mendukung sehingga masyarakat sebagai pihak yang akan diberdayakan bukan hanya dijadikan objek, tapi lebih diarahkan sebagai subjek pelaksana.
1.5.2.4 Proses Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai suatu proses perlu adanya pengembangan dari keadaan yang tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna mencapai
kehidupan yang lebih baik. Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu mentransfer daya adalah dengan strategi peningkatan pendidikan dan
kesadaran Agar proses pemberdayaan sesuai dengan tujuannya, Adi 2001:32-33
mengatakan perlu adanya intervensi sosial yang dijabarkan melalui dua intervensi yakni internesi makro yaitu intervensi yang dilakukan di tingkat komunitas dan
organisasi sedangkan intervensi mikro adalah suatu intervensi yang dilakukan pada level individu, keluarga dan kelompok.
Dalam penerapannya dilapangan Adi 2001:160 menyatakan ada 2 dua pilihan pendekatan yang dapat dilakukan. Pendekatan direktif yang dilakukan
berdasarkan asumsi bahwa community worker tahu apa yang dibutuhkan dan yang baik bagi masyarakat, sedangkan pendekatan non direktif dilakukan berdasarkan
asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan baik bagi mereka.
Sesuai uraian di atas, dapat dikatakan proses pemberdayaan sebaiknya mampu mentransfer daya dengan upaya peningkatan kapasitas masyarakatnya
secara berkelanjutan dalam meningkatkan daya dan kemampuan yang ada baik
Universitas Sumatera Utara
secara individu, organisasi dan komunitas, yang merupakan upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
1.5.2.5 Pemberdayaan UKM
Pemberdayaan masyarakat mengacu kepada kata empowerment, yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh
kelompok masyarakat tersebut. Jadi, pendekatan pemberdayaan masyarakat bertitik berat pada pentingnya masyarakat yang mandiri sebagai suatu sistem yang
mengorganisir diri mereka sendiri sehingga diharapkan dapat memberi peranan kepada individu bukan sekedar objek, tetapi justru sebagai subjek pelaku
pembangunanan ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum.
Dalam kaitannya dengan UKM sebagai objek yang akan diberdayakan, pemberdayaan adalah upaya memberikan motivasi dorongan kepada UKM agar
mereka memiliki kesadaran dan kemampuan untuk menentukan sendiri apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang mereka hadapi.
Dalam hal ini, UKM berada dalam posisi yang tidak berdaya powerless. Posisi yang demikian memberi ruang yang lebih besar terhadap penyalahgunaan
kekuasaan yang berimplikasi keterpurukan UKM. Dengan demikian, UKM harus diberdayakan sehingga memiliki kekuatan posisi tawar empowerment of the
powerless. Pada intinya, pemberdayaan bukan membuat objek pemberdayaan makin
tergantung pada program-program pemberian charity. Karena tujuan akhirnya adalah memandirikan mereka, dan membangun kemampuan untuk memajukan
diri kearah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
Pemberdayaan masyarakat demikian juga terhadap UKM, bertitik tolak untuk memandirikan UKM agar dapat meningkatkan taraf hidupnya,
mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik mungkin, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Pemberdayaan masyarakat akan meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk menyampaikan kebutuhannya kepada instansi- instansi pemberi pelayanan.
Untuk memudahkan penulis memahami konsep pemberdayaan UKM penulis menyimpulkan bahwa: dari segi defenisi, penulis mengartikan
pemberdayaan UKM sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki sendiri oleh UKM. Jadi, pendekatan pemberdayaan UKM bertitik berat
pada pentingnya UKM yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri sehingga diharapkan dapat memberi peranan kepada individu
bukan sekedar pihak, tetapi justru sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum. Dalam
kaitannya dengan pelaku di bidang UKM sebagai objek yang akan diberdayakan, pemberdayaan adalah upaya memberikan motivasi dorongan kepada pelaku di
bidang UKM agar mereka memiliki kesadaran dan kemampuan untuk menentukan sendiri apa yang harus mereka lakukan untuk mengatasi
permasalahan yang mereka hadapi Dari segi prinsip, didalam melakukan pemberdayaan keterlibatan pelaku
UKM yang akan diberdayakan sangatlah penting sehingga tujuan dari pemberdayaan dapat tercapai secara maksimal. Program yang mengikutsertakan
UKM, memliki beberapa tujuan, yaitu agar bantuan tersebut efektif karena sesuai dengan kehendak dan mengenali kemampuan serta kebutuhan mereka, serta
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan keberdayaan empowering UKM dengan pengalaman merancang, melaksanakan dan mempertanggungjawabkan upaya peningkatan diri dan
ekonomi. Dari segi proses, pemberdayaan sebagai suatu proses perlu adanya
pengembangan dari keadaan yang tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Untuk meningkatkan kapasitas
UKM agar mampu mentransfer daya adalah dengan strategi peningkatan pendidikan dan kesadaran.
Penulis juga menambahkan tujuan dari pemberdayaan UKM dimana Undang-undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil secara tegas
menyatakan tujuan pemberdayaan usaha kecil adalah: 1 menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kecil menjadi usaha yang tangguh dan mandiri
serta dapat berkembang menjadi usaha menengah, dan 2 meningkatkan peranan usaha kecil dalam pembentukan produk nasional, perluasan kesempatan kerja dan
berusaha, peningkatan ekspor, serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkukuh struktur
perekonomian nasional.
1.5.3 Evaluasi Kebijakan 1.5.3.1 Beberapa Definisi Mengenai Evaluasi Kebijakan