Berkaitan dengan pengertian bank syariah, Pasal 1 angka 7 Undang- undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah merumuskan bahwa :
“Bank syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.” Lembaga dan instrumen keuangan Islam tidak cukup sekedar
mengandalkan fanatisme emosional umat belaka tetapi haruslah dilengkapi dengan pendekatan universal. Jadi tidaklah cukup menawarkan dan mengajarkan
lembaga-lembaga keuangan Islam yang hanya menundukkan manusia semata- mata pada konteks tunggal hablum minallah melainkan juga memperhatikan
konteks hablum minannas.
C. Persyaratan Pendirian Bank Syariah
1. Pendirian Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS
Untuk mendirikan bank umum syariah menurut PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah modal disetor sekurang-kurangnya sebesar Rp.
1.000.000.000.000,00 satu trilyun rupiah. Sedangkan modal disetor untuk mendirikan BPRS menurut PBI No. 1123PBI2009 tentang Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah ditetapkan sekurang-kurangnya : a.
Rp. 2.000.000.000,00 dua milyar rupiah untuk BPRS yang didirikan di wilayah daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kabupaten Kota Tangerang,
Bogor, Depok, dan Bekasi;
Universitas Sumatera Utara
b. Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah untuk BPRS yang didirikan di
wilayah ibulota propinsi di luar wilayah tersebut pada huruf a di atas; c.
Rp. 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah untuk BPRS yang didirikan di luar wilayah pada huruf a dan huruf b di atas.
Menurut Pasal 6 PBI No. 113PBI2009, bank hanya dapat didirikan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia; atau warga negara
Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan, atau pemerintah daerah. Kepemilikan yang
berasal dari warga negara asing dan atau badan hukum asing tersebut setinggi- tingginya sebesar 99 sembilan puluh sembilan persen dari modal disetor bank.
Sedangkan menurut Pasal PBI No. 1123PBI2009, BPRS hanya dapat didirikan dan atau dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia
yang seluruh pemiliknya WNI, pemerintah daerah, atau dua pihak atau lebih dari pihak-pihak di atas.
Kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan. Ketentuan modal sendiri
bersih wajib dipenuhi pada saat badan hukum yang bersangkutan melakukan penyetoran modal untuk pendirian bank atau pada saat badan hukum yang
bersangkutan melakukan penambahan modal disetor bank. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank dilarang :
a. berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apa pun dari
bank atau pihak lain; dan atau
Universitas Sumatera Utara
b. berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah termasuk,
dari, dan, untuk tujuan pencucian uang money laundering. Yang dapat menjadi pemilik bank adalah pihak-pihak yang :
a. tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang menjadi pemegang
saham dan atau pengurus bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;
b. menurut penilaian Bank Indonesia, yang bersangkutan memiliki integritas
yang baik yaitu : memiliki akhlak dan moral yang baik, mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap pengembangan operasional bank yang sehat. Menurut Pasal 2 PBI No. 113PBI2009, bentuk badan hukum suatu bank
adalah Perseroan Terbata. Pasal 4 menjelaskan bahwa bank hanya dapat didirikan dengan izin Bank Indonesia dalam dua tahap : a persetujuan prinsip, yaitu
persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank, dan b izin usaha, yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank setelah persiapan
pendirian bank selesai dilakukan Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip tersebut pada Bank
Umum Syariah harus disertai dengan dokumen sebagai berikut ini :
103
1. akta pendirian atau rancangan akta pendirian badan hukum Perseroan Terbatas
PT, termasuk anggaran dasar atau rancangan anggaran dasar; 2.
daftar pemegang saham; 3.
daftar calon anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan anggota DPS;
103
Surat Edaran Bank Indonesia No. 119DPbS perihal Bank Umum Syariah tanggal 7 April 2009.
