Indikator Pengukuran Evaluasi Kebijakan

1.5.3.3 Indikator Pengukuran Evaluasi Kebijakan

Menurut Tangkilisan 2003; 28, walaupun pengukuran evaluasi tersebut bervariasi, secara umum evaluasi kinerja kebijakan tersebut mengacu empat indikator pokok yaitu indikator input, process, outputs dan outcomes. Indikator input memfokuskan pada penilaian apakah sumberdaya pendukung dan bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan. Indikator input ini dapat meliputi sumberdaya manusia, uang atau infrastruktur pendukung lainnya. Menurut George Edwards Tangkilisan 2003 ; 55, sumberdaya ini terdiri dari Staf yang cukup dan memiliki keterampilan yang baik untuk melaksanakan berbagai tugas dan tanggungjawabnya dalam pekerjaan berhubungan dengan sumber daya manusia, informasi yang menjelaskan bagaimana para implementor melakukan kebijakan implementor perlu tahu apa yang harus dikerjakan ketika diberikan petunjuk untuk bertindak dan bentuknya seperti data berupa peraturan pemerintah serta fasilitas yang cukup. Sedangkan indikator proses memfokuskan pada penilaian bagaimana sebuah kebijakan ditransformasikan dalam bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat. Indikator ini meliputi aspek efektivitas dan efisiensi dari metode atau cara yang dipakai untuk melaksanakan kebijakan publik tertentu. Efektivitas menurut Dunn 2000; 610 dalam pengevaluasiannya harus bisa menjawab apakah hasil yang diinginkan telah dicapai ? dimana efektivitas ini berkenaan dengan apakah suatu alternatif mencapai hasil akibat yang diharapkan atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Efektivitas yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya. Rasionalitas teknis ini maksudnya adalah karakteristik pilihan yang Universitas Sumatera Utara bernalar yang meliputi pembandingan berbagai alternatif atas dasar kemampuan masing-masing memecahkan masalah-masalah publik secara efektif. Contohnya, kebijakan kesehatan yang efektif adalah kebijakan penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dengan asumsi bahwa kualitas pelayanan kesehatan adalah hasil yang bernilai tujuan. Sedangkan efisiensi adalah berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Dalam pengevaluasiannya, menurut Dunn, efisiensi hendaknya bisa menjawab pertanyaan seberapa banyak usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam hal ini efektivitas dan efisiensi saling berkaitan erat satu dengan yang lain. Efektivitas lebih melihat kepada hasiltujuan yang hendak dicapai sedangkan efisiensi melihat kepada berbagai usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sementara indikator outputs hasil, memfokuskan penilaian pada hasil atau produk yang dapat dihasilkan dari sistem atau proses kebijakan publik. Indikator hasil ini misalnya berapa orang yang berhasil mengikuti program tertentu, berapa penduduk miskin yang sudah terkover dalam kebijakan tertentu, demikian seterusnya. Dan terakhir indikator outcomes dampak, memfokuskan diri pada pertanyaan dampak yang diterima oleh masyarakat luas atau pihak yang terkena kebijakan. Perlu diketahui apakah tujuan yang dirumuskan memberi hasil akhir atau outcomes yang terbaik, tidak menjadi fokus dari evaluasi dalam proses pelaksanaan kebijakan monitoring. Monitoring berakhir pada saat target outputs tercapai. Penilaian didasarkan pada efisiensi dan ketepatan appropriate dalam Universitas Sumatera Utara pemanfaatan keseluruhan faktor pendukung supporting factors yang ada dalam proses pelaksanaan.

1.5.4 Pemberdayaan Kelembagaan Usaha Kecil dan Menengah