Sumber Daya Insani SDI Syariah

maka out put dari SOP itu dianggap tidak layak, sesuatu yang dalam hukum kebiasaan perbankan telah menimbulkan konsekuensi hukum yang cukup berat. 160

3. Sumber Daya Insani SDI Syariah

Tujuan pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk mewujudkan sistem dan tatanan perbankan syariah yang sehat dan istiqomah dalam penerapan prinsip syariah. Untuk mencapai tujuan pengembangan perbankan syariah tersebut, maka kebijakan pengembangan perbankan syariah, salah satunya adalah pengembangan sumber daya manusia Islami. 161 Namun, ketetapan sumber daya insani yang tepat sesuai dengan prinsip syariah, Bank Indonesia tidak mengaturnya lebih jauh. Hanya saja setiap bank syariah diberikan kebebasan untuk menentukan kriteria sumber daya insaninya masing-masing sesuai prinsip syariah. 162 Keberhasilan pengembangan perbankan syariah bukan hanya ditentukan oleh keberhasilan upaya peyebarluasan informasi, penyusunan atau penyempurnaan perangkat ketentuan hukum, atau banyaknya pembukaan jaringan kantor, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya insani para pelaku perbankan syariah, yaitu para bankir, nasabah dan investor masyarakat pengguna jasa dalam memanfaatkan bank syariah sebagai bagian dari sistem yang rahmatan lil ‘alamin. Para bankir, nasabah, maupun investor pengguna jasa hendaknya menggunakan sistem perbankan dengan berlandaskan kepada kompetensi usaha dan perilaku yang penuh integritas. Integritas akan tetap 160 Ibid. 161 http:hendrakholid.net yang diakses pada tanggal 6 Februari 2010. 162 Hasil wawancara dengan Bapak Saryo, S.H. Pengawas Bank Muda Kantor Bank Indonesia Medan pada tanggal 5 Februari 2010. Universitas Sumatera Utara terpelihara apabila para pelaku perbankan syariah menyadari bahwa transaksi yang dilakukan adalah hubungan muamalah sehingga memiliki tanggung jawab dunia dan akhirat. 163 Berkaitan dengan SDI Syariah ini maka dirasakan masih langkanya SDI Syariah yang mampu dan siap untuk memenuhi kebutuhan operasional bank syariah. Ramzi A. Zuhdi, Direktur Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia mengatakan : Adanya pembangunan SDM Islami syariah yang memiliki dimensi dunia dan akhirat sesuai dengan hadist Rasulullah SAW : “Bukanlah sebaik-baiknya kamu orang yang bekerja untuk dunianya saja tanpa akhiratnya, dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk akhiratnya saja dan meninggalkan dunia. Dan sesungguhnya, sebaik-baik kamu adalah orang yang bekerja untuk akhirat dan untuk dunia.” 164 Ahli Ekonomi Syariah DR. Muhammad Syafii Antonio berpendapat : Lemahnya sumber daya manusia perbankan syariah lebih pada dasar mengenai pengertian perbankan syariah. Contohnya, kurangnya kemampuan sumber daya manusia perbankan syariah menguasai tentang produk knowledge syariah. Bahkan mereka juga tidak mempunyai kemampuan, dalam memberikan penilaian mengenai kelebihan antara bank syariah disbanding bank konvensional. Ke depan, agar problem ini tidak berkepanjangan, diharapkan sumber daya insani perbankan syariah perlu memperdalam tentang keuangan syariah dan ragamnya, serta menguasai keterampilan dasar ilmu syariah. Seperti pengetahuan tentang produk syariah, teknik mengkomunikasi market syariah, serta perlu menghayati mengenai service exellent yang berjiwa Islami. 165 Pokok yang terpenting harus dikuasai SDM syariah yaitu kemampuan mereka untuk penguasaan keahlian teknis, seperti perbankan, keuangan, akuntansi, SDM, produk development termasuk syariah. Selain itu, SDM Syariah sesungguhnya harus menguasai fiqih dengan baik, menguasai produk 163 http:hendrakholid.net yang diakses pada tanggal 6 Februari 2010 164 http:kjksmadani.wordspress.com yang diakses pada tanggal 6 Februari 2010. 165 http:kjksmadani.wordspress.com yang diakses pada tanggal 6 Februari 2010. Universitas Sumatera Utara development syariah dan berkemampuan komunikasi saat SDM itu melakukan marketing. Demi kesuksesan dalam operasionalnya, mekanisme pengelolaan perbankan dan keuangan syariah harus memiliki sistem yang komprehensif dalam melakukan penarikan dan alokasi dana yang didapatkan. Memiliki manajemen yang handal, sehingga akan mampu merealisasikan tujuan yang ingin dicapai. Sebaik apapun sistem yang ingin dipakai, namun tidak dilengkapi dengan personal yang mempunyai integritas. Atau tenaga-tenaga yang tidak memahami konteks operasional yang harus dijalankan, maka sistem tersebut akan menuai kegagalan. Dalam hal ini, peran manusia yang menjalankan sistem merupakan faktor krusial yang harus diprioritaskan. 166

4. Dewan Pengawas Syariah DPS