Rencana Kerja SekolahMadrasah RKSM. RKSM adalah rencana kerja yang disusun bersama oleh sekolahmadrasah dan komite sekolahmadrasah.
Dengan adanya RKSM yang jelas, semua pihak
yang berkepentingan seperti orangtua, guru, pegawai, dan kepala sekolah sendiri
akan mengetahui: apa yang dibutuhkan oleh sekolah, apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki keadaan sekolah, maksud dan tujuan kegiatan
kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa tahun yang akan datang.
4
Dibentuknya komite sekolah merupakan konsekuensi perluasan makna partisipasi masyarakat serta menampung dan menyalurkannya dalam
penyelengaraan pendidikan pada tingkat sekolah. Selain itu adanya komite sekolah juga mewadahi partisipasi masyarakat dalam menciptakan suasana
dan kondisi
yang transparan,
akuntabel, dan
demokratis dalam
penyelengaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.
5
Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non profit dan non politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para
stakeholder pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggungjawab terhadap peningkatan kualitas
proses dan hasil pendidikan.
1. Peran Komite Sekolah
2. Peran Komite Sekolah dalam MBS
Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai model manajemen sekolah yang memberikan otonomi kepada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan langsung
4
Muhaimin. dkk, Manajemen Pendidikan Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan SekolahMadrasah, Jakarta: Kencana 2009, Cet. ke-I, h.200
5
Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Jakarta; CV. Sagung Seto, Cet. Ke-1, h. 62
semua warga sekolah dan masyarakat yang dilayani, dengan tetap selaras dengan kebijakan nasional tentang pendidikan.
6
MBS merupakan salah satu model manajemen pendidikan yang berbasis pada otonomi atau kemandirian sekolah dan aparat daerah dalam
menentukan arah, kebijakan, serta jalannya pendidikan di daerah masing- masing. Keberhasilan dalam pelaksanaan MBS sangat ditentukan oleh
perwujudan kemandirian manajemen pendidikan pada tingkatan kabupaten atau kota.
Gagasan
MBS sebenarnya merupakan jawaban atas tantangan pendidikan kita ke depan.
Selain itu MBS merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan produktif. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika
Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan masyarakat setempat. MBS
merupakan paradigma baru manajemen pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah, dan pelibatan masyarakat dalam kerangka
kebijakan pendidikan Nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa mengelola
sumber daya,
sumber dana,
sumber belajar
dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap
terhadap kebutuhan setempat. Dalam sistem MBS, semua kebijakan dan program sekolah
ditetapkan oleh Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan, badan ini merupakan lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat
daerah setempat, komisi pendidikan pada Dewan Perwakilan Daerah DPRD, pejabat pendidikan daerah, kepala sekolah, tenaga kependidikan,
perwakilan orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat. Lemabaga inilah yang menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-
ketentuan tentang pendidikan yang berlaku. Selanjutnya, komite sekolah perlu merumuskan dan menetapkan visi, misi, dan tujuan sekolah dengan
6
Ibid, H.30
berbagai implikasinya terhadap program-program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan sekolah.
7
3. Tujuan, Tugas dan Fungsi Komite Sekolah
Pembentukan dewan pendidikan sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan ditingkat
kabupaten sedangkan Komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan ditingkat satuan
pendidikan merupakan
langkah yang
positif dari
perencanaan pembangunan pendidikan di Negara ini.
Nanang Fatah dalam bukunya menjelaskan tujuan dibentuknya Komite sekolah yaitu adalah suatu organisasi “Masyarakat Sekolah” yang
mempunyai komitmen dan loyalitas serta peduli terhadap peningkatan kualitas peserta didik.
Menurut Bedjo Sujanto dalam bukunya tentang tujuan Komite sekolah, yaitu; pertama, mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa
masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan di satuan pendidikan. Kedua, meningkatkan tanggungjawab peran serta aktif dari
seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan. Ketiga, menciptakan suasana dan kondisi yang transparan,
akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.
8
Komite sekolah selaras dengan wewenangnya mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
7
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung; PT. REMAJA ROSDAKARYA, 2005, h.35
8
Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, Jakarta; CV. Sagung Seto, Cet. Ke-1, h. 62