertama dalam memberikan materi kepada anak didik adalah dengan menanamkan keimanan. Yang dimaksud dengan pendidikan Iman adalah, mengikat anak dengan dasar-dasar keimanan sejak ia mengerti, membiasakannya dengan rukun Islam sejak ia memahami, dan mengajarkan kepadanya dasar-dasar syariat usia tamyiz. Yang dimaksud dengan dasar-dasar keimanan ialah, segala sesuatu yang ditetapkan melalui pemberitaan secara benar, berupa hakikat keimanan dan masalah ghaib, semisal beriman kepada Allah Swt.,beriman kepada para malaikat, beriman kepada kitab-kitab samawi, beriman kepada semua Rasul, beriman bahwa manusia akan ditanya oleh dua malaikat, beriman kepada siksa kubur, beriman kepada hari kebangkitan, hisab, surga, neraka, dan seluruh perkara gaib lainnya. 37 36 Ibid, hlm. 1120 37 Abdullahh Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam, trjm. Jamaluddin Miri Jakarta: Pustaka Amani, 2007, jilid II, hlm. 165 Pendidikan Iman yang dijelaskan oleh Abdullah nashih Ulwan telah merujuk pada ajaran Rasulullah, berikut rincian ajaran Rasulullah dalam hal pendidikan Iman: 1 Membuka kehidupan anak dengan kalimat “Laa Ilaaha Illallaah”, 2 Mengenalkan hukum halal-haram kepada anak Sejak Dini, 3 Menyuruh anak untuk beribadah ketika telah memasuki usia Tujuh Tahun, 4 Mendidik anak untuk mencintai Rasul, keluarganya, dan membaca Al- Qur an. 38 b Pendidikan Moral Abdullah Nashih Ulwan menempatkan pendidikan moral sebagai hal yang sangat penting. Pendidikan moral adalah serangkaian prinsip dasar moral dan keutamaan sikap serta watak tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak sejak masa pemula hingga menjadi seorang mukalaf. 39 Jika sejak masa kanak-kanaknya, ia tumbuh dan berkembang dengan berpijak pada landasan Iman kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, pasrah, meminta pertolongan dan berserah diri kepada-Nya, maka ia akan memiliki kemampuan dan bekal pengetahuan dalam menerima setiap keutamaan, kemuliaan, disamping terbiasa dengan akhlak mulia. Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan apa saja tanggung jawab pendidik atau orang tua pada pendidikan moral ini sebagai berikut: Dalam bidang moral ini, tanggung jawab mereka meliputi masalah perbaikan jiwa mereka, meluruskan penyimpngan mereka, mengangkat mereka dari seluruh kehinaan dan menganjurkan pergaulan yang baik dengan orang lain. 40 Pendidikan moral merupakan tanggung jawab yang besar bagi para pendidik, sehingga pendidikan moral perlu mendapatkan perhatian oleh para orang tua, wali dan pendidik. Hal ini sesuai dengan ungkapan Abdullah Nashih Ulwan sebagai berikut: Diantara etika dasar yang perlu mendapat perhatian dan perlu diterapkan oleh para orang tua dan pendidik di dalam 38 Abdullahh Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Fil Islam… hlm. 166-168 39 Ibid,. hlm. 193 40 Ibid,. hlm 199 mendidik anak-anak adalah membiasakan mereka berakhlak baik, sopan santun, dan bergaul dengan baik bersama orang lain. 41 c Pendidikan Fisik Diantara tanggung jawab lain yang diberikan Islam di atas pundak para pendidik, termasuk ayah, ibu, dan para pengajar, menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah tanggung jawab pendidikan fisik. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat, sehat, bergairah, dan bersemangat. Berikut ini adalah beberapa dasar-dasar ilmiah yang digariskan islam dalam mendidik fisik anak-anak, supaya para pendidik dapat mengetahui besarnya tanggung jawab dan amanat yang diserahkan Allah, diantaranya adalah: 1 Kewajiban memberi nafkah kepada keluarga dan anak 2 Mengikuti aturan-aturan yang sehat dalam makan, minum, tidur 3 Melindungi diri dari penyakit menular 4 Pengobatan terhadap penyakit 5 Merealisasikan prinsip-prinsip “tidak boleh menyakiti diri sendiri dan orang lain”. 6 Membiasakan anak berolah raga dan bermain ketangkasan Berolah raga dan bermain ketangkasan adalah anjuran agama Islam, dalam hal ini Abdullah Nashih Ulwan mengutib firman Allah dalam surat Al-Anfal: 60 sebagai berikut:       …  Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi … Qs. Al-Anfal:60 42 41 Ibid,. hlm. 238 42 Qs. Al-Anfal: 60, Al-Qur an dan Terjemahnya. Jakarta: PT. Syamil Cipta Media. Dari perintah tersebut, maka Islam menyerukan untuk mempelajari renang, memanah, dan menunggang kuda. 7 Membiasakan anak untuk zuhud dan tidak larut dalam kenikmatan 8 Membiasakan anak bersikap tegas dan menjauhkan diri dari pengangguran, penyimpangan, dan kenakalan Para pendidik, terutama para ibu, wajib memelihara anak-anak mereka sejak kecil, dan menamkan makna kejantanan tegas dan tidak kolokan, zuhud besahaja dan budi pekerti yang baik di dalam jiwa mereka. 43 Abdullah Nashih Ulwan juga tidak melupakan fenomena yang membahayakan dan dapat merusak kehidupan anak-anak, para remaja, pemuda, maupun orang dewasa. Bahaya ini harus diketahui dan diperhatikan serta diberitahukan oleh para pendidik, terutama orang tua dan mereka yang berhak mendapatkan pendidikan, sehingga mereka tidak terjerumus kedalamnya. Diantara fenomena tersebut ialah: 1 Merokok 2 Kebiasaan Onani 3 Minuman keras dan narkotika 4 Zina dan homoseksual 44 d Pendidikan Rasio Akal Pendidikan rasio atau akal merupakan pendidikan yang menjadikan Islam mengalami kemajuan karena terlahirnya para intelektual Islam yang ahli dalam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu mengembangkan potensi akal sangatlah penting, sebagaimana ungkapan Abdullah Nashih Ulwan,“yang dimaksud pendidikan rasio akal adalah, membentuk pola pikir anak dengan segala sesuatu yang bermanfaat, seperti: ilmu-ilmu agama, kebudayaan dan peradaban. Dengan demikian pikiran anak menjadi matang, bermuatan ilmu, kebudayaan, dan sebagainya. 43 Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad,… jilid I,hlm. 245-259 44 Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad,… hlm. 259