Tabel 3.1 Distribusi Penyebaran Penduduk di Kota Medan Tahun 2005
No Kecamatan
Kelurahan Laki-laki
Perempuan Jumlah
Penduduk
1 Medan Tuntungan 9
32.214 33.413
65.645 2 Medan Johor
6 50.647
51.285 101.956
3 Medan Amplas 7
44.127 44.511
88.638 4 Medan Denai
12 65.808
59.697 125.505
5 Medan Area 12
54.644 55.788
110.432 6 Medan Kota
6 41.623
42.907 84.530
7 Medan Maimun 5
24.055 24.940
48.995 8 Medan Polonia
6 22.977
23.319 46.316
9 Medan Baru 6
20.550 22.865
43.415 10 Medan Selayang
6 38.570
39.213 77.783
11 Medan Sunggal 6
51.373 52.430
103.803 12 Medan Helvetia
7 64.301
63.843 128.144
13 Medan Petisa 6
33.752 36.026
69.778 14 Medan Barat
7 42.442
44.264 86.706
15 Medan Timur 11
55.986 56.902
112.888 16 Medan Perjuangan
9 48.030
49.669 97.699
17 Medan Tembung 7
67.536 66.997
97.699 18 Medan Deli
6 65.536
64.719 130.255
19 Medan Labuhan 5
44.850 44.395
89.245 20 Medan Marelan
6 45.162
43.628 88.790
21 Medan Belawan 6
46.667 45.214
91.881
Jumlah Total 151
960.477 966.043
1.926.520 Sumber : BPS, 2005
3.1.4 Perekonomian Kota Medan
Kota Medan mengemban fungsi regional yang luas, baik sebagai pusat pemerintahan maupun kegiatan ekonomi dan sosial yang mencakup bukan hanya
Propinsi Sumatera Utara tetapi juga wilayah propinsi Sumbagut. Adanya fungsi regional yang luas tersebut, ternyata telah menjadikan Kota Medan dapat
menyelenggarakan aktifitas ekonomi dalam volume yang besar. Kapasitas ekonomi yang besar tersebut ditunjukan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang
dicapai Kota Medan, yang selalu berada diatas pertumbuhan ekonomi daerah –
Universitas Sumatera Utara
daerah sekitarnya, termasuk dibandingkan dengan dicapai oleh Provinsi Sumatera Utara maupun Nasional.
Walaupun Kota Medan sempat mengalami pertumbuhan ekonomi negatif tahun 1998 - 20, namun selama tahun 2001 – 2005, ekonomi Kota Medan
dapat tumbuh kembali rata – rata sebesar 5,19. Ini merupakan indikasi bahwa betapapun beratnya dalamnya, krisis ekonomi yang melanda ekonomi Indonesia
dan Kota Medan khususnya, namun secara bertahap pada dasarnya Indonesia dan Kota Medan memiliki kemampuan untuk sembuh dan keluar dari krisis yang
sangat berat tersebut. Kapasitas ekonomi yang relatif besar tersebut juga ditunjukkan oleh nilai
uang PDRB Kota Medan yang saat ini telah mencapai Rp. 24,5 triliun, dengan pendapatan perkapita Rp. 12,5 juta, sektor tertier merupakan sektor sekunder
29,06, dan sektor primer 4,18. Jumlah volume kegiatan ekonomi ini, sekaligus memberikan kontribusi lebih kurangnya sebesar 21 bagi pembentukan
PDRB Propinsi Sumatera Utara. Dilihat dari capaian pertumbuhan ekonominya, pertumbuhan ekonomi Kota Medan juga memperlihatkan elastisitas yang tinggi
terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara artinya, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selalu menunjukan angka positif yang lebih besar dari pertumbuhan
ekonomi Propinsinya. Ini menunjukan bahwa Kota Medan masih merupakan mesin pembangunan bagi daerah – daerah lainnya di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2: Indikator Perekonomian Kota Medan INDIKATOR UTAMA EKONOMI KOTA MEDAN
KETERANGAN TAHUN
Penduduk 2.006.142 jiwa
PDRB 24,5 trilyun
Pertumbuhan ekonomi 5,49
Income perkapita Rp. 12.500.000
Tingkat inflasi 6,64
Jumlah tenaga kerja produktif 682.826 jiwa
Tingkat pengangguran 13,01
Total of export FOB, 000 US 2.229.125
Total of import CIF, 000 US 679.000,00
Major export : Lemak dan minyak nabati hewani, udang, kerang, kayu
lapis, aluminium, barang kesenian, ciklat, kopi, mineral mentah, dll.
Major import : Impor barang modal suku cadang asesoris kendaraan
bermotor, mesin peralatan industri khusus, alat elektronik, dll impor barang konsumsi, makanan ternak, beras,
aluminium, sayur segar, tembakau, dll
Partner : Malaysia, Jerman, Inggris, Singapura, RRC, Belanda,
Taiwan, Hongkong, dll. Sumber: Dinas perindustrian dan Perdagangan Kota Medan, 2003
3.2 Dinas Koperasi dan UKM Kota Medan 3.2.1 Sejarah Singkat Dinas Koperasi Kota Medan.