Universitas Sumatera Utara
4. rencana susunan dan struktur organisasi serta nama-nama calon pejabat
sampai dengan tingkat Pejabat Eksekutif; 5.
studi kelayakan mengenai peluang besar dan potensi ekonomi; 6.
rencana bisnis business plan; 7.
rencana korporasi corporate plan berupa rencana strategis jangka panjang dalam rangka mencapai tujuan bank;
8. pedoman manajemen risiko termasuk pedoman risk control system, rencana
sistem pengendalian intern, rencana sistem teknologi informasi yang digunakan, dan pedoman mengenai pelaksanaan tata kelola perusahaan yang
baik Good Corporate Governance; 9.
sistem dan prosedur kerja yang lengkap dan komprehensif yang digunakan dalam kegiatan operasional bank;
10. bukti setoran modal paling kurang 30 tiga puluh persen dari modal
disetor; 11.
surat pernyataan dari pemegang saham bahwa sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank :
a. tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun
dari bank dan atau pihak lain; dan atau b.
tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang money laundering. Menurut Pasal 8 PBI No. 113PBI2009, persetujuan atau penolakan atas
permohonan persetujuan prinsip diberikan selambat-lambatnya 60 enam puluh hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. Dalam rangka
memberi persetujuan atau penolakan, Bank Indonesia melakukan :
Universitas Sumatera Utara
a. penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen;
b. analisis yang mencakup antara lain tingkat persaingan yang sehat antar bank
dan Unit Usaha Syariah, tingkat kejenuhan jumlah bank dan Unit Usaha Syariah, serta pemerataan pembangunan ekonomi nasional; dan
c. uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test terhadap calon Pemegang
Saham Pengendali, calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota direksi, serta wawancara terhadap calon anggota Dewan Pengawas Syariah.
Selain itu, pihak-pihak yang mengajukan permohonan pendirian bank wajib melakukan presentasi kepada Bank Indonesia mengenai keseluruhan rencana
pendirian bank. Persetujuan prinsip ini berlaku untuk jangka waktu 1 satu tahun terhitung
sejak tanggal persetujuan prinsip diterbitkan.
104
Pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip dilarang melakukan kegiatan usaha perbankan, sebelum
mendapat izin usaha.
105
Apabila setelah jangka waktu yang ditentukan pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip belum mengajukan permohonan izin usaha
kepada Gubernur Bank Indonesia, maka persetujuan prinsip yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku.
106
104
Pasal 9 ayat 1 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
105
Pasal 9 ayat 2 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
106
Pasal 9 ayat 3 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 119DPbS perihal Bank Umum Syariah, permohonan untuk mendapatkan izin usaha diajukan oleh pihak
yang telah mendapat persetujuan prinsip kepada Gubernur Bank Indonesia dan wajib disertai dengan :
Universitas Sumatera Utara
1. akta pendirian badan hukum Perseroan Terbatas PT, yang memuat anggaran
dasar yang disahkan oleh instansi yang berwenang; 2.
daftar pemegang saham, dalam hal terjadi perubahan pemegang saham; 3.
daftar calon anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan anggota DPS, dalam hal terjadi perubahan calon anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan
atau DPS; 4.
fotocopi Kartu Izin Tinggal Terbatas KITAS atau Kartu Izin Tinggal Tetap KITAP dari instansi berwenang bagi warga negara asing yang menjadi calon
anggota Direksi; 5.
fotocopi Kartu Izin Tinggal Terbatas KITAS atau Kartu Izin Tinggal Tetap KITAP dari instansi berwenang bagi warga negara asing yang menjadi calon
anggota Dewan Komisaris dan bermaksu menetap di Indonesia; 6.
fotocopi surat izin bekerja dari instansi berwenang bagi warga negara asing yang menjadi calon anggota Direksi dan atau calon anggota Dewan
Komisaris; 7.
rencana susunan dan struktur organisasi, studi kelayakan, rencana bisnis, rencana korporasi, pedoman-pedoman, serta sistem dan prosedur kerja, dalam
hal terjadi perubahan; 8.
bukti pemenuhan modal disetor minimum; 9.
surat pernyataan dari pemegang saham bahwa pemenuhan modal disetor tidak berasal dari sumber dana yang dilarang; dan
10. bukti kesiapan operasional.
Universitas Sumatera Utara
Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha diberikan selambat-lambatnya 60 enam puluh hari setelah dokumen permohonan diterima
secara lengkap.
