Kendali Mutu Hubungan Komite Sekolah dengan Sekolah

dalam jasa kesejahteraan, bahwa ”Mutu merupakan konsep yang licin”. Mutu mengimplikasikan hal-hal yang berbeda pada masing-masing orang. 24 Tak dapat dipungkiri bahwasannya setiap orang setuju terhadap peningkatan mutu pendidikan. Hanya saja, masalah yang muncul kemudian adalah kurangnya kesamaan makna tentang mutu tersebut. Membicarakan tentang pengertian kualitas atau mutu dapat berbeda makna bagi setiap orang, karena mutu memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung pada konteksnya. Dalam mendefinisikan mutu ada lima pakar utama dalam TQM Total Quality Managemen yang saling berbeda pendapat, tetapi memiliki maksud yang sama. Menurut Edward Sallis, mutu dapat dipandang sebagai sebuah konsep yang secara bersama-sama absolut sekaligus relatif. Konsep mutu yang absolut jika dikaitkan dengan konteks pendidikan, maka konsep sedemikian adalah elit, karena hanya sedikit institusi yang dapat memberikan pengalaman pendidikan dengan ”mutu tinggi” kepada peserta didik. Sebagian besar peserta didik tidak bisa menjangkaunya, dan sebagian besar institusi tidak berangan-angan untuk memenuhinya. 25 Sedangkan definisi relatif tersebut memandang mutu bukan sebagai atribut produk atau layanan, tetapi sesuatu yang dianggap berasal dari produk atau layanan tersebut. Mutu dapat dikatakan ada apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada. Mutu merupakan sebuah cara yang menentukan apaka produk terakhir sesuai dengan standar atau belum. 26 Lain halnya dengan konsep relatif yang memandang mutu, Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Tom Peters dan Nancy Austin, A Passkin For Excellence, 1985. Mutu 24 Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD , Cet. Ke-I, h. 50, 25 Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSoD , Cet. Ke-I,h. 52 26 Ibid, h. 53 Pendidikan Secara umum dapat dikatakan sebagai suatu gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan.

2. Standar Mutu Pendidikan

Ada beberapa prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan diantaranya sebagai berikut: a. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan kepala sekolah dalam bidang pendidikan. b. Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah ketidakmampuan mereka dalam menghadapi “kegagalan sistem” yang mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada. c. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan. Norma dan kepercayaan lama harus dirubah. Sekolah harus belajar bekerja sama dengan sumber-sumber yang terbatas. Para professional pendidikan harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global. d. Uang bukan kunci utama dalam usaha peningkatan mutu. Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staff, pengawas, dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, teamwork, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi. Uang tidak menjadi penentu dalam peningkatan mutu. e. Kunci utama dalam peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efesiensi, produktivitas dan kualitas layanan pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan baru atau model-model mengajar, membimbing, dan melatih dalam membantu perkembangan siswa. Demikian juga stafadministrasi, ia akan menggunakan proses baru dalam menyusun biaya, menyelesaikan maslah, dan mengembangkan program baru. f. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja yang bersifat global. Ketakutan terhadap perubahan, atau takut melakukan perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimana mengatasi tuntutan-tuntutan baru. g. Program penigkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian dan penyempurnaan. Budaya, lingkungan dan proses kerja tiap organisasi berbeda. h. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah sistem pengukuran. Dengan menggunakan sistem pengukuran memungkinkan para professional pendidikan dapat memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik terhadapa siswa, orang tua maupun masyarakat. i. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-program singkat. 27 Setelah memahami definisi mutu, maka diketahui pula apa saja yang termasuk dalam dimensi mutu. Garvin, seperti yang dikutip oleh M. N. Nasution 28 mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan 27 Nana Syaodih Sukmadinata. dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah, Bandung: PT. Refika Aditama, 2006, Cet. Ke-1, h. 9-11