Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah

55

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERBANKAN SYARIAH

A. Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah

Lahirnya bank berdasarkan syariah di Indonesia telah menambah semarak khasanah hukum dan mempertegas visi tentang kehidupan perbankan di Indonesia. Betapa tidak, karena sebagian besar bangsa Indonesia beragama Islam, sehingga kehadiran bank berdasarkan syariah yang notabene dilandasi unsur- unsur syariat Islam tersebut benar-benar seperti “gayung bersambut”. 86 Apalagi karena sistem perbankan konvensional yang mengandalkan pada simpanan atau kredit berdasarkan pada “bunga”, dimana hal tersebut oleh kelompok terentu dalam Islam dipersamakan dengan bunga uang yang dilarang dalam hukum Islam. Atau setidak-tidaknya ada keraguan terhadap halal atau haramnya bunga bank. Dengan demikian, lembaga alternatif berupa bank tanpa bunga yang memang benar-benar berdasarkan hukum syariah tentu disambut dengan hangat oleh masyarakat. 87 Lagi pula, dibanyak negeri lain, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, ternyata bank-bank yang berdasarkan syariat sudah lama berdiri dan sangat berkembang serta sangat bagus prospeknya. 88 Di luar negeri bahkan banyak bank syariat yang umurnya sudah lama. Misalnya sebagai berikut : 89 86 Munir Fuady. Op. cit., hlm. 167. 87 Ibid. 88 Ibid. 89 Ibid., hlm. 168. Universitas Sumatera Utara 1. Bahrain Islamic Bank berdiri tahun 1978 2. Islamic Bank Bangladesh 1986 3. Kuwait Finance House 1987 4. Bank Islam Malaysia Berhad 1987 5. Qatar Islamic Bank 1407 6. Faysal Islamic Bank Sudan 1407 7. Islamic Bank for Western Sudan 1987 8. Sudanese Islamic Bank 1405 9. Belt Ettanwil Saudi B.E.S.T. 1986 10. Al Baraka Turkis Finance House 1989 11. Kuwait Turkis Evkaf Finance House 1989 12. Bank Al Taqwa 1989 13. Nasser Social Bank 1971 14. Dubai Islamic Bank 1975 15. Kuwait Finance House 1977 16. Faisal Islamic Bank, Mesir dan Sudan 1977 17. Jordan Islamic Bank 1978 18. The Islamic Internasional Bank for Investment and Development, Mesir 1980 19. The International Islamic Bank of Dacca Bangladesh 1982 20. Massraf Faysal Al-Islami Bahrain 1982 21. The Islamic Investment Company, Nassau 1977 22. The Islamic Investment Company of the Gulf, Sharjah 1978 Universitas Sumatera Utara 23. The Sharia Investment Service, Genewa 1980 24. The Bahrain Islamic Investment Bank, Manama 1980 25. The Dar Al-Maal Al-Islam Ltd., Genewa 1981 26. Bank Muamalat Indonesia 1992 27. Dan lain-lain Melihat maraknya perkembangan kehidupan bank-bank yang berdasarkan syariah di luar negeri, maka tidak heran lagi bahwa kehadiran bank-bank tersebut di Indonesia sangat menjanjikan. Hanya saja, tentunya perkembangannya di Indonesia juga akan berhadapan dengan sistem hukum di Indonesia yang bukan hukum Islam, khususnya hukum perbankan yang mendasari atas sistem perbankan konvensional dengan memakai prinsip “bunga bank”. Diperlukan terobosan- terobosan yurudis untuk memperlancar beroperasinya bank-bank berdasarkan syariah ini. 90 Industri perbankan yang pertama yang menggunakan sistem syariah di Indonesia adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk yang didirikan pada tanggal 1 Nopember 1991 dan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Mei 1992. Pendirian bank dimaksud, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI, pemerintah Indonesia, serta dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha muslim. 91 Pada saat itu, Undang-Undang Perbankan yang berlaku masih Undang- undang No. 14 Tahun 1967 yang mendefenisikan pendapatan bank sebagai pendapatan bunga. Defenisi ini menghambat pendirian Bank Syariah di Indonesia 90 Ibid. 91 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm. 10-11. Universitas Sumatera Utara karena tidak memberi tempat bagi bank yang mengharamkan bunga. Selanjutnya, pada tanggal 25 Maret 1992, Undang-undang No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok- Pokok Perbankan diganti dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, memberi landasan hukum bagi berdirinya bank bagi hasil istilah bank syariah belum digunakan. Beberapa minggu kemudian dengan keyakinan penuh para pendiri Bank Muamalat, sehingga beroperasi pada tanggal 1 Mei 1992. Apabila merenungkan perjalanan sejarah perbankan di Indonesia, sulit membayangkan Indonesia dapat menjadi ketua Islamic Financial Services Boards tanpa ada momentum bersejarah pada tanggal 1 Mei 1992, yaitu tujuh belas tahun yang lalu 2009-1992 = 17. Demikian pula, tidak pernah terpikirkan keberadaan Dewan Syariah Nasional atau Direktorat Perbankan Syariah pada Bank Indonesia yang tujuh belas tahun yang lalu. Namun demikian, Majelis Ulama Indonesia MUI yang menjadi master-mind di balik tonggak sejarah itu dengan menggelar workshop tentang bunga bank, sehingga menjadi momentum awal dari ide pendirian bank syariah di Indonesia pada tahun 1990. Workshop dimaksud, mempunyai keputusan di antaranya merekomendasikan pendirian bank syariah untuk melayani sebagian warga masyarakat yang meyakini bahwa bunga bank identik dengan riba dan oleh karenanya haram. 92 Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia. Hal dimaksud berarti secara yuridis empiris telah diakui keberadaannya oleh warga masyarakat Islam di Indonesia. Sebelum tahun 92 Ibid., hlm. 13. Universitas Sumatera Utara 1992, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan nonbank yang telah menerapkan konsep bagi hasil mudharabah dalam kegiatan operasionalnya. Hal ini menunjukkan kebutuhan warga masyarakat tentang kehadiran institusi-institusi keaungan yang dapat memberikan jasa keungan yang sesuai dengan ajaran Islam bagi pemeluknya. 93 Untuk mengayomi kebutuhan warga masyarakat Islam dimaksud, pihak pemerintah mengusahakan berdirinya suatu sistem perbankan yang sesuai syariah dalam suatu peraturan perundang-undangan, yaitu Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, secara implisit membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar opersional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1992 tentang Bank.. 94 Prinsip bagi hasil mudharabah dalam peraturan perundang-undangan tersebut menjadi dasar hukum secara yuridis normatif dalam pengoperasian perbankan syariah di Indonesia yang menandai dimulainya era sistem perbankan ganda dual banking system di Indonesia. 95 Selanjutnya Undang-undang No. 10 Tahun 1998 sebagai amandemen dari Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Pada tahun 1999 dikeluarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada bank Indonesia untuk dapat menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. 96 93 Ibid., hlm. 12. 94 Ibid. 95 Ibid. 96 Ibid., hlm. 12-13. Universitas Sumatera Utara Kemudian pada tanggal 16 Juli 2008 diterbitkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang akan memperkuat pengakuan terhadap industri perbankan syariah. Industri perbankan syariah semakin bergairah karena telah memiliki aturan hukum yang kuat, yakni undang-undang yang bersifat khusus.

B. Pengertian Bank Syariah