107
Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan, Bank Indonesia melakukan :
108
a. penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen; dan
b. uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test dan wawancara terhadap
Pemegang Saham Pengendali, calon anggota Dewan Komisaris, calon anggota Direksi, dan calon anggota Dewan Pengawas Syariah dalam hal terdapat
penggantian atas calon yang diajukan sebelumnya. Bank yang telah mendapat izin usaha dari Gubernur Bank Indonesia wajib
melakukan kegiatan usaha perbankan selambat-lambatnya 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal izin usaha diterbitkan.
109
Pelaksanaan kegiatan usaha wajib dilaporkan oleh Presiden Direktur atau Direktur Utama Bank kepada Bank
Indonesia selambat-lambatnya 10 sepuluh hari setelah tanggal kegiatan pelaksanaan kegiatan usaha.
110
Apabila setelah jangka waktu yang telah ditentukan bank belum melakukan kegiatan usaha, Gubernur Bank Indonesia
membatalkan izin usaha yang telah diterbitkan.
111
Bank yang telah mendapat izin usaha dari Gubernur Bank Indonesia wajib mencantumkan secara jelas kata
“Syariah” sesudah kata “Bank” atau setelah nama bank pada penulisan namanya.
112
107
Pasal 11 ayat 1 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
108
Pasal 11 ayat 2 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
109
Pasal 12 ayat 1 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
110
Pasal 12 ayat 2 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
111
Pasal 12 ayat 3 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
112
Pasal 13 ayat 1 PBI No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah.
Universitas Sumatera Utara
2. Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah
Bagi bank konvensional yang ingin mengubah kegiatan usahanya menjadi bank berdasarkan prinsip syariah harus memenuhi ketentuan yang terdapat pada
PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Syariah. Perubahan kegiatan usaha konversi bank konvensional
menjadi bank syariah harus dengan izin dari Bank Indonesia dalam bentuk izin perubahan kegiatan usaha.
113
Perubahan kegiatan usaha tersebut dapat dilakukan Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah dan Bank Perkreditan
Rakyat menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
114
Bank konvensional yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah harus :
115
a. menyesuaikan anggaran dasar;
b. memenuhi persyaratan permodalan;
c. menyesuaikan persyaratan Direksi dan Dewan Komisaris;
d. membentuk DPS; dan
e. menyajikan laporan keuangan awal sebagai sebuah bank syariah.
113
Pasal 4 ayat 1 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
114
Pasal 2 ayat 2 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
115
Pasal 6 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
Universitas Sumatera Utara
Bank Umum Konvensional yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi Bank Umum Syariah harus :
a. memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum KPMM paling
kurang sebesar 8 delapan persen yang didasarkan pada hasil penilaian Bank Indobnesia; dan
b. memiliki modal inti paling kurang sebesar Rp. 100.000.000.000,00 seratus
milyar rupiah. Permohonan izin perubahan kegiatan usaha diajukan oleh bank
konvensional disertai dengan :
116
a. visi dan misi perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah;
b. rancangan perubahan anggaran dasar;
c. nama dan data identitas dari calon Pemegang Saham Pengendali, calon
anggota Dewan Komisaris, calon anggota Direksi dan calon anggota DPS; d.
rencana bisnis bank syariah; e.
studi kelayakan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi; dan f.
rencana penyelesaian hak dan kewajiban nasabah. Bank konvensional tersebut juga harus memberikan penjelasan mengenai
keseluruhan rencana perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah melalui presentasi di Bank Indonesia antar lain :
117
a. misi dan visi perubahan kegiatan usaha;
116
Pasal 14 ayat 1 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
117
Pasal 14 ayat 2 dan Penjelasannya PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
Universitas Sumatera Utara
b. hasil studi kelayakan mengenai peluang pasar penghimpunan dan penyaluran
dana; c.
rencana bisnis jangka pendek dan menengah bagi Bank Umum Syariah, dan rencana kerja tahunan bagi BPRS;
d. sistem teknologi informasi;
e. jumlah dan lokasi kantor bank syariah; dan
f. struktur organisasi dan personalia.
Bank konvensional yang telah mendapat izin perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah wajib mencantumkan kata “Syariah” pada penulisan nama
da logo iB pada formulir, warkat, produk, kantor, dan jaringan kantor bank syariah.
