Penyaluranpenarikan dana 2.1. Prosedur Dalam Pemberian Kredit

Kredit tanpa jaminan maksud nya adalah bahwa kredit yang diberikan bukan dengan jaminan barang tertentu. Biasanya diberikan kepada perusahaan yang terkenal dan professional sehingga kemungkinan kredit macet sangat kecil.

2.1.8. Prosedur Dalam Pemberian Kredit

Secara umum prosedur pemberian kredit menurut Khasmir adalah sebagai berikut: 1. Pengajuan berkas–berkas 2. Penyelidikan berkas pinjaman 3. Wawancara I 4. On the spot 5. Wawancara II 6. Keputusan kredit 7. Penandatanganan akad kredit perjanjian lainnya 8. Realisasi kredit 9. Penyaluranpenarikan dana 2.1.9. Resiko Kredit Setiap transaksi yang dilakukan bank, baik transaksi on balance sheet termasuk transaksi perkreditan, maupun transaksi off balance sheet mempunyai kendala atau resiko yang akan mempengaruhi kinerja bank bank performance, termasuk transaksi – transaksi perkreditan Mohammad, 1999:59. Universitas Sumatera Utara Resiko secara umum adalah kemungkinan kerugian atau kegagalan dalam bisnis perbankan. Resiko kredit merupakan salah satu yang dihadapi bank, disamping resiko likuiditas, resiko manajerial maupun resiko kekhilafan manusia. Resiko kredit umumnya mengambil bagian terbesar dalam bisnis bank komersial karena pinjaman dan investasi portefel biasanya merupakan bagian terbesar dalam aktiva mereka. Bahkan sekali pun tidak tepat benar, jumlah dan perputaran pinjaman dan investasi potefel sering kali dipakai indikator bagi mutu manajemen bisnis perbankan. Resiko kredit didefenisikan sebagai berikut: a. Resiko yang timbul karena ketidakpastian pelunasan pinjaman oleh nasabah debitur. Kegagalan memenuhi perjanjian pelunasan, sebagian atau seluruhnya, termasuk dalam jenis resiko ini. b. Resiko yang disebabkan oleh investasi yang tidak memberikan pendapatan atau investasi yang justru mengurangi aktiva modal. Banyak jenis resiko yang dihadapi oleh manajemen bank dalam bisnis perbankan. Secara garis besarnya dapat dibedakan kedalam resiko kredit yang disebabkan oleh: 1. Faktor–faktor yang relevan dengan kreditur dan debitur Dari pihak bank mungkin tidak bersikap hati–hati, sehingga kurang memperhatikan prinsip – prinsip pemberian kredit, atau resiko mungkin pula datang dari nasabah debitur, seperti kepailitan, meninggal dunia, penipuan, dan kejahatan lainnya. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor–faktor yang bersifat eksogein Perekonomian makro yang sedang dilanda oleh resesi atau depresi yang menyebabkan margin laba negatif dan pengangguran masal, pergolakan politik dan sosial seperti pemogokan dan kerusuhan, merupakan beberapa resiko kredit yang disebabkan oleh faktor – faktor eksogein. Sebagian tidak dapat dikendalikan karena berada di luar sistem. Ada beberapa strategi yang dapat ditempuh oleh perbankan dalam mengurangi resiko kredit, antara lain: a. Diversifikasi pinjaman atau portepel Dengan memperbanyak jenis pinjaman dan potepel, resiko kredit akan berkurang karena setiap pinjaman dapat saling mengkompensasi kemungkinan munculnya resiko. Dengan memperbanyak diversifikasi pinjaman bisnis perbankan bertujuan untuk memperluas alternatif pilihan bukan menguranginya. b. Penetapan standart kredit yang tinggi Dengan meningkatkan standart kredit yang harus dipenuhi oleh calon nasabah debitur, resiko kegagaglan dalam pemberian kredit dapat dikurangi, sekalipun mungkin banyak pelamar kredit yang mengundurkan diri atau mengurungkan niatnya untuk mengambil kredit. c. Asuransi pinjaman kepada perusahaan asuransi Sekalipun asuransi itu akan menambah biaya kredit, namun keamanannya pada umumnya lebih terjamin. Dengan mengutamakan kepentingan nasabah dan kepentingan bisnis perbankan, manajemen perlu mempertimbangkan manajemen resiko yang tepat. Universitas Sumatera Utara

2.2. Pengertian dan Ciri-Ciri Usaha Mikro

1. Usaha Mikro Usaha mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40KMK.062003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 100.000.000,00 seratus juta rupiah per tahun. Usaha mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp 50.000.000,00. 2. Ciri-ciri Usaha mikro Ciri–ciri usaha mikro adalah sebagai berikut: 1. Jenis barangkomoditi usahanya tidak terlalu tetap, sewaktu–waktu dapat berganti. 2. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu–waktu dapat pindah tempat. 3. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha. 4. Pengusaha atau SDM nya berpendidikan rata–rata sangat rendah, umumnya tingkat SD dan belum memiliki kewirausahaan yang memadai. 5. Umumnya tidak atau belum mengenal perbankan tetapi lebih mengenal rentenir. 6. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP. Contoh Usaha Mikro yaitu: 1. Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan, dan pembudi daya. Universitas Sumatera Utara