memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu.
17
Dari beberapa fungsi dasar yang diungkapkan para tokoh komunikasi terlihat jelas bahwa fungsi komunikasi yaitu sebagai
fungsi sosial untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita dalam menikmati hidup kepuasan, dan fungsi
pengambil keputusan, yaitu memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada suatu saat tertentu.
c. Dukungan Keuangan
Dalam melaksanakan kegiatannya, sekolah memerlukan dukungan pembiayaan yang memadai. Pertanyaan mendasar yang
perlu dijawab dalam menjelaskan standar pembiayaan sekolah adalah: “bagaimana kondisi pembiayaan untuk pendidikan di sekolah baik
yang terkait dengan biaya investasi, biaya operasi, maupun biaya personal yang bersumber dari pemerintah maupun masyarakat?”.
Perencanaan keuangan sekolah sedikitnya mencakup dua kegiatan, yakni penyusunan anggaran, dan pengembangan Rencana
Anggaran Belanja Sekolah RAPBS. Penyusunan anggaran keuangan sekolah sering disebut
Anggaran Belanja Sekolah ABS, biasanya dikembangkan dalam format-format yang meliputi: 1 sumber pendapatan terdiri dari
UYHD, DPP, OPF; dan lain-lain; 2 pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana,
baha-bahan dan alat pelajaran honorarium dan kesejahteraan.
18
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan keuangan sekolah atau anggaran belanja sekolah menurut Morphet
1975 adalah sebagai berikut:
17
Elvinaro Ardianto. Bambang Q-Aneed, Filsafat Ilmu Komunikasi, Bandung; Simbiosa Rekatama Media Cet.I. h.3
18
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung; PT. REMAJA ROSDAKARYA, Cet. Ke-1, h. 198-199.
a. Anggaran belanja sekolah harus dapat mengganti beberapa
peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai dengan perkembangan kebutuhan pendidikan.
b. Merevisi peraturan dan input lain yang relevan, dengan
merancang pengembangan sistem secara efektif. c.
Memonitor dan menilai keluaran pendidikan secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan
tahap berikutnya. Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa
perencanaan keuangan sekolah dapat dikembangkan secara efektif jika didukung oleh beberapa sumber yang esensial, seperti: a sumber daya
manusia yang kompeten dan mempunyai wawasan luas tentang dinamika sosial masyarakat; b tersedianya informasi yang akurat dan
tepat waktuuntuk menunjang pembuatan keputusan; c menggunakan manajemen dan teknologi yang tepat dalam perencanaan; d
tersedianya dana yang memadai untuk menunjang pelaksanaan.
19
Pengembangan RAPBS pada umumnya menempuh langkah- langkah pendekatan dengan prosedur diantaranya pada tingkat
kerjasama dengan komite sekolah. Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk dalam organisasi,
dilakukan untuk melakukan rapat pengurus dan rapat anggota dalam rangka mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan sehubungan
dengan pengembangan RAPBS.
20
d. Kendali Mutu
Dari beberapa peran Komite Sekolah di lembaga pendidikan, kendali mutu merupakan faktor penting dalam meningkatkan mutu
yang berkesinambungan. dalam pengendalian mutu ini ada dua hal
19
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung; PT. REMAJA ROSDAKARYA, Cet. Ke-1, h. 200
20
Ibid, h. 201
yang penting untuk dibahas, prinsip pengendalian mutu dan proses pengendalian mutu.
Prinsip pengendalian mutu dalam rangka penjaminan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan didasarkan pada prinsisp-
prinsip tersebut. a.
Quality First,
yaitu seluruh
pikiran dan
tindakan kepalapimpinan pada berbagai tingkat organisasi atau unit di
satuan pendidikan harus mengutamakan atau memprioritaskan mutu.
b. Stakeholder-In,
yaitu seluruh
pikiran dan
tindakan kepalapemimpin pada berbagai tingkat organisasi atau unit di
satuan pendidikan harus ditujukan pada kepuasan stakeholders. c.
The Next Process is Our Stakeholder, yaitu setiap orang yang melakukan tugas dalam penyelanggaraan proses pendidikan di
sekolah harus menganggap pihak lain yang menggunakan hasil pelaksanaan tugasnya sebagai stakeholders yang harus
dipuaskan. d.
Speak with Data, yaitu setiap orang yang menyelenggarakan proses pendidikan di sekolah dalam melakukan tindakan dan
pengambilan keputusan harus didasarkan pada hasil analisis data yang akurat dan relevan.
e. Upstream Management, yaitu seluruh pengambilan keputusan
dalam menyelenggarakan proses pendidikan di sekolah dilakukan secara partisipatif.
21
Proses peengendalian mutu dalam rangka penjaminan mutu pendidikan di sekolah mengarah pada pengendalian mutu berbasis
Plan, Do, Check, Action PDCA. Proses ini sesuai dengan model pengendalian
mutu yang
sering digunakan
di lembaga
21
Rusman, Manajemen Kurikulum, Jakarta; Rajawali Pers, 2009, Cet. Ke-I, h.560-561
pendidikansekolah. Proses pengendalian mutu berbasis PDCA ini akan menghasilkan perbaikan berkelanjutan atas mutu pendidikan.
22
B. Mutu Pendidikan
Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walaupun demikian, sebagian
orang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk
diukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain, sehingga tidak aneh jika ada dua atau lebih
pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi yang baik.
Tapi suatu hal yang bisa kita yakini adalah mutu merupakan suatu hal yang membedakan antara yang baik dan yang sebaliknya. Bertolak dari
kenyataan tersebut, mutu dalam pendidikan akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan. Sehingga mutu jelas sekali
merupakan masalah pokok yang akan menjamin perkembangan sekolah dalam meraih status ditengah-tengah persaingan dunia pendidikan yang kian keras.
Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang bermutu yang memiliki standar mutu, dan sekolah yang bermutu akan menghasilkan
SDM yang bermutu pula.
1. Pengertian Mutu
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf atau derajat kepandaian, kecerdasan,
dan sebagainya .
23
Mutu memiliki pengertian yang bervariasi. Seperti yang dinyatakan Nomi Preffer dan Anna Coote setelah mereka berdiskusi tentang mutu
22
Ibid, h.561
23
Pusat pembinaan dan pengembangan Bahasa, depdikbud, kamus besar bahasa Indonesia, jakarta Balai Pustaka,1988 cet-I, h.604