118
Bank yang telah mendapat izin perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah paling
lambat 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal izin perubahan kegiatan usaha diberikan.
119
118
Pasal 16 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
119
Pasal 17 ayat 1 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
Apabila dalam jangka waktu 60 enam puluh hari setelah tanggal izin perubahan kegiatan usaha diberikan, bank belum melaksanakan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah maka izin perubahan kegiatan usaha yang telah diberikan akan ditinjau kembali. Dalam hal ini jangka waktu 60 enam puluh
hariyang telah diberikan sebelumnya akan diperpanjang apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat dihindari force majeur atau
pertimbangan lain yang dapat diterima. Perpanjangan jangka waktu tersebut
Universitas Sumatera Utara
paling lama 60 enam puluh hari. Apabila bank syariah hasil perubahan kegiatan usaha tidak dapat memberikan alasan yang relevan maka Bank Indonesia
membatalkan izin perubahan kegiatan usaha yang telah dikeluarkan.
120
Untuk meningkatkan layanan perbankan syariah kepada masyarakat diperlukan jaringan kantor yang semakin luas dan menyebar diseluruh wilayah
tanah air. Dengan jumlah dan jaringan kantor Bank Umum Syariah yang masih relatif terbatas diperlukan kebijakan pengembangan perluasan jaringan kantor
perbankan syariah, antara lain dengan pembukaan Unit Usaha Syariah UUS pada bank umum konvensional.
Bank yang semula memiliki izin usaha sebagai bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan telah memperoleh izin perubahan
kegiatan usaha menjadi bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, dilarang untuk mengubah kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
menjadi kegiatan usaha secara konvensional. 3. Unit Usaha Syariah
121
Pembukaan UUS dapat dilakukan dengan izin Bank Indonesia dalam bentuk izin usaha.
122
Permohonan izin UUS diajukan oleh bank umum konvensional disertai dengan :
123
a. rancangan perubahan anggaran dasar yang paling kurang memuat kegiatan
usaha UUS;
120
Pasal 17 ayat 2 dan Penjelasannya PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
121
Bagian Umum Penjelasan PBI No. 1110PBI2009 tentang Unit Usaha Syariah.
122
Pasal 3 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
123
Pasal 5 ayat 1 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
Universitas Sumatera Utara
b. identitas dan dokumen pendukung direktur yang akan bertanggung jawab
penuh terhadap UUS, calon anggota DPS, dan calon Pejabat Eksekutif; c.
studi kelayakan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi; dan d.
rencana bisnis business plan UUS untuk tahun pertama dan jangka menengah.
Bank umum konvensional juga harus memberikan penjelasan mengenai keseluruhan rencana pembukaan UUS melalui presentasi di Bank Indonesia.
124
Bank umum konvensional yang membuka UUS wajib menyediakan modal kerja sekurang-kurangnya sebesar Rp. 100.000.000.000,00 seratus milyar
rupiahdan harus disisihkan dalam bentuk tunai atau dalam bentuk kas, bukan dalam bentuk tanah, gedung, atau bentuk sejenis lainnya.
125
Bank umum konvensional yang telah mendapat izin usaha UUS wajib melakukan kegiatan usaha paling lambat 60 enam puluh hari terhitung sejak
tanggal izin usaha diberikan
126
dan wajib melaporkan pelaksanaan kegiatannya paling lambat 10 sepuluh hari setelah tanggal pelaksanaan kegiatan usaha.
127
124
Pasal 5 ayat 2 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
125
Pasal 4 dan Penjelasannya PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
126
Pasal 6 ayat 1 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
127
Pasal 6 ayat 2 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
Apabila dalam jangka waktu 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal izin usaha diberikan, bank umum konvensional belum melakukan kegiatan usaha
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan prinsip syariah, maka izin usaha yang telah diberikan menjadi tidak berlaku.
128
Bank umum konvensional yang telah mendapat izin usaha UUS wajib mencantumkan secara jelas kata “Unit Usaha Syariah” setelah nama bank umum
konvensional dan logo iB pada UUS yang bersangkutan.
129
128
Pasal 6 ayat 3 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
129
Pasal 7 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank Syariah.
D. Jenis dan Kegiatan Usaha pada Bank Syariah